RUANG : Raudhah 1
NAMA KATIM : Eva Fitria, S.Kep
HARI/TANGGAL/WAKTU : Kamis/07 April 2022/ 08.00 – 14.00 WIB
NAMA PA : Fachryza Oesy, S.Kep, Evi Purnama Sari, S.
Kep, Welmina Dina abaa, S. Kep
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien
yang dirawat pada shift dinasnya.
Nama Perawat : Fachryza Oesy , S.
Kep Ruangan : Raudhah 1
Tanggal : 07 April
2022 Nama Pasien :
1.Ny. A, Usia 49 tahun (1-30-42-67)
2. Tn.M , Usia 40 tahun (1-30-32-32)
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien
yang dirawat pada shift dinasnya.
Nama Perawat : Evi Purnama Sari, S.Kep
Ruangan : Raudhah 1
Tanggal : 07 April
2022 Nama Pasien :
1. Tn.T, usia 44 tahun (1-27-76-83)
2. Tn. B, Usia 39 tahun (1-30-42-69)
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien
yang dirawat pada shift dinasnya.
Nama Perawat : Welmina Dina Abaa, S.Kep
Ruangan : Raudhah 1
Tanggal : 07 April
2022 Nama Pasien :
1. Tn. B, Usia 60 tahun (13-03-56)
2. Tn. M, Usia 57 tahun (1-30-42-68)
O:
- K/U: lemah
- Kesadaran CM
- TD : 105/70 mmHg, HR : 75
x/menit RR: 20 x/menit, T: 36,6oC
- Skala nyeri : 2 NRS
- Pasien tampak meringis
- Mudah lelah
Intervensi : Diagnosa 1:
- Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung
(kelelahan, dipsnea, edema)
- Identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
- Pantau pola, irama, dan frekuensi napas
- Posisikan pasien semi fowler
- Monitor keluhan nyeri dada
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Kolaborasi pemberian medikasi
Implementasi : Diagnosa I:
- Mengidentifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah
jantung (kelelahan, dipsnea, edema)
- Mengidentifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, batuk, kulit pucat)
- Memonitor tekanan darah
- Memantau pola, irama, dan frekuensi napas
- Merubah posisikan pasien semi fowler
- Memonitor keluhan nyeri dada
- Menganjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Melakukan kolaborasi pemberian medikasi (Lansoprazole 30
g/12 jam)
Evaluasi : Diagnosa I:
O:
- K/U lemas
- TD : 110/80 mmHg
- Hr : 80 x/meni
- RR : 19 x/menit
- Mudah lelah
A: penurunan curah jantung
P:
- Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung
(kelelahan, dipsnea, edema)
- Identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
- Pantau pola, irama, dan frekuensi napas
- Posisikan pasien semi fowler
- Monitor keluhan nyeri dada
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Kolaborasi pemberian medikasi lanjutna (arixtra 25 mg/24
jam, antrovastin 80 g/24 jam)
Mengetahui, Banda Aceh, 07 April 2022
Kepala Ruang Ketua tim
O:
- K/U lemah
- Bedres total
- Kesadaran CM
- TD : 110/88 mmHg
- HR :79 x/menit
- RR : 18 x/menit
- GDS : 140 mg.dl
- SPO2 99 %
Intervensi : Diagnosa 1:
- Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung
(kelelahan, dipsnea, edema)
- Identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
- Pantau pola, irama, dan frekuensi napas
- Posisikan pasien semi fowler
- Monitor keluhan nyeri dada
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Kolaborasi pemberian medikasi
Implementasi : Diagnosa I:
- Mengidentifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah
jantung (kelelahan, dipsnea, edema)
- Mengidentifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, batuk, kulit pucat)
- Memonitor tekanan darah
- Memantau pola, irama, dan frekuensi napas
- Merubah posisikan pasien semi fowler
- Memonitor keluhan nyeri dada
- Menganjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Melakukan kolaborasi pemberian medikasi (Lansoprazole 30
g/12 jam)
Evaluasi : Diagnosa I:
S: “ Pasien mengatakan rasa perih dibagian dada masih
dirasakan”
O:
- K/U lemah
- Bedres total
- Kesadaran CM
- TD : 108/88 mmHg
- HR :82 x/menit
- RR : 20 x/menit
- GDS : 140 mg.dl
- SPO2 99 %
A : Penuruna Curah Jantung
P:
- Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung
(kelelahan, dipsnea, edema)
- Identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
- Pantau pola, irama, dan frekuensi napas
- Posisikan pasien semi fowler
- Monitor keluhan nyeri dada
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Kolaborasi pemberian medikasi
Mengetahui, Banda Aceh, 07 April 2022
Kepala Ruang Ketua tim
O:
- K/U lemah
- Kesadaran CM
- Nadi perifer teraba lemah
- TD : 89/60 mmHg
- RR :20 x/menit
- HR :89 x/menit
Intervensi : Diagnosa 1:
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
(dispnea, kelelahan, edema,ortopnea,dyspneu0
- Identfikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, Hepatomegali, Distensi vena
jugularis)
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor TTV
- Posisikan pasien semi fowler dengan kaki kebawah
- Berikan diet jantung yang sesuai dengan membatasi asupan
kafein, natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak
- Anjurkan untuk membatasi aktifitas fisik sesuai toleransi
Implementasi : Diagnosa I:
- Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
(dispnea, kelelahan, edema,ortopnea,dyspneu0
- Mengidentfikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, Hepatomegali, Distensi vena
jugularis)
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor TTV
- Posisikan pasien semi fowler dengan kaki kebawah
- Berikan diet jantung yang sesuai dengan membatasi asupan
kafein, natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak
- Menganjurkan untuk membatasi aktifitas fisik sesuai
toleransi
Evaluasi : Diagnosa I:
S:” Saya merasa lemas, batuk sesekali berdahak dan nyeri sudah
tidak saya rasakan lagi”
O:
- K/U lemah
- Kesadaran CM
- Nadi perifer teraba lemah
- TD : 90/60 mmHg
- RR :20 x/menit
- HR :80 x/menit
O:
- K/U sedang
- Kesadaran CM
- TD : 121/65 mmHg
- RR :20 x/menit
- HR :62x/menit
- P : Nyeri
- Q :Nyeri tumpul
- R ; Diabdomen kiri
- S : 2 NRS
- T : Hilang timbul selama 3 menit
Intervensi : Diagnosa 1:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Monitor kembali TTV
- Ajarkan teknik non farmakologi
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Implementasi : Diagnosa I:
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Monitor kembali TTV
- Mengajarkan teknik non farmakologi
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Evaluasi : Diagnosa I:
S: “ Nyeri dibagian perut, mual tapi tidak muntah dan pusing
dikepala”
O:
- K/U sedang
- Kesadaran CM
- TD : 118/75 mmHg
- RR :20 x/menit
- HR :69x/menit
- P : Nyeri
- Q :Nyeri tumpul
- R : Diabdomen kiri
- S : 2 NRS
- T : Hilang timbul selama 3 menit
A:
P:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Monitor kembali TTV
- Ajarkan teknik non farmakologi
- Fasilitasi istirahat dan tidur
O:
- K/U baik
- TD : 135/97 mmHg
- HR : 97 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Skala nyeri : 0 NRS
Intervensi : Diagnosa 1:
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
(dispnea, kelelahan, edema,ortopnea,dyspneu0
- Identfikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, Hepatomegali, Distensi vena
jugularis)
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor TTV
- Posisikan pasien semi fowler dengan kaki kebawah
- Berikan diet jantung yang sesuai dengan membatasi asupan
kafein, natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak
- Anjurkan untuk membatasi aktifitas fisik sesuai toleransi
Implementasi : Diagnosa I:
- Mengidentifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
(dispnea, kelelahan, edema,ortopnea,dyspneu0
- Mengidentifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, Hepatomegali, Distensi vena
jugularis)
- Memonitor keluhan nyeri dada
- Memonitor TTV
- Memposisikan pasien semi fowler dengan kaki kebawah
- Memberikan diet jantung yang sesuai dengan membatasi
asupan kafein, natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak
- Menganjurkan untuk membatasi aktifitas fisik sesuai
toleransi
Evaluasi : Diagnosa I:
S: “ Pasien mengatakan sesak dan nyeri dada sudah berkurang “
O:
- K/U baik
- TD : 130/97 mmHg
- HR : 95 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Skala nyeri : 0 NRS
-
A: Penurunan Curah jantung
P:
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
(dispnea, kelelahan, edema,ortopnea,dyspneu0
- Identfikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, Hepatomegali, Distensi vena
jugularis)
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor TTV
- Posisikan pasien semi fowler dengan kaki kebawah
- Berikan diet jantung yang sesuai dengan membatasi asupan
kafein, natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak
- Anjurkan untuk membatasi aktifitas fisik sesuai toleransi
Mengetahui, Banda Aceh, 07 April 2022
Kepala Ruang Ketua tim
O:
- K/U sedang
- Kesadaran CM
- TD : 128/75 mmHg
- HR : 60 x/menit
- RR : 20x/menit
Intervensi : Diagnosa 1:
Evaluasi : Diagnosa I:
O:
- K/U sedang
- Kesadaran CM
- TD : 130/75 mmHg
- HR : 60 x/menit
- RR : 20x/menit
A: Penurunan Curah Jantung
P:
- Identifikasi tanda dan gejala penurunan curah jantung
(dispnea, kelelahan, edema,ortopnea,dyspneu0
- Identfikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah
jantung (peningkatan BB, Hepatomegali, Distensi vena
jugularis)
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor TTV
- Posisikan pasien semi fowler dengan kaki kebawah
- Berikan diet jantung yang sesuai dengan membatasi asupan
kafein, natrium, kolesterol dan makanan tinggi lemak
- Anjurkan untuk membatasi aktifitas fisik sesuai toleransi
Mengetahui, Banda Aceh, 07 April 2022
Kepala Ruang Ketua tim