Q IGDBED OE^EKEJ
LGSGQEREYED WYEOE MLYGQML DGHDEYW^ SEIE SE^MGD
AAKQ
IGDBED JMSGQAMKMQWAMD IM QWEDB SGQM^YM Q^WI IQ.
^HGIMQOED LGAWOGD
1
IE@YEQ M^M
JEKEOED FWIWK............................................................................5
IE@YEQ M^M..................................................................................1
AEA M KESHQED SGDIEJWKWED...............................................>
E. Ig`idis.............................................................................................................. >
A. Gtihkhbi.........................................................................................................>
N. Setjweys.........................................................................................................9
I. Oedi`gstesi lkidis............................................................................................2
G. Sgogrilseed Sgdudjedb................................................................................8
AEA MM YMDFEWED LE^W^......................................................57
AEA MMM SGOAEJE^ED..............................................................>5
IE@YEQ SW^YELE........................................................................>>
2
AEA 5
KESHQED SGDIEJWKWED
YMDFEWED OGIM^
E. IG@MDM^M
Ikterik neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
adanya pewarnaan kuning pada kulit dan sclera akibat akumulasi bilirubin indirek
yang berlebih (Xiaong dkk, 2011). Ikterik neonatus adalah keadaan dimana
bilirubin terbentuk lebih cepat daripada kemampuan hati bayi yang baru lahir
(neonatus) untuk dapat memecahnya dan mengeluarkannya dari tubuh, Ikterik
adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau
organ lain akibat penumpukan bilirubin (Marmi, 2015).
Ikterik neonatus adalah kulit dan membran mukosa neonatus
menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke
dalam sirkulasi (SDKI, 2016). Ikterik neonatus atau penyakit kuning adaalah
kondisi umum pada neonatus yang mengacu pada warna kuning pada kulit dan
sklera yang disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam darah (Mendri, 2017).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ikterik neonatorum
adalah keadaan klinik yang dialami oleh bayi/ neonatus akibat adanya
A. GYMHKHBM
Menurut SDKI (2016) penyebab dari ikterik neonatus diantaranya:
1. Penurunan berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir yang
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ektra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
3
N. SEYH@M^MHKHBM IED SEYJRE]^ LGSGQEREYED
1. Patofisiologi
yang sering ditemukan ialah meningkatnya beban berlebih pada sel hepar, yang
mana sering ditemukan bahwa sel hepar tersebut belum berfungsi sempurna. Hal
ini dapat ditemukan apabila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit,
polisitemia, pendeknya umur eritrosit pada janin atau bayi, meningkatnya
bilirubin dari sumber lain dan atau terdapatnya peningkatan sirkulasi
enterohepatik (Manggiasih & Jaya, 2016). Bilirubin di produksi sebagian besr
(70-80%) dari eritrosit yang telah rusak. Kemudian bilirubin indirek (tak
terkonjugasi) dibawa ke hepar dengan cara berikatan dengan albumin. Bilirubin
direk (terkonjugasi) kemudian diekskresikan melalui traktus gastrointestinal. Bayi
memiliki usus yang belum sempurna, karena belum terdapat bakteri pemecah,
sehingga pemecahan bilirubin tidak berhasil dan menjadi bilirubin indirek yang
kemudian ikut masuk dalam aliran darah, sehinggabilirubin terus bersirkulasi
(Manggiasih & Jaya, 2016).
Ikterus neonatorum pada bayi premature disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah yang berlebihan, hati dan gastrointestinal yang belum matang.
Peningkatan bilirubin yang dialami oleh bayi premature disebabkan karena belum
matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit. Saat lahir hati bayi belum
cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin,
bilirubin ini yang menyebabkan kuning pada bayi dan apabila jumlah bilirubin
4
semakin menumpuk ditubuh. Pada bayi premature kadar bilirubin meningkat lebih
awal, kemudian mencapai puncak (5-7 hari) dan tetap meningkat lebih lama.
Selain itu keterlambatan dalam memberikan makanan enteral dalam pengelolaan
klinis bayi baru lahir premature yang sakit dapat membatasi motalitas usus dan
kolonisasi bakteri yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi bilirubin
enterohepatik lebih lanjut (Ratuain et al, 2015).
Kekhawatiran tentang terjadinya peningkatan bilirubin tak
terkonjugasi pada neonatus premature adalah terjadinya kern icterus. Kern icterus
adalah kerusakan atau kelainan otak akibat perlengketan dan penumpukan
bilirubin indirek pada otak, terutama pada korpus striatum, thalamus, nucleus
subtalamus hipokempus, nucleus merah didasar ventrikel IV, dan dapat
menyebabkan kematian pada neonatus (Ridha, 2017).
5
2. Pathway
Bayi baru lahir
Hiperbilirubinemia
6
D. OADI@G^YA^I KKIDI^
Bayi baru lahir dikatakan mengalami hiperbilirubinemia apabila bayi
baru lahir tersebut tampak berwarna kuning dengan kadar serum bilirubin 5mg/dL
indirek pada kulit sehingga menimbulkan warna kuning atau jingga. Pada
pada sklera, kuku, atau kulit dan membrane mukosa. Jaundice yang muncul pada
24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis,
atau ibu dengan diabetik atau infeksi. Jaundice yang tampak pada hari kedua atau
hari ketiga, dan mencapai puncak pada hari ketiga sampai hari keempat dan
menurun pada hari kelima sampai hari ketujuh yang biasanya merupakan jaundice
kulit yang cenderung tampak kuning terang atau orange. Pada ikterus tipe
obstruksi (bilirubin direk) akan menyebabkan kulit pada bayi baru lahir tampak
berwarna kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada
ikterus yang berat. Selain itu manifestasi klinis pada bayi baru lahir dengan
7
a. Sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain tampak kuning akibat penumpukan
bilirubin.
d. Konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 12,5
f. Ikterik yang disertai berat badan lahir kurang dari 2000 gram, masa gestasi
E. SGOGRIK^AAD SGDWDFADB
1) Pemeriksaan bilirubin serum
Pada bayi cukup bulan, kadar bilirubin mencapai puncak kira-kira 6 mg/dL,
antara lima dan tujuh hari kehidupan. Apabila nilainya diatas 14 mg/dL maka
2010).
2) Ultrasonograf (USG)
8
3) Radioscope Scan
Fokus Pengkajian
Pengkajian pada bayi BBLR dengan hiperbilirubin meliputi:
1. Identitas
Pasien dan penanggungjawab pasien.
2. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan keluarga.
b. Riwayat Natal
Setelah lahir bayi dengan nilai APGAR pada 1-5 menit, 0-3
menunjukkan kegawatan yang parah, 4-6 kegawatan sedang, dan 7-10
normal, jika ada nilai APGAR yang rendah dapat memungkinkan
terjadinya hipoksia serta asidosis yang dapat menghambat konjugasi
bilirubin .
4. Status gizi
a. Pemberian ASI
Pertama kali disusui ASI
9
Jumlah pemberian
b. Pemberian susu formula
Alasan pemberian susu formula
Jumlah pemberian
Cara pemberian
5. Pemeriksaan fisik
a. Antropometri meliputi pemeriksaan berat badan, panjang badan,
lingkar kepala,dan lingkar dada. Untuk BBLR panjang badan kurang
dari 45 cm, berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar dada kurang
dari 30 cm, lingkar lengan atas kurang dari 9 cm, lingkar kepala fronto
occipitalis kurang dari 12 cm, lingkar kepala sub metobregmatika
kurang dari 9,5 cm (Maryunani, 2013).
informasi
B. IDYGRPGD^I KGPGRARAYAD
Diagnosa Keperawatan Yujuan ian Kriteria Jasil Intervensi
Do.
(^DKI) (^KKI) (^IKI)
1. Ikterik neonatus (D.0024) b.d Setelah dilakukan tindakan Fototerapi Neonatus (I.03091)
usia kurang dari 7 hari keperawatan 2x24 jam Observasi
diharapkan adaptasi neonatus • Monitor ikterik pada sklera
(L.10098) membaik dengan dan kulit bayi
kriteria hasil : • Identifikasi kebutuhan cairan
• Kuning menurun sesuai dengan usia gestasi
10
• Kulit kuning menurun dan berat badan
a. Kolaborasi pemeriksaan
darah vena bilirubin direk
dan indirek
11
menurun membuat ansietas
• Verbalisasi khawatir • Dengarkan dengan penuh
akibat kondisi yang perhatian
dihadapi menurun • Diskusikan perencanaan
• Perilaku gelisah menurun realistis tentang peristiwa
• Perasaan yang akan datang
keberdayaan Edukasi :
12
(L.12111) meningkat kemampuan menerima
dengan kriteria hasil : informasi
• Perilaku sesuai • Identifikasi faktor-faktor
anjuran meningkat yang dapat meningkatkan
• Verbalisasi minat dan menurunkan motivasi
belajat meningkat perilaku hidup sehat
• Kemampuan menjelaskan Terapeutik :
tentang ikterik neonatus • Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan.
• Perilaku sesuai dengan • Jadwalkan pendidikan
pengetahuan meningkat kesehatan sesuai kesepakatan
• Pertanyaan tentang • Berikan kesempatan
masalah yang dihadapi bertanya
menurun Edukasi :
•
BAB III
TINJAUAN KASUS
13
PGNBKAFIAN NGoNATWS
A. IDGNTITAS NGoNATWS
Nama Bayi : By Ny R
Tanggal Lahir : 27-03-2021 Jam : 05.05 WIB
Jenis : Laki — Laki / Perempuan
Umur : 5 hari
Berat Badan : 2065gr
Ruang : Peristi
Kelahiran : tunggal/kembar, hidup/mati
Tanggal MRS : 27-03-2021 Jam : 05.05WIB
Tanggal Pengkajian : 01-04-2021 Jam: 08.00 WIB
Diagnosa medis : BBL P.spontan
A. IDGNTITAS oRANB TWA
Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn M
Umur Ibu : 26 th Umur Ayah : 30 th
Pekerjaan Ibu : IRT Pekerjaan Ayah:Buruh
Pendidikan Ibu : SMP Pendidikan Ayah: SMA
Agama : Islam
Alamat : Depokrejo 4/3 Kebumen
Dikirim Oleh : VK IGD
14
2. Riwayat Persalinan
Bayi lahir secara spontan/ normal pervaginam pada Sabtu 27 Maret 2021
pada umur kehamilan 33+3 minggu dengan berat badan 2065 gram dan
panjang 45 cm.
D. RIRA]AT KGPGRARATAN
5. Qiweyet Lgpgreweted ^gleredb :
a. Keluhan utama :
BBLR, kuning
a. Riwayat penyakit Sekarang :
Saat dikaji berat badan bayi 1980 gr, kulit dan sklera menguning,
akral dingin, minum 15 cc/ 3 jam.
15
Keterangan:
: perempuan
: laki-laki
: garis keturunan
: garis serumah
: pasien
7. Pengkajian fisik
a. Tanda — Tanda Vital :
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 36,4°C
Pernafasan : 38 x/menit
CRT :< 2 detik
16
b. Pemeriksaan Fisik
Tonus / aktivitas
a. Aktif () Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis Keras () Lemah ( ) Melengking ( )
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak () Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol (
) Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat ()Terpisah ( ) Menjauh (
) Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris () Asimetris ( )
d. Molding () Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )
Mata
Bersih () Sekresi ( )
Jarak interkanus : normal, Sklera : ikterik
THT
a. Telinga : Normal () Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris () Asimetris ( )
Wajah
a. Bibir sumbing (-)
b. Sumbing langit-langit / palatum (-)
Abdomen
a. Lunak () Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
b. Lingkar perut 25 cm
17
c. Liver : teraba () kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm ( )
Toraks
a. Simetris () Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal () Abnormal ( )
Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama () Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih (): ronchi ( ) sekresi (
): wheezing ( ) vesikuler ()
c. Respirasi : spontan () Tidak spontan ( )
Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) Nasal kanul: ( ) O2 /
incubator
Konsentrasi O2 : -
Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR)
() Frekuensi :
b. Murmur (-) Lokasi
c. Waktu pengisian kapiler : <2 detik
d. Denyut nadi : 120 x/menit
Ekstremitas
Gerakan bebas () ROM terbatas ( )
Tidak terkaji ( ) Ekstremita atas
Normal () Abnormal ( )
Sebutkan :
Ekstremitas bawah Normal () Abnormal ( )
Sebutkan :
Panggul Normal () Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )
Umbilikus
Normal () Abnormal ( )
18
Inflamasi ( ) Drainase ( )
Genital
Perempuan normal ( ) Laki-laki normal (
) Abnormal ( )
Sebutkan :
Kulit
Warna Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice
() Sianosis pada Kuku ( - ) Sirkumoral
( )
Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Penmgaturan suhu ( )
Inkubator () Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )
b. Suhu kulit : 36,4oC
Nilai Apgar
1 menit 5 menit 10 menit
Frekuensi Jantung 1 1 2
19
Usaha bernafas 1 1 1
Tonus otot 0 1 1
Iritabilitas reflek 1 1 1
Warna kulit 1 1 1
Jumlah 4 5 6
G. PGOGRML^AAN PGNWNFANB :
Pemeriksaan laboratorium, tanggal : 27 Maret 2021
KIMIA KLINIK
Bill total 20.3 < 12.0 Mg/dl
Bill direct 0.4 0 — 0.2 Mg/dl
Bill indirect 19.90 0.2 - 0.8 Mg/dl
DIABETES
20
Glukosa Darah Sewaktu 62 30-90 Mg/dl
F. TERAPI:
Terapi Dosis Indikasi
Vit K 1 mg Untuk mencegah perdarahan, membantu proses
pembekuan darah
Ampicilin 125 mgUntuk mengatasi infeksi 12 mgUntuk mengatasi infeksi
Gentamicin D51/4 Ns
8cc/jamUntuk memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga kadar
ANALI^A DATA
Tanggal/Jam : Kamis , 01/04/ 2021 / 08.00 WIB
21
BBS : 1980 gr belum berfungsi
- Minum 15 cc/ 3 maksimal
jam
- KulittampakBilirubun tidak jaundiceterkonjugasi dengan
Ikterik neonatus
-
Ds : BBL Defisit Kurang terpapar
pengetahuan
- Keluarga informasi
menanyakan Ikterik neonatus (D.0111)
kondisi anaknya.
Do : Kurang informasi
-Keluarga tampak
cemas
Persepsi yang salah
-Keluarga tampak
menanyakanDefisit pengetahuan kondisi anaknya
INTERPEN^I
Tanggal/Jam : Kamis, 01 APRIL 2021 / 09.00 WIB
22
1 Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus
intervensi selama 2x24 (I.03091) 1. Memantau keadaan/ batas
jam diharapkan adaptasi 1. Monitor ikterik pada ikterik bayi
fototherapi fototherapi
5. Siapkan lampu 6. Memaksimalkan
fototherapi dan pelaksanaan fototherapi
inkubator 7. Mencegah radiasi pada mata
6. Lepaskan baju bayi karena proses fototherapi
kecuali popok 8. Mencegah kerusakan
7. Berikan penutup mata jaringan kulit
8. Ukur jarak antara 9. Memberikan efek maksimal
lampu dan permukaan fototherapi
jam sekali
23
2 Setelah dilakukan Edukasi kesehatan (I.
tindakan keperawatan 14539) 1. Memantau kesiapan
selama 1 x 45 menit - Identifikasi kesiapan keluarga menerima
IMPLEMENTA^I
Tanggal/Jam : Kamis, 01 April 2021 / 08.00 WIB
NH DZ IMPLEMENTA^I TTD
24
1,2 fury
08.30 - Memberikan diit 20 cc / oral
09.00 - Mengganti popok bayi
1,2 Fury
08.30 -Memberikan diit 20 cc/ oral
09.00-Memberikan edukasi kondisi bayi bayi pada
keluarga
Ds :
-Keluarga mengatakan mengerti tentang kondisi bayi
Do :
25
Reflek hisap kuat
Keluarga tampak senang
1 Fury
NH DZ IMPLEMENTA^I TTD
1 Fury
11.30 Ds :
Do :
-Ku compos mentis, nangis (+) kuat
-S : 36.5˚c N: 124 x/mnt Rr : 39 x/mnt
-Akral hangat
26
-Minum 20 cc masuk, gumoh (-)
1 Fury
14.00 -Memantau keadaan bayi
WIB Ds :
-
Do :
Ku cukup, compos mentis
Kuning/ ikterik pada kulit berkurang
EPALWA^I
NH DZ JARI/TANBBAL/FA EPALWA^I
M
1 Kamis, 1 April 2021 S:-
O:
Keadaan umum cukup
BBS : 1980 gr
PB : 45 cm
Fototerapi (+)
Nutrisi melalui oral 20 cc/3jam
27
RR : 38 x/menit
Nadi : 120 x/menit
-Suhu:36,50C
Sklera ikterik (+)
Kulit masih tampak jaundice
A : Masalah keperawatan ikterik neonatus belum teratas
P : lanjutkan intervensi
2 Kamis, 1 April 2021 S : - keluarga mengatakan mengerti kondisi bayinya O :
-Pertanyaan tentang masalah yang di hadapi
menurun.
Keluarga kooperatif
Pelaksanaan fototherapi (+)
A : Masalah keperawatan defisit pengetahuan teratasi
P:
Pertahankan intervensi
NH DZ JARI/TANBBAL/FA EPALWA^I
M
28
A : Masalah keperawatan ikterik neonatus teratasi
P : Hentikan intervensi
AEA III
SEOAEJE^ED
mengalami masalah ikterik neonates karena usia bayi yang belum mencapai 7
29
hari. Setelah melakukan pengkajian penulis kemudian melakukan analisa data
untuk merumuskan diagnosa dan intervensi untuk kemudian melakukan
implementasi dan membuat catatan evaluasi sesuai dengan kondisi pasien.
3
DE@TEQ SW^TELE
3
3