Anda di halaman 1dari 32

E^WJED LGSGQEREYED SEIE A]. D].

Q IGDBED OE^EKEJ
LGSGQEREYED WYEOE MLYGQML DGHDEYW^ SEIE SE^MGD
AAKQ
IGDBED JMSGQAMKMQWAMD IM QWEDB SGQM^YM Q^WI IQ.
^HGIMQOED LGAWOGD

Iisusud Hkgj Lgkhophl 1


1. Aprivia Wibawanti (A22020165)

2. Arif Muhorobin (A22020167)

3. Desti Maryani (A22020170)

4. Endang Rini Astuti (A22020174)

5. Etih Yulita Suberti (A22020175)

6. Furry Hermintarsih (A22020177)

7. Heni Ohtarini (A22020180)

8. Heri Budianto (A22020181)

9. Marti Tusiana A. (A22020188)

10. Nur Azizah (A22020193)

11. Puji Lestari (A22020204)

12. Risma Riawardani (A22020209)

13. Susi Trianingsih (A22020226)

SQHIM LGSGQEREYED SQHBQEO ^EQFEDE QGBWKGQ A56


^GLHKEJ YMDBBM MKOW LG^GJEYED OWJEOOEIM]EJ
BHOAHDB
1315

1
IE@YEQ M^M

JEKEOED FWIWK............................................................................5

IE@YEQ M^M..................................................................................1
AEA M KESHQED SGDIEJWKWED...............................................>

E. Ig`idis.............................................................................................................. >
A. Gtihkhbi.........................................................................................................>
N. Setjweys.........................................................................................................9
I. Oedi`gstesi lkidis............................................................................................2
G. Sgogrilseed Sgdudjedb................................................................................8
AEA MM YMDFEWED LE^W^......................................................57
AEA MMM SGOAEJE^ED..............................................................>5
IE@YEQ SW^YELE........................................................................>>

2
AEA 5
KESHQED SGDIEJWKWED

YMDFEWED OGIM^
E. IG@MDM^M

Ikterik neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
adanya pewarnaan kuning pada kulit dan sclera akibat akumulasi bilirubin indirek
yang berlebih (Xiaong dkk, 2011). Ikterik neonatus adalah keadaan dimana
bilirubin terbentuk lebih cepat daripada kemampuan hati bayi yang baru lahir
(neonatus) untuk dapat memecahnya dan mengeluarkannya dari tubuh, Ikterik

adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau
organ lain akibat penumpukan bilirubin (Marmi, 2015).
Ikterik neonatus adalah kulit dan membran mukosa neonatus
menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke
dalam sirkulasi (SDKI, 2016). Ikterik neonatus atau penyakit kuning adaalah
kondisi umum pada neonatus yang mengacu pada warna kuning pada kulit dan
sklera yang disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam darah (Mendri, 2017).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ikterik neonatorum
adalah keadaan klinik yang dialami oleh bayi/ neonatus akibat adanya

peningkatan kadar bilirubin.

A. GYMHKHBM
Menurut SDKI (2016) penyebab dari ikterik neonatus diantaranya:
1. Penurunan berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir yang
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ektra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari

5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)

3
N. SEYH@M^MHKHBM IED SEYJRE]^ LGSGQEREYED
1. Patofisiologi

Bilirubin diproduksi dalam system retikuloendotelial sebagai produk


akhir dari katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi oksidasi redduksi.
Karena sifat hidrofobiknya, bilirubin tidak terkonjugasi diangkat dalam plasma,
terikat erat pada albulin. Ketika mencapai hati, bilirubin diangkat ke dalam
hepatosit, terikat dengan ligandin. Setelah dieksresikan ke dalam usus melalui
empedu, bilirubin direduksi menjadi tetrapirol tak berwarna oleh mikroba di usus
besr. Bilirubin tak terkonjuga ini dapat diserap kembali ke dalam sirkulasi,
sehingga meningkatkan bilirubin plasma total (Mathindas, dkk, 2013).
Bilirubin mengalami peningkatan pada beberapa keadaan, Kondisi

yang sering ditemukan ialah meningkatnya beban berlebih pada sel hepar, yang
mana sering ditemukan bahwa sel hepar tersebut belum berfungsi sempurna. Hal
ini dapat ditemukan apabila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit,
polisitemia, pendeknya umur eritrosit pada janin atau bayi, meningkatnya
bilirubin dari sumber lain dan atau terdapatnya peningkatan sirkulasi
enterohepatik (Manggiasih & Jaya, 2016). Bilirubin di produksi sebagian besr
(70-80%) dari eritrosit yang telah rusak. Kemudian bilirubin indirek (tak
terkonjugasi) dibawa ke hepar dengan cara berikatan dengan albumin. Bilirubin
direk (terkonjugasi) kemudian diekskresikan melalui traktus gastrointestinal. Bayi

memiliki usus yang belum sempurna, karena belum terdapat bakteri pemecah,
sehingga pemecahan bilirubin tidak berhasil dan menjadi bilirubin indirek yang
kemudian ikut masuk dalam aliran darah, sehinggabilirubin terus bersirkulasi
(Manggiasih & Jaya, 2016).
Ikterus neonatorum pada bayi premature disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah yang berlebihan, hati dan gastrointestinal yang belum matang.
Peningkatan bilirubin yang dialami oleh bayi premature disebabkan karena belum
matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit. Saat lahir hati bayi belum
cukup baik untuk melakukan tugasnya. Sisa pemecahan eritrosit disebut bilirubin,

bilirubin ini yang menyebabkan kuning pada bayi dan apabila jumlah bilirubin

4
semakin menumpuk ditubuh. Pada bayi premature kadar bilirubin meningkat lebih
awal, kemudian mencapai puncak (5-7 hari) dan tetap meningkat lebih lama.
Selain itu keterlambatan dalam memberikan makanan enteral dalam pengelolaan

klinis bayi baru lahir premature yang sakit dapat membatasi motalitas usus dan
kolonisasi bakteri yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi bilirubin
enterohepatik lebih lanjut (Ratuain et al, 2015).
Kekhawatiran tentang terjadinya peningkatan bilirubin tak
terkonjugasi pada neonatus premature adalah terjadinya kern icterus. Kern icterus
adalah kerusakan atau kelainan otak akibat perlengketan dan penumpukan
bilirubin indirek pada otak, terutama pada korpus striatum, thalamus, nucleus
subtalamus hipokempus, nucleus merah didasar ventrikel IV, dan dapat
menyebabkan kematian pada neonatus (Ridha, 2017).

5
2. Pathway
Bayi baru lahir

• Pembentukkan bilirubin bertambah

• Jumlah bilirubin yang diangkut ke hati berkurang

• Konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk menjadi rendah

Bilirubin indirek meningkat

Hiperbilirubinemia

Dalam jaringan ekstravaskuler Otak


(kulit, konjungtiva, mukosa dan
Alat tubuh lain) Kern Ikterus

Icterus neonatus Resiko injuri internal

Ansietas Fototherapi kurang informasi ke orangtua


orangtua/ keluarga
Persepsi yang salah

Resiko gangguan integritas


Kulit Defisit pengetahuan
orang tua/ keluarga

6
D. OADI@G^YA^I KKIDI^
Bayi baru lahir dikatakan mengalami hiperbilirubinemia apabila bayi

baru lahir tersebut tampak berwarna kuning dengan kadar serum bilirubin 5mg/dL

atau lebih (Mansjoer, 2013). Hiperbilirubinemia merupakan penimbunan bilirubin

indirek pada kulit sehingga menimbulkan warna kuning atau jingga. Pada

hiperbilirubinemia direk bisanya dapat menimbulkan warna kuning kehijauan atau

kuning kotor (Ngatisyah, 2012).

Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir dapat menyebabkan ikterus

pada sklera, kuku, atau kulit dan membrane mukosa. Jaundice yang muncul pada

24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis,

atau ibu dengan diabetik atau infeksi. Jaundice yang tampak pada hari kedua atau

hari ketiga, dan mencapai puncak pada hari ketiga sampai hari keempat dan

menurun pada hari kelima sampai hari ketujuh yang biasanya merupakan jaundice

fisiologis (Suriadi dan Yuliani 2010).

Ikterus diakibatkan oleh pengendapan bilirubin indirek pada pada

kulit yang cenderung tampak kuning terang atau orange. Pada ikterus tipe

obstruksi (bilirubin direk) akan menyebabkan kulit pada bayi baru lahir tampak

berwarna kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada

ikterus yang berat. Selain itu manifestasi klinis pada bayi baru lahir dengan

hiperbilirubinemia atau ikterus yaitu muntah, anoreksia, fatigue, warna urine

gelap, serta warna tinja pucat (Suriadi dan Yuliani 2010).

Menurut Ridha (2014) bayi baru lahir dikatakan mengalami

hiperbilirubinemia apabila tampak tanda-tanda sebagai berikut :

7
a. Sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain tampak kuning akibat penumpukan

bilirubin.

b. Terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.

c. Peningkatan konsentasi bilirubin 5mg/dL atau lebih setelah 24 jam.

d. Konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 12,5

mg/dL pada neonatus kurang bulan.

e. Ikterik yang disertai proses hemolisis.

f. Ikterik yang disertai berat badan lahir kurang dari 2000 gram, masa gestasi

kurang dari 36 minggu, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi trauma

lahir kepala, hipoglikemia, hiperkarbia.

E. SGOGRIK^AAD SGDWDFADB
1) Pemeriksaan bilirubin serum

Pada bayi cukup bulan, kadar bilirubin mencapai puncak kira-kira 6 mg/dL,

antara 2 dan 4 hari kehidupan. Apabila nilainya diatas 10 mmg/dL maka

dikatakan hiperbilirubinemia non fisiologis atau patologis. Pada bayi dengan

kurang bulan, kadar bilirubin mencapai puncaknya pada nilai 10 — 12 mg/dL,

antara lima dan tujuh hari kehidupan. Apabila nilainya diatas 14 mg/dL maka

dikatakan hiperbilirubinemia non fisiologis atau patologis (Suriadi & Yulliani,

2010).

2) Ultrasonograf (USG)

Pemeriksaan USG digunakan untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong

empedu (Suriadi & Yulliani, 2010).

8
3) Radioscope Scan

Pemeriksaan radioscope scan dapat digunakan untuk membantu membedakan

hepatitis atau atresia biliary (Suriadi & Yulliani, 2010).

Fokus Pengkajian
Pengkajian pada bayi BBLR dengan hiperbilirubin meliputi:
1. Identitas
Pasien dan penanggungjawab pasien.
2. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan keluarga.

b. ANC yang kurang baik.


c. Kelahiran premature.
d. APGAR skor rendah.
3. Riwayat persalinan
a. Prenatal
Komplikasi kehamilan (ibu menderita Toksemia gravidarum,
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut,
Diabetes Mellitus). Riwayat penggunaan obat selama ibu hamil seperti
penggunaan narkotika.

b. Riwayat Natal
Setelah lahir bayi dengan nilai APGAR pada 1-5 menit, 0-3
menunjukkan kegawatan yang parah, 4-6 kegawatan sedang, dan 7-10
normal, jika ada nilai APGAR yang rendah dapat memungkinkan
terjadinya hipoksia serta asidosis yang dapat menghambat konjugasi
bilirubin .
4. Status gizi
a. Pemberian ASI
Pertama kali disusui ASI

Cara pemberian, dan

9
Jumlah pemberian
b. Pemberian susu formula
Alasan pemberian susu formula

Jumlah pemberian
Cara pemberian
5. Pemeriksaan fisik
a. Antropometri meliputi pemeriksaan berat badan, panjang badan,
lingkar kepala,dan lingkar dada. Untuk BBLR panjang badan kurang
dari 45 cm, berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar dada kurang
dari 30 cm, lingkar lengan atas kurang dari 9 cm, lingkar kepala fronto
occipitalis kurang dari 12 cm, lingkar kepala sub metobregmatika
kurang dari 9,5 cm (Maryunani, 2013).

b. Gejala cardinal meliputi suhu tubuh, nadi, respiradi, dan tekanan


darah.

F. OA^AKAJ KGPGRARAYAD KAID ]ADB OWDNWK


1. Ikterik neonatus ( D.0024) b.d usia kurang dari 7 hari
2. Ansietas (D.0080) b.d krisis situasional
3. Resiko gangguan integritas kulit (D.0139) b.d suhu lingkungan yang
ekstrem
4. Defisit pengetahuan (ikterik neonates) (D.0111) b.d kurang terpapar

informasi

B. IDYGRPGD^I KGPGRARAYAD
Diagnosa Keperawatan Yujuan ian Kriteria Jasil Intervensi
Do.
(^DKI) (^KKI) (^IKI)
1. Ikterik neonatus (D.0024) b.d Setelah dilakukan tindakan Fototerapi Neonatus (I.03091)
usia kurang dari 7 hari keperawatan 2x24 jam Observasi
diharapkan adaptasi neonatus • Monitor ikterik pada sklera
(L.10098) membaik dengan dan kulit bayi
kriteria hasil : • Identifikasi kebutuhan cairan
• Kuning menurun sesuai dengan usia gestasi

10
• Kulit kuning menurun dan berat badan

• Sklera kuning menurun • Monitor suhu dan tanda vital

• Keterlambatan pengeluaran tiap 4 jam sekali

feses menurun • Monitor efek samping


fototerapi
Terapeutik
• Siapkan lampu fototerapi
dan inkubator

• Lepas pakaian bayi kecuali


popok
• Berikan penutup mata

• Ukur jarak antara lampu dan


permukaan kulit bayi
• Biarkan tubuh bayi terpapar

sinar fototerapi secara


berkelanjutan
• Ganti segera alas dan popok
bayi jika BAB/BAK
• Gunakan linen warna putih
agar memantulkan cahaya
sebanyak mungkin
Edukasi :
a. Anjurkan ibu menyusui
sesering mungkin
Kolaborasi

a. Kolaborasi pemeriksaan
darah vena bilirubin direk
dan indirek

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No.
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
2. Ansietas (D.0080) b.d krisis Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas (I.09314)
situasional keperawatan 1x24 jam Observasi
diharapkan tingkat ansietas • Identifikasi kemampuan
(L.09093) menurun dengan mengambil keputusan
kriteria hasil : Terapeutik :

• Verbalisasi kebingungan • Pahami situasi yang

11
menurun membuat ansietas
• Verbalisasi khawatir • Dengarkan dengan penuh
akibat kondisi yang perhatian
dihadapi menurun • Diskusikan perencanaan
• Perilaku gelisah menurun realistis tentang peristiwa
• Perasaan yang akan datang
keberdayaan Edukasi :

meningkat. • Informasikan secara


factual mengenai
diagnosis, pengobatan
dan prognosis

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


(SDKI) (SLKI) (SIKI)
3. Resiko gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas kulit

kulit / jaringan (D.0139) b.d keperawatan 2x24 jam (I.11353)

suhu lingkungan yang ekstrem diharapkan integritas kulit dan Observasi :


jaringan(L.14125) meningkat • Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil : gangguan integritas kulit
• Kemerahan menurun Terapeutik :

• Suhu kulit membaik • Ubah posisi tiap 2 jam

• Bersihkan perineal dengan


air hangat

• Hindari penggunaan produk


berbahan dasar alcohol pada
kulit kering
Edukasi :
• Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi

Diagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


No. (SIKI)
(SDKI)(SLKI) Edukasi kesehatan (I.12383)
4.Defisit pengetahuantentangSetelah dilakukan tindakan
(ikterik neonatus(D.0111)keperawatan 1x45 menit Observasi :

b.d kurang terpapar informasi diharapkan tingkat pengetahuan Identifikasi kesiapandan

12
(L.12111) meningkat kemampuan menerima
dengan kriteria hasil : informasi
• Perilaku sesuai • Identifikasi faktor-faktor
anjuran meningkat yang dapat meningkatkan
• Verbalisasi minat dan menurunkan motivasi
belajat meningkat perilaku hidup sehat
• Kemampuan menjelaskan Terapeutik :
tentang ikterik neonatus • Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan.
• Perilaku sesuai dengan • Jadwalkan pendidikan
pengetahuan meningkat kesehatan sesuai kesepakatan
• Pertanyaan tentang • Berikan kesempatan
masalah yang dihadapi bertanya
menurun Edukasi :

Jelaskan factor resiko yang


dapat mempengaruhi
kesehatan
• Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
• Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.

BAB III
TINJAUAN KASUS

13
PGNBKAFIAN NGoNATWS

A. IDGNTITAS NGoNATWS
Nama Bayi : By Ny R
Tanggal Lahir : 27-03-2021 Jam : 05.05 WIB
Jenis : Laki — Laki / Perempuan
Umur : 5 hari
Berat Badan : 2065gr
Ruang : Peristi
Kelahiran : tunggal/kembar, hidup/mati
Tanggal MRS : 27-03-2021 Jam : 05.05WIB
Tanggal Pengkajian : 01-04-2021 Jam: 08.00 WIB
Diagnosa medis : BBL P.spontan
A. IDGNTITAS oRANB TWA
Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn M
Umur Ibu : 26 th Umur Ayah : 30 th
Pekerjaan Ibu : IRT Pekerjaan Ayah:Buruh
Pendidikan Ibu : SMP Pendidikan Ayah: SMA
Agama : Islam
Alamat : Depokrejo 4/3 Kebumen
Dikirim Oleh : VK IGD

C. RIRA]AT KGHAOILAN DAN PGRSALINAN :


l. Riwayat Kehamilan
Ibu P1A0
BB : 2,065 kg , Umur Kehamilan 33+3 minggu
TB : 45 cm
Pemeriksaan antenatal 8 kali di bidan
Teratur/tidak teratur, sejak kehamilan 4 minggu
Penyakit/komplikasi kehamilan : tidak ada

Kebiasaan makanan : nasi, sayur, lauk dan buah-buahan


Merokok : tidak
Jamu : tidak
Kebiasaan minum obat : tidak
Periksa terakhir :
Hb : 12 gr%
Golongan Darah O
Pernah mendapat terapi : Tidak ada
Alergi obat : tidak ada

14
2. Riwayat Persalinan
Bayi lahir secara spontan/ normal pervaginam pada Sabtu 27 Maret 2021
pada umur kehamilan 33+3 minggu dengan berat badan 2065 gram dan

panjang 45 cm.

D. RIRA]AT KGPGRARATAN
5. Qiweyet Lgpgreweted ^gleredb :
a. Keluhan utama :
BBLR, kuning
a. Riwayat penyakit Sekarang :
Saat dikaji berat badan bayi 1980 gr, kulit dan sklera menguning,
akral dingin, minum 15 cc/ 3 jam.

1. Qiweyet Lgpgreweted ^gagkuodye :


a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Bayi lahir secara pspontan/ normal pervaginam pada umur kehamilan
33+3 minggu dengan berat badan 2065 gram dan panjang 45 cm.
b. Imunisasi :-
Injeksi vit. K (1 kali)

>. Qiweyet Lgkuerbe


Genogram :

15
Keterangan:
: perempuan
: laki-laki
: garis keturunan
: garis serumah

: pasien

9. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan


Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan lahir : 2065 gr
Berat badan sekarang : 1980 gr
b. Lingkar Kepala : 29 cm
Lingkar Dada : 27cm
Lingkar Abdomen : 25 cm
Lingkar Lengan Atas : 10 cm
c. Panjang Badan : 45 cm
Tahap Perkembangan

a. Psikososial : bayi Ny.R tinggal bersama ibu dan ayahnya


b. Psikoseksual : bayi Ny.R berjenis kelamin Laki-laki
c. Kognitif : bayi Ny. R memiliki kognitif yang baik

7. Pengkajian fisik
a. Tanda — Tanda Vital :
Nadi : 120 x/menit
Suhu : 36,4°C
Pernafasan : 38 x/menit
CRT :< 2 detik

Tekanan Darah: - mmHg

16
b. Pemeriksaan Fisik

Refleks ; (Beri tanda


√ pada hasil pemeriksaan)
Sucking (menghisap) : Ada () Tidak ( )

Palmar Grasping (menggenggam) : Ada () Tidak (

) Tonic Neck (leher) : Ada () Tidak ( )

Rooting (mencari) : Ada () Tidak ( )

Moro (kejut): Ada () Tidak ( )

Babinsky : Ada () Tidak ( )

Gallant (punggung) : Ada () Tidak ( )

Swallowing (menelan) : Ada () Tidak ( )

Plantar Grasping (telapak kaki) : Ada () Tidak ( )

Tonus / aktivitas
a. Aktif () Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis Keras () Lemah ( ) Melengking ( )
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak () Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol (
) Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat ()Terpisah ( ) Menjauh (
) Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris () Asimetris ( )
d. Molding () Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )
Mata
Bersih () Sekresi ( )
Jarak interkanus : normal, Sklera : ikterik
THT
a. Telinga : Normal () Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris () Asimetris ( )
Wajah
a. Bibir sumbing (-)
b. Sumbing langit-langit / palatum (-)
Abdomen
a. Lunak () Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
b. Lingkar perut 25 cm

17
c. Liver : teraba () kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm ( )
Toraks
a. Simetris () Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 (  ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal () Abnormal ( )
Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama () Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih (): ronchi ( ) sekresi (
): wheezing ( ) vesikuler ()
c. Respirasi : spontan () Tidak spontan ( )
Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) Nasal kanul: ( ) O2 /
incubator
Konsentrasi O2 : -
Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR)
() Frekuensi :
b. Murmur (-) Lokasi
c. Waktu pengisian kapiler : <2 detik
d. Denyut nadi : 120 x/menit

Nadi Perifer Keras () Lemah Tidak


ada Brakial kanan ()
Brakial kiri ()
Femoral kanan ()
Femoral kiri ()

Ekstremitas
Gerakan bebas () ROM terbatas ( )
Tidak terkaji ( ) Ekstremita atas
Normal () Abnormal ( )
Sebutkan :
Ekstremitas bawah Normal () Abnormal ( )
Sebutkan :
Panggul Normal () Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )

Umbilikus
Normal () Abnormal ( )

18
Inflamasi ( ) Drainase ( )

Genital
Perempuan normal ( ) Laki-laki normal (
) Abnormal ( )

Sebutkan :

Anus Paten () Imperforata ( )

Kulit
Warna Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice
() Sianosis pada Kuku ( - ) Sirkumoral
( )

Periorbital (- ) Seluruh tubuh (


) Kemerahan (rash) ()

Tanda lahir : ( - ); sebutkan


Turgor kulit : elastis ( ) tidak elastis ( ) edema (
) Lanugo (- )

Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Penmgaturan suhu ( )
Inkubator () Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )
b. Suhu kulit : 36,4oC

Nilai Apgar
1 menit 5 menit 10 menit
Frekuensi Jantung 1 1 2

19
Usaha bernafas 1 1 1
Tonus otot 0 1 1
Iritabilitas reflek 1 1 1
Warna kulit 1 1 1
Jumlah 4 5 6

G. PGOGRML^AAN PGNWNFANB :
Pemeriksaan laboratorium, tanggal : 27 Maret 2021

PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN


RUJUKAN
HEMAToLoGI
DARAH LENGKAP
Leukosit 36.1 9.4-3.4 Rb/ul
Eritrosit 4.6 4.3-6.3 Juta/L

Hemoglobin 17.2 15.2-23.6 Gr/dl


Hematokrit 49 44-72 %
MCV 105 98-122 fL
MCH 37 33-41 pg
MCHC 35 31-35 g/dl
Trombosit 103 150-440 rb/ul
HITUNG JENIS
Basofil % NEGATIVE 0.0-1.0 %
Eosofil % NEGATIVE 2.0-4.0 %

Neutrofil % NEGATIVE 50.00-70.00 %


Limfosit % NEGATIVE 25.0-40.0 %
Monosit % NEGATIVE 2.0-8.0 %

KIMIA KLINIK
Bill total 20.3 < 12.0 Mg/dl
Bill direct 0.4 0 — 0.2 Mg/dl
Bill indirect 19.90 0.2 - 0.8 Mg/dl

DIABETES

20
Glukosa Darah Sewaktu 62 30-90 Mg/dl

F. TERAPI:
Terapi Dosis Indikasi
Vit K 1 mg Untuk mencegah perdarahan, membantu proses

pembekuan darah
Ampicilin 125 mgUntuk mengatasi infeksi 12 mgUntuk mengatasi infeksi
Gentamicin D51/4 Ns
8cc/jamUntuk memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga kadar

gula dalam darah


Aminofusin 1 cc/ jamUntuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pada
pasien

ANALI^A DATA
Tanggal/Jam : Kamis , 01/04/ 2021 / 08.00 WIB

Data Klien Pathway Masalah


Etiologi
Keperawatan
Ds : - BBL P.Spontan, Ikterik neonatus Usia kurang dari
Do : BBLR (D.0024) 7 hari
- Berat badan lahir
2065 gram, Organ-organ vital

21
BBS : 1980 gr belum berfungsi
- Minum 15 cc/ 3 maksimal
jam
- KulittampakBilirubun tidak jaundiceterkonjugasi dengan

- Sclera tampak efektif


ikterik
- Bilirrubin 20.3
Penumpukan
- Usia bayi 5 hari bilirubin dibawah
kulit

Ikterik neonatus
-
Ds : BBL Defisit Kurang terpapar
pengetahuan
- Keluarga informasi
menanyakan Ikterik neonatus (D.0111)
kondisi anaknya.

Do : Kurang informasi
-Keluarga tampak
cemas
Persepsi yang salah

-Keluarga tampak
menanyakanDefisit pengetahuan kondisi anaknya

PRIHRITA^ DIABNH^A KEPERARATAN


1. Ikterik neonatus b.d usia kurang dari 7 hari (D.0024)
2. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi (D.0111)

INTERPEN^I
Tanggal/Jam : Kamis, 01 APRIL 2021 / 09.00 WIB

NH DZ ^LKI ^IKI RA^IHNAL

22
1 Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus
intervensi selama 2x24 (I.03091) 1. Memantau keadaan/ batas
jam diharapkan adaptasi 1. Monitor ikterik pada ikterik bayi

neonatus (L.10098) mata dan kulit bayi 2. Menjaga kebutuhan cairan


membaik dengan kriteria 2. Identifikasi kebutuhan bayi tetap terpenuhi
hasil: cairan sesuai dengan 3. Memantau terjadinya
1. Kuning menurun usia gestasi dan berat hipertermi karena
2. Kulit kuning menurun badan pelaksanaan fototherapi
3. Sklera kuning 3. Monitor suhu dan 4. Memantau efek samping
menurun tanda vital tiap 4 jam yang mungkin terjadi karena
sekali fototherapi
4. Monitor efek samping 5. Persiapan pelaksanaan

fototherapi fototherapi
5. Siapkan lampu 6. Memaksimalkan
fototherapi dan pelaksanaan fototherapi
inkubator 7. Mencegah radiasi pada mata
6. Lepaskan baju bayi karena proses fototherapi
kecuali popok 8. Mencegah kerusakan
7. Berikan penutup mata jaringan kulit
8. Ukur jarak antara 9. Memberikan efek maksimal
lampu dan permukaan fototherapi

kulit bayi 10. Mencegah terjadinya ruam


9. Biarkan tubuh bayi popok dan hipotermi
terpapar sinar 11. Menjaga kebutuhan nutrisi
fototherapi secara bayi
berkelanjutan
10. Ganti segera alas dan
popok bayi jika
BAK/BAB
11. Berikan susu tiap 3

jam sekali

23
2 Setelah dilakukan Edukasi kesehatan (I.
tindakan keperawatan 14539) 1. Memantau kesiapan
selama 1 x 45 menit - Identifikasi kesiapan keluarga menerima

diharapkan tingkat dan kemampuan informasi


pengetahuan meningkat menerima informasi 2. Mengetahui factor yang
dengan kriteria hasil: - Identifikasi factor- mendukung perilaku hidup
1. Perilaku sesuai faktor yang dapat sehat
anjuran meningkat meningkatkan dan 3. Memberikan informasi
2. Verbalisasi minat menurunkan motivasi sesuai kebutuhan
belajar meningkat perilaku hidup sehat 4. Menjaga hubungan saling
3. Kemampuan - Sediakan materi dan percaya dengan keluarga
menjelaskan tentang media pendidikan bayi

ikterik neonates kesehatan 5. Untuk meningkatkan status


meningkat - Jadwalkan pendidikan kesehatan bayi dan keluarga
4. Perilaku sesuai kesehatan sesuai 6. Meningkatkan kualitas
pengetahuan kesepakatan hidup pasien dan keluarga
meningkat - Ajarkan factor resiko 7. Memberikan motivasi
5. Pertanyaan tentang yang dapat keluarga untuk menjaga
masalah yang mempengaruhi perilaku hidup sehat.
dihadapi menurun kesehatan
- Ajarkan perilaku

hidup bersih dan sehat


- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat

IMPLEMENTA^I
Tanggal/Jam : Kamis, 01 April 2021 / 08.00 WIB

NH DZ IMPLEMENTA^I TTD

24
1,2 fury
08.30 - Memberikan diit 20 cc / oral
09.00 - Mengganti popok bayi

- Mengukur tanda-tanda vital


10.00 - Memantau pelaksanaan fototherapi
10.10 Do :
- Bill Total:20.3 mg/dl
- Bill Direct 0,4 mg/dl
- Bill Indirect 19.90 mg/dl
Ds :
- Diet masuk 20 cc
- BAK/BAB(+), popok bersih

- S : 36,4˚c N: 120x/mnt Rr: 38 x/mnt


- Tinggi fototherapi 50 cm
- Kulit bayi masih terlihat ikterik
- Tidak ada oedema mata

1,2 Fury
08.30 -Memberikan diit 20 cc/ oral
09.00-Memberikan edukasi kondisi bayi bayi pada
keluarga
Ds :
-Keluarga mengatakan mengerti tentang kondisi bayi
Do :

- Diit masuk 20 cc/oral

25
Reflek hisap kuat
Keluarga tampak senang
1 Fury

13.00 Memantau pelaksanaan fototerapi Ds : -


Do :
Tidak ada oedema mata, mata tertutup kacamata karbon
Tinggi fototherapi 50 cm
Popok dan alas kering

-Kulit bayi masih terlihat ikterik

Tanggal/Jam : Kamis , 2 April 2021 / jam 08.00 WIB

NH DZ IMPLEMENTA^I TTD
1 Fury

08.00 Memantau keadaan bayi


Memeriksa tanda-tanda vital
Memberikan diit pasien

11.30 Ds :
Do :
-Ku compos mentis, nangis (+) kuat
-S : 36.5˚c N: 124 x/mnt Rr : 39 x/mnt

-Akral hangat

26
-Minum 20 cc masuk, gumoh (-)
1 Fury
14.00 -Memantau keadaan bayi

WIB Ds :
-
Do :
Ku cukup, compos mentis
Kuning/ ikterik pada kulit berkurang

-Diit sesuai kebutuhan (+) 20 cc/ oral

EPALWA^I

NH DZ JARI/TANBBAL/FA EPALWA^I
M
1 Kamis, 1 April 2021 S:-
O:
Keadaan umum cukup
BBS : 1980 gr
PB : 45 cm
Fototerapi (+)
Nutrisi melalui oral 20 cc/3jam

-Klien terpasang infus perifer 8cc/jam

27
RR : 38 x/menit
Nadi : 120 x/menit
-Suhu:36,50C
Sklera ikterik (+)
Kulit masih tampak jaundice
A : Masalah keperawatan ikterik neonatus belum teratas

P : lanjutkan intervensi
2 Kamis, 1 April 2021 S : - keluarga mengatakan mengerti kondisi bayinya O :
-Pertanyaan tentang masalah yang di hadapi
menurun.

Keluarga kooperatif
Pelaksanaan fototherapi (+)
A : Masalah keperawatan defisit pengetahuan teratasi
P:
Pertahankan intervensi

NH DZ JARI/TANBBAL/FA EPALWA^I
M

1 Jumat ,2 April 2021 S:-


O:

- Keadaan umum cukup


- Nutrisi melalui oral 20 cc/3jam
- Klien terpasang infus perifer 8cc/jam
- S : 36,5˚c
- RR : 39 x/menit
- Nadi : 124 x/menit
- Sklera ikterik (-)

- Kulit tidak tampak jaundice

28
A : Masalah keperawatan ikterik neonatus teratasi
P : Hentikan intervensi

AEA III
SEOAEJE^ED

Pada makalah asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan


utama ikterik neonatus ini terdiri dari empat bab yaitu bab I yang berisi tentang
laporan pendahuluan tentang ikterik neonatus menurut SDKI (2016), dari definisi,
tanda gejala dan intervensi yang bisa dilakukan pada pasien yang mengalami
masalah keperawatan ikterik neonatus pada bayi BBLR dengan hiperbilirubin.

Pada bab berikutnya, berisi tentang pengkajian yang dilakukan oleh


penulis pada pasien bayi BBLR dengan hiperbilirubin, disini dapat dilihat pasien

mengalami masalah ikterik neonates karena usia bayi yang belum mencapai 7

29
hari. Setelah melakukan pengkajian penulis kemudian melakukan analisa data
untuk merumuskan diagnosa dan intervensi untuk kemudian melakukan
implementasi dan membuat catatan evaluasi sesuai dengan kondisi pasien.

Setelah dilakukan implementas, tindakan fototherapi selama 48


jam, kondisi pasien, ikterik berkurang, bayi sudah tidak terlihat kuning.
Berdasarkan jurnal yang di tuliskan oleh Ndaru Puspita (2018) dengan judul “
Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah Terhadap KejadianIkterik Neonatus Di
Sidoharjo “ di jelaskan bahwa BBLR mempengaruhi kejadian ikterik neonatus,
kesimpulannya bayi dengan BBLR memiliki resiko lebih tinggi mengalami
kejadian ikterik neonatorum dibandingkan dengan bayi yang tidak mengalami
BBLR.

Sehingga berdasarkan pemaparan yang ada di jurnal tersebut, penulis

menyimpulkan bahwa masalah ikterik neonatorum pada pasien dengan BBLR


harus segera ditangani dengan tepat, salah satunya adalah dengan tindakan
fototherapi dan ini bisa di lakukan di ruang peristi Rumah Sakit Dr. Soedirman
Kebumen dengan dukungan dari tenaga keperawatan yang professional dan
kompeten dalam bidangnya.

3
DE@TEQ SW^TELE

Ndaru Puspita. (2018). Pengaruh Berat Badan Lahir Rendah Terhadap


KejadianIkterik Neonatus Di Sidoharjo,diakses 08-03-2021, Kebumen

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2016). Standar Diagnosa


Keperawata Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi l. Jakarta:
DPP PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2016). Standar Interνensi Keperawata
Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi l. Jakarta: DPP PPNI.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2016). Standar Luaran Keperawata
Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi l. Jakarta: DPP
PPNI.
Yuliastati & Arnis, A. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak.
Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

3
3

Anda mungkin juga menyukai