RESPIRASI SEL
● Hk. Dalton = PN2 > PO2 > P H20 > PCO2 di atmosfer – pulmo
● Hk. Fick = volume gas difusi = A X D X (P1 – P2) / T
Ket: A: luas permukaan D: koefisien difusi P: tekanan T: ketebalan membrane
● Hk henry = Tek Parsial = []/Kelarutan
1. DIFUSI
Factor yg memengaruhi perbedaan komposisi udara di alveolus dan atmosfer:
- Udara alveolus hnya Sebagian dignti o/ udara atmosfer tiap kali bernapas
- Oksigen trs menerus diabsorbsi ke dalam darah paru dan udara alveolus
- Karbondi berdifusi trs menerus dri darah paru ke alveoli
- Pelembaban udara sblm tiba di alveolus
Kapasitas difusi o2
Lk dewasa muda-istirahat 21 ml/ menit/ mmhg
Perbedaan tekanan 11 mm hg
Kpasitas 230 ml/ menit
Factor penyebab peningkatan kapasitas:
- Pembukaan kapiler paru baru- meningkatkan a darah
- Perukaran yg lebih bai kantar ventilasi alveoli dan perfusi kapiler alveolus dgn darah
- Dihitung dari PO2 alveolus, PO2 kapiler paru, V ambilan o2 dalam darah
Kapasitas difusi co2
Blm perna diukur karena susah. Brlgsg dgt cpt karena selisih p parsial hanya sdkt dan co2 20 kali
lbh larut dr o2
[] dan pco2 di alveoli
● Peningkatan pco2 berbanding lurus dgn v eksresi co2
● Penurunan pco2 berbanding terbalik dgn ventilasi alveoli
[] dan [o2 di alveoli
● Penurunan [o2] berbanding lurus dgn v absorbs o2 ke dlm darah
● Peningkatan [o2] berbanding lurus v ventilasi o2 ke paru
Efek rasio ventilasi V perfusi Q thd [gas] alveolus
Normalnya V/Q = po2: 104 pco2: 40
1. Jika V= 0 – V/Q = 0 (ga ada ventilasi alveolar udara)
[gas] alveolus = vena sistem = po2: 40 pco2: 45
2. Jika Q=o – V/Q = tak hinnga (ga ada aliran darah)
[gas] alveolus = udara inspirasi yg sdh dilmebabkan = po2149 pco2: 0
Jika V/Q < normal- konsep pintasan fisiologi. maka tdk terdpt ventilasi yg memadai u/
menyediakan o2. Sehingga Sebagian darah vena tdk teroksigenasi darah pintas (shunted blood)
jg mll pemb brnkial. Semakin besar pintasan fisiologis-semakin besar jmlm darah yg tdk
teroksigenisasi. Bagi perokok emfisema
Jika V/Q > normal- konsep ruang rugi fisiologis
Jika ventilasi alveolus besar, tpi aliran darah rendah. O2 alveoli > o2 yg dpt diangkut. Ventilasi
dlm alveoli tdk berguna. Ventilasi rung rugi anatomis jg tdk berguna. Kedua ventilsi tdk berguna
= ruang rugi fisiologis.
2. TRANSPORT GAS
Dalam arteri
● 98% darah dari paru-atrium kiri teroksigenasi po2 = 104
● 2% mll sirkukasi bronkial-aorta (aliran pintas) = vena sistem
● Darah akan bercampur dan masuk ke jantung kiri-dipompa aorta dgn po2= 95 mmhg
Pengangkutan o2
Dengan hb
● 97% berikatan dgn hb dlm eritrosit
● 3% terlarut dlm cairan plasma eritrosit
● Molekul o2 bergabung scr longgar dan reversible dgn bagian heme hb; dgn syarat po2
lbh tinggi sprit dlm kapiler paru.
● Tiap 100 ml darah mengandung 15 gr hb. 1 gr hb max mengikat 1,34 ml o2. 100 ml
darah bisa mmbawa 20 ml o2 jk saturasi hb 100%
● Di arteri 19,4 ml o2 saturasi 100% tiap 100 ml darah; vena 14,4 ml o2 saturasi 75%
O2 diangkut dr paru – jaringan 5 ml tiap 100 ml aliran darah
FUNGSI HB
- Mempertahankan po2 hmpir konstan dlm jaringan.
- Ketika po2 alveolus menurun 60 saturasi turun 8% ato meningkat 500 saturasi max
100% jaringan mengambil 5 ml o2 dri 100 ml darah sehingga ttp konstam po2 dlm
jaringan 40 mm hg fungsi dapar o2
Bentuk terlarut
● Dari 100 ml darah hny 0,92 ml o2 dilarutkan
● Saat po2 40, hny 0,12 ml o2 ttp larut
● 0,17 ml o2 diangkut dalam keadaan trlrut ke jaringan
Pengangkutan co2
● Keadaan istirahat x 4 ml co2 jaringan-paru tiap 100 ml darah
● Bentuk co2 saat keluar dari sel jaringan
Bentuk terlarut 7%
● Pada pco2 45 (vena) jmlh co2 terlarut= 2,7 ; pada pco2 40 (arteri) pco2= 2,4 ml/dl
● Selisih 0,3 yg diangkut dlm bentuk terlarut dri 100 ml aliran darah
EFEK-EFEK
1. efek bohr = peningkatan co2 dlm darah – pelepasan o2 dri hb
2. efek Haldane = pengikatan o2 dgn hb – mengeluarkan co2 dri darah
hbo2 menyebabkan hb mnjadi asam. Co2 akan berpindah dgn:
- semakin tinggi keasaman hb, berkurang afinitas untuk mmbntuk hbco2
- hb melepas sejumlh ion h (berikatan dgn bikarbonat) terurai jadi h20 + co2.
Pergeseran ke kiri
Peningkatan afinitas hb thd o2- suplai jaringan di o2 rendah (alveolus)
- Penurunan [co2]
Di paru co2 berdifusi ke alveoli. Pco2 <
- Penurunan suhu darah
- Penurunan 2,3 difosfogliserat
- Peningkatan pH 7,4-7,6 (alkalosis)
● jika terjadi sumbatan di saluran pernapasan Va= 0 maka tidak terjadi ventilasi
● jika terjadi sumbatan di pembuluh darah Q= 0 maka tidak terjadi perfusi
KESEIMBANGAN ASAM BASA
● [h+] dlm plasma = pH plasma darah = 7.35 – 7.45 Nilai extreme < 6.8 atau >8.5
menyebabkan letal
● Sistem dapar (buffer) menghambat perubahan pH yg besar jika ada penambahan asam/
basa
● Sumber ion H+
- Metabolism as. Lemak dan as. Amino
Katabolis as. Amino – as. Sulfur (nonvolatile acid)
Katabolis fosfolipid – as. Fosforik (nonvolatile acid)
Katabolis karbo dan lipid – volatile acid
- Oksidasi karbohidrat yg tdk sempurna
- Oksidasi FFA yg tdk sempurna – ketosis
- Pengangkutan co2 jaringan ke paru
- NH3 deamiinasi oxidative as amino NH3 – urea
- As. Lactat dan keton
- Respirasi CO2 + H20
● Pengeluaran H+
- Ventilasi dan renal
● HA = H+ + A- asam = donor proton (HA) dan basa = akseptor proton (A-)
● Eritrosit dan sel tubulus ginjal byk enzim karbonat anhydrase
● Mekanisme fisiologi hemostasis pH:
- Sistem kerja buffer
- Sistem pernapasan – mengatur PC02 – mll ventilasi
- Sistem pengaturan ginjal – penyimpanan bikarbonat tubuh
● Sistem respirasi 50-70% mengembalikan pH ginjal max 100% mengatur pH
BUFFER
● Substansi yg dpt menerima proton ion H+ dan meminimalisasi prbhn pH
● Suatu larutan as. Lemah + garamnya
● Buffer penting:
1. Extra = HCO3- dan protein
2. Intra = HPO42-, H2PO4-, protein, dan Hb
3. Karbonat tulang
● Pertahanan pertama thd perubahan pH
LINI 1 Chemical buffer system (tidak mengeliminasi produk h+)
- Bikarbonat - DI CES u/ as. Non-karbonat
- Phospat - Di ginjal dan CIS
- Protein - 80% di intra 20 % di extra
LINI 2 physiological buffers (mengeliminasi produk H+)
- Sistem respiratori – exkresi CO2
- Sistem renal – exckresi H+
SISTEM DAPAR
● Asam karbonat
Bikarbonat – sistem dapar di extraselluler u/ as. Non karbonat
● Protein
Sistem dapar di extra dan intraselluler
● Hemoglobin
Sitem dapar di eritrosit u/ as. Karbonat
● Phospat
Sistem dapar di ginjal dan intraselluler
GANGGUAN
● Asidosis respiratori (asam)
Hipoventilasi – retensi CO2 - > H2CO3 meningkat - > H+ meningkat
Ditemukan pd PPOK pneumonia, emfisema, keracunan morfin, dan barbiturate
Kompensasi=
- Peningkatan H+ disangga Hb eritrosit (detik-menit)
- Peningkatan H+ disangga protein dan fosfat intrasel (jam)
- Pengingkatan eksresi H+ dgn pembentukan amoniak di tubuli distal dan
pembentukan bikarbonat baru o/ ginjal (2-6 hari)
laring
● ventriklus dr Morgagni = ruang di antara plika
● plika ventrikularis (falls vocal)
○ epitel berderet silindris
○ tidk ada muskulus vokalis
○ banyak kelenjar
● plika vokalis (true vocal)
○ epitel berlapis pipih
○ ada muskulus vokalis
○ tidak ada kelenjar
epiglottis
● permukaan pharyngeal/ oral
○ epitel berlapis pipih tebal
○ propria papil ada
○ tidak ada kelenjar
● permukaan laryng
○ epitel berlapis pipih tipis
○ propria papil tidak ada (seperti renda di bawah epitel)
○ ada kelenjar
bronchiolus kecil
● melintang
● epitel selapis silindris rendah/ kubois
● pd bronchioles kcil ada sel clara (kubah u/ surfaktan)
● tidak ada sel goblet
● lamina propria- otot polos agak tebal + selabut elastin
bronchioles terminalis
● potongan membujur
● epitel kubus bersilia
● ujungnya tertutup ujung yg lain terbuka (respiratorius)
bronchioles respiratorius
● selapis kubuh-pipih
● plg byk selabut elastis dan retikuler
● otot polos sedikit
ductus alveolaris
● bentuk kerucut
● epitel selapis pipih
● selabut elastis dan retikuler
saccus alveolaris
● bentuk seperti bunga
● tidak ada otot polos
● elastis dan retikuler
● ada septum
alveoli
● bentuk hexagon
● epitel pipiph selapis
sel tipe 1
● bentuk pipih sitosol sdkt
sel tipe 2
● kubus ada surfaktan
sel dust/makrofag