Jadwal Penerimaan:
Pada jadwal penerimaan sendiri telah diatur oleh PPIC (Production Planning and
Inventory Control) dan Warehouse, dimana pihak PPIC akan mengirimkan email kepada
pihak warehouse bahwa pada hari dan jam tertentu akan ada pengiriman barang dari
supplier, kemudian dari pihak warehouse sendiri akan memberikan informasi kepada pihak
QC secara up to date untuk penerimaan barang pada hari itu.
Waktu penerimaan barang sendiri terbatas hingga pukul 4 sore pada hari Senin hingga
Jum’at dan pada pukul 12 siang pada hari Sabtu, batas waktu penerimaan ini dihitung dari
pengecekan surat jalan oleh security, apabila melebihi batas waktu maka barang harus
menginap dan tidak bisa dibongkar pada hari itu juga. Pengecualian untuk barang yang
bersifat urgent, apabila mendapat konfirmasi oleh atasan maka bisa dilakukan
pembongkaran di hari itu juga.
Jam kerja pada dry warehouse sendiri terbagi dari 2 shift, yaitu shift 1 (08.00-04.00)
dan shift 2 (13.00-21.00). Jika pada satu hari terdapat penerimaan barang yang banyak
maka dapat dilakukan jam lembur untuk karyawan yang bekerja di shift 2, berlaku untuk
pihak Warehouse dan QC. Dengan catatan, sebelumnya barang yang sudah masuk tadi
telah dilakukan penerimaan sebelum batas waktu penerimaan.
Proses Penerimaan:
Pengecekan surat jalan oleh pihak security untuk mengantisipasi adanya salah kirim.
Pengecekan dokumen oleh pihak QC, meliputi sertifikat COA (Certificate of Analysis)
dan sertifikat halal. COA umumnya berisi tentang identifikasi dan kandungan dari
bahan, kode batch dari proses produksi. Pada sertifikat halal umumnya berisi tentang
tanggal produksi dan expired.
Pengecekan kendaraan. Selama proses pengiriman kondisi kendaraan harus
dipastikan bersih, dari kotoran, apabila kendaraan saat pengiriman kotor perlu
dilakukan pengecekan ulang apakah hal tersebut sampai mengotori bahan yang dikirim
atau tidak.
Pengecekan kondisi fisik dari bahan, umumnya pada kondisi kemasan, nama produk,
kode produksi, dan nomor batch. Pada bahan pengemas cukup dilakukan uji fisik,
sedangkan pada bahan baku atau penolong diperlukan pengambilan sampel untuk
diuji terlebih dahulu di bagian laboratorium.
Pengecekan dilakukan metode sampling, dimana beberapa sampel yang diambil untuk
diuji telah ditetapkan sesuai dengan jumlah barang yang diterima. Kemudian untuk
standar minimal dari barang itu untuk dapat release juga telah ditentukan.
Setelah proses pengecekan, apabila semua berkas dan kondisi fisik aman (pada
bahan baku dan penolong telah lolos uji lab). Maka dapat dilakukan proses bongkar
muatan. Waktu yang diperlukan untuk bongkar muatan sendiri disesuaikan dengan
kondisi SDM dan banyaknya muatan yang harus dibongkar.
Selain pada bahan kering, pengecekan juga dilakukan pada bahan basah. Bahan basah ini
meliputi bawang putih, bawang merah, daun sereh, dan jahe. Standar pengecekan adalah
bahan harus bersifat fresh, tanpa adanya kontaminasi rambut atau benang (jika terdapat
bisa dilakukan return), kemudian box yang digunakan juga harus bersih, apabila terdapat
bekas kulit ari dapat ditoleransi selama tidak banyak.
Kemudian terdapat pula pengecekan untuk minyak goreng yang dikirim. Minyak goreng
dikirim berupa truk tangki. Pengujian laboratorium dilakukan dengan menguji kadar FFA
(Free Fatty Acid) dengan toleransi maksimal 0,1%. Apabila telah lolos uji lab, maka bisa
dibongkar untuk ditampung pada tangki penyimpanan.
TO BE CONTINUED…