Aku Muhammad Saleh Puangna I Sudding (Hammad Saleh),aku
dilahirkan di Kampung Mombi, Alu,Balanipa pada 1915.aku
merupakan cucu dari mara’diaalu.ibuku bernama balisa yang merupakan putri bangsawan kerajaan balanipa,dan Ayahku bernama Palindungi yang merupakan putra dari mara’diaalu.kedua orang tuaku merupakan bangsawan todiyanglaiyanna yang berkedudukan sebagai anapattolapayung.anapattola payung bukan hanya sekedar pewaris atas tahtakerajaan,tapi juga bisa diaangkat sebagai mara’dia di kerajaan balanipa,dan kerajaan lainnya, karena dalam tradisi suksesi kepemimpinan di Kerajaan Balanipa, bahwa “Naiya anak pattolapayungna Alu, malai dialamenrimaradia di Balanipa” (putra nahkota Kerajaan Alu dapat diangkat sebagai mara’dia atau raja di Kerajaan Balanipa). Itulah sebabnya ana’ pattola payung Alu dapat menduduki jabatan mara’dia pada seluruh kerajaan anggota persekutuan PituBabannaBinanga (tujuh kerajaan di muara sungai atau pesisir pantai). Ketujuh kerajaan itu adalah Kerajaan Balanipa, Sendana, Banggae, Pamboang, Tappalang, Mamuju dan Binuang.aku mempunya 2 isteri,isteri pertama ku bernama i cecce yang di karuniai 5 orang anak yaitu i kamar, i kafei, sukardih, nursiah, dan tawarah.isteri kedua ku bernama i Tile,namun sayangnya kami tidak dikaruniai anak,sehinggaisteri kedua ku mendampingi ku dalam memimpin perlawanan Terhadap kehadiran dan usaha NICA yang hendak memulihkan Kembali kedudukan kekuasaan pemerintah kolonial Belanda Maupun dalam perjuangan membela dan mempertahankan Prokalamsi kemerdekaan Indonesia di daerah Mandar. Karena tentara NICA yang ingin membangun pengaruh kolonial belanda di tanah Mandar, Ibu andi depu membuat organisasi yang bernama LASKAR KRIS MUDA (kebangkitan rahasia islam muda) MANDAR dalam menghadapi tentara NICA. Aku di angkat sebagai komandan pertempuran.Kami melakukan pengibaran bendera merah putih di berbagai daerah bersama dengan Anggota” Laskar Kris lainnya di berbagai daerah di Sulawesi.Namun ketika pergantian pemimpin aparat Nica dari mayor wagner kepada Dr. Lion Cachet,dia mengumumkan bahwa NICA adalah bagian yang Tak terpisahkan (manunggal) dari Sekutu pada 21 Oktober 1945.Sejak itu pasukan Sekutu semakin mendukung aparat-aparat NICA dalam melakukan pendudukan terhadap sejumlah daerah. Ibu Andi Depu mengirim utusan kepada seluruh pengurus kelaskaran KRIS Muda Mandar untuk berkumpul di Balanipa dan Melakukan konsolidasi dalam perjuangan menentang kehadiran Dan usaha NICA. Pada pertemuan yang hadiri oleh para Mara’dia (raja) dari PituBabanaBinanga dan ribuan rakyat Mandar, aku menyatakan kepada Ibu Andi Depu, Bahwa “Saya sejak dari sekarang beserta seluruh keluarga dan Pengikut saya menyatakan akan setia mengikuti arah perjuangan Puangngu Mara’dia dan siap menunggu petunjuk perintah. Dan Insya Allah akan batuwa laksanakan betapa pun resiko yang akan Terjadi”.kami menjalinkerjasama dengan Organisasi perjuangan BPRI Suppa, tetapi juga dengan organisasi Perjuangan GAPRI 5.3.1 (Gabungan Pemberontak Rakyat Indonesia dengan kode 5.3.1) dalam perlawanan menentang Kehadiran dan usaha NICA.Tapi Tentara NICA semakin merajalela,mereka melakukan aksi militer mereka di Sulawesi selatan dan Sulawesi barat yang menewaskan banyak korban jiwa,atau dikenal sebagai “korban 40.000 jiwa”.setelah peristiwa itu aku bersama pejuang yang aku pimpin terus melakukan perlawanan di pedalaman Balanipa.Tapi aku terpojok karena 3 anggota pasukanku gugur dan 2 pucuk senjata karaben jatuh ke tangan musuh,dan setelah berbagai operasi” yang belanda lakukan,aku akhirnya tertangkap di buttukaiyang pada 24 july 1947.Aku di tawan di penjara majene dan setelah itu aku dipindah kan ke jawa,di penjara cipinan,dan aku tutup usia pada tanggal 11 april 1967.