Anda di halaman 1dari 3

Nama.

: ASTIKA
Nim. : 18.22.023
Prodi. : PAI
Semester :5
Mata Kuliah : Filsafat pendidikan
Pertemuan : ke-13
RANGKUMAN MATERI
Problematikan dalam reformasi dan konsepsi pendidikan Indonesia masa depan

1.A) Pemerintah Indonesia dimulai sejak terterbitnya Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2011
tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi Indonesia 2010-2025 dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2010-2014. Melalui kedua perdoman tersebut instansi pemerintah
pusat dan instansi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota mulai menerapkan secara
bertahap reformasi birokrasi.
Dalam perjalanannya dari tahun 2010 hingga 2014, penerapan dan pelaksanaan reformasi
birokrasi pada 8 (delapan) area perubahan dan 9 (sembilan) program tersebut membuahkan
beberapa capaian dan perkembangan yang baik namun tidak pula mengalami hambatan dan
tantangan.
Berikut CAPAIAN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2010-2014
Walaupun demikian masih terdapat beberapa hambatan dan tantangan kedepan yang
harusdiselesaikan, diantaranya :
Masih rendahnya komitmen dari pimpinan instansi baik di tingkat pemerintah pusat maupun
ditingkat pemerintah daerah dalam upaya untuk melakukan pecegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi;
Penyelenggaraan pemerintahan masih belum mencerminkan penyelenggaraan pemerintah yang
bersih dan bebas dari KKN;
Manajemen kinerja pemerintah belum dilaksanakan secara maksimal;
Penataan kelembagaan yang masih belum efektif;
Perapan tata kelola pemerintahan yang belum sepenuhnya diterapkan;
Manajemen SDM yang belum berjalan dengan baik;
Inefisiensi anggaran atau rendahnya budaya kerja dalam melakukan efisiensi anggaran;
Manajemen Pelayanan Publik yang kurang maksimal dan masih banyak praktek pungutan liar.
Dengan masih banyaknya hambatan dan tantangan yang dihadapi, Reformasi Birokrasi Tahap
ke-2 (dua) tetap berlanjut dengan dikeluarkannya PERMENPANRB Nomor 11 Tahun 2015
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019. Road Map tersebut menjadi acuan bagi
Pemerintah Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan ataupun
melanjutkan program-program reformasi birokrasi.
B) Konsepsi Pendidikan
Konsepsi pendidikan adalah suatu rancangan atau ide yang harus diwujudkan atau diterapkan,
berkaitan dengan konsepsi pendidikan berarti penerapan pendidikan dalam usaha mendewasakan
umat manusia dengan berbagai upaya baik dengan pelatihan-pelatihan tentang sikap maupun
studi aplikatif tentang moral.
Kembali Kepada Kemurnian
Untuk menyelenggarakan pendidikan yang lebih baik, Ura-Ura ingin mengembalikan cara
belajar yang kolektif, kolaboratif, dan kooperatif namun juga menghargai kebebasan, kritik, serta
keberagaman tiap-tiap pribadi. Alih-alih berkompetisi, setiap orang belajar untuk bekerjasama
secara berkelanjutan dan selaras dengan alam. Pendidikan diselenggarakan berdasar pada realita
ruang, waktu, kebutuhan masyarakat. Melampaui ruang kelas, Ura-Ura turut menyebar
keyakinan bahwa pendidikan adalah proses tak berbatas untuk belajar seumur hidup.
Siapapun yang berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan di Ura-Ura akan saling membantu untuk
mencapai hal-hal berikut:
*Mempertajam kecerdasan
*Memperkokoh kemauan
*Memperhalus perasaan
*Menanam kebiasaan berkarya
*Melibatkan dan mengadakan perubahan
*Mencapai kebebasan yang langgeng
Semua hal tersebut berlandaskan nilai tritunggal, yakni tatanan sebagai aspek filosofis dan etika,
tuntunan sebagai aspek edukasi dan logika, dan tontonan sebagai aspek estetika. Nilai-nilai ini
dihayati secara holistik dalam setiap penyelenggaraan sistem pendidikan di Ura-Ura.
Metode yang digunakan beragam, mulai dari diskusi dan dialektika, ceramah dan presentasi,
lokakarya (workshop), kunjungan, interaksi dengan permasalahan, belajar menyelesaikan
permasalahan, berbagi kepada sesama, pengarsipan, dan lain sebagainya. Setiap orang dapat
berpartisipasi sebagai peserta, pemateri, maupun penyelenggara.
Kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di Ura-Ura meliputi topik beragam, seperti
pemikiran, hobi, keseharian, keterampilan, penyelesaian masalah, proyek DIY (Do It Yourself),
kesenian dan kebudayaan, serta keahlian individu dan komunitas. Dalam setiap tahapan proses
penyelenggaraan pendidikan, mulai dari penentuan materi, pemateri, metode, hingga evaluasi,
Ura-Ura menggunakan sistem dan tatacara koperasi.

2. Salah satu persoalan yang muncul dalam pendidikan di Indonesia adalah masalah kurikulum
yang merupakan kebijakan pemerintah. Kurikulum yang diberlakukan di Indonesia, khususnya
pada masa Orde Baru,dipandang oleh sebagian orang memiliki kepentingan politik dan
terlalusentralistik (terpusat). Melihat keadaan dan situasi pendidikan Indonesia yang demikian,
ada harapan yang ditumbuhkan dengan munculnya tokoh Y.B. Mangunwijaya yang memiliki
perhatian terhadap Pendidikan khususnya pada anak miskin. Menurut Mangunwijaya, pola
Pendidikan Barat yang dibawa oleh para penjajah Belanda telah menggeser pola pendidikan
tradisional Jawa yang hanya menempatkan anak dalam posisi sekunder menjadi menghargai
anak sebagai individu yang merdeka. Tetapi kemudian pada era Orde Baru, pemerintahan
kembali mematikan kebebasan dan kreativitas anak dengan sistem pendidikan yang hanya
menyuburkan kepawangan dan mental inggih ndoro pada guru dan anakanak. Y.B.
Mangunwijaya memiliki banyak konsep tentang pendidikan. Beberapa di antaranya adalah
Pendidikan dan Kebudayaan Rakyat Semesta (P dan K Rata), Masyarakat Belajar (MB), Belajar
Seumur Hidup (BUH), dan Kita Saling Belajar dan Mengajar, yang kesemuanya bersinggungan
dengan filsafat pedagogi kritis. Kontribusi filsafat pendidikan Y.B. Mangunwijaya adalah
pembangunan Sekolah Dasar Eksperimental Kanisius Mangunan yang dijalankan menggunakan
konsep pemikirannya terhadap pendidikan, dibantu oleh Dinamika Edukasi Dasar (DED) sebagai
bentuk pembaharuan Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai