Disusun oleh :
Yara Travelina Noor Rohma (H0220075)
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa dapat maju karena dipengaruhi oleh akhlak orang-
orang dalam bangsa tersebut. Bangsa yang menerapkan dan membiasakan
pendidikan akhlak mulia dan ditambah dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tinggi maka bangsa ini dapat dikatakan
dengan bangsa yang maju. Pendidikan di Indonesia tidak hanya dijadikan
sebagai penghasil generasi yang memiliki rasa ketaqwaan terhadap Allah
SWT, serta rasa persatuan dan kesatuan terhadap bangsanya, tetapi juga
meningkatkan kecerdasaan, keterampilan, dan rasa tanggung jawab.
Pengajaran terhadap akhlak masih menuai penyimpangan bagi
sebagian orang. Kebanyakan adalah anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah dasar. Anak-anak sering berbicara kotor, memukul, dan menggoda,
membantah, manja, dan mengejek. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perilaku menyimpang siwa yaitu kurangnya perhatian orang tua dan
pengetahuan tentang akhlak, didukung dengan lingkungan yang kurang
kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadikan anak
melakukan perilaku yang menyimpang dan akan melakukan perbuatan yang
negatif.
Perubahan lingkungan sebagai dampak globalisasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah persepsi
masyarakat terhadap nilai - nilai sosial, budaya, politik, ekonomi dan tata
nilai keagamaan. Perlu perhatian khusus terhadap perlakuan demikian,
dukungan lebih, dan pengedukasian anak-anak akan pentingnya
pengetahuan akhlak. Hal tersebut yang membuat penulis mengangkat isu
pentingnya pengetahuan akhlak bagi anak-anak serta ditinjau dari segi
keislamannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1
2
Menurut Habibah (2015), Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari
bentuk mufradatnya“khuluqun” yang berari budi pekerti, perangai, tingkah
laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah adalah pengetahuan yang
menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah), mengatur pergaulan
manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya. Umumnya
seseorang yang melakukan kesalahan karena tidak sengaja atau lupa, maka ia
tidak berdosa. Namun, jika kesalahannya tersebut mengakibatkan rusaknya
3
4
barang atau properti orang lain, bahkan terbunuhnya orang lain, ia wajib ganti
rugi atau membayar diyat, tidak peduli apakah karena tidak sengaja atau karena
lupa.
Menurut kronologi, anak-anak yang berada di komplek perumahan Desa
Pondowan tersebut bermain petasan di dekat rumah seorang tetangga sepulang
shalat tarawih. Tidak hanya petasan yang sedang diledakkan, tetapi juga
memanjati dinding pembatas antar rumah yang masih tidak terlalu kuat
strukturnya secara beramai-ramai. Alhasil dinding pembatas rumah tersebut
mengalami kerusakan hingga batu bata mengalami jebol lumayan parah. Orang
tua dari anak-anak tersebut sudah mengetahui permasalahan yang terjadi, tetapi
tidak ada ganti rugi setelah kejadian tersebut.
dosa atas kesalahannya. Akan tetapi, ia wajib ganti rugi jika kesalahannya
berdampak pada terbunuhnya orang lain atau rusaknya barang orang lain.
Masalah ganti rugi dikaitkan dengan perbuatan dan kerugian yang
ditimbulkannya, sama saja karena sengaja atau tidak”.
Berdasarkan penjelasan tersebut, upaya yang harus dilakukan adalah
tetap mengganti rugi kerusakan barang tersebut. Pihak yang melakukan
perusakan walaupun tidak disengaja, alangkah baiknya untuk segera diganti
rugi sesuai dengan kesepakatan dari yang bersangkutan. Maka siapa saja yang
merusak sesuatu milik orang lain tanpa alasan syar’i, wajib ganti rugi, sama
saja karena sengaja, tidak tahu, atau lupa.
B. Bermain Game Online Tanpa Mengenal Waktu
Game atau permainan sesungguhnya adalah bagian dari sarana hiburan dan
sarana melepas lelah ()الهىوالترو. Islam mewajibkan kepada umatnya agar
mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah swt.
Itulah orientasi tunggal yang harus dipegang oleh kaum muslimin etika
menjalani kehidupan. Islam lalu memerintahkan umatnya agar melaksanakan
perintahnya Allah dengan segenap potensi yang ia miliki dan tidak melanggar
larangan-larangan Allah swt. Islam tidak mengajarkan agar seseorang
menjauhi kesenangan dan hiburan. Sebaliknya, Islam justru mengajarkan
bahwa mencari kesenangan, beristirahat, mencari hiburan bias dilakukan,
namun harus sesuai dengan porsinya. Islam tidak mengharamkan hiburan sama
sekali.
Menurut Juwita (2020), berdasarkan perspektif agama Islam game online
atau permainan menjadi haram ketika ada unsur-unsur haram di dalamnya.
Untuk itu, perlu diperhatikan batasan-batasan berikut berikut: (1) Memastikan
bahwa materi permainan yang disajikan tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip pokok dalam agama Islam, baik diranah akidah, akhlak maupun ibadah.
Hendaknya game tidak bertentangan pula dengan unsur-unsur kebudayaan
Islam dan kebudayaan local yang telah mengakar di tengah-tengah masyarakat.
Juga tidak bertentangan dengan tujuan ditetapkannya hukum Islam (maqasid
al-syariah).
6
tersebut dilakukan agar anak dapat mengetahui batasan saat bermain agar tidak
kecanduan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyimpangan yang terjadi di kompleks perumahan Desa Pondowan ada 2,
yaitu perusakan bagian rumah orang lain dan bermain game online tanpa
mengenal waktu.
2. Perusakan dinding pembatas rumah dilakukan saat meledakkan petasan
sepulang tarawih. Tidak terdapat ganti rugi sama sekali setelah kejadian
tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah tetap mengganti rugi
kerusakan barang tersebut. Pihak yang melakukan perusakan walaupun
tidak disengaja, alangkah baiknya untuk segera diganti rugi sesuai dengan
kesepakatan dari yang bersangkutan.
3. Bermain game online tanpa mengenal batasan waktu hingga membuat
pemain permainan tersebut lupa melakukan kegiatan pokoknya. yang harus
dilakukan hendaknya game dimainkan sesuai dengan porsinya, jangan
sampai hiburan menyita seluruh waktu, menghalangi dari aktifitas lainnya
dan mengambil waktu-waktu belajar serta bekerja. Permainan jangan
sampai melalaikan seseorang dari tugas-tugas pokoknya dalam beribadah
dan dalam rumah tangga. Peran orang tua dalam pengawasan dan
pembatasan anak saat bermain game online agar anak dapat mengetahui
batasan saat bermain agar tidak kecanduan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Bafadhol, Ibrahim. 2017. PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal Edukasi Islami. 6(12): 45-61
Habibah, Syarifah. 2015. AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM. Jurnal
Pesona Dasar. 1(4): 73-87
Juwita, D. R. 2020. KONSEP MAQASID AL-SYARIAH DALAM KONTEKS
GAME ONLINE DI MASYARAKAT. Jurnal Hukum dan Pranata Sosial
Islam. 2(1): 25-44