Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA PENGETAHUAN AKHLAK PADA

ANAK-ANAK DALAM ISLAM

Disusun oleh :
Yara Travelina Noor Rohma (H0220075)

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


KELAS B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ................................................................................................ 3


A. Perusakan Barang Orang Lain ................................................................. 3
B. Bermain Game Online Tanpa Mengenal Waktu ....................................... 5
Bab III Penutup ..................................................................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa dapat maju karena dipengaruhi oleh akhlak orang-
orang dalam bangsa tersebut. Bangsa yang menerapkan dan membiasakan
pendidikan akhlak mulia dan ditambah dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tinggi maka bangsa ini dapat dikatakan
dengan bangsa yang maju. Pendidikan di Indonesia tidak hanya dijadikan
sebagai penghasil generasi yang memiliki rasa ketaqwaan terhadap Allah
SWT, serta rasa persatuan dan kesatuan terhadap bangsanya, tetapi juga
meningkatkan kecerdasaan, keterampilan, dan rasa tanggung jawab.
Pengajaran terhadap akhlak masih menuai penyimpangan bagi
sebagian orang. Kebanyakan adalah anak-anak yang masih duduk di bangku
sekolah dasar. Anak-anak sering berbicara kotor, memukul, dan menggoda,
membantah, manja, dan mengejek. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perilaku menyimpang siwa yaitu kurangnya perhatian orang tua dan
pengetahuan tentang akhlak, didukung dengan lingkungan yang kurang
kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadikan anak
melakukan perilaku yang menyimpang dan akan melakukan perbuatan yang
negatif.
Perubahan lingkungan sebagai dampak globalisasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah persepsi
masyarakat terhadap nilai - nilai sosial, budaya, politik, ekonomi dan tata
nilai keagamaan. Perlu perhatian khusus terhadap perlakuan demikian,
dukungan lebih, dan pengedukasian anak-anak akan pentingnya
pengetahuan akhlak. Hal tersebut yang membuat penulis mengangkat isu
pentingnya pengetahuan akhlak bagi anak-anak serta ditinjau dari segi
keislamannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :

1
2

1. Bagaimana keadaan akhlak pada anak-anak di sekitar lingkungan tempat


tinggal penulis?
2. Bagaimana kronologi penyimpangan yang dilakukan anak-anak di
sekitar lingkungan tempat tinggal penulis?
3. Bagaimana upaya yang tepat untuk mengatasi penyimpangan akhlak
yang dilakukan anak-anak di sekitar lingkungan tempat tinggal penulis?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui keadaan akhlak pada anak-anak di sekitar lingkungan
tempat tinggal penulis.
2. Mengetahui kronologi penyimpangan yang dilakukan anak-anak di
sekitar lingkungan tempat tinggal penulis.
3. Mengetahui upaya yang tepat untuk mengatasi penyimpangan akhlak
yang dilakukan anak-anak di sekitar lingkungan tempat tinggal penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Habibah (2015), akhlak islam dapat dikatakan sebagai aklak yang
islami adalah akhlak yang bersumber pada ajaran Allah dan Rasulullah. Akhlak
islami ini merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehingga dapat menjadi
indikator seseorang apakah seorang muslim yang baik atau buruk. Akhlak ini
merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar. Pengaruh majunya zaman
yang sekarang sebagian besar menggunakan bantuan gadget dan merabaknya media
sosial. Sebagian orang belum mampu mengimbangi tata cara, tata karma, dan
bagaimana bersikap yang baik antara dunia asli dimana makhluk hidup saling
berinteraksi maupun dunia maya. Golongan anak-anak rawan akan kasus sikap
yang belum cakap dalam berinteraksi dengan baik.
Anak-anak sering berbicara kotor, hal tersebut secara tidak langsung ditiru
oleh mereka tatkala sedang berselancar di dunia maya. Golongan anak-anak
dianggap belum mampu memilah hal yang baik ataupun buruk, bahkan bisa sampai
menyimpang ajaran Islam. Berdasarkan pernyataan tersebut, anak-anak memang
memerlukan pengawasan lebih dalam berperilaku.
Keadaan anak-anak yang berada di sekitar penulis, tepatnya di Desa
Pondowan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah adalah sebagian
individual, sebagian lagi lebih suka berkumpul. Secara visual anak-anak yang
tinggal di daerah tersebut merupakan anak yang baik, tetapi tidak jarang pula
kegiatan yang dilakukan mereka menyimpang. Berikut kasus yang dilakukan oleh
orang di daerah tersebut.
A. Perusakan Bagian Rumah Orang Lain

Menurut Habibah (2015), Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari
bentuk mufradatnya“khuluqun” yang berari budi pekerti, perangai, tingkah
laku dan tabiat. Sedangkan menurut istilah adalah pengetahuan yang
menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah), mengatur pergaulan
manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya. Umumnya
seseorang yang melakukan kesalahan karena tidak sengaja atau lupa, maka ia
tidak berdosa. Namun, jika kesalahannya tersebut mengakibatkan rusaknya

3
4

barang atau properti orang lain, bahkan terbunuhnya orang lain, ia wajib ganti
rugi atau membayar diyat, tidak peduli apakah karena tidak sengaja atau karena
lupa.
Menurut kronologi, anak-anak yang berada di komplek perumahan Desa
Pondowan tersebut bermain petasan di dekat rumah seorang tetangga sepulang
shalat tarawih. Tidak hanya petasan yang sedang diledakkan, tetapi juga
memanjati dinding pembatas antar rumah yang masih tidak terlalu kuat
strukturnya secara beramai-ramai. Alhasil dinding pembatas rumah tersebut
mengalami kerusakan hingga batu bata mengalami jebol lumayan parah. Orang
tua dari anak-anak tersebut sudah mengetahui permasalahan yang terjadi, tetapi
tidak ada ganti rugi setelah kejadian tersebut.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ِ‫ِو َماِا ْست ُ ْكرهُواِ َعلَِيْه‬، َ َ ‫طأ‬
َ َ‫ِوالن ْسيَان‬، ْ ‫إ َّنِاللَّهَِقَدِْت َ َج َاوزَ ِ َع ْنِأ ُ َّمت‬
َ ‫يِال َخ‬
“Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku kesalahan karena tidak sengaja,
lupa, atau dipaksa” (HR. Ibnu Majah dan lainnya, dinilai shahih oleh Al
Albani). Meskipun orang yang berbuat keliru karena tidak sengaja atau lupa
tidak menanggung dosa, tetapi jika kesalahannya tersebut berimbas pada
terluka atau terbunuhnya orang lain, atau rusaknya barang miliki orang lain,
maka ia wajib ganti rugi.
Syaikh ‘As Sa’di menjelaskan, “Kesimpulannya, orang yang tidak
sengaja, atau lupa, atau dipaksa melakukan suatu kesalahan, tidak menanggung
5

dosa atas kesalahannya. Akan tetapi, ia wajib ganti rugi jika kesalahannya
berdampak pada terbunuhnya orang lain atau rusaknya barang orang lain.
Masalah ganti rugi dikaitkan dengan perbuatan dan kerugian yang
ditimbulkannya, sama saja karena sengaja atau tidak”.
Berdasarkan penjelasan tersebut, upaya yang harus dilakukan adalah
tetap mengganti rugi kerusakan barang tersebut. Pihak yang melakukan
perusakan walaupun tidak disengaja, alangkah baiknya untuk segera diganti
rugi sesuai dengan kesepakatan dari yang bersangkutan. Maka siapa saja yang
merusak sesuatu milik orang lain tanpa alasan syar’i, wajib ganti rugi, sama
saja karena sengaja, tidak tahu, atau lupa.
B. Bermain Game Online Tanpa Mengenal Waktu
Game atau permainan sesungguhnya adalah bagian dari sarana hiburan dan
sarana melepas lelah (‫)الهىوالترو‬. Islam mewajibkan kepada umatnya agar
mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah swt.
Itulah orientasi tunggal yang harus dipegang oleh kaum muslimin etika
menjalani kehidupan. Islam lalu memerintahkan umatnya agar melaksanakan
perintahnya Allah dengan segenap potensi yang ia miliki dan tidak melanggar
larangan-larangan Allah swt. Islam tidak mengajarkan agar seseorang
menjauhi kesenangan dan hiburan. Sebaliknya, Islam justru mengajarkan
bahwa mencari kesenangan, beristirahat, mencari hiburan bias dilakukan,
namun harus sesuai dengan porsinya. Islam tidak mengharamkan hiburan sama
sekali.
Menurut Juwita (2020), berdasarkan perspektif agama Islam game online
atau permainan menjadi haram ketika ada unsur-unsur haram di dalamnya.
Untuk itu, perlu diperhatikan batasan-batasan berikut berikut: (1) Memastikan
bahwa materi permainan yang disajikan tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip pokok dalam agama Islam, baik diranah akidah, akhlak maupun ibadah.
Hendaknya game tidak bertentangan pula dengan unsur-unsur kebudayaan
Islam dan kebudayaan local yang telah mengakar di tengah-tengah masyarakat.
Juga tidak bertentangan dengan tujuan ditetapkannya hukum Islam (maqasid
al-syariah).
6

Kasus bermain game online yang terjadi pada kompleks perumahan


Pondowan ini hingga membuat pemain permainan tersebut lupa melakukan
kegiatan pokoknya. Kebanyakan dari pemain lupa terhadap ibadah shalat wajib
5 waktu. Kronologi lainnya adalah pemain tidak melepaskan pandangan dari
smartphone saat sedang berbincang dengan orang lain dan tetap memainkan
game tersebut.

Dalam Islam perbuatan pribadi memiliki pertanggung jawaban yang akan


diberikan. Perbuatan seseorang tidak boleh bertentangan dengan norma-norma
akhlak yang mulia. Jadi budi pekerti yang baik itu tidak bisa dipisahkan dari
ajaran agama. Ajaran agama pun tidak dipisahkan dari apa yang disebut dengan
hokum. Manusia perlu menjaga keimanan dalam agama, menjaga jiwanya agar
tidak terpengaruh lebih jauh akan hal buruk, menjaga akal agar dapat berpikir
jernih dan membedakan mana hal yang baik dan hal yang buruk,
Upaya yang harus dilakukan hendaknya game dimainkan sesuai dengan
porsinya, jangan sampai hiburan menyita seluruh waktu, menghalangi dari
aktifitas lainnya dan mengambil waktu-waktu belajar serta bekerja. Permainan
jangan sampai melalaikan seseorang dari tugas-tugas pokoknya dalam
beribadah dan dalam rumah tangga. Jangan sampai diri terforsir secara
menyeluruh hanya untuk bermain game tanpa mengetahui waktu untuk
kegiatan-kegiatan penting karena hal tersebut dapat menyebabkan
ketergantungan yang berlebih. Peran orang tua dalam pengawasan dan
pembatasan anak saat bermain game online juga sangat diperlukan. Hal
7

tersebut dilakukan agar anak dapat mengetahui batasan saat bermain agar tidak
kecanduan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyimpangan yang terjadi di kompleks perumahan Desa Pondowan ada 2,
yaitu perusakan bagian rumah orang lain dan bermain game online tanpa
mengenal waktu.
2. Perusakan dinding pembatas rumah dilakukan saat meledakkan petasan
sepulang tarawih. Tidak terdapat ganti rugi sama sekali setelah kejadian
tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah tetap mengganti rugi
kerusakan barang tersebut. Pihak yang melakukan perusakan walaupun
tidak disengaja, alangkah baiknya untuk segera diganti rugi sesuai dengan
kesepakatan dari yang bersangkutan.
3. Bermain game online tanpa mengenal batasan waktu hingga membuat
pemain permainan tersebut lupa melakukan kegiatan pokoknya. yang harus
dilakukan hendaknya game dimainkan sesuai dengan porsinya, jangan
sampai hiburan menyita seluruh waktu, menghalangi dari aktifitas lainnya
dan mengambil waktu-waktu belajar serta bekerja. Permainan jangan
sampai melalaikan seseorang dari tugas-tugas pokoknya dalam beribadah
dan dalam rumah tangga. Peran orang tua dalam pengawasan dan
pembatasan anak saat bermain game online agar anak dapat mengetahui
batasan saat bermain agar tidak kecanduan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Bafadhol, Ibrahim. 2017. PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal Edukasi Islami. 6(12): 45-61
Habibah, Syarifah. 2015. AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM. Jurnal
Pesona Dasar. 1(4): 73-87
Juwita, D. R. 2020. KONSEP MAQASID AL-SYARIAH DALAM KONTEKS
GAME ONLINE DI MASYARAKAT. Jurnal Hukum dan Pranata Sosial
Islam. 2(1): 25-44

Anda mungkin juga menyukai