Anda di halaman 1dari 11

BEST PRACTICE (PRAKTIK BAIK)

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTUAN


MEDIA KARTU CERITA UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS CERITA NON FIKSI

Disusun Oleh :
SRI UTAMI
NIM. 2201680639

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Praktik Baik (Best Parctice) berjudul Penerapan Model
Project Based Learning Berbantuan Media Kartu Cerita untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Cerita Non Fiksi

Nama : Sri Utami, S.Pd

Unit Kerja : SD Negeri Panularan Surakarta

Telah disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Kepala SD Negeri Panularan Guru Kelas V

MARNI, S.Pd., M.Pd. SRI UTAMI S.Pd


NIP. 19661008 198608 2 001 NIP. -
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SD NEGERI PANULARAN SURAKARTA


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Non Fiksi
melalui Penerapan Model Project Based Learning
Berbantuan Media Kartu Cerita pada Siswa Kelas V SD
Negeri Panularan Surakarta Tahun Pelajaran 2022/2023
Penulis SRI UTAMI, S.Pd
Tanggal 5 Januari 2023
Situasi: Latar Belakang Masalah
Kondisi yang menjadi latar Salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia di
belakang masalah, mengapa sekolah dasar yang memegang peranan penting yaitu
praktik ini penting untuk pelajaran menulis. Menulis adalah salah satu dari empat
dibagikan, apa yang menjadi keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik
peran dan tanggung jawab anda oleh siswa. Siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan
dalam praktik ini. gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan menulis
cerita. Kemampuan menulis cerita tidak secara otomatis
dapat dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan
dan praktik secara teratur sehingga siswa akan lebih mudah
berekspresi dalam kegiatan menulis.
Namun, berdasarkan hasil observasi guru terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD
Negeri Panularan Surakarta menunjukkan bahwa
keterampilan menulis cerita siswa masih rendah.
Rendahnya keterampilan menulis cerita siswa disebabkan
oleh :
1. Metode pembelajaran yang kurang efektif dan
menarik untuk mengembangkan kreativitas siswa
dalam menulis cerita
2. Media pembelajaran yang kurang menarik dan efektif
sehingga siswa tidak memiliki motivasi belajar yang
cukup.
3. Kurangnya konsistensi siswa dan guru dalam
mengembangkan kreativitas menulis cerita
4. Kurangnya minat membaca siswa yang berhubungan
erat dengan keterampilan menulisnya.
5. Rendahnya minat belajar siswa dalam hal menulis
cerita.
Dari kelima poin diatas, ditentukan bahwa akar
penyebab masalahnya adalah kurang optimalnya metode
pembelajaran yang diimplementasikan guru untuk
mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis cerita non
fiksi. Sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis
cerita siswa, guru harus mendesain pembelajaran yang
dapat menstimulus siswa untuk berimajinasi dan
mengekspresikan gagasannya melalui cerita non fiksi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut,
penulis melakukan praktik baik untuk meningkatkan
keterampilan menulis cerita non fiksi melalui Penerapan
Model Project Based Learning Berbantuan Media Kartu
Cerita pada Siswa Kelas V SD Negeri Panularan Surakarta
Tahun Pelajaran 2022/2023.
.
Praktik ini penting dibagikan karena :
Praktik baik ini penting untuk dibagikan karena dalam
praktik ini penulis menggunakan model Project Based
Learning (PjBL), pendekatan Saintifik TPACK berorientasi
HOTS dengan media audio visual berupa video, serta media
konkrit kartu cerita dalam pembelajaran menulis cerita
non fiksi. Penggunaan media dan model pembelajaran
tersebut mampu memotivasi siswa lebih aktif dan
berinisiatif untuk memperoleh hal-hal yang mereka
inginkan baik pada sisi
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilannya dalam
menulis cerita non fiksi. Selain itu model PjBL juga
mengkondisikan siswa mencari solusi pemecahan masalah
dalam menyelesaikan proyeknya. Melalui penggunaan
media kartu cerita siswa akan terbantu dan lebih mudah
menulis cerita non fiksi berdasarkan topik, menyusun
kerangka tulisan dan mengembangkan kerangka menjadi
sebuah teks yang utuh.
Melalui praktik baik yang dilakukan penulis
diharapkan dapat menjadi referensi bagi rekan pendidik
terhadap permasalahan yang terkait dengan rendahnya
keterampilan siswa dalam menulis cerita non fiksi. Selain
itu, praktik baik ini perlu dibagikan agar seluruh pendidik
bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam
mewujudkan pembelajaran bermakna.

Peran dan Tanggung Jawab Penulis


Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik baik
ini sebagai guru adalah merancang kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik
materi melalui Penerapan Model Project Based Learning
Berbantuan Media Kartu Cerita untuk mengatasi masalah
rendahnya keterampilan menulis cerita non fiksi serta
memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar
yang bermakna melalui proses
pemecahan masalah.
Tantangan : Tantangan dalam mencapai tujuan pada praktik baik
Apa saja yang menjadi ini antara lain guru dituntut untuk menguasai model PjBL
tantangan untuk mencapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis cerita
tujuan tersebut? Siapa saja yang non fiksi. Project yang akan dihasilkan pada praktik baik
terlibat menggunakan model PjBL ini adalah pembuatan Kartu
Cerita teks non fiksi dengan topik penggolongan
hewan berdasarkan jenis makanannya. Guru menyiapkan
beberapa gambar yang sesuai dengan topik
untuk ditempel pada kartu cerita. Kemudian siswa membuat
kalimat tanya dan mengembangkannya menjadi cerita non
fiksi. Untuk menstimulus imajinasi siswa, guru
menayangkan video tentang penggolongan hewan
berdasarkan jenis makanannya. Dari video tersebut siswa
menemukan informasi penting untuk dikembangkan
menjadi cerita non fiksi. Guru memfasilitasi dan
memotivasi siswa untuk berimajinasi dan mengekspresikan
gagasannya menjadi sebuah cerita non fiksi.
Tantangan juga datang dari latar belakang siswa
yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Adanya
kesenjangan kemampuan kognitif siswa menjadi salah satu
tantangan yang perlu dipertimbangkan sehingga setiap
tahapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat
mengakomodasi kemampuan kognitif siswa yang beragam.
Pada praktik baik ini pihak-pihak yang terlibat adalah
guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran, dan siswa
sebagai pihak yang akan mendapatkan treatment atau
bagian dari pelaksana kegiatan pembelajaran serta teman
sejawat sekaligus pimpinan sebagai sumber informasi
sekaligus kontrol terhadap perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran sehingga didapatlah model
pembelajaran terpilih yaitu Project Based Learning sebagai
solusi terhadap masalah.
Aksi : Praktik pembelajaran inovatif diawali dengan
Langkah-langkah apa yang pembuatan rencana aksi berdasarkan masalah rendahnya
dilakukan untuk menghadapi keterampilan menulis cerita non fiksi pada siswa kelas V
tantangan tersebut/ strategi apa SD Negeri Panularan Surakarta. Adapun akar penyebab
yang digunakan/ bagaimana masalahnya adalah kurang optimalnya metode
prosesnya, siapa saja yang pembelajaran yang diimplementasikan guru untuk
terlibat / Apa saja sumber daya mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis cerita non
atau materi yang diperlukan fiksi.
untuk melaksanakan strategi ini Berdasarkan hasil wawancara, kajian literatur dan
refleksi terhadap pembelajaran, strategi yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah rendahnya
keterampilan
menulis cerita non fiksi pada siswa kelas V SD Negeri
Panularan Surakarta yaitu melalui penerapan Model Project
Based Learning (PjBL) Berbantuan Media Kartu Cerita
yang dapat menstimulus siswa untuk berimajinasi dan
mengekspresikan gagasannya menjadi cerita non fiksi.
Setelah terpilih strategi yang tepat untuk solusi
permasalahan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan
penulis adalah mempersiapkan dengan baik dan detail
sarana dan prasarana, kemudian membuat perangkat
pembelajaran. Adapun komponen perangkat pembelajaran
meliputi:
1. Modul Ajar Pembelajaran
2. Bahan Ajar
3. Media Pembelajaran
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
5. Penilaian
6. Rencana evaluasi proses pembelajaran.
Kemudian penulis melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dibuat
yaitu melalui penerapan Model Project Based Learning
(PjBL) Berbantuan Media Kartu Cerita. Adapun sintaks
pembelajarannya antara lain:
1. Mengajukan pertanyaan mendasar
Pada sintaks ini, siswa membaca teks non fiksi tentang
jenis-jenis ekosistem melalui slide Powerpoint. Guru
mengajukan pertanyaan mendasar untuk menstimulus
daya analisis siswa terhadap materi.
2. Mendesain Perencanaan Proyek
Pada sintaks ini, guru menayangkan video tentang
Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya.
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
petunjuk pembuatan Kartu Cerita teks non fiksi secara
berkelompok.
3. Menyusun jadwal project
Pada sintaks ini, guru dan siswa membuat kesepakatan
waktu pengerjaan project pembuatan Kartu Cerita teks
non fiksi penggolongan hewan berdasarkan jenis
makanannya.
4. Memonitoring keaktifan dan perkembangan project
Selama proses pembuatan Kartu Cerita teks non fiksi
penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya,
guru memonitor sikap dan aktivitas siswa serta
memfasilitasi jika siswa mengalami kesulitan.
5. Menguji hasil
Pada sintaks ini, siswa mempresentasikan LKPD dan
Project Kartu Cerita teks non fiksi penggolongan
hewan berdasarkan jenis makanannya. Guru
memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil
LKPD dan project siswa.
6. Evaluasi pengalaman belajar
Pada sintaks ini, guru bersama siswa melakukan
refleksi terkait kegiatan yang telah dilakukan.
Adapun Sumber daya dan materi yang penulis gunakan
dalam pelaksanaan praktik baik ini meliputi :
1. Sarana dan prasarana
Penulis mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
dalam pembuatan media dan project Kartu Cerita teks
non fiksi penggolongan hewan berdasarkan jenis
makanannya. Penulis juga mempersiapkan peralatan
yang mendukung proses pembelajaran seperti laptop,
speaker, LCD, stop kontak, dll.
2. Materi bahan Ajar
Sumber yang digunakan dalam mempersiapkan materi
bahan ajar pada praktik baik ini antara lain Buku Guru
dan Buku Siswa Kelas V Tema 5 Kurikulum 2013,
internet, serta youtube.
Refleksi Hasil dan dampak Penerapan Model PROJECT Based Learning (PjBL)
Bagaimana dampak dari aksi Berbantuan Media Kartu Cerita dapat melatih siswa untuk
dari Langkah-langkah yang berpikir logis dan sistematis. Melalui project pembuatan
dilakukan? Apakah hasilnya Kartu Cerita dapat membantu siswa menyusun alur
efektif? Atau tidak efektif? karangan serta berimajinasi dalam mengekspresikan
Mengapa? Bagaimana respon gagasannya menjadi sebuah cerita non fiksi.
orang lain terkait dengan strategi Pemilihan model pembelajaran Project Based
yang dilakukan, Apa yang Learning (PjBL) menumbuhkan motivasi siswa dalam
menjadi faktor nkeberhasilan berkarya menghasilkan sebuah project dan meningkatkan
atau ketidakberhasilan dari kerjasama antar teman. Melalui desain pembelajaran pada
strategi yang dilakukan? Apa praktik baik ini pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru
pembelajaran dari keseluruhan melainkan berpusat pada siswa melalui pengalaman belajar
proses tersebut yang bermakna.
Hasil evaluasi terhadap pembelajaran teks non fiksi
menunjukkan bahwa 27 siswa dari jumlah keseluruhan 28
siswa (96%) sudah memenuhi KKM (75). Terdapat 1 siswa
yang belum tuntas KKM dikarenakan belum lancar baca
tulis dan pemahaman yang rendah. Berdasarkan hasil
tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang baik antara
penerapan Model Project Based Learning (PjBL)
Berbantuan Media Kartu Cerita terhadap hasil belajar siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi cerita non fiksi.
Berdasarkan refleksi dan evaluasi pembelajaran yang
penulis lakukan menunjukkan bahwa Penerapan Model
Project Based Learning (PjBL) Berbantuan Media Kartu
Cerita sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan
menulis cerita non fiksi siswa kelas V SD Negeri Panularan
Surakarta.
Faktor keberhasilan dari strategi yang digunakan
penulis pada praktik baik ini dikarenakan model Project
Based Learning yang diterapkan membuat pembelajaran
lebih menyenangkan sehingga siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Selain itu model Project Based Learning
membantu siswa dalam mendaftar hal-hal yang perlu ditulis
berdasarkan topik yang dipilih, menyusun kerangka tulisan
dan mengembangkan kerangka menjadi sebuah teks yang
utuh. Hal ini sesuai dengan kajian literatur yang dilakukan
penulis, antara lain hasil penelitian Yusra, Hilman (2022)
yang menyatakan adanya pengaruh model Project Based
Learning terhadap kemampuan menulis cerita siswa.
Keberhasilan praktik baik ini juga didukung dari
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, berupa
teks non fiksi, gambar dan video tentang penggolongan
hewan berdasarkan jenis makanannya, slide presentasi
materi yang menarik, serta media Kartu Cerita teks non
fiksi. Penggunaan media yang bersifat konkret dan nyata
membantu siswa mendapatkan pengalaman belajar yang
bermakna. Selain itu penggunaan media audio visual juga
dapat mengembangkan daya imajinasi siswa dan
mengekspresikannya kedalam cerita. Hal ini sesuai dengan
kajian literatur dari hasil penelitian Alfianto, Denis Yulian
(2021) yang menyatakan bahwa media berbasis video
animasi dapat mengembangkan keterampilan menulis
siswa. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi di atas
maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Project
Based Learning (PjBL) Berbantuan Media Kartu Cerita
dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita nonfiksi
pada siswa kelas V SD Negeri Panularan Surakarta. Hal ini
diperkuat dengan respon siswa yang merasa antusias
mengikuti pembelajaran dan lebih memahami materi
yang diberikan serta respon orang tua yang merasa
siswa lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang diperoleh penulis dari praktik baik
ini adalah guru harus berperan aktif dan inovatif dalam
menggunakan model pembelajaran, menyediakan media,
alat dan bahan yang beragam sesuai dengan karakteristik
materi dan karakteristik siswa. Dengan kolaborasi yang baik.
dan seimbang antara guru, kepala sekolah dan orang tua
dalam pelaksanaan kegiatan belajar, dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilan siswa sesuai dengan
kebutuhan dan kodratnya.

Anda mungkin juga menyukai