Anda di halaman 1dari 4

Setiap negara memiliki kekhasan masing-masing dalam historiografi

mereka. Hal itu tergantung pada kebudayaan yang berkembang di


masing-masing negara. Begitu pula dengan historiografi Jepang juga
memiliki ciri khusus, yakni historiografi Jepang berkembang lebih
menjurus untuk menghasilkan sejarah domestik daripada membentuk
sistem-sistem tafsiran yang penting. Namun dalam perkembangannya
dewasa ini historiografi di Jepang dikerjakan oleh ahli arsip profesional,
ahli monograf yang profesional.

A. Kegunaan Sejarah

Sejarah bagi masyarakat Jepang pada umumnya dianggap sebagai


sesuatu bidang yang cukup populer yang dikerjakan dengan baik oleh
ahlinya. Bagi rakyat Jepang sejarah memiliki arti yang penting dalam
mencari identitas dan untuk memberikan pengertian terhadap dunia
mengenai jati diri mereka. Pandangan sejarah tertua dan asli yang dianut
oleh Jepang timbul pada masa Jepang yang masih terasing dari hubungan
dan pengaruh kebudayaan Cina.

Pandangan tersebut menimbulkan sebuah pengertian bahwa Jepang


adalah pusat dunia. Hal itu membuat ahli warisnya bangga sebagai
golongan utama yang membentuk kekaisaran disekitar istana dan
dilindungi oleh dewa-dewa (Sinto) sendiri. Pada abad pertengahan mulai
berkembang Confusius yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
politik. Masuknya bangsa Barat menyebabkan penulisan sejarah Jepang
cenderung untuk mengadakan perubahan dan mengadakan penyesuaian
dalam konsep maupun metodologinya. Sejarawan jepang memiliki
kemampuan untuk menggabungakan antara fakta-fakta dasar dengan
gejala sebab akibat.

Historiografi pada zaman Jepang Modern sejalan dengan keinginan


bangsa dalam mencapai keunggulan dunia. Sejarah diarahkan untuk
kepentingan negara, baik untuk memberikan pengertian kepada rakyat
mengenai bahaya dari penerusan nilai-nilai tradisional maupun sebagai
alat untuk membenarkan dalam rangka pembaharuan.

B. Historiografi Tradisional Jepang

Seperti negara-negara lain di Jepang juga mengalami bentuk penulisan


sejarah tradisional. Berikut adalah historiografi tradsional di jepang:

1. Kojiki (720) adalah catatan mengenai masalah-maslah kuno. Kojiki


menceritakan masalah rakyat jepang dari zaman dewa-dewa
melalui berdirinya kekuasaan Yamato sampai berakhirnya
pemerintahan Ratu Suiko tahun 623. Keluarga kekhaisaran
mengajukan haknya untuk berkuasa karena keturunan langsung
dari Amaterasu, Dewa Matahari.
2. Nihon Shoki (720) atau Babad Jepang. Nihon Shoki ditulis dalam
bahasa Cina dan didasarkan pada model-model Cina. Nihon Shoki
mencatat 660 SM sebagai kenaikan tahta Jimmu (Kaisar Pertama),
suatu yang meragukan sejarah modern. Nihon Shoki denganh lima
sejarah resmi berikutnya yang mencatat tentang kejadian istana
kekaisaran sampai tahun 887 dikenal sebagai Rukkokushi (Enam
Sejarah Nasional).
3. pada abad ke-10 muncul penulisan sejarah partikelir seperti
monogatori (hikyat) dan kagami (cermin-cermin) yang merupakan
contoh gaya sejarah, seperti cerita tentang genji yang ditulis dalam
bahasa jepang, Ogama (Cermin Besar) merupakan karya terkenal
yang memadukan antara sejarah Jepang abad 11 dengan
bangkitnya sejarah keluarga Fujiwara yang kemudian mengauasai
istana.

Historiografi tradisional Jepang dapat dikategorikan menjadi tiga,


historiografi itu antara lain adalah:
zaman pertengahan

Menjelang abad ke-12 karya-karya sejarah Jepang banyak dipengaruhi


oleh konsep-konsep karma dan keselamatan dari Budhis. Sejarah
kepahlawanan yang paling terkenal adalah mengenai perang antara
Minomoto dan Taira (Heike Monogatori), ditulis dan dibacakan terutama
untuk pesan pendidikan. Penulisan sejarah pada umumnya dilakukan oleh
para pendeta yang percaya pada uraian-uraian Budhis mengenai naik
turunya peruntungan bagi keluarga dan perorangan. Tahun 1222-1282
Nichiren mengemukakan bahwa Jepang adalah negara yang dikodratkan
untuk menyempurnakan kepercayaan Budhis.

Gukhanso (bunga rampai dari pandangan-pandangan yang kurang


mengerti) oleh pendeta Fujiwara Jien (1155-1225) yang menganjurkan
konsep kepemimpinan konfusius untuk perilaku nasehat kaisar. Jinno
Shotaki (catatan asal-usul yang benar dari kaisar-kaisr kedewaan) oleh
Jendral Kitabakke Chikafusa (1291-1354), yang ditulis untuk
memberitahukan bahwa ia lahir dari cabang keluarga kaisar.

Zaman Tokugawa

Masa Tokugawa (1600-1868) terjadi pada masa kebesaran penulisan


sejarah Jepang sebelum zaman modern. Muncul perhatian baru mengenai
studi kojiki yang memusatkan perhatian kembali pada kekaisaran. Hal ini
menimbulkan unsur kebangsaan yang hidup terus dalam masyarakat
Jepang. Daftar kumpulan sejarah yang terpenting adalah Tokugawa Jikki
(Sejarah yang benar mengenai keluarga Tokugawa) yang dibuat tahun
1809 dan 1849
Honcho Tsugan (Cermin besar mengenai Jepang) yang selesai dibuat
pada 1670 oleh keluarga Hayosi yang dibuat untuk meligitimasi
kekuasaan tokugawa. Dai Nihon Shi (Sejarah Jepang) disusun dibawah
lindungan cabang Mito dari keluarga tokugawa. Hokuseki (1657-1725)
yang menulis tentang Dokushi Yoron (Komentar Sejarah Jepang) yang
berisi tentang sistem periodesasi yang didasarkan atas perubahan-
perubahan kekuasaan politik Koshi tsu (survei sejarah kuno). Rai Sanyo
(1780-1830) menulis Nihon gaishi (Sejarah jepang tidak Resmi,) yang
melanjutkan tradisi cerita sejarah yang berpusat pada kaisar kitabatake.
Honawa Hokiichi (1746-1821) dan anaknya yang enulis Gunshu Ruiju
(teks yang diklasifikasikan) yang merupakan perbandingan teks-teks
sejarah.

Zaman Meiji

Masa ini adalah masa peralihan dari historiografi tradisional ke


historiografi modern. Karya yang penting pada masa ini adalah Koji-ruien
(ensiklopedia hal-hal kuno) yang disusun oleh Kementerian Urusan. Kuil-
kuil (1879-1913). Terjadi dua arus historiografi pada masa ini, yakni:
resmi (mencoba mempertahankan nasionalisme Jepang) dan Swasta yang
lebih bersifat internasional yang banyak mengambil konsep-konsep Barat
(Bummei ron no gairyaku dan Nihon kaika Shosi). Ludwig Reiss (1861-
1928) dari Jerman yang diundang ke Tokyo untuk mendirikan jurusan
sejarah di Universitas tokyo. Tahun 1895 Universitas Tokyo menyusun Dai
Nippon Shiryo (Bahan-bahan Sejarah Jepang)

C. Permulaan Historiografi Modern

Zaman permulaan historiografi modern ditandai oleh hasil yang nyata


menurut empat garis-garis besar sebagai berikut:

1. Kesempurnaan dari suatu metodologi sejarah modern.


2. Penulisan studi-studi monografi secara khusus mengenai pranata-
pranata dan aspek-aspek yang khas dari peradaban Jepang.
3. Persiapan survei-survei sejarah secara umum.
4. Penerbitan buku-buku referensi dan bahan-bahan sumber.

Banyak karya yang dihasilkan pada masa ini, misalnya: Kokushi no


kenkyu (1908), Nihon Bunkahi (1922), Sogo Nihon Shi takei (1926),
Nishida Naojiro, Tuda Sokichi, Honyo eijiro, Ono Takeo dan Tsuchiya
takao. Selain itu juga muncul perhimpunan-perhimpunan sejarah seperti:

1. Shigakhai (Masyarakat Sejarah Jepang)

2. Keizaishi Kenkyukai (Masyarakat untuk Studi Sejarah Ekonomi)


3. Shakai Keizaishi Gakkai (Masyarakat Sejarah Sosial dan Ekonomi)

4. Reikishigaku Kenkyukai (Masyarakat Ilmu Pengatahuan Sejarah)

Tahun 1930 Jepang mengadakan ekspansi ke daratand an melancrkan


perang pasifik. Hal ini menyebabkan adanya perpecahan di kalangan
sejarawan:

a. Sejarawan Marxis:

- Menulis kembali perkembangan nasional Jepang

- Kritik Kapitalis dan imperialis

- Muncul buku Nihon Shihonshugi Shi Kaza tahun 1932 (Esai mengenai
sejarah     perkembangan kapitalise di Jepang).

b.Sejarah Nasionalis: sejarah utnuk propaganda, tentang keunggulan-    


keunggulan tanpa banding dan mitos-mitos.

D. Historiografi setelah Masa Perang

Setelah mengalami kehancuran dan mengalami kekalahan dalam Perang


Dunia II Jepang mengalami rehabilitasi Ekonomi dan spiritual sedikit demi
sedikit. Selama lima belas tahun pertama setelah Perang Dunia II
beberapa subyek menjadi berlawanan termasuk sejarah. Adapun
perubahan-perubahan yang terjadi antara lain:

1. Ekstrim Sosialis dimana bangsa dan kaisar keduanya ditolak secara


total oleh masyarakat
2. Tema-tema umum, perjuangan melawan feodalisme, absolutisme,
fasisme dan kapitalisme.

Perkembangan Historiografi Jepang semenjak tahun 1950 sampai


sekarang:

1. Terbit ensiklopedia baru, sejarah-sejarah survei baru dan karya-


karya penelitian dasar.
2. Seluruh literatur sejarah jepang pada hakekatnya telah
diperbaharui, seri dokumen baru yang menyusuri lebih dalam
sampai masalah-masalah kecil mengenai kegiatan pemerintahan
maupun ekonomi dengan kecermatan dan ketetapan yang baru.
3. Sangat empiris dan sedikit sekali dipengaruhi oleh masalah-masalah
yang bisa penafsirannya.

Anda mungkin juga menyukai