Anda di halaman 1dari 16

MIKOLOGI

“IDENTIFIKASI JAMUR SECARA MAKROSKOPIS DAN


MIKROSKOPIS”

Dosen Pengampu :

I Nyoman Jirna, SKM., M. Si.

Oleh:

Ni Putu Dian Wela Kusuma

P07134019082

IV B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2021
"Identifikasi Jamur Secara Makroskopis dan Mikroskopis"

No Kultur Jamur Identifikasi Makroskopis


1.  Warna : Putih kekuningan
 Tekstur : Glabrous
 Topografi : Umbonate
 Garis radial : Ada
 Garis konsentris: Tidak terdapat garis
radial dan konsentris
 Tetesan : Tidak ada
Trichosporon inkin
2.  Warna : Hijau kekuningan
pada bagian bawah berwarna
kekuningansampai coklat
 Tekstur : Cottony

 Topografi : Umbonate

 Garis radial : Ada


Aspergillus flavus
 Garis konsentris : Ada

 Tetesan: -
3.  Warna : Koloni putih yang
tumbuh lebat

 Tekstur : Cottony (permukaan


berbentuk seperti kapas, dan
permukaan koloni rata
 Topografi : Rugose
Mucor sp.
 Garis radial :-

 Garis konsentris : -

 Tetesan :-
4.  Warna : Filamen putih kemudian

berubah warna hijau gelap atau tua

 Tekstur : Koloni beludru (velvety)


dan tepian koloni rata serta
permukaan halus
 Topografi : Umbonate
 Garis radial : Ada
 Garis konsentris : Ada
Aspergillus fumigatus
 Tetesan : -

5.  Warna : Putih kekuningan


 Tekstur : Velvety dan granular
 Topografi : Umbonate
 Garis radial : -
 Garis konsentris : Ada
 Tetesan : -
Aspergillus niger

6.  Warna : Putih (muda), Hitam


(tua)
 Tekstur : Cattony (kapas)
 Topografi : Rugose
 Garis radial : Ada
 Garis konsentris : -
Rhizopus sp  Tetesan : -

No. Gambar Identifikasi Mikroskopis


7.  Panjang : Diameter 3 – 15
mikron
 Berkembang biak dengan
membelah diri (aseksual)
 Berbentuk oval / bulat lonjong
Yeast Cell
 Membentuk tunas atau budding
cell
8.  Merupakan Hifa bersekat : Septa
membentuk kompartemen
kompartemen
 Septa memiliki pori untuk
pergerakan sitoplasma
 Hifa membentuk jalinan menjadi
miselium
Hifa
9.  Rizoid : Berbentuk akar yang
menjangkar
 Stolon : Hifa horizontal yang
mengahubungkan kelompok hifa
satu Dengan satu sel kontiniu
yang diisi sitoplasma dan inti.

Aerial Hyphae
10  Pseudoparenkim : jalinan
hifa yang padat dan
seragam

Pseudoparenkim
11.  Rizomorf/ Sklerotium : jalinan
hifa yang padat dan berguna
untuk mengatasi kondisi terburuk
keadaannnya.

Sklerotium
12.  Misellium : potongan –potongan
hifa
 Fragmentasi hifa

Miselium
13.  Berinti tunggal
 Memiliki sekat yang membagi
hifa menjadi ruang-ruang
 Setiap ruang memiliki satu inti
sel.

Septat Hifa
14.  Tumbuh bercabang
 Dapat membentuk hifa sejati
 Berbentuk bulat lonjong dan
bercabang.

Pseudohifa
15.  Merupakan kuncup pada sel
khamir

Blastospora
16.  Spora bersel Satu
 Terputus-putus
 Sel 1 terbentuk akibat putusan
hifa.

Artrospora
17.  Klamidospora memiliki dinding
tebal, dihasilkan pada ujung
miselium yang sudah tua atau
didalam makrokonidia,
 Terdiri dari 1-2 septa dan
merupakan fase atau spora
bertahan pada lingkungan yang
Klamidiospora
kurang baik
 Terbentuk dari pelebaran Hifa
18.
 Spora yang dibentuk didalam
kantong spora (sporangium)

Sporaiospora
19.
 Spora terbentuk pada
hifa/penebalan
 Berbentuk elips (bulat telur)
 Tidak berwarna/hialin

Oodiospora
20.  Jamur ini memiliki konidia
dengan bentuk seperti bulan sabit
dan memanjang
 Memiliki makrokonidia
mempunyai bentuk yang khas,
melengkung seperti bulan sabit
 Terdiri dari 3-5 septa,
Cresent Form  Bersifat selulolitik
 Memiliki spora dengan struktur
yang menyerupai benang
21.  Terjadi penebalan pada ujung
hifa
 Koloni jamur Basidiophora sp
berbentuk bulat memanjang
berwarna kuning kemerahan
dengan tepi tidak rata
 Seperti kapas halus bewarna
Basidiospora
putih.
 Warna balik koloni kuning
kemerahan.
 Genus Basidiophora memiliki ciri
yaitu konidiofor ada yang tidak
bercabang dan ada yang
bercabang
 Setiap konidiofor menyokong
satu konidia.

22.  Hifa : tidak bersekat


 Hifa jantan (+) dan hifa betina(-)
bersifat haploid
 Zigosporangium : bedinding
tebal
 Kotak spora : sporangium
Zigospora
 Tangkai spora : sporangiophore
23.  Hifa berukuran besar dan
terpisah.
 Jumlah septa meningkat dan
menjadi banyak saat spora
diproduksi.
 Sporaseksual, zygospora dari
Basidiobolus, berdinding tebal
Basidiobolus Hatosporus dan halus atau memiliki dinding
sel luar bergelombang.
24.  Tidak Mempunyai rizoid ataupun
stolon
 Warna koloni abu-abu hitam
 Memiliki hifa tidak bersekat
 Miselium bercabang
 Pangkalan runcing
 Single atau bercabang
Mucor
25.  Hifa : tidak bersekat
 Spora : sporangiospore
 Tangkai spora : sporangiophore
 Kotak spora : sporangium

Rhizopus oligosporus
26.  Hifa : tidak bersekat
 Spora : sporangiospore
 Tangkai spora : sporangiophore
 Kotak spora : sporangium

Absidia
27.  Hifa tidak bersekat
 Konidiofor sederhana atau
bercabang,
 Konidia berwarna bening,

Cunninghamella
28.  Sporangium utama membentuk
cabang-cabang lateral yang
membengkok dan masing-masing
membawa vesikula terminal yang
seluruh permukaannya terbentuk
merosporangia.
Syncephalastrum
29.  Memiliki sporangiofor dengan
cabang-cabang yang berputar
mengandung kantong
sporangium

Circinella
30.  Sporangia berbentuk labu dengan
venter bulat dan leher panjang
yang berbeda,
 Collumellae menonjol dan
berbentuk kubah.
 Sporangiospora berukuran kecil,
Saksenaea lonjong,
31.  Meiospora bersarang

Mortierella
32.  Sel yeast berbentuk ogival.

Saccharomyces
33.  Bentuk sel (bulat, oval, silinder,
ovoid, sperikal, spheroid
 Memiliki pseudohifa atau hifa
sejati (miselium).

Hansenula
34.  Microsporum audouinii
menghasilkan hifa dan
mikrokonidia.
 Makrokonidia yang halus, kurang
berkembang, tebal berdinding
dan berbentuk tidak teratur
Microsporum Audoinii
spindle jarang dijumpai.
 Mikrokonidia juga jarang
dijumpai dan jika dijumpai,
bentuknya adalah bulat telur dan
uniselluler
 Terminal Chlamydoconidia
membentuk secara pendek
seperti, memberikan penampilan
runcing di ujungnya.
35.  Hifa : lebar dan cukup halus
 Macroconidia : terdiri 4-6
sel,bentuk seperti spindle,ujung
atas tumpul,dinding tipis
 Microconidia : tidak khas, jarang
Microsporum gypseum Ditemukan
36.  Hifa : septate yang menghasilkan
banyak makrokonidia.
 Makrokonidia : agak panjang
(10-25 X 35-110 μm), berbentuk
spindle atau fusoid dan
berdinding tebal dengan tekstur
Microsporum Canis echinulte (kasar). Dan biasanya
memiliki enam atau lebih
kompartemen ketika dewasa dan
beberapa makrokonidia
berbentuk klub berdinding halus
dapat diamati di sepanjang hifa.
 Mikrokonidia : berdinding halus
dan berbentuk klub jarang terlihat
terbentuk di sepanjang hifa.
 Ujungnya biasanya meruncing ke
ujung seperti kenop yang
mungkin agak melengkung di
puncak.
37.  Hifa lebar
 Makrokonidia terdiri dari 2-4 sel
pada satu konidiopora
 Mikrokonidi: jarang ditemukan

Microsporum Grubya
38.  Hifa septate
 Macroconidia bersel 1 sampai 4
(biasanya 2) dan berdinding tipis
dan berbentuk oval sampai elips.
 Mikrokonidia berbentuk klub dan
jumlahnya dapat bervariasi.
Microsporum Obtuse
39.  Hifa septate
 Macroconidia bersel 1 sampai 4
(biasanya 2) dan berdinding tipis
dan berbentuk oval sampai elips.
 Mikrokonidia berbentuk klub dan
jumlahnya dapat bervariasi.

Microsporum Ferrugineum
40.  Hifa : lebar
 Macroconidia : terdiri dari 6-10
sel,dinding tebal,permukaan
terdapat tonjolan kecil seperti
duri
 Microconidia : jarang ditemukan
Microsporum distartum
41.  Mikrokonidia berukuran kecil
dan piriformis (berbentuk buah
pir).
 Mikrokonidia berdinding tipis,
berbentuk tetesan air.
 Hifa yang tersusun oleh
Trichophyton Rubrum
mikrokonidia.
42.  Banyak mikrokonidia yang
terbentuk di sepanjang hifa atau
konidiofor pendek yang tumbuh
 Mikrokonidia bersifat sessile
(dilekatkan dengan 'alas' daripada
'batang'). Mereka juga bisa sangat
Trichophyton Tonsurans
bervariasi bentuknya mulai dari
pyriform (tetesan air mata)
hingga klavat (seperti klub)
hingga silinder dan bahkan
bentuk bulat seperti balon yang
lebih besar.
 Makrokonidia biasanya jarang
dan juga menunjukkan variasi
dalam bentuk & ukuran dari
silinder hingga berbentuk cerutu
(10 - 65 μm kali 4 – 12 μm).
 Klamidospora terminal dan
kabisat juga dapat ditemukan,
terutama pada budaya yang lebih
tua.
 Menghasilkan hifa septat.
43.  Hifa yang luas dan tidak teratur
mengandung terlalu banyak
chlamydospores terminal.
 Makrokonidia hanya jarang
diproduksi, tetapi jika hadir akan

Trichophyton Verrucosum memiliki ekor khas atau


berbentuk kacang.
 Chlamydospores sering dalam
rantai. Ujung hifa yang luas dan
kadang- kadang dibagi, yang
disebut "tanduk", ketika ditanam
pada thiamine- enriched media,
strain menghasilkan clavate
untuk pyriform mikrokonidia
sepanjang hifa.
44.  Hifa melingkar atau spiral.
 Mikrokonidia berlimpah, bulat,
berbentuk pirus, atau berbentuk
tidak teratur, dengan ukuran
bervariasi dari 2-3 hingga 2-4 μm

Trichophyton Mentagrophytes  Makrokonidia berasal dari lateral


dalam hifa atau dalam pedikel
pendek dengan dinding tipis atau
tebal dan berbentuk klub atau
fusiform, dengan ukuran yang
bervariasi dari 4-8 hingga 8-50
μm.
45.  Makrokonidia banyak, halus,
berdinding tebal, memanjang,
berbentuk cerutu, dengan ukuran
29-65 oleh 5 sampai 10μm, dan
multiseptate sampai dengan 9
atau 10 septa.
Trichophyton Ajelloi  Mikrokonidia biasanya tidak ada,
tapi ada ketika pembentukan
pyriform
46.  Hifa irregular dengan
klamikonidia di antaranya
 Pada SDA tidak ada mikro atau
makrokonidia

Trichophyton Villaceum
47  Hifa dengan knob berbentuk
tanduk rusa
 Memiliki banyak klamidokonidia
 Tidak ada makrokonidia dan
mikrokonidia terlihat dalam
kultur rutin, namun banyak
Trichophyton Schoenleinii
chlamydoconidia mungkin dapat
terlihat pada kultur yang lebih
lama.
48.  Menghasilkan hifa hialin bersepta
dan bercabang serta konidia
 Ovoid atau piriformis dengan
diameter 3-5 milimikron di
bagian ujung atau lateral
konidiafora yang melengkung
Blastomyces Dermatitidis
 Ditemukan sel yeast berdinding
tebal dan mempunyai celah yang
Lebar
49.  Hifa hialin bersepta
menghasilkan mikrokonidia
dengan ukuran 2-5 mikrometer
 Makrokonidia berdinding
tebal,bulat dan besar disertai

Histoplasma Capsulatum penonjolan materi dinding sel di


bagian perifer
50.  Hifa : bersepta,dan hialin serta
umumnya fertile.Bentuk
seperti kipas
 Vesikula : ujung yang
membengkak, berbentuk gada

Aspergillus fumigatus  Sterigma : tumbuh konidia


 Konidia : konidia bulat
bahkan beberapa ada yang
semi bulat serta berwarna
hijau,dan berdinding kasar
 Konidiofor : konidiofor
tunggal, berdinding halus dan
tebal, bersepta
51.  Hifa : bersekat
 Spora : Conidia
 Tangkai : Conidiophore
 Conidia muda : hijau
 Conidia tua : coklat
 Hypa penebalan : Phialides
Penicillium
52.  Membentuk Spora Seksual
 Berbentuk bulat dan lonjong,
 Menginfeksi rambut,
 Askospora berbentuk memanjang
dan lonjong,
 Askus-askus dan anyaman hifa
Piedraia Hortai padat dan berbentuk benjolan
hitam,
 Hifa berwarna tengguli dengan
ukuran 1-2 um.

Anda mungkin juga menyukai