Anda di halaman 1dari 2

Setelah ginjal seseorang tidak lagi berfungsi, maka dialisis (cuci darah) harus selalu

dilakukan sampai pasien mendapatkan ginjal baru melalui transplantasi.

Untuk mencegah infeksi dalam aliran darah dan penyempitan pembuluh darah,
akses hemodialisis permanen lebih disukai daripada penggunaan kateter jangka
pendek.

Akses permanen ke sistem vaskular pasien bisa dilakukan dengan dua cara yaitu
melalui arteriovenous fistula dan arteriovenous graft.

Arteriovenous Fistula

Arteriovenous (AV) fistula menghubungkan pembuluh darah vena secara langsung


dengan pembuluh arteri di bawah kulit.

Pembuluh darah yang digunakan adalah pembuluh darah besar, biasanya dari
lengan di pergelangan tangan atau dari lengan dekat siku.

Arteriovenous Graft

Arteriovenous (AV) graft adalah cangkok sintetis yang menghubungkan pembuluh


darah arteri ke pembuluh darah vena.

Graft terbuat dari bahan yang sama yang digunakan pada pelapis teflon dan
biasanya menggunakan tabung berdiameter 6 mm.

Kualitas Pembuluh Darah Vena

Jika kualitas pembuluh darah vena pasien buruk, artinya terlalu sempit atau terlalu
tipis, maka AV graft akan dipilih sebagai akses dialisis.

AV graft juga merupakan pilihan yang biasanya dilakukan pada pasien dengan
riwayat merokok atau diabetes.

Rentang Waktu

Setelah AV fistula dipasang, dibutuhkan waktu minimal 8 hingga 12 minggu agar


cukup besar dan kuat untuk digunakan dalam dialisis. Sedangkan AV graft bisa
digunakan minimal 2 minggu setelah dilakukan pencangkokan.

Jika diperlukan proses dialisis sebelum AV fistula cukup matang, maka tunnel
kateter jangka pendek harus digunakan.

Daya Tahan
AV fistula lebih tahan lama jika dibandingkan AV graft. Menurut U.C San Diego
Vascular Surgery Department, setengah dari keseluruhan pencangkokkan AV graft
akan menggumpal pada tahun pertama.[]

Anda mungkin juga menyukai