Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengalaman Lapangan Belajar (PBL) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman pengetahuan dan teknologi kesehatan masyarakat yang
diperoleh mahasiswa melalui program perkuliahan Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1) di
FKM Unsri yang dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa
sehingga mahasiswa mampu mendeskripsikan suatu kegiatan di lapangan berdasarkan tujuan
kegiatan, komponen-komponen kegiatan, dan proses kegiatan. Untuk mendapatkan
pengalaman dalam mendiagnosis masalah kesehatan dengan baik, maka mahasiswa
ditempatkan pada suatu lokasi yang memiliki permasalahan kesehatan yang cukup kompleks.
Dalam PBL ini akan difokuskan dalam permasalahan KIA(Kesehatan Ibu dan Anak),
Stunting, Covid-19 dan sanitasi yang akan dilakukan di Desa Arisan Gading, Kecamatan
Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ilir.

KIA(Kesehatan Ibu dan Anak) adalah upaya di bidang kesehatan yang


menyangkut pelayanan dan pemeliharaan Ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, anak
balita serta anak prasekolah. Memfasilitasi masyarakat untuk membangun system kesiagaan
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek nonklinis terkait
kehamilan dan persalinan merupakan salah satu pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.
Menurut WHO angka kematian ibu (AKI) umumnya terjadi akibat komplikasi saat, dan pasca
kehamilan yang mencapai 100.000 per kelahiran hidup.  Adapun penyebab angka kematian
ibu(AKI) yang terjadi dapat disebabkan oleh perencanan kehamilan yang  kurang matang,
sehingga perempuan melahirkan terlalu banyak, terlalu dekat, terlalu muda, dan kurang akan
pengetahuan tentang pentingnya kesehatan kehamilan. Peran pemerintah dalam mengatasi
masalah angka kematian ibu (AKI) di awali dengan kesehatan di sekolah, kemudian terkait
dengan reproduksi remaja. Selanjutnya ke program tentang pelayanan anatal care, persalinan
dan pelayanan kepada bayi.

Stunting atau yang disebut dengan masalah anak pendek merupakan salah satu
permasalahan gizi yang dihadapi di seluruh dunia, terutama di negara-negara menengah
kebawah dan berkembang. Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth
faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari
kehamilan sampai usia 24 bulan. Stunting merupakan keadaan indeks tinggi badan menurut
umur di bawah minus dua standar deviasi berdasarkan standar WHO. Menurut Setiwan, dkk
(2018), stunting memiliki ciri khas dimana manifestasi jangka panjang faktor konsumsi diet
berkualitas rendah, penyakit infeksi berulang, dan lingkungan. Stunting menjadi
permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan
kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan
terhambatnya pertumbuhan mental.

Hingga saat ini, Indonesia merupakan satu dari negara-negara berpendapatan


menengah dengan angka kejadian stunting yang cukup tinggi. Indonesia menjadi negara
dengan prevalensi stunting ketiga teratas di South-East Asian Region setelah Timor Leste dan
India. Meskipun persentase kejadian stunting di Indonesia turun dari 37,8% pada tahun 2013
menjadi 27,67% (2019), namun angka ini masih dapat dikatakan tinggi tinggi. Hal ini
dikarenakan, angka prevalensi stunting di Indonesia masih >20%, artinya belum mencapai
target WHO yang seharusnya <20%. Jika tidak diatasi dengan segera dan efektif, situasi ini
dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan lainnya. Angka stunting di Sumatera Selatan pun
terbilang cukup tinggi, bahkan melebihi angka nasional berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI pada
2018.
Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona dan menimbulkan
gejala utama berupa gangguan pernapasan. Penyakit ini menjadi sorotan karena
kemunculannya di akhir tahun 2019 pertama kali di Wuhan, China. Lokasi kemunculannya
pertama kali ini, membuat coronavirus juga dikenal dengan sebutan Wuhan virus.  Selain
China, coronavirus juga menyebar secara cepat ke berbagai negara lain, termasuk Jepang,
Thailand, Jepang, Korea Selatan, bahkan hingga ke Amerika Serikat. Virus lain yang
termasuk dalam kelompok yang serupa adalah virus yang menyebabkan Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV)
beberapa tahun silam.

Virus corona umumnya ditemukan pada hewan seperti unta, ular, hewan ternak,
kucing, dan kelelawar. Manusia dapat tertular virus apabila terdapat riwayat kontak dengan
hewan tersebut, misalnya pada peternak atau pedagang di pasar hewan. Namun, adanya
ledakan jumlah kasus di Wuhan, China menunjukkan bahwa corona virus dapat ditularkan
dari manusia ke manusia. Virus bisa ditularkan lewat droplet, yaitu partikel air yang
berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat batuk atau bersin. Apabila droplet tersebut
terhirup atau mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko untuk tertular penyakit ini.
Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut usia, memiliki penyakit
kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan mengalami infeksi ini serta
komplikasinya.

Sanitasi adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan,


pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya (Notoadmojo, 2003). Sanitasi
juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang memengaruhi kesehatan
manusia. Sanitasi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, terutama sarana air
bersih, ketersediaan jamban, pengolahan air limbah, pembuangan sampah, dan pencemaran
tanah. Pembuangan tinja dapat secara langsung mengontaminasi makanan, minuman,
sayuran, air tanah, serangga dan bagian-bagian tubuh.

Desa Arisan Gading adalah desa yang berada di kecamatan Indralaya


Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Indonesia. Dengan luas wilayah ± 38 Ha.
Dimana sebelah Utaranya berbatasan dengan Desa Tebing Grinting Utara. Sebelah Selatan
berbatasan dengan Desa Sukaraja Lama. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tebing
Grinting Selatan dan disebelah Timur berbatasan dengan Desa Pematang Serdang. Terdapat
317 rumah di Desa Arisan Gading, jamban sehat permanen (JSP) berjumlah 208 dan jambang
sehat semi permannen (JSSP) berjumlah 13, menumpang (sharing) sebanyak.

Desa Arisan Gading menjadi salah satu desa di Kecamatan Indralaya Selatan yang
menjadi tempat Praktikum Belajar Lapangan FKM UNSRI untuk pertama kalinya dilakukan
di tahun 2021.

1.2 Tujuan
1.2.1    Tujuan Umum
Adapun tujuan umum kegiatan ini adalah melakukan analisis terhadap kesehatan ibu dan
anak (KIA), Stunting, Covid-19 dan Sanitasi di Desa Arisan Gading pada PBL 1 FKM UNSRI tahun 2021.
Selain itu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat mampu mengembangkan kompetensi
dalam kehidupan bermasyarakat dan secara aktif mendapatkan pengalaman terhadap
masalah-masalah kesehatan masyarakat di lapangan. Serta mampu mengimplementasikan
pemecahan masalah kesehatan sesuai dengan ilmu yang telah didapatkan di kampus.
1.2.2   Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus kegiatan ini adalah:
1. Mengetahui gambaran khusus dan gambaran umum dari lokasi PBL
2. Melakukanm identifikasi, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan
masyarakat berdasarkan data dasar yang telah dikumpulkan dengan melibatkan tokoh
masyarakat dan pemerintah setempat
3. Menganalisis situasi kesehatan ibu dan anak
4. Menganalisis penyebab stunting
5. Menganalaisi kejadian covid-19
6. Menganalisis penerapan hygiene sanitasi masyarakat setempat
5. Menganalisis hasil kuisioner yang telah di sebar kemasyarakat Desa Arisan Gading

Anda mungkin juga menyukai