Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa penulis mengenai ayat-ayat Kauniyah juz 30 dan
relenvasinya dalam dakwah periode mekah, dalam kitab tafsir Al-Munir
karya Wahbah Az-Zuhaili maka penulis mengambil kesimpulan dari tesis
ini sebagai berikut :
1. Hasil penafsiran ayat-ayat Kauniyah dalam juz 30 dalam kitab tafsir
Al-Munir karya Wahbah Az-Zuhaili mengemukakan bahwa terdapat ayat
ayat Kauinyah dalam juz 30 yang membahas fenomena alam, yang
pertama, fungsi bumi bagi manusia, Gunung sebagai pasak dan manusia
diciptakan berpasang-pasangan, adapun ayat yang menjelaskanya adalah
QS An Naba ayat 6 – 8. Kemudian yang kedua, terdapat ayat-ayat
Kauniyah yang juga menjelaskan bahwa Terdapat 7 Langit yang Kukuh
dan Pelita yang Terang benderang, ayat Kauniyah ini terdapat pada QS
An-Naba ayat 12 & 13. Kemudian yang ketiga, terdapat ayat-ayat
Kauniyah yang juga menjelaskan mengenai Air Tercurah dari Awan Yang
Menumbuhkan biji-bijian, ayat kauniyah ini terdapat dalam QS An-Naba
ayat 14 & 15. Kemudian yang keempat, terdapat ayat-ayat Kauniyah yang
juga menjelaskan mengenai Rahasia Penciptaan Langit, Bumi dan
Gunung, ayat kauniyah ini terdapat dalam QS An-Naba ayat 27 – 32.
Kemudian yang kelima, terdapat ayat-ayat Kauniyah yang juga
menjelaskan mengenai Makanan dan Nikmat-nikmat yang Diperlukan
Oleh Manusia, ayat kauniyah ini terdapat dalam QS Abasa ayat 24 – 31.
Kemudian yang keenam, terdapat ayat-ayat Kauniyah yang juga
menjelaskan mengenai Malam dan Bulan Purnama, ayat kauniyah ini
terdapat dalam QS Al Insyiqaq ayat 17 – 18. Kemudian yang ketujuh,
terdapat ayat-ayat Kauniyah yang juga menjelaskan Awal Mula
Hancurnya Matahari dan Alam Semesta, ayat kauniyah ini terdapat dalam
QS At Takwir ayat 1 – 6. Kemudian yang kedalapan, terdapat ayat-ayat
Kauniyah yang juga menjelaskan mengenai Kesempurnaan Dalam
Peciptaan Manusia, ayat kauniyah ini terdapat dalam QS Al-Infithor ayat
7 – 8. Kemudian yang kesembilan, terdapat ayat-ayat Kauniyah yang juga
menjelaskan mengenai Awal Mula Penciptaan Manusia, ayat kauniyah ini
terdapat dalam QS At-Thariq ayat 6 – 7. Kemudian yang kesepuluh,
terdapat ayat-ayat Kauniyah yang juga menjelaskan mengenai Penciptaan
Hewan Ternak, ayat kauniyah ini terdapat dalam QS Al-Ghasyiyah ayat
17.
2. Relevansi Ayat-ayat Kauniyah dalam dakwah periode mekah
mencangkup beberapa poin, yang pertama, pengaruh ayat-ayat Kauniyah
dalam Ketauhidan. Maka misi utama diutusnya para Nabi dan Rasul
adalah supaya manusia bertauhid, yaitu meyakini bahwa tidak ada tuhan
yang haq untuk disembah kecuali Allah SWT. Yang pengaruh ayat-ayat
kauniyah dalam keimanan. Maka dalam QS Isra’ ayat 49, QS Ar-Rum
ayat 27, QS Ar-Rum ayat 50 dan QS Al-Ahqaf ayat 33 adalah bukti dan
dalil yang kuat bahwa Allah mampu dan kuasa untuk membangkitkan
mereka setelah kematian mereka, maka ayat-ayat ini merupakan ayat yang
dapat mematahkan keyakinan mereka terhadap ketidak percayaan mereka
atau kekufuran mereka terhadap hari kebangkitan. Oleh karenanya Allah
menurunkan ayat-ayat ini yang berisikan ayat kauniyah supaya mereka
beriman kepada hari kebangkitan. Yang ketiga, pengaruh ayat-ayat
kauinyah dalam kecerdasan. metode Al Quran yang Allah gunakan,
meminta mereka untuk melihat kepada ayat-ayat Allah Kauniyah, maka
Ayat-ayat kauniyah juga dapat menambah kecerdasan, bagi mereka yang
memang tidak pernah berpikir akan adanya tanda-tanda kebesaran Allah
di dalam alam semesta. Sebagaiman firman Allah dalam QS Al-Baqarah
ayat 73. Dan yang keempat, pengaruh ayat-ayat Kauniyah dalam akhlaq
dan kepribadian. Ayat-ayat Kauniyah tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan keimanan dan kecerdasan manusia, akan tetapi juga untuk
menambah akhlaq dan kepribadian ummat islam untuk meneguhkan hati
dan keimanan mereka terhadap Islam. Dengan ayat-ayat Kauniyah
seseorang akan lebih takut kepada Allah, dan takut akan hari kiamat serta
hari pembalasan. Dia akan cenderung menjadi muslim yang bertakwa,
baik dan berkepribadian serta ber akhlaqul karimah.
3. Pengaruh Metodologi Ayat-ayat Kauniyah dalam Dakwan Fardiyah
(Individu). Maka dalam kesendirianya harusnya setiap dari kita berfikir
bahwa Allah pasti mampu dan berkuasa untuk menghidupkan kembali
orang yang sudah mati dan membengkitkanya dari kuburnya. Tentunya
metode ayat-ayat kauniyah dalam dakwah Fardiyah akan lebih efektif,
karena seseorang cenderung dapat bermunasabah dan dapat merenung
dalam kesendirianya. Dia kemudian akan lebih yakin bahwa apa yang
Allah kabarkan dalam Al-Quran adalah sebuah kebenaran yang mutlak,
apalagi dalam penyampainya Allah juga mencantumkan bukti yang nyata,
yang dapat kita lihat dengan mata kepala kita sendiri dan mudah kita cerna
dengan akal kita. Adapun yang kedua adalah Pengaruh Metodologi Ayat-
ayat Kauniyah dalam Dakwah Ammah (umum). Adapun metodologi
ayat-ayat Kauniyah dalam dakwah Ammah (Umum) maka penulis
sampaikan bahwa ayat-ayat kauniyah tidak hanya berisi ajakan
merenungkan ayat-ayat kauniyyah dengan cara Fardiyah atau Mufrodah
namun lebih banyak berisikan ajakan-ajakan mentadaburi ayat-ayat
kauniyah dengan metode Ammah atau Jama’. Berikut beberapa ayat Al-
Quran yang membahas metodologi ayat-ayat kauniyah dalam dakwah
ammah atau umum antara lain firman Allah SWT dalam QS An-Nahl ayat
125.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dan guna meningkatkan
penelitian dan kajian dalam bidang tafsir mengenai ayat-ayat kauniyah,
maka perlu kiranya para penulis di masa sekarang atau yang akan datang
memperbanyak dan lebih memfokuskan kajian-kajian tentang naskah
kitab-kitab tafsir baik klasik ataupu modern. Sehingga pembahasan ayat-
ayat kauniyah dan relevansinya dalam dakwah dapat menjadi bacaan
yang mudah dijumpai di perpustakaan serta dapat menjadi sumber kajian
yang bermanfaat di masa yang akan datang.
Dan tentunya dalam penulis menyusun karya ilmiah tesis ini
masih banyak kekurangan bahkan kekliruan dalam menyajikan materi
mengenai ayat-ayat kauniyah dan relevansinya dalam dakwah mekah,
maka disarankan untuk peneliti setelahnya yang kemudian ingin menulis
mengenai ayat-ayat kauniyah untuk lebih menguatkan dan
memperbanyak refrensi agar hasil dari karya ilmiah yang ditulis dapat
juga menjadi rujukan bagi penulis setelahnya. Walhamdulillahi Robil
‘Alamiin.

Anda mungkin juga menyukai