Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

Dosen : Sulasmi, Skm., M.Kes

MAKALAH
”Advokasi Pengunaan Jamban Sehat Melalui Pendekatan Spiritual Dan
Kultural Di Situbondo”

OLEH :
Kelompok 2
Muh. Fadly (PO714221201060)
Firliana (PO714221201050)
Jumriani (PO714221201056)
Nurul Azizah (PO714221201073)
Lulu Everlita (PO714221201085)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
SANITASI LINGKUNGAN
DIV. TK. III.B
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, merupakan
satu kata yang pantas penulis ucapkan yang karena bimbingan-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Advokasi Pengunaan
Jamban Sehat Melalui Pendekatan Spiritual Dan Kultural Di
Situbondo”Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah
membantu penulis dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan
ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi
positif bagi kita semua.

Makassar, 27 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4


A. Pengertian Advokasi................................................................................. 4
B. Tujuan dan Strategi Dalam Advokasi Penggunaan Jamban Sehat.............. 4
C. Peran Advokasi Dalam Penggunaan Jamban Sehat ................................... 5
D. Sasaran Advokasi Dalam Penggunaan Jamban Sehat ................................ 6
E. Solusi yang Disampaikan Untuk Menangani permasalahan ...................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 8


A. Kesimpulan .............................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku hidup bersih dan sehat lebih dikenal dengan istilah PHBS
sangat gencar digalakkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) ini mempunyai tujuan
agar masyarakat Indonesia mempunyai harapan hidup yang tinggi dengan
cara berperilaku hidup yang sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap
individu. Kondisi sehat tidaklah terjadi secara instans, akan tetapi haruslah
selalu diupayakan dari yang awal kehidupannya berperilaku tidak sehat
menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat pula.
Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat dari diri sendiri
terlebih dahulu.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan program pokok
pemerintah agar tercipta masyarakat yang sehat dan terbebas dari berbagai
penyakit. Diantara perilaku hidup bersih dan sehat tersebut adalah dengan
cara menggunakan jamban sehat saat buang air kecil maupun buang air
besar. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan advokasi
kepada warga masyarakat melalui pendekatan spiritual dan kultural agar
masyarakat mampu untuk berperilaku sehat dengan cara BAB di jamban.
Metode yang digunakan adalah pendekatan persuasive pada tokoh
masyarakat, memakai snowboll sampling dan kemudian dianalisis dengan
kualitatif. Hasil yang didapatkan, masyarakat mulai sadar, paham dan mau
untuk merubah perilakunya dan BAB di jamban. Kesimpulannya adalah
perlu dukungan dan contoh yang baik dalam merubah perilaku sehat.
Permasalahan pembangunan sanitasi di Indonesia merupakan
masalah tantangan sosial-budaya, salah satunya adalah perilaku penduduk
yang terbiasa Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat, khususnya

1
ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan
higienis lainnya. Berdasarkan Deklarasi Johannesburg yang dituangkan
dalam Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan pada tahun
2015 sepakat untuk menurunkan separuh proporsi penduduk dunia yang
tidak memiliki akses sanitasi dasar yaitu jamban sehat dan harus
mendapatkan akses sanitai dasar (jamban) pada tahun 2025. Penetapan ini
telah disepakati oleh negara negara di dunia termasuk di Indonesia.
Prevalensi penyakit akibat sanitasi buruk di Indonesia adalah
penyakit diare sebesar 72%, cacingan 0,85%, scabies 23%, trakhoma
0,14%, hepatitis A 0,57%, hepatitis E 0,02% dan malnutrisi 2,5%,
sedangkan kasus kematian akibat sanitasi buruk adalah diare sebesar 46%,
cacingan 0,1%, scabies 1,1%, hepatitis A 1,4% dan hepatitis E 0,04%
(WSP-EAP, 2008). Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan
sebesar 1,1 milyar orang atau 17% penduduk dunia masih BABs, dari data
tersebut diatas sebesar 81% penduduk yang BABs terdapat di 10 negara dan
Indonesia sebagai Negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat BABs,
yaitu India (58%), Indonesia (5%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan
(4,3%), Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger
(1,1%) (WHO, 2011).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ruusan masalah dalam
makalah ini adalah,
1. Apa yang dimaksud dengan advokasi?
2. Apa tujuan dan strategi dalam advokasi penggunan jamban sehat?
3. Apa saja peran advokasi dalam penggunan jamban sehat?
4. Siapa yang menjadi sasaran advokasi dalam penggunan jamban sehat?
5. Apa solusi yang disampaikan untuk menangani permasalahan tersebut?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian advokasi
2. Untuk mengetahui tujuan dan strategi dalam advokasi penggunan
jamban sehat
3. Untuk mengetahui peran advokasi dalam penggunan jamban sehat
4. Untuk mengetahui sasaran advokasi dalam penggunaan jamban sehat
5. Untuk mengetahui solusi untuk menangani permasalahan tersebut

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Advokasi
Advokasi adalah suatu tindakan yang diakukan untuk mengubah
kebijakan, kedudukan atau program dari segala tipe institusi. Advokasi
merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif, yang bertujuan untuk
mempengaruhi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau
keputusan. Proses advokasi ini sangat penting bagi para peneliti dalam
mengkomunikasikan hasil kajian dan isu-isu penting, dilakukan dengan
perencanaan strategis dengan target utama adalah pengambil kebijakan dan
korporasi.
Menurut KBBI, Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi
persuasif, yang bertujuan untuk mempengaruhi pemangku kepentingan
dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Proses advokasi ini sangat
penting bagi para peneliti dalam mengkomunikasikan hasil kajian dan isu-
isu penting, dilakukan dengan perencanaan strategis dengan target utama
adalah pengambil kebijakan dan korporasi.
Advokasi adalah mengajukan atau mempertahankan atau
merekomendasikan suatu gagasan dihadapan orang lain. Advokasi adalah
suatu usaha sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesak
terjadinya perubahan dalam kebijakan public secara bertahap maju dan
semakin baik.

B. Tujuan Dan Strategi Dalam Advokasi Penggunan Jamban Sehat


Advokasi dalam penggunaan jamban sehat dalam pendekatan secara
spiritual dan kultural di kawasan Situbondo memiliki tujuan dan strategi,
adapun tujuannya ialah upaya memberdayaan masyarakat sekitar untuk
senantiasa membiasakan berbudaya hidup bersih dan sehat dengannilai-

4
nilai agama Islam sebagai agama yang dianut.
Berangkat dari fenomena ini, banyaknyamasyarakat yang memiliki
kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat yang rendah di Bugeman
sehingga perlu untuk dilakukan advokasi /sosialisasi pada masyarakat
tentang pentingnya keberadaan sarana sanitasi dasar di rumah melalui
pendekatan kultural dan spiritual. Berangkat dari fenomena ini, banyaknya
masyarakat yang memiliki kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat
yang rendah di Bugeman sehingga perlu untuk dilakukan advokasi
/sosialisasi pada masyarakat tentang pentingnya keberadaan sarana sanitasi
dasar di rumah melalui pendekatan kultural dan spiritual. Adanya
persamaan karakter antara masyarakat Banyuwangi dan Situbondo,
nampaknya memabutuhkan pendekatan lain dalam merubah perilaku
buruknya menjadi berperilaku baik dan sesuai dengan standart Kesehatan.
Tim melakukan pendekatan kultural dan spiritual untuk merubah sikap dan
perilaku masyarakat yang cenderung mengikuti dan patuh pada “dawuh”
atau kata-katan/informasi dari orang yang disegani.

C. Peran Advokasi Dalam Penggunaan Jamban Sehat


Advokasi di masyarakat dapat memicu Perubahan sikap dan
perilaku masyarakat Bondowoso untuk BAB di jamban dapat dipicu dengan
kesadaran masyarakat bahwa apabila kita BAB di sungai akan merasa jijik,
merasa malu jika dilihat orang lain yang melintas di jalan, takut sakit, ada
perasaan berdosa dan adanya rasa tanggung jawab, sehingga masyarakat
secara perlahan mulai merubah perilakunya untuk BAB di jamban (Hartini
dan Munandar, 2016). Pendekatan spiritual dan kultural di Bugeman
Situbondo ini rupanya juga membuat masyarakat mulai sadar pentingnya
berperilaku sehat sesuai dengan anjuran agama. Pemberian KIE
(komunikasi informasi dan edukasi) berkaitan dengan pentingnya untuk
BAB di jamban diberikan saat warga selesai shalat Magrib danselesai
berdoa oleh ustad/kiyai berkaitan denganadabdan tatacara BAB
Advokasi perlu dilakukan untuk memicu peningkatan kesadaran

5
masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hal ini dilakukan
bukan tanpa alasan, karena dipandang adanya perubahan lingkungan
sehingga menurunkan kualitasnya yang dapat berefek munculnya berbagai
penyakit yang disebabkan karena kurang memperhatikan penggunan
jamban sehat. Peningkatan kesadaran masyarakat dapat dilakukan dengan
Pendidikan umum (edukasi) mengenai pentingnya lingkungan yang sehat
salah satunya adalah penggunaan jamban sehat. Peran dari kegiatan
advokasi adalah meningkatkan peran masyarakat untuk menerapkan
GERMAS dalam kehidupan sehari-hari, dan diharapkan peran lintas sektor
dapat menggerakan masyarakat untuk aktif berperilaku hidup sehat.

D. Sasaran Advokasi Dalam Penggunaan Jamban Sehat


Sasaran Advokasi dalam penggunaan jamban sehat dengan
pendekatan secara spiritual dan kultural adalah masyarakat Desa Bugeman,
Kecamatan Kendit, Situbondo Jawa Timur. Ada lima tokoh masyarakat
yang ikut dalam kegiatan ini, diambil secara snowboll sampling. Beliau
merupakan tokoh masyarakat yang disegani oleh warga, dikarenakan
mengasuh anak-anak mengaji dan pengasuh pondok pesantren yang cukup
mempunyai pengaruh kuat di masyarakat.
Awal mula tim pengabdian masyarakat melakukan silaturahim
kepada salah satu tokoh masyarakat yang rumahnya berdekatan dengan
sungai yang airnya mengalir sepanjang masa, mengairi persawahan
penduduk yang lagi menanam padi. Sungai ini di pakai oleh warga sekitar
untuk BAB setiap harinya.

E. Solusi yang Disampaikan Untuk Menangani Permasalahan


Solusi yang dapat diberikan untuk permasalahan BAB sembarangan
adalah penggunaan jamban sehat. Perilaku BAB dengan memakai jamban
sangat efektif dalam mengendalikan berbagai penyakit seperti diare, kolera
maupun disentri di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Situbondo Jawa
Timur. Penggunaan jamban sehat dapat menurunkan resiko penurunan

6
penyakit yang ditularkan oleh BAB sembarangan. Hal ini diperkuat Hal ini
diperkuat juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2013)
bahwa penggunaan air bersih, penggunaan jamban sehat dan perilaku
membuang sampah sangat berhubungan erat dengan kejadian diare di
Kecamatan karangreja. Pengetahuan dan sikap juga sangat berpengaruh
terhadap penggunaan jamban di Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo
(Otaya, 2016). Pendekatan spirual dan kultural efektif untuk merubah
perilaku masyarakat untuk BAB tidak di sungai, selain fungsi sungai untuk
masyarakat luas, juga menghindari berbagai penyakit.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan spirual dan kultural efektif untuk merubah perilaku
masyarakat di kawasan Situbondo untuk BAB tidak di sungai, selain fungsi
sungai untuk masyarakat luas, juga menghindari beragai penyakit. BAB di
sungai juga tidak baik secara agama, dikarenakan akan menyebabkan
kurangnya rasa malu dantidaksesuai dengan adab-adab dalam BAB/BAK.

B. Saran
Untuk semua masyarakat disarankan untuk selalu BAB di jamban
sesuai anjuran agama. Bagi yang belum punya jamban secara bertahap
dapat diusahakan dengan cara gotong royong atau memakai jamban
percontohan(jamban umum).

8
DAFTAR PUSTAKA

Sujono Riyadi Sutipyo. 2021. ADVOKASI PERILAKU PENGGUNAAN JAMBAN


SEHAT MELALUI PENDEKATAN SPIRITUAL DAN KULTURAL DI
SITUBONDO. https://abdimasmadani.ac.id/index.php/abdimas/article/view/48
Diakses pada tanggal 27 Januari 2023

Blogperawat.net. 2020. Advokasi Dalam Promosi Kesehatan.


https://www.blogperawat.net/2020/04/advokasi-dalam-promosi-kesehatan.html
Diakses pada tanggal 27 Januari 2023

Amrin Madolan. 2022. ADVOKASI : Pengertian, Tujuan, Sasaran, Pelaku dan


Langkah-Langkah. https://www.mitrakesmas.com/2022/10/advokasi-pengertian-
tujuan-sasaran.html Diakses pada tanggal 27 Januari 2023

Indonesianpublichelath.com. 2022. http://www.indonesian-


publichealth.com/sanitasi-jamban/ Diakses pada tanggal 27 Januari 2023

Aspirasi Yuningsih. 2019. StrategiPromosiKesehatandalamMeningkatkanKualitasSanitasi


Lingkungan. https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/1391 Diakses
Pada tanggal 27 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai