Anda di halaman 1dari 28

FT KARDIOVASKULER PULMONAL

“ANATOMI JANTUNG, ANATOMI PARU-PARU, SISTEM PERNAPASAN,


& PEMBULUH DARAH”

DOSEN: MUHAMMAD RUSLI

DISUSUN OLEH:

Nama : Nyoman Ade Sigit Dhermawan

Prodi : D3 Fisioterapi 2021

NIM : PO713241211032

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FISIOTERAPI

2023

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ANATOMI
JANTUNG, ANATOMI PARU-PARU, SISTEM PERNAPASAN, &
PEMBULUH DARAH”

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah FT


KARDOVASKULER PULMONAL. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang hakikat dan kesetaraan manusia bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak MUHAMMAD RUSLI


selaku dosen mata kuliah FT KARDOVASKULER PULMONAL.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 23 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................3

C. TUJUAN PEMBAHASAN.......................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

A. ANATOMI JANTUNG.............................................................................4

B. BENTUK DAN UKURAN JANTUNG....................................................5

1. Otot Jantung..................................................................................................6

2. Ruang-Ruang Jantung...................................................................................7

C. ANATOMI PARU-PARU........................................................................8

D. VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU.......................................12

E. SISTEM PERNAPASAN.......................................................................13

F. PEMBULUH DARAH...............................................................................20

BAB III PENUTUP..............................................................................................23

A. KESIMPULAN.......................................................................................23

B. SARAN...................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan dibungkus
perikardium terletak di mediastinum pars media. Jantung mendapat darah dari arteri koroner
kanan dan kiri yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas katup aorta. Arteri koroner kanan
berasal dari sinus anterior aorta, sedangkan arteri koroner kiri berasal dari sinus posterior kiri.

Arteri koroner kanan akan bercabang menjadi cabang marginal kanan dan cabang
interventrikularis posterior sedangkan arteri koroner kiri akan bercabang menjadi cabang
interventrikularis anterior dan cabang sirkumfleksa.

Setiap individu mempunyai variasi arteri koroner yang dominan berdasarkan arteri koroner
yang memberikan cabang untuk cabang interventrikularis posterior (Erol et al, 2011). Ada tiga
tipe variasi arteri koroner dominan, yaitu dominan kanan, kiri, dan kodominan. Pada dominan
kanan, cabang interventrikularis posterior merupakan cabang dari arteri koroner kanan. Pada
dominan kiri, cabang interventrikularis posterior merupakan cabang dari cabang sirkumfleksa.
Pada kodominan, cabang interventrikularis posterior merupakan cabang dari arteri koroner kanan
dan cabang sirkumfleksa.

Arteri koroner dominan berkaitan erat dengan timbulnya kelainan kardiovaskular. Dominan
kiri mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian stenosis aorta dan mempunyai
angka kematian yang lebih tinggi.

Paru-paru adalah salah satu dari organ paling vital yang dimiliki manusia. Paru-paru
memiliki peranan penting untuk kelangsungan hidup. Fungsinya yang paling utama adalah
memasukkan oksigen dari udara luar ke dalam peredaran darah untuk digunakan dalam
metabolisme segenap sel-sel tubuh. Selain itu , ia membiarkan sisa akhir metabolisme sel berupa
karbondioksida keluar dari badan kita (Lehrer, 2010). Begitu pentingnya peran paru-paru apabila
organ tersebut mengalami gangguan tentunya sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan kita.

Maka dari itu dilihat dari pentingnya fungsi dari paru-paru otomatis bila paru-paru
mengalami keabnormalan atau terjadi keadaan patologis maka akan berakibat fatal bagi nikmat
sehat yang telah diberikan oleh Allah SWT tersebut. Salah satu dari keabnormalan atau keadaan
patologis yang dapat menyerang paru-paru adalah bronkiektasis. Bronkiektasis merupakan

1
kelainan bronkus dimana terjadi pelebaran atau dilatasi bronkus lokal dan permanen karena
kerusakan struktur dinding.

Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem organ yang
digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini merupakan salah satu
sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Sistem
pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses
respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon
dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses
pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi internal ini terjadi
pada seluruh system tubuh.

Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan, saluran-saluran ini
terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur saluran napas dibagi menjadi
beberapa bagian diantaranya system penafasan bagian atas dan bawah. Pada system pernafasan
bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan trakhea. Struktur pernafasan tersebut memiliki
peran masing masing dalam system pernafasan. Sedangkan pada system pernafasan bagian
bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus.

Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan penting dalam
proses pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang memerlukan empat proses yang
mempunyai ketergantungan satu sama lainnya, 2 dimana proses tersebut terdiri dari proses yang
berkaitan dengan volume udara napas dan distribusi ventilasi, proses yang berkaitan dengan
volume darah di paruparu dan distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan difusi
oksigen dan karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara mencari istilah pada bagian anatomi dengan mudah dan cepat?

2. Bagaimana cara membuat catatan agar mahasiswa dapat dengan mudah menampilkan materi
yang diinginkan?

3. Bagaimana membuat anatomi menjadi lebih mudah dipelajari?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari penelitian pada topik ini adalah memberikan kemudahan pembelajaran anatomi
dengan membuat makalah atau sebuah catatan yang biasa dipakai kembali baik individu maupun
berkelompok

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI JANTUNG

Sistem karidovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah. Secara
sederhana, fungsi utamanya adalah untuk distribusi oksigen dan nutrisi (misalnya
glukosa, asam amino) ke semua jaringan tubuh, pengangkutan karbondioksda dan
produk limbah metabolik (misalnya urea) dari jaringan ke paru-paru dan organ
eksretoris, distribusi air, elektrolit dan hormon di seluruh sel tubuh, dan juga
berkontribusi terhadap infrastruktur sistem kekebalan tubuh dan termoregulasi.
Struktur anatomi jantung dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar A Stuktur Anatomi Jantung Bagian Dalam

Jantung adalah organ dengan empat berangka dan berotot yang terletak pada rongga
dada, dibawah perlindungan tulang rusuk, dan sedikit ke kiri sternum. Jantung berada
didalam kantung yang berisi cairan yang longgar, yang disebut dengan perikardium.
Keempat ruangan jantung yaitu atrium kiri dan kanan, ventrikel kiri dan kanan. Atria
duduk berdampingan diatas ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan satu sama lain
dengan katup satu arah. Sisi kanan dan kiri jantung dipisahkan oleh dinding jaringan
yang disebut dengan septum.

4
B. BENTUK DAN UKURAN JANTUNG
Jantung relatif kecil, kira-kira berukuran sama seperti kepalan tangan yang tertutup.
Sekitar 12 cm (5 inci) untuk panjangnya, 9 cm (3,5 inci) untuk lebarnya dan 6 cm (2,5 inci)
untuk tebalnya, dengan massa rata-rata 250 g pada perempuan dewasa dan 300 g pada pria
dewasa. Hati bertumpu pada diagfragma, berada didekat garis garis tengah rongga toraks.
Jantung terletak pada mediastinum, sebuah wilayah yang anatomis dan memanjang dari
sternum ke kolom vertebra, dari yang pertama tulang rusuk ke diagfragma, dan diantara paru-
paru.

Sekitar dua pertiga massa jantung terletak pada sebelah kiri garis tengah tubuh. Ujung
apeks terbentuk oleh ujung ventrikel kiri (ruang bawah jantung) dan terletak diatas digfragma
yang mengarah kearah anterior, inferior, dan ke kiri. Dasar jantung berlawanan dengan apeks
dan posteriornya aspek yang terbentuk oleh atria (bilik atas) jantung, kabanyakan atrium
kiri .Seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar B. Pandangan Inferior Bagian Melintang dari Rongga


Toraks Menunjukkan Jantung di Mediastinum

5
Gambar B Pandangan Anterior Jantung di Rongga Toraks

Posisi jantung terletak diantara kedua paru-paru dan berada di tengah-tengah dada,
bertumpu pada diagfragma thoracis. Selaput yang membungkus jantung disebut dengan
perikardium yang terdiri dari lapisan fibrosa dan serosa. Epikardium adalah lapisan lapisan
terluar dari jantung. Sedangkan, lapisan berikutnya adalah lapisan mioardium, lapisan yang
paling tebal. Miokardium merupakan lapisan otot jantung yang berperan sangat penting
dalam memompa darah melalui pembuluh arteri. Sementara itu, lapisan paling akhir jantung
adalah endocardium.

1. Otot Jantung
Dnding jantung terdiri dari tiga lapisan mulai dari luar ke dalam yaitu :

 Epikardium
Epikardium berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak pada mediastinum minus dan dibelakang korpus
stemi dan rawan iga II-IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan
parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender yang digunakan
sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan perikardium tidak mengganggu jantung
(Syaifuddin, 2009).

 Miokardium
Miokardium tersusun atas miosit-miosit jantung (sel otot) yang memperlihatkan struktur
subseluler lurik. Sel miosit berukuran relatif kecil (100 x 20 𝜇m) dan bercabang, dengan
nukleus tunggal, sel miosit kaya akan mitokondria (Aaronson & Jeremy, 2010).

 Endokardium
Dinding dalam atrium yang meliputi membran yang mengkilat yang terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.

6
2. Ruang-Ruang Jantung
Jantung mempunyai empat rongga, yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel. Dimana
kedua ventrikel jantung dipisahkan oleh septum interventriculare.

 Atrium cordis dextrum


Atrium cordis dextrum akan menerima darah dari v.cava inferior dari tubuh bagian inferior
dan dari v.cava superior dari tubuh bagian superior (Wibowo,2015).

 Ventriculus cordis dexter


Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikel. Dinding
ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan atrium kanan yang terdiri dari :
1. Valvula trikuspidal
2. Valvula pulmonalis

 Atrium Cordis sinistrum


Darah yang kaya oksigen dari paru masuk ke atrium cordis sinistrum melalui vv.
Pulmonalis (Wibowo, 2015).

 Ventrikulus cordis sinister


Dari atrium cordis sinistrum, darah akan mengalir melalui ostium atrioventriculare
sinistrum dan kemudian mengisi ventrikuls cordis sinistrer.

7
C. ANATOMI PARU-PARU
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paru- paru adalah berbentuk
kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada
diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap paru-
paru terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian, terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang
disebut bronchopulmonary segments. Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh

sebuah ruang yang disebut mediastinum.

Gambar C Anatomi paru-paru

Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama pleura. Pleura terbagi
menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput tipis yang
langsung membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada
rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut cavum pleura.

8
Menurut Juarfianti (2015) sistem pernafasan manusia dapat dibagi ke dalam sistem
pernafasan bagian atas dan pernafasan bagian bawah.

a. Pernafasan bagian atas meliputi hidung, rongga hidung, sinus paranasal, dan faring
b. Pernafasan bagian bawah meliputi laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus
paru.

Menurut Alsagaff (2015)sistem pernapasan terbagi menjadi dari dua proses, yaitu inspirasi
dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi
adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Agar proses ventilasi dapat berjalan lancar
dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot
pernafasan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna, sternokleidomastoideus,


skalenus dan diafragma.
b. Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis internus.

9
Paru-paru dan dinding dada mempunyai struktur yang elastis. Dalam keadaan normal
terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga paru-paru dengan
mudah bergeser pada dinding dada karena memiliki struktur yang elastis. Tekanan yang
masuk pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer
(Guyton, 2007).

Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai
dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat
berjalan agar pasokan kandungan oksigen dan karbon dioksida bisa normal (Jayanti, 2013).

Udara yang dihirup dan masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit
(bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa
tersebut berakhir di gelembung- gelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong
udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah
mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia dan bersifat elastis.
Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang
dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis. Menurut Guyton (2007) untuk
melaksanakan fungsi tersebut, pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu
:

a. Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan keluarnya udara antara

alveoli dan atmosfer.

b. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.

c. Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh

ke dan dari sel.

d. Pengaturan ventilais pada sistem pernapasan

10
Pada waktu menarik nafas atau inspirasi maka otot-otot pernapasan berkontraksi,
tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam proses yang pasif. Ketika diafragma menutup,
penarikan nafas melalui isi rongga dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan
bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup dan berada pada posisi semula (Evelyn,
2009).

Inspirasi merupakan proses aktif kontraksi otot-otot. Selama bernafas tenang, tekanan
intrapleura kira-kira 2,5 mmHg relatif lebih tinggi terhadap atmosfer. Pada permulaan,
inspirasi menurun sampai - 6mmHg dan paru-paru ditarik ke posisi yang lebih mengembang
dan tertanam dalam jalan udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara mengalir ke dalam
paru-paru. Pada akhir inspirasi, recoil menarik dada kembali ke posisi ekspirasi dimana
tekanan recoil paru-paru dan dinding dada seimbang. Tekanan dalam jalan pernafasan
seimbang menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke luar dari paru-paru (Algasaff,
2015)

Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas


dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada
turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume
toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun
tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik,
sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi
sama kembali pada akhir ekspirasi (Miller et al, 2011).

Proses setelah ventilasi adalah difusi yaitu, perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam
pembuluh darah dan berlaku sebaliknya untuk karbondioksida. Difusi dapat terjadi dari
daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Ada beberapa faktor yang berpengaruh
pada difusi gas dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor sirkulasi.
Selanjutnya adalah proses transportasi, yaitu perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari
jaringan ke paru dengan bantuan aliran darah.

11
D. VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU
Menurut Evelyn (2009) volume paru terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:

a. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali
pernafasan normal. Nilai dari volume tidal sebesar ± 500 ml pada rata-rata orang
dewasa.
b. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang diinspirasi setelah
volume tidal, dan biasanya mencapai maksimal ± 3000 ml.
c. Volume Cadangan Ekspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan
dengan ekspirasi maksimum pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal
besarnya adalah ± 1100 ml.
d. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah
ekspirasi kuat. Nilainya sebesar ± 1200 ml.

Menurut Yunus (2007) kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume

paru-paru dan dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

a. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume cadangan inspirasi.

Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang

mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah

maksimum.

b. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume

residu. Besarnya ± 2300 ml, dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru

pada akhir ekspirasi normal.

c. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi + volume tidal + volume
cadangan ekspirasi. Besarnya ± 4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang
dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimal dan
kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
d. Kapasitas Vital paksa (KVP) atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total
dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti
oleh ekspirasi paksa minimum. Hasil ini didapat setelah seseorang menginspirasi
dengan usaha maksimal dan mengekspirasi secara kuat dan cepat.

12
e. Volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1) atau Forced Expiratory Volume in One
Second (FEV1) adalah volume udara yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi
maksimum per satuan detik. Hasil ini didapat setelah seseorang terlebih dahulu
melakukakan pernafasan dalam dan inspirasi maksimal yang kemudian
diekspirasikan secara paksa sekuat-kuatnya dan semaksimal mungkin, dengan cara
ini kapasitas vital seseorang tersebut dapat dihembuskan dalam satu detik.
f. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume residu. Besarnya
±5800ml, adalah volume maksimal dimana paru dikembangkan sebesar mungkin
dengan inspirasi paksa.Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita ± 20 –
25% lebih kecil daripada pria, dan lebih besar pada atlet dan orang yang bertubuh
besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis.

E. SISTEM PERNAPASAN
            Pada saat bernapas, kita menghirup udara (inspirasi) dan menghembuskan udara
(ekspirasi) Saat udara memasuki paru-paru, terjadi pertukaran gas O 2 dan CO2 yang
disebut respirasi eksternal. Darah yang mengandung banyak O2 akan menuju jaringan
tubuh. Pertukatan gas yang terjadi antara darah dengan cairan jaringan disebut respirasi
internal. Gas O2 yang sampai pada sel akan menggunakan untuk membuat energi (ATP)
yang dinamakan respirasi sel.

Alat-Alat Respirasi

                  Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung, faring, laring, trakea,
paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

         Di dalam sel-sel tersebut gas oksigen menuju mitokondria untuk melakukan
respirasi seluler. Respirasi seluler adalah proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan
energi melalui proses glikolisis, siklus krebs dan transport elektron. Reaksi pemecahan
glukosa membutuhkan glukosa dan oksigen sehingga mampu menghasilkan energi, air,
dan gas karbondioksida.

         Sistem respirasi manusia dapat berlangsung berkat keberadaan alat-alat pernafasan.
Alat pernafasan manusia terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus, dan paru-
paru. Bila salah satu organ pernafasan tidak mampu berfungsi secara normal maka bisa
mempengaruhi kerja sistem pernafasan secara umum. Berikut ini penjelasan daftar nama
alat pernafasan beserta fungsinya.

13
1.Rongga Hidung

         Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Di dalam
rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut yang berfungsi untuk menahan
kontaminasi benda-benda asing, misalnya debu dan kuman, yang ikut masuk ke dalam
rongga hidung. Selain itu, rongga mulut manusia juga memiliki konka yang mengandung
banyak kapiler darah sehingga dapat menghangatkan udara yang akan masuk ke dalam
sistem pernapasan.

2. Pangkal tenggorokan (Faring)

      Faring merupakan pertemuan antara saluran pernafasan (nasofarings) di bagian depan
dan saluran pencernaan (orofarings) di bagian belakang. Saluran nafas akan terbuka
ketika manusia berbicara, oleh karena itu jika kita makan sambil berbicara mungkinkan
makanan masuk ke dalam saluran pernafasan.

      Jika makanan masuk ke dalam saluran pernafasan, biasanya saluran pernafasan akan
terangsang dan berusaha mengeluarkan makanan tersebut lewat hidung. Bentuknya adalah
peristiwa tersedak. Pada bagian belakang farings terdapat laring (tekak). Pada laring
terdapat pita suara (pita vocalis). Bila pita suara bergetar karena masuknya udara pada
faring, maka akan menimbulkan suara.

3. Batang Tenggorokan (trakea)

        Batang tenggorokan berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-silia pada
dinding di dalamnya. Silia-silia ini berfungsi untuk menyaring benda-benda asing yang
ikut masuk ke dalam saluran pernafasan. Sebagian trakea terletak di leher dan sebagian
lagi terletak di rongga dada. Batang tenggorokan pada orang dewasa memiliki panjang
sekitar 10 cm.

4. Paru-paru (Pulmo)

      Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan dengan
diafragma, sedangkan di depan dan di samping dibatasi oleh tulang rusuk. Diafragma

14
adalah pembatas antara rongga perut dengan rongga dada. Paru-paru kanan (pulmo
dekster) terdiri dari 3 lobus. Sedangkan paru-paru kiri (pulmo sinester) terdiri dari 2
lobus.

      Paru-paru manusia terbungkus oleh dua selaput, yaitu pleura dalam (pleura visceralis)
dan pleura luar (pleura parietalis). Pleura dalam langsung menyelimuti paru-paru,
sedangkan pleura luar bersebelahan dengan tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut
terdapat rongga tulang rusuk. Antara kedua pleura tersebut terdapat rongga yang berisi
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru.

      Paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Alveolus adalah kantung udara yang terdapat pada ujung-ujung bronkiolus. Alveolus
memiliki selaput tipis dan pada permukaannya banyak terdapat muara kapiler darah, oleh
karena itu dapat berlangsung pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida secara difusi.

4. Bronkus

        Bronkus merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang lagi menjadi dua,
yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama
dengan trakea. Bronkus kanan dan bronkus kiri masing-masing bercabang-cabang lagi
menjadi bronkiolus yang merupakan salah satu bagian paru-paru.

5. Bronkiolus

       Bronchiolus berfungsi sebagai saluran udara pernafasan dari bronchus menuju ke
gelembung - gelembung alveolus. Struktur dari bronchiolus hampir mirip dengan struktur
yang menyusun bronchus tapi epitelium bersilianya mengalami modifikasi menjadi sisik.

6. Alveolus

    Alveolus mempunyai struktur seperti sarang lebah. Di alveolus inilah terjadi pertukaran
gas antaraudara dan darah. Luas permukaan alveolus pada orang dewasa bisa mencapai
antara 97 sampai 194 m2. 

Mekanisme Pernapasan

Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan
dada dan pernapasan perut.

a.      Pernapasan Dada

15
      Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas
kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2
tahap, yaitu:

Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga
tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini
mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer
sehingga udara  yang kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui
saluran pernafasan.

Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot
antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-
paru mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih
tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar melalui
saluran pernafasan.

b.      Sistem Pernafasan Perut

      Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas
diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:

Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga dada
membesar dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari luar
dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan.

Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut
berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya rongga dada
mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara
dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus keluar melalui saluran
pernafasan.

Volume Udara Pernapasan

      Dalam keadaan biasa, orang dewasa normal menghirup dan menghembuskan udara ±
500 cc yang disebut volume tidal.

      Setelah melakukan pernapasan biasa, kita masih dapat menghirup udara sekuat-
kuatnya sebanyak ± 1500 cc. yang disebut volume cadangan inspirasi dan
menghembuskan udara sekuat-kuatnya hingga ± 1500 cc yang disebut volume cadangan
16
ekspirasi. Volum udara , volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan
ekspirasi mencapai 3500-4000 cc, yang disebut kapasitas vital paru-paru. Setelah
menghembuskan napas sekuat-kuatnya, didalam paru-paru masih tersisa udara sebanyak ±
1000 cc yang disebut sebagai volume residu. Jumlah keseluruhan udara yang tertampung
secara maksimal dalm paru-paru disebut kapasitas total paru-paru.

Frekuensi Pernapasan

      Pada orang dewasa normal, frekuensi pernapasan berkisar antara 15-18 tiap menit.
Faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan adalah.

1.      Umur

Semakin bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi


semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada
saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.

2.      Jenis Kelamin

Pada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi. Oleh karena itu, laki-laki
memerlukan oksigen yang lebih banyak daripada wanita.

3.      Suhu Tubuh

Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan berkisar antara 36-37˚C karena manusia
mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolismenya,
sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat.

4.      Posisi Tubuh

Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat
berdiri, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju
pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang duduk.

Pertukaran Gas di Dalam Tubuh

                  Pertukaran gas di dalam tubuh tidak hanya berlangsung di paru-paru,
melainkan juga di jaringan tubuh. Pertukaran gas terjadi karena perbedaan tekanan parsial
udara.

17
                  Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara pernapasan
melalui paru-paru. Tetapi arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas yang terjadi di
dalam sel dengan “lingkungannya”.  Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam
tubuh makhluk hidup melalui dua cara, yakni pernapasan secara langsung dan
pernapasan tak langsung. Pernapasan secara langsung adalah pengambilan udara
pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuh dan pada pernapasan tidak
langsung melalui saluran pernapasan. Sedangkan pernapasan tak langsung artinya udara
pernapasan tidak berdifusi langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat
berlangsungnya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung
paru-paru (alveolus).

                  Pernapasan atau pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap
yaitu Respirasi Eksternal dan Respirasi Internal.

1.      Respirasi Eksternal

                  Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru. Dengan kata
lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara udara dan darah.
Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut
sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3–) dengan persamaan reaksi
seperti berikut,(H+)+(HCO3–)=>H2+CO3 Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari
dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut.

H2CO3 => H2O + CO2. Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi
pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara
difusi. Terjadinya difusi O2 dan CO2 ini karena adanya perbedaan tekanan parsial.
Tekanan udara luar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsial O2 di paru-
paru sebesar ± 160 mmHg. Tekanan parsial pada kapiler darah arteri ± 100 mmHg, dan di
vena ± 40 mmHg. Hal ini menyebabkan O 2 dari udara berdifusi ke dalam darah.
Sementara itu, tekanan parsial CO2 dalam vena ± 47 mmHg, tekanan parsial CO2 dalam
arteri ± 41 mmHg, dan tekanan parsial CO2 dalam alveolus ± 40 mmHg. Adanya
perbedaan tekanan parsial tersebut menyebabkan CO2 dapat berdifusi dari darah ke
alveolus.

2.      Respirasi Internal

18
                  Pada pernapasan dalam darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen
meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Reaksinya sebagai berikut, HbO2 => Hb + O2. Difusi oksigen keluar dari darah dan
masuk ke dalam cairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen di dalam cairan
jaringan lebih rendah dibandingkan di dalam darah. Hal ini disebabkan karena sel-sel
secara terus menerus menggunakan oksigen dalam respirasi selular. Dari proses
pernapasan yang terjadi di dalam jaringan menyebabkan terjadinya perbedaan komposisi
udara yang masuk dan yang keluar paru-paru.
                  Tekanan parsial O2 pada kapiler darah nadi ± 100 mmHg dan tekanan parsial
O2 dalam jaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanan karbon dioksida
tinggi, karena karbon dioksida secara terus menerus dihasilkan oleh sel-sel tubuh.
Tekanan parsial CO2 dalam jaringan ± 60 mmHg dan dalam kapiler darah ± 41 mmHg.
Hal inilah yang menyebabkan O2 dapat berdifusi ke dalam jaringan dan CO2 berdifusi ke
luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per
hari.

Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

·         Sekitar 60–70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3–) oleh plasma
darah, setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadi ion hidrogen
(H+) dan ion bikarbonat (HCO3–). Ion H+ bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera
diikat Hb, sedangkan ion HCO3– meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.
Kedudukan ion HCO3– dalam eritrosit diganti oleh ionklorit.Persamaan reaksinya sebagai
berikut, H2O + CO2 => H2CO3 => (H+) + (HCO3–)

·         Lebih kurang 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Secara sederhana, reaksi CO2 dengan Hb ditulis sebagai berikut,

CO2+Hb=>HbCO2
            Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian dari
hemoblogin yang mengikat CO2 adalah gugus asam amino.
Reaksinya sebagai berikut, CO2 + RNH2 => RNHCOOH

·         Sekitar 6–10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat
(H2CO3). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara

19
bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar
90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat
dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena mempunyai peran penting dalam
menjaga stabilitas pH darah. Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah,
kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya
kadar alkali darah yang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya gangguan fisiologis yang disebut asidosis.

F. PEMBULUH DARAH
Sistem peredaran darah dibagi menjadi sistem cardiovaskular, yang terdiri dari

jantung, pembuluh darah, darah, dan sistem limfatik. Pembuluh darah membentuk

jaringan pipa yang memungkinkan darah mengalir dari jantung ke seluruh sel-sel hidup

tubuh dan kemudian kembali ke jantung. Arteri membawa darah dari jantung, sementara

vena darah kembali ke jantung. Arteri dan vena yang terus-menerus dengan satu sama

lain melalui pembuluh darah yang lebih kecil. Arteri cabang ekstensif untuk membentuk

jaringan progresif pembuluh kecil yang disebut dengan arteriol. Sebaliknya, Vena yang

berukuran kecil disebut venula (Graff,2009). Pembuluh darah utama terdiri dari trunkus

pulmonalis, trunkus aorta dan cabang-cabangnya, vena kava superior, inferior dan

cabang-cabangnya (Gray,2008).

Menurut Van de Graff (2009), divisi utama dari aliran darah adalah sirkulasi paru dan

sirkulasi sistemik. Sirkulasi paru termasuk pembuluh darah yang mengangkut darah ke

paru-paru untuk pertukaran gas dan kemudian kembali ke jantung. Ini terdiri dari

ventrikel kanan yang memompa darah, trunkus pulmonalis dengan valva pulmonalis,

arteri pulmonalis yang mengangkut darah terdeoksigenasi ke paru-paru, kapiler paru

dalam setiap paru-paru, vena pulmonalis yang transportasi oksigen darah kembali ke

jantung, dan atrium kiri yang menerima darah dari vena pulmonalis.

20
Sirkulasi sistemik melibatkan semua bagian dari tubuh yang bukan merupakan bagian

dari sirkulasi paru-paru. Itu termasuk atrium kanan, ventrikel kiri, aorta dengan valva

aorta, semua cabang aorta, semua kapiler selain yang di paru-paru yang terlibat dengan

pertukaran gas. Atrium kanan menerima semua vena yang kembalinya darah oksigen

dari pembuluh darah sistemik.

21
Dinding pembuluh darah terutama arteri merupakan organ aktif secara metabolik yang
harus memenuhi kebutuhan energi untuk mempertahankan tegangan otot polos dan fungsi
sel endotel dengan baik.

Setiap kali jantung berdenyut terdapat gelombang darah baru yang mengisi arteri (Guyton
& Hall, 2013). Menurut Kenneth S. Saladin (2012), jika arteri kaku dan tidak mempunyai
distensibilitas, tekanan akan naik jauh lebih tinggi di sistol dan drop untuk hampir nol di
diastol. Tetapi ketika arteri sehat, mereka memperluas dengan masing-masing sistol dan
menyerap beberapa kekuatan darah untuk dipompakan. Kemudian, ketika jantung dalam
diastol, elastisitas mereka mempertahankan tekanan darah dan mencegah tekanan darah
jatuh ke nol. Dengan demikian, arteri yang elastis "memuluskan" fluktuasi tekanan dan
mengurangi stres pada arteri yang lebih kecil. Arteri kecil dan arteriol disebut juga
sebagai pembuluh resistensi karena mereka adalah tempat utama dari resistensi perifer
(Barrett et al, 2010) Tekanan dipengaruhi oleh resistensi, dan aliran dipengaruhi oleh
keduanya. Darah mengalir lebih cepat jika di tengah pembuluh darah, di mana ia bertemu
sedikit gesekan, dan lebih lambat jika dekat dengan dinding, di mana ia mengalami
gesekan pada dinding pembuluh darah. Ketika pembuluh darah melebarkan, sebagian
besar darah dalam tengah pembuluh dan aliran rata mungkin cukup cepat. Ketika
pembuluh mengalami konstriksi, banyak darah yang lebih dekat dengan dinding sehingga
menurunkan aliran darah (Saladin, 2012). Metabolisme arteri menunjukkan bikimiawi sel
otot polos. Terdapat cara anabolik dan katabolik. Sel ini metabolisme glukosa dengan
cara anaerobik dan glikolisis aerobik. Sel dinding arteri dapat mensintesis asam lemak,
kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida dari substrat endogen untuk memenuhi kebutuhan
strukturalnya, tetapi sel otot polos lebih mengutamakan penggunaan lipid dari lipoprotein
plasma yang dihantarkan ke dinding. Lipoprotein yang melintasi sel endotel melalui
vesikel pinositotik. Sel otot polos mempunyai reseptor permukaan khusus dengan afinitas
tinggi terhadap apoprotein tertentu pada permukaan lipoprotein kaya akan lipid, sehingga
memudahkan masuknya lipoprotein ke dalam sel melalui endositosis adsorptif.

22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem
organ yang digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini
merupakan salah satu sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk
menunjang kelangsungan hidup. Sistem pernafasan dibentuk oleh beberapa
struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam proses respirasi eksternal yaitu
pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta pertukaran karbon dioksida
antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi internal yaitu proses
pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system respirasi
internal ini terjadi pada seluruh system tubuh. (Djojodibroto, 2012).

Struktur utama dalam sistem pernafasan adalah saluran udara pernafasan,


saluran-saluran ini terdiri dari jalan napas, saluran napas, serta paru-paru. Struktur
saluran napas dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya system penafasan
bagian atas dan bawah. Pada system pernafasan bagian atas terdiri dari hidung,
faring, laring dan trakhea. Struktur pernafasan tersebut memiliki peran masing
masing dalam system pernafasan. Sedangkan pada system pernafasan bagian
bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus (Manurung dkk, 2013).

Organ-organ pernafasan seperti hidung, dan yang lainnya sangat berperan


penting dalam proses pertukaran gas, yang mana proses pertukaran gas ini yang
memerlukan empat proses yang mempunyai ketergantungan satu sama lainnya, 2
dimana proses tersebut terdiri dari proses yang berkaitan dengan volume udara
napas dan distribusi ventilasi, proses yang berkaitan dengan volume darah di
paruparu dan distribusi aliran darah, proses yang berkaitan dengan difusi oksigen
dan karbon dioksida, serta proses yang berkaitan dengan regulasi pernafasan.
Sama seperti system dan struktur tubuh lainnya, system pernafasan juga sering
mengalami masalah dan gangguan dalam menjalankan fungsinya, baik yang
disebabkan oleh infeksi baik yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.

23
B. SARAN
Dengan selesainya penyusunan makalah mengenai,Anatomi Jantung,Anatomi
Paru-Paru,Sistem Pernasapan dan Pembukuh Darah Keragaman dan
Kesetaraan ini, penulis mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi
pembaca. Penulis menyadari begitu banyak kekurangan yang ada didalam
penyusunan makalah ini, baik dalam bentuk penulisan kata dan kalimat,
maupun dalam bentuk sistematika penulisan. Oleh karena itu, saran dan
masukan membangun dari pembaca sangat penulis harapkan, untuk
mengembangkan materi makalah ini guna perubahan ke arah yang lebih baik
dan medidik.Selain itu besar harapan penulis agar pembaca dapat
memanfaatkan makalah ini, baik dalampendidikan maupun dalam
pemahaman mengenai Hakekat Manusia, KeragamandanKesetaraan,
dalam ruang lingkup yang lebih luas.

24
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/17197/BAB%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

https://eprints.umm.ac.id/41363/3/jiptummpp-gdl-chachaastr-46890-3-bab2.pdf

https://eprints.umm.ac.id/43334/3/jiptummpp-gdl-erinaebhip-50409-3-babii.pdf

iii

Anda mungkin juga menyukai