Anda di halaman 1dari 1

Donasi Sekarang %

Beranda ! Publikasi ! Green Info !

Ancaman Masalah Sampah di Indonesia

Ancaman Masalah
Sampah di
Indonesia
! Green Info
" 3 February 2022
# Aviaska Wienda Saraswati
EN Version

Foto TPA Gambaran Masalah Sampah Indonesia


(Antara)

Daftar Isi "

Bulan Februari ini kita akan segera

menyambut Hari Peduli Sampah Nasional

(HPSN) yang akan jatuh pada tanggal 21

Februari 2022 mendatang. Mengingat

HPSN, kita mengingat kembali peristiwa

ledakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat yang

melatarbelakangi hari peringatan

ini. Peristiwa ini terjadi pada 21 Februari

2005 ini menyebabkan longsor sampah

dan 2 kampung tertimbun sampah.

Akibatnya, 157 jiwa melayang.

Hingga kini, masalah sampah di Indonesia

masih menjadi polemik. Jumlah dan jenis

sampah terus bertambah seiring

pertumbuhan penduduk dan

perkembangan teknologi. Namun, laju

solusi pengelolaan sampah masih

tertinggal jauh di belakang. Ini terbukti

dengan produksi sampah yang mencapai

67,8 juta ton tiap tahunnya. Sampah

organik masih merajai jenis sampah di

Indonesia yaitu sebesar 60%, disusul

sampah plastik 14%. Lagi, berbagai TPA di

wilayah Indonesia juga penuh seperti TPA

Bantar Gebang (Bekasi), TPA Piyungan

(Yogyakarta), TPA Sarimukti (Bandung),

TPA Terjun (Medan), dan TPA Suwung

(Denpasar). Jika tak kunjung

mempercepat solusi, siapkah kita dengan

tragedi TPA Leuwigajah Jilid II?

Masalah Sampah
Organik

Foto Masalah Sampah Organik (Del Barret /


Unsplash)

Sampah organik berasal dari tumbuhan

dan hewan seperti sisa makanan, sisa

minuman, kertas, ranting, kayu yang

dapat terurai alami oleh alam. Sampah

organik mayoritas di produksi oleh sektor

rumah tangga.

Penyebab tingginya produksi sampah

organik adalah tingginya angka produksi

sampah sisa makanan (food waste). Di

dunia, per tahun 2019, 931 juta ton sampah

sisa makanan dihasilkan. 61% sampah

tersebut berasal dari sektor rumah

tangga, 26% dari industri makanan dan

13% dari retail (Data UNEP Food Waste

Index Report 2021). Di Indonesia juga

didominasi oleh sampah sisa makanan

yang produksinya mencapai 23-48 juta

ton tiap tahunnya.

Dampak sampah sisa makanan juga

mengancam kelangsungan hidup

manusia. Hal ini dapat menyebabkan

peningkatan gas rumah kaca,

pemborosan lahan, air bersih, dan

energi. Gas metana yang dihasilkan

dapat meningkatkan produksi gas rumah

kaca yang jauh lebih berbahaya dari CO2

dan klorofluorokarbon (CFC). Ini memicu

peningkatan penyerapan radiasi

inframerah dan kenaikan suhu bumi yang

memperparah dampak perubahan iklim

dan pemanasan global.

Masalah Sampah
Anorganik

Foto Sampah Plastik (Tanvi Sharma / Unsplash)

Sampah anorganik adalah sampah yang

sukar terurai oleh proses alam. Sampah ini

sangat mudah kita hasilkan seperti

sampah berbahan plastik, kaca, logam,

dan karet. Tentunya ini membawa potensi

besar pencemaran tanah, air, hingga

udara.

Perbincangan tentang sampah anorganik


plastik masih jadi primadona karena

jumlahnya yang meningkat drastis dan

akselerasi kerusakan lingkungan yang

ditimbulkan. Lebih dari lima juta

ton sampah plastik di hasilkan di dunia

dengan kemampuan daur ulang hanya

mampu memproses 25% sampah plastik

menjadi ancaman serius keberlanjutan

lingkungan dan manusia.

Kita merasakan dampak dari sampah

plastik yang merusak kesuburan tanah,

kontaminasi air, hingga mikroplastik yang

masuk ke tubuh kita lewat ikan yang kita

konsumsi. Sampah plastik bisa

mengurangi kesuburan tanah karena

dapat menghalangi proses penyerapan

air dan cahaya matahari untuk

pertumbuhan mikroorganisme penyubur

tanah. Di udara, plastik menyebabkan

pencemaran mulai dari proses

pembuatannya hingga pemusnahannya

karena proses pembakaran yang

menyebarkan gas rumah kaca yang

berbahaya bagi kesehatan manusia dan

menyebabkan lapisan atmosfer bumi

menipis. Pencemaran air juga tak bisa

dihindari. Laut dan sungai yang menjadi

muara perjalanan sampah plastik.

Kontaminasinya dapat merusak

ekosistem sungai dan laut, merubah

rantai makanan, hingga mengurangi

biodiversitas biota.

Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan
Beracun)

Foto Limbah B3 (Roberto Sorin / Unsplash)

B3 adalah zat terkandung dalam suatu

komponen yang dapat membahayakan

kelangsungan hidup makhluk hidup dan

mencemari lingkungan. Limbah B3 adalah

sisa dari kegiatan manusia yang

menghasilkan limbah mengandung

bahan B3. Limbah B3 dihasilkan dari

aktivitas industri dan rumah tangga. Di

keseharian, kita juga menghasilkan

limbah B3 seperti detergen, baterai bekas,

aki kendaraan, hairspray, dan pengharum

ruangan.

Limbah B3 dapat menimbulkan dampak

negatif bagi manusia maupun lingkungan.

Pada manusia, kontaminasinya

menyebabkan keracunan yang

menyebabkan kerusakan sistem saraf,

kardiovaskuler, pencernaan,

pernapasan, penyakit kulit, cacat

bawaan dan kematian. Bagi lingkungan,

Limbah B3 merusak populasi hewan dan

tumbuhan karena menghambat proses

reproduksi dan menghancurkan habitat.

Sebagai contoh, terjadi penurunan jumlah

burung pemakan serangga sebesar 3% –

4% tiap tahunnya karena penggunaan

pestisida untuk kendalikan populasi

serangga.

Sampah Digital

Foto Sampah Digital (Phys.org)

Di zaman yang serba digital ini, ternyata

sampah juga ikut berevolusi seperti

zaman yang terus berkembang. Mungkin

masih banyak yang tidak percaya, tapi

siapa sangka aktivitas kita berselancar di

media sosial dan internet juga

menimbulkan sampah. Kenapa aktivitas

digital bisa menimbulkan sampah? Hal ini

terjadi karena aktivitas digital

meninggalkan jejak karbon yang berasal

dari penyerapan energi dan proses

pengiriman perangkat.

Sampah digital turut menyumbang emisi

karbon setara dengan emisi karbon global

sebesar 3.7%. Sebagai negara dengan

pengguna internet terbanyak ke – 4 di

dunia, Indonesia juga berkontribusi besar

terhadap peningkatan jejak karbon digita

dunia akibat dari 202,7 juta orang di

Indonesia per Maret 2021 aktif

menggunakan internet.

Melihat kesempatan pasar yang besar

dan menjanjikan, berbagai brand produk

elektronik gencar mengeluarkan produk

terbaru dengan berbagai keunggulan

yang ditawarkan. Hal ini menimbulkan

perilaku konsumtif pengguna elektronik

yang cenderung memilih menggunakan

perangkat terbaru untuk

mengikuti trend. Hal ini dibuktikan dengan

terus meningkatnya produksi perangkat

elektronik yang peningkatannya bisa

mencapai 10% per tahunnya. Tentunya

produsen juga tak bisa lepas tangan dari

masalah yang ditimbulkan aktivitas

bisnisnya.

Sampah Fashion

Foto Sampah Fashion (EU Business News)

Sama halnya dengan industri digital,

industri fashion juga sedang berkembang

sangat pesat. Mulai dari brand lokal

hingga mancanegara berlomba-lomba

menciptakan tren dan gaya berpakaian

yang populer. Hal ini memicu

pertumbuhan fast fashion yang memiliki

dampak buruk untuk lingkungan. Fast

fashion adalah istilah dalam industri

fashion yang menggambarkan situasi

industri fashion saat ini yang

memprioritaskan untuk memproduksi

sebanyak mungkin model pakaian yang

cepat berubah dan kualitas bahan yang

buruk sehingga tidak tahan lama, namun

harganya terjangkau.

Kerusakan yang ditimbulkan dari sampah

fashion yaitu kepunahan hewan karena

kulit binatang masih marak digunakan

untuk bahan baku pakaian. Pewarna

pakaian yang digunakan juga dapat

mencemari air karena mengandung

bahan berbahaya. Bahan polyester yang

umum digunakan juga dapat terurai

menjadi serat mikro (micro fiber) jika

terkena air terus menerus. Serat mikro ini

telah berakhir di lautan dan jumlahnya

mencapai lebih dari 500 ribu ton. Jumlah

ini setara dengan 50 milyar ton plastik per

tahun.

Bergerak Untuk
Solusi Masalah
Sampah
Sekarang, lihat sekitarmu, dan coba

hitung barang apa saja yang berpotensi

menjadi sampah. Apa yang dapat kamu

lakukan untuk mencegah barang tersebut

menjadi sampah? Bagaimana cara

mengelola sampah yang sudah ada?

Temukan jawabannya di artikel seri HPSN

minggu depan, bertajuk “Pengelolaan

Sampah Kini Solusinya Tak Terbatas”

Jangan sampai kelewatan, ya!

Artikel ini merupakan artikel pertama dari

seri Hari Peduli Sampah Nasional 2022.

Artikel kedua “Pengelolaan Sampah Kini

Solusinya Tak Terbatas” tersedia di sini.

Tag: green info, limbah B3, masalah

sampah indonesia, sampa organik,


# sampah anorganik, sampah digital,

sampah fashion

Follow Kita di Google News

Referensi

BAHAYA SAMPAH PLASTIK UNTUK

KESUBURAN TANAH | Dinas

Lingkungan Hidup. (n.d.). Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten

Buleleng. Retrieved January 28, 2022,

from

https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/bahaya-

sampah-plastik-untuk-kesuburan-

tanah-61

Christiani, Y. (2021, September

14). Tempat Pengelolaan Sampah di

Indonesia Terancam Penuh, Apa

yang Bisa Kita Lakukan? Greeneration

Foundation. Retrieved Januari 28,

2022, from

https://greeneration.org/media/green-

info/tempat-pengelolaan-sampah-

di-indonesia-terancam-penuh-apa-

yang-bisa-kita-lakukan/

Dampak Negatif Limbah B3 dan Cara

Mengatasinya. (2018, June 6). PT.

Nebraska Pratama. Retrieved January

28, 2022, from

https://nebraska.co.id/blog/view/solusi-

dampak-limbah-b3

The Environmental Impact of Food

Waste | Move For Hunger. (n.d.). Move

for Hunger. Retrieved January 28,

2022, from

https://moveforhunger.org/the-

environmental-impact-of-food-

waste

From Farm to Kitchen: The

Environmental Impacts of US Food

Waste. (2021, November 1). US

Environmental Protection Agency.

Retrieved January 28, 2022, from

https://www.epa.gov/system/files/documents/2021-

11/from-farm-to-kitchen-the-

environmental-impacts-of-u.s.-

food-waste_508-tagged.pdf

Kemenperin: Pertumbuhan Produksi

Bisa 10%. (2014, February 12).

Kementerian Perindustrian. Retrieved

January 28, 2022, from

https://kemenperin.go.id/artikel/8560/Pertumbuhan-

Produksi-Bisa-10

Komposisi Sampah di Indonesia

Didominasi Sampah Organik |

Databoks. (2019, November 1).

Databoks. Retrieved January 28, 2022,

from

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-

sampah-di-indonesia-didominasi-

sampah-organik

Novianti, D., & Prasetya, D. (2021,

November 4). Kominfo: Pengguna

Internet Indonesia Terbesar ke-4 di

Dunia. Suara.com. Retrieved January

28, 2022, from

https://www.suara.com/tekno/2021/11/04/143806/kominfo-

pengguna-internet-indonesia-

terbesar-ke-4-di-dunia

Novitri, S. A. (n.d.). Bersihkan Sampah

Digital dengan Digital Decluttering.

Greeneration Foundation.

https://greeneration.org/media/green-

info/bersihkan-sampah-digital-

dengan-digital-decluttering/

Penggunaan insektisida ternyata

sebabkan populasi burung menurun.

(2020, August 20). Kontan/Lifestyle.

Retrieved January 28, 2022, from

https://lifestyle.kontan.co.id/news/penggunaan-

insektisida-ternyata-sebabkan-

populasi-burung-menurun

Plastic Waste and Pollution

[Everything You Need To Know In

2020]. (n.d.). Commercial Waste

Services. Retrieved January 28, 2022,

from

https://cleanstreets.westminster.gov.uk/plastic-

waste-complete-guide/

Tragedi Leuwigajah, Kisah Kelam

Bandung Lautan Sampah. (2021,

February 28). Media Kasasi. Retrieved

January 28, 2022, from

https://mediakasasi.com/peristiwa/917/tragedi-

leuwigajah-kisah-kelam-bandung-

lautan-sampah.html

UNEP Food Waste Index Report 2021 |

UNEP. (2021, March 4). UN Environment

Programme. Retrieved January 28,

2022, from

https://www.unep.org/resources/report/unep-

food-waste-index-report-2021

Utami, S. F. (n.d.). Mengenal Fast

Fashion dan Dampak yang

Ditimbulkan. Zerowaste.id. Retrieved

January 28, 2022, from

https://zerowaste.id/zero-waste-

lifestyle/mengenal-fast-fashion-

dan-dampak-yang-ditimbulkan/

Young, E. (n.d.). Fashion Waste Is

Rubbish – Yes, But This Is Not The

Issue. Fibre2Fashion. Retrieved

January 28, 2022, from

https://www.fibre2fashion.com/industry-

article/8736/fashion-waste-is-

rubbish-yes-but-this-is-not-the-

issue

Ternyata Limbah Makanan Indonesia

Capai 48 juta Ton per Tahun –

Kabar24 Bisnis.com. (2021, June 9).

Kabar24. Retrieved February 3, 2022,

from

https://kabar24.bisnis.com/read/20210609/79/1403166/ternyata-

limbah-makanan-indonesia-capai-

48-juta-ton-per-tahun

Bagikan Artikel Ini

! " # $

Postingan Terkait &

Anda mungkin juga menyukai