Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

“Pada Pasien Dengan Covid-19 dan Pneumonia”

Dosen Pengajar :

Ns. Dewi Nur Puspita Sari, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh Kelompok 8 :

1. Andini Eka Septyani (19216015)


2. Chika Anandari (19216026)
3. Dewi Wulandari (19216036)
4. Dhea Restika Wahyu P (19216038)
5. Dini Nurani (19216043)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS YATSI MADANI

Jl. Aria Santika No. 40A, Margasari, Kec. Karawaci, Kota. Tangerang. Banten
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
berkat, rahmat dan karunia-Nya karunia-Nya sehingga sehingga tim penulis penulis dapat
menyelesaikan menyelesaikan tugas makalah makalah ini dengan baik.  Adapun  Adapun
judul makalah makalah yang akan dibahas dibahas adalah “Asuhan Keperawatan Kritis Pada
Pasien Dengan Covid-19 Dan Pneumonia” Semoga makalah yang tim penulis buat ini dapat
berguna bagi tim penulis sendiri dan orang lain, guna memperluas wawasan ilmu dan
meningkatkan prestasi dalam belajar.

Ucapan terima kasih juga tim penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Akhir kata tak ada gading yang tak retak, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat tim penulis harapkan untuk bisa jadi evaluasi
yang berguna sehingga dapat belajar dari pengalamanpengalaman sebelumnya.

Tangerang, 30 November 2022

Kelompok 8

DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..
A. Latar Belakang ……………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….
A. Konsep Dasar Medis ……………………………………………………….
1. Definisi ……………………………………………………………………
2. Anatomi fisiologi………………………………………………………….
3. Klasifikasi…………………………………………………………………
4. Etiologi……………………………………………………………………
5. Manifestasi klinis …………………………………………………………
6. Patofisiologi ……………………………………………………………….
7. Komplikasi …………………………………………………………………
8. Pemeriksaan diagnostic …………………………………………………….
9. Penatalaksanaan medis………………………………………………………
B. Konsep Dasar Keperawatan ………………………………………………….
1. Pengkajian …………………………………………………………………
2. Diagnose keperawatan ……………………………………………………..
3. Intervensi keperawatan ……………………………………………………..
Roleplay (Komunikasi keperawatan)…………………………………………….
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..
A. Kesimpulan …………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal tahun 2020 seluruh dunia diguncang dengan penyakit infeksi berat
dengan penyebab yang memang belum diketahui. Yang berawal dari laporan China
kepada WHO (World Health Organization)  dengan 44 pasien pneumonia yang berat
tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Hubei, China. Dugaan awal hal ini dikaitkan dengan pasar basah yang menjual ikan,
hewan laut dan berbagai hewan lainnya, dan pada tanggal 10 Januari 2020 penyebab
dari penyakit ini mulai diidentifikasi dan didapatkan kode genetiknya yaitu virus
corona baru (Handayani, et . al. 2020).
Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut didapatkan adanya hubungan antara
virus corona dengan penyebab SARS (Severe Acute Respitatory Syndrome) yang
mewabah di Hongkong pada tahun 2003 (Ceraolo C, Giorgi FM, 2020). WHO (World
Health Organization) telah meresmikan nama penyakit ini dengan istilah COVID-19
sejak tanggal 11 Februari 2020 atau “the COVID-19 virus” (WHO, 2020c) yang
adalah singkatan dari Coronavirus Disease 2019. Penyakit ini merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (Severe  Acute Respitatory Respitatory
Syndrome Syndrome Coronavirus Coronavirus 2)  (Gorbalenya et al ., 2020; Lin et
al ., 2020).
Virus corona menyebar melalui droplet yang keluar dari mulut atau hidung
yang mengenai seseorang atau permukaan benda di sekitar dan kemudian tersentuh
oleh orang lain yang nantinya menyentuh kembali bagian tubuhnya sepertti wajah,
mata, mulut dan hidung 2-4x dalam waktu 1 jam (Fauci, Lane and Redfield, 2020).
Faktor risiko penularan COVID-19 tertinggi pada rentang usia >65 tahun pada jenis
kelamin laki-laki, dengan riwat merokok dan berbagai penyakit penyerta (komorbid)
seperti hipertensi, diabetes mellitus, serta penyakit paru obstruktif kronik.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan bagaimana definisi dari covid-19 ?
2. Menjelaskan bagaimana anatomi dari covid-19 ?
3. Menjelaskan bagaimana klasifikasi dari covid-19 ?
4. Menjelaskan bagaimana etiologi dari covid-19 ?
5. Menjelaskan bagaimana manifestasi klinis dari covid-19?
6. Menjelaskan bagaimana patofisiologi dari covid-19?
7. Menjelaskan bagaimana komplikasi dari covid-19?
8. Menjelaskan bagaimana pemeriksaan diagnostic dari covid-19?
9. Menjelaskan bagaimana penatalaksanaan medis dari covid-19 ?
10. Menjelaskan bagaimana discharge planning dari coviv-19 ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar medis dan konsep dasar keperawatan covid-19
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar medis dari covid-19
b. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan dari covid-19
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi
Corona virus merupakan virus RNA yang memiliki ukuran partikel 120-160
nm, memiliki kapsul dan tidak bersegmen. Corona virus merupakan etiologi dari
penyakit COVID-19 yang dimana termasuk dalam genus beta coronavirus.
Covid-19 merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
corona dan menginfeksi saluran pernafasan dengan gejala ringan hingga berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Dan  Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 atau corona virus diseases 19
merupakan penyakit yang menyerang sistem pernafasan dan bisa memicu
beberapa gejala mulai dari demam >38oC, sakit tenggorokan, sesak nafas, batuk,
letih dan lesu. Dengan cara penularan melalui droplet atau tetesan cairan, kontak
pribadi seperti berjabat tangan dan menyentuh barang atau permukaan yang
terdapat virus diatasnya, kemudian menyetuh area wajah sebelum mencuci tangan.
Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh coronavirus yang menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluar dari
hidung yang akan menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang
namun akan menjadi serius jika orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki
masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit
pernapasan kronis. (medscape, 2020; WHO, 2020a)
2. Anatomi fisiologi
Pada manusia paru-paru terletak dirongga dada atau thoraks manusia, paru-
paru berbentuk kerucut yang ujungnya berada diatas tulang iga pertama dan
dasarnya berada pada diagfragma. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian yaitu
paru kanan dan paru kiri, paru-paru kanan mempunyai 3 lobus sedangkan paru-
paru kiri mempunyai 2 lobus. Setiap paru paru terbagi lagi mejadi beberapa
bagian sub bagian, terdapat seitar sepuluh unit terecil yang disebut
bronchopulmonary segment. Paru-paru bagian kiri dan kanan di pisahkan oleh
sebuah ruang yang disebut mediastinum.
Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama pleura, dan
pleura dibagi menjadi 2 yaitu, pleura viseralis (yang membungkus paru paru) dan
pleura pariental (membungkus rongga dada). Diantara kedua pleura tedapat
rongga yang disebut cavum pleura. Sistem pernafasan manusia di bagi menjadi 2
yaitu: a. Pernafasan bagian atas yang meliputi hidung, rongga hidung, sinus
paranasal, dan faring b. Pernafasan bagian Pernafasan bagian bawah m bawah
meliputi eliputi laring, laring, trakea, trakea, beronkus, bronkiolus dan alveolus
paru

Fungsi utama pada paru-paru adalah untuk pertukaran gas. pertukaran gas
tersebut bertujuan menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon
dioksida. Fungsi pernafasan dibagi menjadi 4 mekanisme dasar yaitu:

a. Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan keluarnya udara antara
alveoli dan atmosfer
b. Difusi dari oksigen da Difusi dari oksigen dan karbon dioksida n karbon
dioksida antara alveoli antara alveoli dan darah
c. Transport dari p Transport dari pasokan oks asokan oksigen dan igen dan
karbon diok karbon dioksida dalam sida dalam darah dan cairan tubuh dari sel
d. Pengaturan Pengaturan ventilasi ventilasi pada system pernafasan pernafasan
Pada waktu menarik nafas atau inspirasi maka otot otot pernafasan
berkontraksi, tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam proses pasif. Ketika
diagfragma menutup, penarian nafas melalui isi rongga dada kembali
memperbesar paru paru dan dinding badan bergerak hingga diagfragma dan
tulang dada menutup dan berada pada posisi semula.

3. Klasifikasi
Berikut ini klasifikasi menurut buku pedoman pencegahan dan pengendalian
Coronavirus Disesase (COVID-19):
1. Pasien dalam Pengawasan Pengawasan (PDP)
a. Orang dengan Infeksi Orang dengan Infeksi Pernafasan Akut (ISPA)
Pernafasan Akut (ISPA) yaitu demam ≥38℃  atau riwayat demam, disertai
salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat. Pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
Negara/wilayah yang melaporkan transmisi local.
b. Orang dengan demam ≥38℃  atau riwayat demam atau ISPA dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi COVID-19
c. Orang dengan ISPA/pneumonia ISPA/pneumonia berat yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis.
2. Orang dalam Pemantauan Pemantauan (ODP)
a. Orang yang mengalami demam ≥38℃  atau riwayat demam atau gejala
gangguan system pernafasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di Negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang yang mengalami gejala gangguan system pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/ batuk dan 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi covid-19
3. Orang tanpa Gejala (OTG) OTG adalah seseorang yang tidak memiliki
gejala dan memiliki risiko tertular dari orang terkonfirmasi covid-19. Orang
tanpa gejala saat ini adalah demam (98%), batuk dan myalgia

4. Etiologi
Infeksi COVID-19 dapat disebabkan oleh virus corona itu sendiri yang
menyerang seseorang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.
a) Umur (Anak- anak dengan usia 65 tahun)
Seseorang yang rentan terpapar virus COVID-19 yaitu pada usia lanjut
seseorang mengalami proses degenerasi yang dapat mempengaruhi sistem
imunitas yang menyebabkan seseorang sangat rentan terpapar virus covid-19.
Namun tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak dapat dengan mudahnya
terkena COVID-19 dikarenakan imunitas yang belum matang sehingga rentan
terkena berbagai penyakit infeksi tetapi tanda dan yang gejala yang dialami oleh
anak.
b) Jenis kelamin kelamin (pria) Dari berbagai literatur yang didapatkan bahwa pada
pria di dapatkan lebih banyak enzim konversi angiotensin 2 (ACE2) yang
menjadi inang bagi SARS-CoV-2 dalam tubuh manusia. Sehingga pria lebih
berisiko terkena covid dibandingkan dengan wanita.
c) Gaya hidup (life style) Dimana ketika seseorang tidak menerapkan PHBS atau
perilaku hidup bersih dan sehat maka tentunya lebih mudah terpapar berbagai
penyakit.
d) Obesitas Dimana seseorang yang dengan obesitas ini berisiko mengalami
resistensi insulin yang dapat menyebabkan gangguan pada pancreas serta
menyebabkan penuruna menyebabkan penurunan pada sistem n pada sistem
imunitas. imunitas.
e) Merokok Kandungan zat karsinogenik di dalam rokok seperti karbon monoksida,
nikotin serta tar dapat meningkatkan molekul ACE2 sehingga mempengaruhi
kerentanan pada paru.
f) Komorbid Komorbid atau penyakit penyerta ini dari beberapa literatur yang ada
seseorang dengan penyakit kardiovaskuler juga berisiko mengalami peningkatan
pada ACE2 serta tidak menutup kemungkinan untuk terkena covid-19

5. Manifestasi Klinis
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai menyerupai gejala flu,
yaitu demam, pilek, batuk kering, kering, sakit tenggorokan,  sakit
tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu,  dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
dapat hilang dan sembuh atau sembuh atau malah memberat. memberat. Penderita
Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak
bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul
ketika Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi  tubuh bereaksi
melawan melawan virus Corona virus Corona (Lancet, 2020; WHO, 2020).
(Lancet, 2020; WHO, 2020).
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti  ARDS, syok septik, septik, asidosis asidosis metabolik
metabolik yang sulit dikoreksi dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem
koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan,
bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis
baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut
sindrom klinis yang dapat muncul  jika terinfeksi.
a) Tidak berkomplikasi (kondis Tidak berkomplikasi (kondisi teringan). Gejala
yang i teringan). Gejala yang muncul berupa gejala yang tidak spesifik. Gejala
utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok,
kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa
pada pasien dengan lanjut usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala
menjadi tidak khas atau atipikal. Selain itu, pada beberapa kasus ditemui tidak
disertai dengan demam dan gejala relatif demam dan gejala relatif ringan. Dan
pada klasifika ringan. Dan pada klasifikasi ini pasien tidak memiliki gejala
komplikasi b) Pneumonia ringa Pneumonia ringan (gejala utama) n (gejala utama)
dengan tanda dengan tanda dan gejala yaitu: demam, yaitu: demam, batuk, dan
sesa batuk, dan sesak. Namun tidak k. Namun tidak ada tanda pneumonia berat.
Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat ditandai dengan batuk atau susah
bernapas atau juga tampak sesak yang disertai dengan napas cepat dan tanpa ada
tanda pneumonia berat.
c) Pneumonia Pneumonia berat Pada pasien dewasa dengan gejala timbulnya
demam atau dicurigai adanya infeksi saluran pernapasan dan tanda yang muncul
yaitu takipnea dengan RR > 30x/m serta distress pernapasan berat atau dimana
SPO2 berat, tidak mau menyusui atau minum, penurunan kesadaran bahkan
kejang.
d) ARDS (Acute respiratory distress syndrome) Terjadi ARDS ketika perburukan
gejala respirasi dalam 1 minggu setelah diketahui kondisi klinis. Untuk berat atau
ringannya derajat ARDS sendiri dapat dilihat dari kondisi hipoksemia yang
merupakan suatu keadaan dimana tekanan parsial oksigen ateri (PaO2) dibagi
dengan fraksi oksigen insipirasi (FIO2) 2 mmol/L. (Buku PDPI)
6. Patofisiologi
COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia.
Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi
gen yang mambantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus corona
2  pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan
menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan outbreak  di kemudian
kemudian hari (Lancet, (Lancet, 2020; WHO, 2020.
Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2)
menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan
pada traktus respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor
masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada pernukaan
sel manusia. Sub unit S1 memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding
domain (RBD). Sedangkan sub unit S2 memiliki f (RBD). Sedangkan sub unit S2
memiliki fungsi dalam ungsi dalam fusi membrane antara sel virus dan sel inang.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma
sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poli protein pp1a dan pp1ab dan
membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan
mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan
protein struktural dan tambahan.
Gabungan reticulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein
nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus.
Virion kemudian akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel
yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-virus yang dikeluarkan kemudian akan
menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan traktusrespiratori
bawah, yang kemudian menyebakan gejala pada pasien.

7. Komplikasi
Ada kasus yang parah, infeksi infeksi virus Corona bias menyebabkan
beberapa menyebabkan beberapa komplikasi berikut komplikasi berikut ini
(medscape, 2020; (medscape, 2020; WHO, 2020a):
1. Pneumonia (infeksi paru-paru)
2. Infeksi s Infeksi sekunder ekunder pada organ lain
3.  Acute cardiac injury 
4.  Acute respiratory distress syndrom  Acute respiratory distress syndrome

8. Pemeriksaan diagnostic
Untuk diagnosis sendiri dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik serta pemeriksaan penunjang. Tujuan utama dari pemeriksaan diagnostic
covid-19 yaitu agar dapat mendeteksi virus secara akurat dan meminimalkan
penularan lebih lanjut serta isolasi dan perawatan pada pasien yang terinfeksi tepat
waktu.
a. Pemeriksaan laboratorium, seperti hematologi rutin, hitung jenis, fungsi ginjal,
elektrolit, hitung jenis, fungsi ginjal, elektrolit, analisis g analisis gas darah, as
darah, hemostasis, laktat, dan prokalsitonin dapat dikerjakan sesuai dengan
indikasi. Trombositopenia juga kadang dijumpai.
b. Pemeriksaan Pemeriksaan radiologi: radiologi: foto toraks, toraks, Computed
Tomography Scan  (CTscan) toraks, USG toraks. Pada foto toraks dapat
ditemukan gambaran seperti opasifikasi ground-glass, infiltrat, penebalan
peribronkial, konsolidasi fokal, efusi pleura, dan atelectasis. Foto toraks kurang
sensitif dibandingkan CT scan, karena sekitar 40% kasus tidak ditemukan
kelainan pada foto toraks. Gambaran CT scan yang lebih jarang ditemukan yaitu
efusi pleura, efusi perikardium, limfadenopati, kavitas, CT halo sign, dan
pneumotoraks. Walaupun gambaran-gambaran tersebut bersifat jarang, namun
bisa saja ditemui seiring dengan progresivitas penyakit. Gambaran CT scan
dipengaruhi oleh perjalanan klinis:
1. Pasien asimtomatis: cenderung unilateral, multifokal, predominan gambaran
ground-glass. Penebalan septum interlobularis, efusi pleura, dan limfadenopati
jarang ditemukan.
2. Satu minggu sejak onset gejala: lesi bilateral dan difus, predominan gambaran
ground-glass. Efusi pleura 5%, limfadenopati 10%.
3. Dua minggu sejak onset gejala: masih predominan gambaran ground-glass,
namun mulai terdeteksi konsolidasi
4. Tiga minggu sejak onset gejala: predominan gambaran ground-glass dan pola
retikular. Dapat ditemukan bronkiektasis, penebalan pleura, efusi pleura, dan
limfadenopati.
c. Pemeriksaan Pemeriksaan antigen-antibodi antigen-antibodi Pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan skrining awal Karen perlunya perimbangan terkait
dengan onset paparan dan durasi gejala sebelum dilakukan oemeriksaan serologi.
IgM dan IgA terdeteksi pada hari ke 3-6 setelah timbul gejala dan pada IgG
terdeteksi pad hari ke 20-18 setelah timbul gejala maka dari itu WHO tidak
merekomendasikan jenis tes ini karena pada pasien yang terdeteksi negative pada
pemeriksaan serologi masih perlu pemeriksaan serologi masih perlu dilakukan
observas dilakukan observasi dan diperiksa Kembali
d. Pemeriksaan Pemeriksaan virology virology Pemeriksaan yang dilakukan pada
individu asimtomatis atau tidak memenuhi kriteria suspek. Metode yang
dianjurkan untuk deteksi virus adalah amplifikasi asam nukleat dengan real-time
reversetranscription polymerase chain reaction (rRtpcr) dan dengan sequencing
sebagian atau seluruh geno virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2. Tes cepat
moluker ini lebih mudah dikerjakan dan untuk prosesnya pun lebih cepat sehingga
dapat membantu mempercepat deteksi covid-19. Untuk hasil negative dari tes
virology bisa saj terjadi ketika kualitas pengambilan ataupun manajemen
specimen buruk, sebaiknya specimen diambil saat infeksi masih dini atau bisa saja
terjadi gangguan pada teknis di laboratorium
e. Pemeriksaan Pemeriksaan specimen specimen WHO merekomendasikan 2
lokasi pengambilan specimen yaitu pada saluran napas atas (swab nasofaring atau
orofaring) dan saluran napas bawah (sputum, bronchoalveolar lavage/ BAL) atau
aspirat endotrakeal. Untuk sampel bagi PDP dan ODP dapat diambil selama 2 hari
berturut-turut dan bisa saja sewaktu-waktu diambil sampel tambahan bila ada
perburukan klinis sedangkan pada kontak erat risiko tinggi sampel diambil pada
hari 1 dan hari ke 14.
9. Penatalaksanaan medis
a. Terapi etiologi/definitive etiologi/definitive a) IFN-alfa, 5 juta unit atau dosis
ekuivalen, 2x/hari secara inhalasi
b) LPV/r, 200 mg LPV/r, 200 mg/50 mg/kapsul, 2x /50 mg/kapsul, 2x 2
kapsul/hari 2 kapsul/hari secara oral
c) RBV 500 mg, 2-3x 500 mg/hari intravena dan dikombinasikan dengan IFN-alfa
atau LPV/r
d) Klorokuin fosfat 500 mg (300 mg jika klorokuin), 2x/hari secara oral
e) Ardibol (umifenovir), 200 mg setiap minum, 3x/hari secara oral
f) Lopinavir/ritonavir Lopinavir/ritonavir (LPV/r) dari (LPV/r) dari penelitian
Chu, penelitian Chu, dkk didapatkan hasil bahwa kombinasi RBV dan LPV/r dpat
menurunkan angka kematian ARDS pada SARS-CoV jika dibandingkan dengan
RBV pada hari ke-21 setelah timbul gejala. Namun menurut penelitian penelitian
dari Baden, dkk bahwa LPV/r memiliki memiliki kemampuan inhibisi replikasi,
bukan supresi jumlah virus.
g) Remdesvir (RDV), merupakan ob Remdesvir (RDV), merupakan obat antivirus
dalam at antivirus dalam spectrum luas yang sudah digunakan secara luas untuk
virus RNA, termasuk MERS/SARS-CoV, penelitian in vitro menunjukkan obat ini
dapat menghinbisi infeksi virus secara efektif.
h) Klorokuin (CQ/CLQ) dan hidroksiklorokuin (HCQ), Obat malaria dan
autoimun diketahui dapat menghambat infeksi virus dengan meningkatkan pH
endosomal dan berinteraksi dengan resptor SARSCoV. Efektivitas obat akan
semakin baik karena
memiliki aktivitas immunomodulator yang memperkuat efek antivirus
i) Favipiravir Favipiravir (FAVI), merupak (FAVI), merupakan obat golong t
golongan baru an baru inhibitor RNA-dependet RNA polymerase (RdRp) yang
mampu menghambat aktivitas polimerasi RNA.  
j) Umifenovir Umifenovir (Arbidol), (Arbidol), obat antivirus antivirus ini
merupakan merupakan terapi rutin pada kasus influenza yang telah diketahui
kemampuan inhibisinya pada SARS-CoV-2 menurut penelitian in vitro.
k) Interferon-α (IFN-α), terbukti mampu menghambat produksi SARS-CoV secara
in vitro. l) Meplazumab/antibody anti-CD147. Antibody antiCD147 diketahui
mampu menghambat sel T yang dapat diinduksi CyPA dan berdampak berkurang
inflamasi. Dan dapat menghambat replikasi SARSCoV-2.
m) Nitazoxanide, Nitazoxanide, berdasarkan berdasarkan menelitian menelitian
Wang, dkk dengan dilakukannya uji in vitro agar mengetahui efektivitas dari
nitazoxanide. Obat antiprotoza ini diketahui memiliki potensi antivirus karena
dapat menghambat SARS-CoV-2 dengan kemampuan untuk meningkatkan
regulasi mekanisme antivirus bawaan via amplifikasi dari jalur IFN tipe I dan
sensing sitoplasmik RNA. Dosis yang dianjurkan 600 mg, 2x sheari atau 500 mg,
3 kali sehari selama 7 hari.
n) Direct-acting antiviral   (DAA), Sofosbuvir diketahui memiliki afinitas yang
kuat terhadap covid-19 dan SARS-CoV karena kemampuan untuk menempel pada
tempat aktif RdRl yang mampu bersaing dengan nukleotida fisiologis.
B. Konsep dasar keperawatan
1. pengkajian berdasarkan B1-B6
 B1 ( breathing ) : pengkajian pada sistem permafasan. Pada pengkajian B1 harus
dikaji seperti:
a. Mengkaji jalan nafas, apakah jalan nafas paten atau tidak
b. Mengkaji pola napas pasien teratur atau tidak
c. Mengkaji apakah ada obstruksi jalan nafas atau tidak
d. Mengkaji kesimetrisan dinding dada
e. Mengkaji irama napas ( cepat,dangkal,normal)
f. Mengkaji jenis pernapasan ( kusmaul,dispneu, atau cyne stroke)
g. Mengkaji apakah ada sesak napas, pernapasan cuping hidung atau penggunaan
otot bantu napas
h. Mengkaji apakah ada batuk,sputum atau tidak
i. Mengkaji apakah ada suara napas tambahan
j. Mengkaji penggunaan alat bantu napas atau pemasangan oksigen
 B2 ( circulation ) : pengkajian pada sistem peredaran darah. Harus dikaji seperti :
a. Mengkaji denyut nadi apakah teraba atau tidak
b. Mengkaji irama jantung
c. Mengkaji tekanan darah
d. Mengkaji CRT ( capillary refill time )
e. Mengkaji apakah ada sianosis atau tidak
f. Mengkaji ada perdarahan atau tidak
g. Mengkaji akral apakah teraba dingin atau hangat
 B3 ( neurologi ) : pengkajian pada sistem persarafan
a. Mengkaji kesadaran apakah compos mentis,apatis,somnolen,delirium,stupor,dan
coma
b. Mengkaji Glasgow cpma scale ( GCS ) dengan 3 komponen penting
( eye,verbal,motoric)
c. Mengkaji pupil apakah isokor , unisokor, midriasis
d. Mengkaji reflex cahaya
e. Mengkaji reflex fisiologi pada patella
 B4 ( bladder ) : pengkajian pada sistem perkemihan
a. Mengkaji apakah terpasang cateter
b. Mengkaji apakah adanya inkontenensia urin
c. Mengkaji intergritas kulit alat kelamin baik penis maupun vagina
 B5 ( bowel ) : pengkajian sistem pencernaan
a. Mengkaji bentuk abdomen simetris atau tidak
b. Mengkaji adanya distensi abdomen atau tidak
c. Mengkaji apakah ada perasaan keluhan mual muntah atau sulit menelan
d. Mengkaji BB dan TB
e. Mengkaji apakah ada pemasangan NGT
f. Mengkaji frekuensi BAB
 B6 ( bone ) pengkajian pada sistem muskolokeletal
a. Mengkaji warna kulit
b. Mengkaji turgor kulit
c. Mengkaji apakah ada lesi atau tidak
d. Mengkaji apakah ada edema atau tidak
e. Mengkaji aktivitas dan Latihan seperti toileting, makan , mandi

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveoulus kapiler ( D.0003)
 Gangguan sirkulasi b.d penurunan fungsi ventrikel ( D.0007 )
 Hupertemi b.d proses penyakit ( D.0130 )
 Diare b.d proses infeksi ( D.0020 )
 Keletihan b.d kondisi fisiologis ( D.0057 )
3. Intervensi keperawatan

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN

1. Gangguan Setelah dilakukan Tindakan Pemantauan respirasi ( I.


pertukaran gas b.d keperawatan diharapkan 01014 )
perubahan pertukaran gas ( L.01003) Observasi
membrane meningkat dengan kriteria 1. Monitor pola napas
alveolus kapiler hasil : 2. Monitor frekuensi,
( D.0003 ) - Tingkat irama, kedalaman,
kesadaran dan upaya napas
meningkat
- Dipsnea menurun 3. Monitor adanya
- Bunyi nafas sumbatan jalan nafas
tambahan
4. Monitor nilai AGD
menurun
- Gelisah menurun 5. Monitor nilai hasil x-
- PCO2 membaik ray toraks
- PO2 membaik Teraupetik
- Takikardia
membaik 1. Atur interval
- Pola nafas pemantauan
membaik respirasi sesuai
- Warna kulit kondisi pasien.
2. Dokumentasikan
membaik
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu.
2. Gangguan Setelah dilakukan Manajemen defribilasi
sirkulasi spontan Tindakan ( I.020038 )
b.d penurunan keperawatan Observasi
fungsi vertikel diharapkan sirkulasi 1. periksa irama pada
spontan ( L.02015) monitor setelah RJP 2
meningkat. Dengan menit
kriteria hasil :
 Tingkat teraupetik
kesadaran 1. lakukan resutasi
meningkat jantung paru ( RJP )
 Frekuensi hingga mesin
nadi menurun defribilator siap
 frekuensi 2. pasang monitor EKG
nafas VT tanda nadi
menurun 3. atur jumlah energi

 saturasi dengan mode

oksigen asynchronized 360

menurun joule untuk

 suhu tubuh monofasikan dan

menurun 120-200 joule untuk


bifasik
4. angkat paddle dan
tempelkan pada
sterum kanan sisi
kanan stemum
dibawah klavikula
dan paddle apeks
( kiri )
5. angkat paddle dan
langsung lanjutkan
RJP tanpa menunggu
hasil irama yang
muncul pada monitor
setelah pemberian
defribilasi
6. lanjutkan RJP sampai
2 menit

3. Hipertemi b.d Setelah dilakukan Tindakan Manajemen hipertemia


proses penyakit keperawatan diharapkan Observasi
termogulasi ( L.14134 ) 1. identifikasi penyebab
membaik dengan kriteria hipertemi
hasil 2. monitor suhu tubuh
 menggigil menurun 3. monitor kadar
 takikardi menurun elektrolit

 suhu tubuh membaik teraupetik


1. sediakan lingkungan
yang dingin
2. longgarkan pakaian
3. berikan cairan oral
edukasi
1. anjurkan tirah baring

4. Diare b.d proses Setelah dilakukan Tindakan Manajemen diare


infeksi (D.0020 ) keperawatan diharapkan Observasi
elemenasi fekal ( L.04033 ) 1. identifikasi penyebab
membaik, dengan kriteria diare
hasil : 2. monitor warna ,
 control volume, frekuensi
pengeluaranfases 3. monitor tanda dan
meningkat gejala hypovolemia
 keluahn defekasi dan 4. monitor jumlah
sulit menurun pengeluara cairan
 peristaltic usus teraupetik
membaik 1. berikan asupan cairan
oral
2. ambil sampel feses
untuk kultur, jika
perlu
edukasi
1. anjurkan makanan
porsi kecil dan sering
secara bertahap
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
2. kolaborasi pemberian
obat pengeras feses

5. Keletihan b.d Setelah dilakukan Tindakan Edukasi aktivitas / istirahat


kondisi fisiologis keperawatan diharapkan Observasi
( D.0057 ) tigkat keletihan ( L.050046 ) 1. identifikasi kesiapan
membaik, dengan kriteria dan kemampuan
hasil : menerima informasi
 verbalisasi kepulihan teraupetik
energi meningkat 1. sediakan materi dan
 lesu menurun media aktivitas dan
 selera makan istirahat
membaik 2. jadwalkan pemberian

 pola istirahat baik penkes sesuai


kesepakatan
3. berikan kesempatan
kepada pasien dan
keluarga untuk
bertanya
edukasi
1. jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
olahraga
2. anjurkan menyurusn
jadwal aktivitas
3. ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
4. ajarkan cara
mengidntifikasi targer
dan jenis aktivitas
sesuai
ROLE PLAY DISCHARGE PLANING

A. Pelaksanaan kegiatan
Topik : Discharge planning klien dengan diagnosa medis Covid-19
Tempat : Ruang isolasi RSU sehat
Tanggal : 30 November 2022
Sasaran : klien dan keluarga klien

B. Perorganisasian
Dokter/DPJP :
Kepala Ruangan (karu) :
Perawat pelaksana (PP) :
Klien X :
Keluarga + narrator :

C. Skenario Roleplay
Pada tanggal 30 november 2022 diruang isolasi RSU sehat, klien X dengan
diagnoise medis Covid-19 telah dilakukan oerawatan selama 14 hari, dinyatakan
dapat pulang dan melanjutkan perawatan atau isolasi mandiri dirumah karena kondisi
membaik dengan hasil PCR negative, hasil assesmen klinis menyeluruh termasuk
diantaranya gambaran radiologis menunjukan perbaikan,pemeriksaan darah
menunjukan berbaikan yang dilakukan oleh DPJP menyatakan pasien diperbolehkan
untuk pulang. Protocol Kesehatan tetap dilakukan diantaranya semua tenaga medis
menggunakan APD protocol Covid lengkap.

TAHAP PERSIAPAN
Dokter : selamat pagi sus
Karu : selamat pagi dok
Dokter : diruangan ini saya ingin visite klien X, bisa saya lihat statusnya?
( membaca status klien X )
Dokter : kondisi umum terakhir klien bagaimana sus?
Karu : semakin membaik dok, dari hasil hasil pemeriksaan yang ditunjukan
juga membaik
Dokter : baik… mari kita keruang perawatan klien
Karu : silahkan marid ok
DPJP, karu, PP menuju ruangan perawatan Klien
Karu : selamat pagi bapak/ibu.. dokter akan memriksa kondisi Kesehatan
bapak/ibu..silahkan dok
Klien : selamat pagi sus, dokter
Dokter : bagimana kondisi yang dirasakan hari ini pak/bu?
Klien : alhamdulillah sudah terasa sangat membaik dok
Dokter : baik.. akan saya periksa terlebih dahulu.. permisi ya
Klien : silahkan dokter
Dokter : kondisi bapak/ibu sudah sangat membaik ,dari hasil tes PCR dan hasil
poto thorax terakhir serta catatan terakhir serta catatan perkembangan kesehatan
menunjukkan perkembangan yang baik. Selanjutnya Bapak/Ibu bisa
melanjutkan perawatan atau isolasi mandiri di rumah dengan tetap
menerapkan protocol Kesehatan.
Klien : Terima kasih dokter… selain protocol kesehatan yang saya
patuhi, kapan saya bisa kontrol setelah perawatan Rumah Sakit ?
Dokter : baik Pak/Bu…bisa kontrol setelah perawatan terhitung 7 hari
ke depan, dan disarankan untuk tes swab kembali setelah 14 hari. Namun
apabila dirasakan kondisi kesehatan dalam jangka waktu tersebut kurang
baik, maka bisa langsung kontrol ke poli rawat jalan. Untuk prosedurnya,
akan dibantu oleh suster.
Klien : baik dok…terima kasih
Dokter : baik Pak/Bu…kalau begitu saya dan tim permisi dahulu
Klien : Terima kasih,,silahkan dok..suster..
Dokter meninggalkan ruang perawatan, selanjutnya Karu beserta PP
mempersiapkan proses discharge planning untuk klien X
Karu :Selamat pagi…agenda kita padahari ini untuk klien X adalah
melakukan discharge planning karena kondisi klien sudah membaik dan
memungkinkan untuk perawatan di rumah. Bagaimana persiapan PP dari
klien X ?
PP :  Baik.. persiapan discharge planning untuk klien X sudah siap.
Status klien dan format discharge panning sudah dipersiapkan. Untuk
selanjutnya perawatan isolasi mandiri di rumah akan di informasikan
kepada klien dan keluarga klien agar mempersipakan hal-hal yang
menunjang klien selama masa isolasi pasca perawatan di rumah Sakit.
Karu : Baik..terima kasih untuk PP..bisa berkas-berkasnya saya
periksa terlebih dahulu ( Karu memeriksa status dan format discharge
Planning)
PP :  Baik Bu/pak,, ini berkasnya silahkan diperiksa (PP
memberikan berkas kepada Karu)
Setelah Karu selesai memeriksa kelengkapan berkas, PP menuju ke ruang
perawatan klien X untuk melaksanakan discharge planning.
TAHAP PELAKSANAAN
PP : Selamat pagi Pak/Bu,, sepertinya kondisi hari ini terlihat
sangat senang karena sudah diizinkan pulang..
Klien : Selamat Pagi Bu/Pak..Alhamdulillah..saya sudah bosan
dirawat di rumah Sakit sus,,sudah ingin kembali ke rumah.
PP : Alhamdulillah….seperti yang telah disampaikan Dokter tadi..
Jadi, hari ini Bapak/Ibu sudah bisa melanjutkan perawatan isolasi mandiri di
rumah. Selama isolasi saya anjurkan tetap melakukan protokol Kesehatan
3M: memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Untuk semua
resume bapak/ibu masuk rumah sakit hingga diagnosis kemudian hasil
pemeriksaan seperti hasil lab, radiologi dan resep obat untuk dibawa pulang,
akan saya sampaikan kepada keluarga penanggung jawab. Kami sudah
menghubungi keluarga untuk menjemput Bapak/Ibu. Untuk proses
selanjutnya mohon ditunggu sampai proses administratif selesai.
Klien : Terima kasih suster dan tim telah merawat saya selama ini
hingga sembuh. Selama isolasi mandiri di rumah saya akan mematuhi semua
protokol kesehatan covid 19 serta selalu menjaga kesehatan diri dan keluarga.
Selama isolasi juga saya tidak akan kemana-mana terkecuali memang ada
kepentingan yang sangat mendesak sus..
PP : Terima kasih Kembali Bapak/Ibu, sudah menjadi tugas kami
untuk merawat Klien dengan baik. Selain itu ada berkas yang harus diisi dan
ditanda tangani oleh Bapak/Ibu sebelum pulang ( membantu klien mengisi
form ). Kalau begitu saya permisi dulu…
Klien : baik…silahkan sus..
Di Ruang Konsultasi, Karu melakukan inform consent kepada keluarga klien
Karu : selamat siang Pak/Bu…saya suster Z selaku kepala Ruang
isolasi dimana klien X dirawat. Pada hari ini, Klien X dinyatakan Sudah bisa
pulang dengan tetap melakukan semua anjuran protocol Kesehatan.
Keluarga : iya sus..terima kasih sudah merawat keluarga saya hingga
sembuh.
Karu : Sebelumnya,,izinkan saya menjelaskan informasi tentang hal
yang harus diperhatikan keluarga klien selama masa isolasi mandiri. Yaitu:

1. Batasi 1 orang saja yang berinteraksi khusus merawat Klien X atau pilih
salah satu anggota keluarga yang kondisi kesehatannya dalam keadaan baik 
2. Cuci tangan setiap akan dan setelah kontak dengan klien X dan
lingkungan sekitar klien X.

3. Memakai masker tiap berinteraksi atau saat di kamar isolasi klien X


4. Memakai sarung tangan dan masker medis tiap kontak dengan
darah/tinja/air kencing/cairan tubuh lain klien.

5. Selalu mengawasi kondisi Kesehatan klien dan melaporkannya jika ada


masalah

Kesehatan.
6. Selalu memberi support mental kepada klien
Keluarga : Terima kasih atas informasinya sus
Karu : Baik kalau begitu…akan saya serahkan semua resume dari klien
masuk rumah sakit hingga diagnosis kemudian hasil pemeriksaan klien
seperti hasil lab, radiologi dan pemeriksaan penunjang lain. Dan resep untuk
obat dan vitamin yang bisa dibawa pulang. Selanjutnya Bapak/Ibu bisa mohon
kebagian administrasi untuk pengurusan aadministrasi klien X.
Keluarga : Baik sus,, Terima kas
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan

Covid-19 atau corona virus diseases 19 merupakan penyakit yang


menyerang sistem pernafasan dan bisa memicu beberapa gejala mulai
dari demam >38oC, sakit tenggorokan, sesak nafas, batuk, letih dan
lesu. Dengan cara penularan melalui droplet atau tetesan cairan, kontak
pribadi seperti berjabat tangan dan menyentuh barang atau permukaan
yang terdapat virus diatasnya, kemudian menyetuh area wajah sebelum
mencuci tangan.Penyakit coronavirus (COVID-19) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh coronavirus yang menyebar terutama
melalui tetesan air liur atau keluar dari hidung yang akan menyebabkan
penyakit pernapasan ringan hingga sedang namun akan menjadi serius
jika orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis
mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit
pernapasan kronis. (medscape, 2020; WHO, 2020)

B. saran

Sesuai dengan tujuan penyusunan makalah dengan topik asuhan


keperawatan kritis pada pasien covid-19 dan pneumonia diharapkan
mahasiswa dan mahasiswi keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan
lebih banyak lagi terkait covid-19 dan mempunyai ketanggapan yang
cepat dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Azlan, A. A., Hamzah, M.R., Sern T. J. Ayub, S.H, & Mohamad E.


(2020). Public knowledge, attitudes and practices towards COVID-19
A cross-sectional study in Malaysia

https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.03.090

medscape. (2020). Coronavirus disease 2019 (covid-19): practice


essentials, background, route of transmission

Anda mungkin juga menyukai