Anda di halaman 1dari 21

Tugas : Keperawatan komunitas

Nama Dosen : Muhamad Qasim,S.Kep.,Ns

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT ISPA

DISUSUN OLEH :

SHARTINI ARSYAD (NH0116161) YORI YUNIKE (NH0116190)

YUNIKE SRIYULANDARI (NH0116198) SILVA ALLO (NH0116162)

SRI MULYAN (NH0116170) UMI RAFIKA MUSDA (NH0116180)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T saya dapat menyelelesaikan
Tugas tentang “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT ISPA”
ini dengan baik tanpa hambatan.

Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen mata kuliah dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan, dan
kemudahan yang telah diberikan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini.

Meskipun saya telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun saya menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini yang selanjutnya akan saya terima dengan tangan
terbuka.

Akhirul kalam, Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan tugas ini

Makassar, November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………….

BAB I PENDAHULUAN………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………..

1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan…………… 2

BAB II KONSEP MEDIS ….……………………………….. 3

2.1 Pengertian ISPA..…………………………… ……. 3

2.2 Etiologi ISPA …………………………….………. 3

2.3 Manifestasi klinis………………………………..…… 3

2.4 Pemeriksaan penunjang ………………………………. 3

2.5 patofisiologi…………………………………………… 5

2.6 Penatalaksanaan………………………………………… 5

2.7 komplikasi …………………………………………….. 5

2.7 pencegahan…………………………………………….. 6

BAB III KONSEP KEPERAWATAN……………………………

3.1 Pengkajian……………………………………………… 7

3.2 Diagnosa keperawatan…………………………………. 7

3.4 Intervensi………………………………………………. 8

3.5 Implementasi &evaluasi……………………………….. 9

BAB IV ASKEP KELUARGA………………………..…………. 10

4.1 Pengkajian ………..……………………………………... 10

4.2 diagnosa keperawatan………………………………… 10

4.4 intervensi………………………………………………. 11

4.5.Implementasi& evaluasi……………………………… 11

BAB V……………………………………………………………… 12

5.1 Kesimpulan…………………………………………… 12

5.2 Saaran…………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ISPA menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit

menular di dunia.hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun,98% nya

disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bagian bawah,kelompok yang paling

resiko adalah balita, anak-anak,dan orang lanjut usia,terutama dinegara-negara dengan

pendapatan perkapita rendah dan menengah.

kasus ispa di Indonesia penempati urutan peratama penyebab kematian bayi

yaitu sebesar 24,46% (tahun 2013) ,29,47% (tahun 2014) dan 63,45 % (tahun 2015).

Oleh sebab itu penyakit ini perlu ditangani oleh tenaga medis secepat mungkin

guna menurunkan angka kematian akibat ISPA,selain itu perlu dilakukan upaya

promosi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat

dan mampu mengembangkan kesehatan serta terciptanya lingkungan yang kondusif.

1.2 Tujuan
Penulis Makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dan

dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa. Secara terperinci tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah :

1. untuk mengetahui konsep medis ISPA


2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga dengan penyakit ISPA
BAB II
KONSEP DASAR
MEDIS
A. DEFINISI
ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) merupakan penyakit infeksi akut yang
menyerangsalah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung

(saluran atas ) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adeneksanya seperti
sinus,rongga telingan tengah dan pleura.
(Marni, 2014)
B. KLASIFIKASI
1. Ringan
Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali per menit, hidung tersumbat
atau berair, tenggorokan merah, telinga berair.
2. Sedang
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar

cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis, purulen dengan pembesaran kelenjar


limfe leher yang nyeri tekan ( adentis sevikal ).

3. Berat
Batuk dengan nafas cepat dan stridor, membran keabuan bifaring, kejang-kejang,
apnea, dehidrasi berat /tidur terus, tidak ada sianosis.
4. Sangat berat
Batuk dengan nafas cepat, stridor dan sianosis serta tidak dapat minum.
(Marni, 2014)
C. ETIOLOGI

1. Mikoplasma .
2. Bakteri, misalnya dari genus Streptoccocus, Staphylococcus, Haemophilus,
Bordetella, Corynebacterium.
3. Virus, misalnya golongan mikrovirus (seperti virus influenza dan virus campak),
adenovirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus.
4. Daya tahan tubuh.
5. Kondisi lingkungan rumah.
(Wijayaningsi, 2013)
D. PATOFISIOLOGI

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit

ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Sebagian besar penularan melalui
udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang
sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung
unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. Saluran pernapasan atas (akut) secara
langsung terpajang lingkungan namun infeksi relatif jarang terjadi berkembang
menjadi infeksi saluran pernapasan bawah yang mengenai bronkus dan aveoli. Silia
bergerak dengan retmis untuk mendorong mokus dan semua mikroorganisme yang

terperangkap didalam mokus, keatas nasofaring tempat mokus tersebut dapat


dikeluarkan melalui hidung lalu ditelan.
Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut ke saluran pernapasan
atas maka mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ke tiga
(sistem imun) untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai disaluran napas
bawah. Respon ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah
putih lainnya, misalnya makrofak, niotrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah
tempat proses peradangan berlangsung.
(Wijayaningsi, 2013)

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam : sering tampak sebagai tanda infeksi pertama. Paling sering terjadi pada
usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5ºC bahkan dengan infeksi
ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euforia (perasaan
senang berlebihan) dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan cepat
kecepatan yang tidak biasa.
2. Anoreksia : merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-
kanak sering kali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat
yang lebih besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit. Muntah :

merupakan suatu reflek yang tidak dapat dikontrol untuk mengeluarkan isi
lambung dengan paksa melalui mulut. Biasanya anak kecil mudah muntah

bersamaan dengan penyakit yang merupakan petunjuk untuk awitan infeksi


3. Batuk : merupakan gambaran umum dari penyakit pernapasan. Dapat menjadi
bukti hanya selama fase akut. Sakit tenggorokan : merupakan keluhan yang sering
terjadi pada anak yang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk
minum dan makan per oral.
4. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung, sering menyertai infeksi pernapasan.
Mungkin encer dan sedikit atau kental dan purulen, tergantung pada tipe atau

tahap infeksi
(Rahmawati, 2012)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan radiologi (foto torak)adalah untuk mengetahui penyebab dan
mendiagnosa sacar tepat.
b. Pemeriksaan RSV adalah untuk mendiagnosis RSV (respiratori sinisial virus).
c. Gas darah arteri yaitu untuk mengkaji perubahan pada system saluran pernafasan

kandungan oksigen dalam darah.


d. Jumlah sel darah putih normal atau meningkat.
(Rahmawati, 2012)

G. KOMPLIKASI

1. Laringitis : peradangan pada laring (pangkal tenggorokan). Laring terletak


dipuncak saluran udara yang menuju ke paru-paru. Disebabkan oleh saluran
pernapasan bagian atas.
2. Bronkitis : suatu peradangan yang terjadi pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru yang disebabkan oleh virus dan bakteri).


3. Sinusitis : suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi
virus pada saluran pernapasan bagian atas (misalnya pilek).
(Marni, 2014)

H. PENATALAKSANAAN
Klien dengan infeksi saluran pernapasan atas hanya sakit ringan dan dapat ditangani di unit
rawat jalan., kecuali jika penyakit menjadi lebih parah dan butuh perawatan.
Penatalaksanaan keperawatan untuk kondisi ini lebih ditekankan pd penyuluhan
kesehatan, yang mencakup

istirahat, banyak minum, dan pencegahan infeksi lebih lanjut. Kotak displai 3-1
menyajikan pedomn penyuluhan kesehatan untuk klien dengan infeksisaluran pernapasan
atas.

(Wijayaningsi, 2013)

I. PENCEGAHAN dan PENANGANAN


1. Kenali tanda-tanda darurat pada anak yang terkena ISPA.
2. Istirahat yang cukup, setidaknya 8 jam sehari.
3. Makan makanan yang bergizi tinggi. Berikan makanan dalam porsi sedikit namun
lebih sering dari biasanya, apalagi jika muntah.

4. Berikan asupan cairan seperti air dan buah-buahan lebih banyak karena hal ini
dapat membantu mengencerkan dahak.

5. Tetap berikan ASI, bila anak masih menyusu.


6. Jika terjadi panas, berikan parasetamol.
7. Kompres dengan kain bersih dan air hangat.
8. Jika demam, dianjurkan memakai pakaian yang tipis, dan tidak terlalu ketat. Tidak
dianjurkan menggunakan pakaian dan selimut yang terlau tebal.
9. Untuk bayi di bawah umur 2 bulan, jika mengalami demam, maka harus segera
dirujuk ke dokter.

10. Jangan memberikan antibiotik tanpa izin dari dokter. Antibiotik tidak diperlukan
untuk ISPA yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
meningkatkan kekebalan bakteri tersebut.
(Rosmiyanti, 2016)
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1.PENGKAJIAN

Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan


masalah utama Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menurut (Andarmoyo, 2012)
meliputi :
a. Data umum
Menurut (Andarmoyo, 2012) data umum yang perlu dikaji adalah :
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin,
umur, pekerjaan dan pendidikan. Pekerjaan yang terlalu sibuk bagi
orang tua mengakibatkan perhatian orang tua terhadap tumbuh
kembang anak tidak ada dan keadaan rumah juga tidak terurus jika
orang tua terlalu sibuk dengan pekerjannya.

2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang
terjadi dengan jenis/tipe keluarga (Andarmoyo, 2012). Biasanya keluarga yang
mempunyai balita dengan infeksi saluran pernafasan akut mempunyai jumlah anggota
keluarga yang banyak sehingga kebutuhan tidak terpenuhi.

3) Status sosial ekonomi


Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang
dimiliki oleh keluarga (Andarmoyo, 2012). Pada pengkajian status sosial ekonomi
diketahui bahwa tingkat status social ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan
seseorang. Dampak dari
ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan (Andarmoyo, 2012). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut
mempunyai sosial ekonomi yang rendah, sehingga kemampuan untuk menyediakan rumah
yang sehat, kemampuan untuk pengobatan anggota keluarga yang sakit dan kemampuan
menyediakan makanan dengan gizi yang seimbang tidak terpenuhi.

b.Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


Tahap perkembangan keluarga saat ini
Data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti (Jhonson, 2010). Biasanya
keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak pra sekolah.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan keluarga saat ini
yang belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi (Jhonson, 2010). Biasanya
keluarga belum mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman, mempertahankan hubungan yang sehat baik

di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar), kegiatan
dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.
• Riwayat keluarga inti

Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-


masing anggota keluarga, status imunisasi, sumber kesehatan yang biasa digunakan
serta pengalamannya menggunakan pelayanan kesehatan (Jhonson, 2010).
Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut status imunisasi pada
balita tidak terpenuhi dan tidak mendapatkan ASI eksklusif yang memadai
(Jhonson, 2010).

c.Pengkajian lingkungan
• Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah, jumlah ruangan,
jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan, tanda cat yang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah
rumah (Susanto, 2012)Biasanya keluarga dengan infeksi saluran
pernafasan akut mempunyai keuangan yang tidak mencukupi kebutuhan sehingga
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela dan sumber air minum
yang digunakan tidak sesuai dengan jumlah anggota keluarga.

d.Fungsi keluarga
• Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung,
hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap
perasaan (Susanto, 2012)Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut
jarang memperhatikan kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian pada anak, serta
tidak mau memperhatikan kondisi di sekitar lingkungan tempat tinggal.

• Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota

keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi dan menerima


cinta (Susanto, 2012). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut
tidak disiplin terhadap aktivitas bermain pada balita.

• Fungsi keperawatan
a. Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang dianut
keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan tujuan
kesehatan keluarga (Susanto, 2012)Biasanya keluarga tidak mengetahui
pencegahan yang harus dilakukan agar balita tidak mengalami infeksi
saluran pernafasan akut.

b. Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang dirasa :


keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat
kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan (Susanto, 2012).
Bisanya keluarga tidak mampu mengkaji status kesehatan keluarga.

c. Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang


dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang dikonsumsi
perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan (Jhonson,
2010)Biasanya keluarga tidak terlalu memperhatikan menu makanan,
sumber makanan dan banyak makanan yang tersedia.

d. Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang dilakukan


dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan
keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah
(Jhonson, 2010). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut
tidak tau cara pencegahan penyakit dan mengenal penyakit.

e. Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak, kebersihan gigi


setelah makan, dan pola keluarga dalam mengkonsumsi makanan (Jhonson,
2010) Biasanya keluarga tidak membawa anaknya imunisasi ke posyandu.
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : berapa jumlah
anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, metode
yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
(Suprajitno, 2004).

5. Fungsi ekonomi
• Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi sandang,
pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan (Suprajitno,
2004). Biasanya keluarga belum bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan balita.

B.Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada
pemeriksaan fisik head to toe untuk pemeriksaan fisik untuk infeksi saluran pernafasan

akut adalah sebagai berikut :


• Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda - tanda vital.Bisanya balita mempunyai BB rendah dan pernafasan yang
cepat.

• Kepala dan leher


Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, gigi mudah goyah,
gusi mudah bengkak dan berdarah.Biasanya balita yang mengalami infeksi saluran
pernafasan akut terlihat pucat karena penurunan pada nafsu makannya.

• Sistem pulmonal

Biasanya sesak nafas, dada tertekan, pernafasan cuping hidung, hiperventilasi,


batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, pernafasan diafragma dan perut
meningkat, laju pernafasan meningkat dan anak biasanya cengeng.

• Sistem kardiovaskuler
Biasanya anak mengalami sakit kepala, denyut nadi meningkat,
takikardi/bradikardi, dan disritmia, pemeriksaan CRT.
• Sistem neurosensori
Biasanya anak gelisah, terkadang ada yang mengalami penurunan kesadaran,
kejang, refleks menurun/normal, letargi.

• Sistem genitourinaria
Biasanya produksi urine normal dan tidak mengalami gangguan.

• Sistem digestif
Biasanya anak mengalami mual, kadang muntah, konsistensi feses normal.

• Sistem muskuloskeletal
Biasanya lemah, cepat lelah, tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru,
penggunaan otot aksesoris pernafasan.

• Sistem integumen

Biasanya balita mempunyai turgor kulit menurun, kulit pucat, sianosis, banyak
keringat, suhu tubuh meningkat dan kemerahan.

2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke system


keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis
keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan perawat
keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya
berdasarkan pendidikan dan pengalaman (Susanto, 2012). Tipologi dari diagnosa

keperawatan adalah:

• Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan


kesehatan).

• Diagnosa keperawatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan


apabila sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi
gangguan.

• Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan


suatu keadaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan ISPA menurut problem
(NANDA, 2015-2017) adalah :

• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


• Ketidakefektifan pola nafas

• Gangguan pertukaran gas

• Hipertemi
• Kekurangan volume cairan

• Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Intoleransi aktivitas
• Defisit pengetahuan

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang mengalami


ISPA dengan pneumonia mengacu pada problem (NANDA, 2015-2017) dan etiologi
(Suprajitno, 2004) adalah :

• Ketidakefektifanbersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam mengenal masalah.

• Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota


keluarga yang sakit.

• Resikoketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

• Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


mengenal masalah.

Tabel 2.3 Skala prioritas masalah keluarga

Kriteria Skor Bobot


1) Sifat masalah :
(1) Aktual (tidak/kurang sehat) 3
1
(2) Ancaman kesehatan 2
(3) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah :
a. Mudah 2
2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1

Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan :Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai Angka tertinggi

dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot c. Jumlah skor
untuk semua kriteria

D.Tentukan
skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosakeperawatan keluar
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang mengalami ISPA
dengan pneumonia mengacu pada problem (NANDA, 2015-2017) dan etiologi
(Suprajitno, 2004) adalah :
• Ketidakefektifanbersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah.

• Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota


keluarga yang sakit.

• Resikoketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

• Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


mengenal masalah.

Tabel 2.3 Skala prioritas masalah keluarga


Kriteria Skor Bobot
1) Sifat masalah :
(1) Aktual (tidak/kurang sehat) 3
1
(2) Ancaman kesehatan 2
(3) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah :
a. Mudah 2
2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1

Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan :Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai Angka tertinggi
dalam skor

Cara melakukan Skoring adalah :


a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot c. Jumlah skor
untuk semua kriteria
D.Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosakeperawatan keluar
3. Rencana Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan,


pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan merumuskan tujuan,
mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan prioritas,
intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu

dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Andarmoyo, 2012)

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga yang


berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber yang
dimiliki keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan
sumber yang dimiliki keluarga implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses
aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam
keluarga dan

memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat menilai
potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat
memampukan keluarga untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusan
berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota
keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap
anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat.(Andarmoyo,
2012)

Menurut (Andarmoyo, 2012)guna membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku


hidup sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini:

a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan


kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kehidupan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap
emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi kensekuensi untuk tidak melakukan

tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan


mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang


sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat


dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e.Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara
menggunakan fasilitas tersebut.(Andarmoyo, 2012)

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi berdasarkan pada seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga,


perawat dan lainnya.Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan
anggota keluarga (bagaimana anggota berespons) daripada intervensi yang
diimplementasikan.Evaluasi merupakan kegiatan bersama antara perawat dan keluarga.
Evaluasi merupakan proses terus menerus yang terjadi setiap saat perawat memperbarui
rencana asuhan keperawatan , evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi merupakan sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah
program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan keluarga, evaluasi keperawatan keluarga
adalah proses untuk menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya
sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga.
(Andarmoyo, 2012)
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA AN.

Lp DENGAN ISPA

Gambaran kasus

Tn.s umur 32 tahun,pendidikan terakhir S1 ,pekerjaan guru alamat makassar


kecamatan tamalanrea RT 02/ RW 002. Ny.V umur 26 tahun pendidikan terakhir
SMA,pekerjaan sebagai ibu rumah tangga,Tipe keluarga Tn.S yaitu keluarga inti
karena dalam rumah ada suami,istri dan anak,pada keluarga TN.r yang sedang
sakit adalah An.Lp yaitu ISPA ,keluarga mengetahui An.Lp saat ini An.Lp
batuk,demam,lemas,dan sulit bernafas akibat ada hambatan jalan nafas oleh
penumpukan secret,Ny.v mengatakan bahwa An.Lp tidak nafsu makan ,keluarga
mengatakan hanya mengetahui kalau anak Cuma sakit ISPA saja,tetapi keluarga
merasa cemas dan tidak menegtahui pengertian Ispa,penyebab,tanda dan
gejala,pencegahan dan komplikasi dari ISPA jika tidak segera ditangani

I.PENGKAJIAN

A. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. S


2. Alamat Kepala Keluarga : RT 02 / RW 002 kecamatan Tamalanrea
3. Komposisi Keluarga :………………………………………………………
NO NAMA JENIS UMUR HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN
KELAMIN
1 Tn.S L 32 Tahun Kepala Keluarga Sarjana Guru
2 Ny.V P 26 Tahun Istri SMA Ibu Rumah Tangga
3 An.Lr P 6 Tahun Anak Kandung TK Pelajar
An.Lp P 4Tahun Anak Kandung - -
4

Genogram :
Ny.V Tn.S

An.Lr An.Lp

Keterangan :

: Laki Laki : Klien : Tinggal serumah

: Perempuan : Meninggal

4. Tipe Keluarga : Keluarga Inti


5. Suku Ayah : Bugis Ibu : bugis
6. Agama : Islam
7. Status Sosek Keluarga
a. Pendapatan keluarga satu bulan : Rp 1.500.000/bulan
b. Pengelola keuangan keluarga : Ayah dan Ibu
c. Bagaimana pandangan keluarga
terhadap pendidikan keluarga : Keluarga sangatmementingkan pendidikan
pada anggota keluarganya.
d. Adakah nilai/keyakinan/agama yang

8.
Aktifibtaesrtreenktarenagsainkdeleunagragna kesehatan : Tidak ada
a. Kebiasaan rekreasi dalam keluarga : Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi
yang rutin.
b. Bagaimana keluarga menggunakan
waktu sengganggnya : Keluarga mengisi waktu senggangnya dengan
menonton televisi dan mendengarkan music
mealu DVD

B.Riwayat Perkembangan

9. Tahap perkembangan saat ini :Saat ini keluarga Tn.S berada pada tahap perkembangnan
keluarga anak usia pre school. Dengan tugas perkembangan antara lain :
O Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,privasi.
O Mensosialisasikan anak.
O Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhikebutuhan anak
yang lain.
O Mempetahankan hubungan yang sehat dalam keluarga Tugas perkembangan yang

sudah terpenuhi adalah semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi


pada keluarga Tn.S.
10. Tahap perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi :Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga
saat inikeluarga merasa sudah terpenuhi, Keluarga Tn.S
mengatakan semaksimal mungkin menciptakan keluarga yang
membahagiakan, terutama untuk membahagiakan anak-anaknya.
11. Riwayat keluarga inti :Pada saat dilakukan pengkajian pada Tn.S dalam keadaan sehat
tetapi Tn.S pernah mempunyai riwayat asam urat sedangkan
untuk An. Lp sedangmenderita batuk pilek yaitu kurang lebih
sudah dua hari yang lalu.
12. Riwayat keluarga :Hubunganantara anggota keluarga baik, keluarga mengatakan

saling bantu membantu dengan saudara yang lain.

C.Lingkungan

13. Karakteristik rumah :


a. Jenis rumah : Petak
b. Jenis bangunan :Semipermanen
c. Luas bangunan : ± 4x18 m2
d. Luas perkarangan : 6 m2
e. Status kepemilikan rumah : Milik keluarga Tn.S
f. Kondisi ventilasi rumah : Kurang baik
g. Kondisi penerangan rumah : Kurang baik
h. Kondisi pencahayaan rumah : Kurang baik
i. Kondisi lantai : Kurang bersih dan tidak teratur
j. Kebersihan rumah secara keseluruhan : Bersih
k. Bagaimana pembagian ruangan dirumah : Tertata baik
l. Pengelolaan sampah keluarga : Dibakar
m. Sumber air bersih dalam keluarga :Sumur Artetis
n. Kondisi jamban keluarga : Bersih

o. Pembuangan limbah : Bersih

Denah Rumah :

DAPUR

KAMAR TIDUR KAMAR TIDUR

Anda mungkin juga menyukai