Anda di halaman 1dari 2

Dear Excellent People,

Sangat penting bagi Anda untuk mempertimbangkan perubahan perilaku kerja dan
budaya perusahaan, terutama karena tantangan kompetisi yang semakin ketat. Anda
selalu bergelut menghadapi perubahan struktural di pasar global, laju perkembangan
teknologi yang sangat cepat, dan semakin meningkatnya orientasi pelanggan
terhadap barang atau jasa yang mereka konsumsi.

Berbagai pendekatan seperti Lean dan Six Sigma telah diterapkan untuk
meningkatkan performa bisnis dan mengejar Continuous Improvement (CI). Namun
keberhasilannya akan sangat bergantung kepada kualitas kerja dan perilaku manusia-
manusia yang menjalankannya. Sebagai langkah pertama, setiap orang yang menjadi
bagian dari organisasi yang mengejar CI harus memahami makna Continuous
Improvement yang sebenarnya.

5 Prinsip Continuous Improvement


Sebelum menciptakan aturan mengenai seperti apa perilaku kerja tim yang paling
tepat untuk kesuksesan program Continuous Improvement dan bagaimana cara
mengarahkan tim untuk mengadopsi perilaku yang diinginkan, terlebih dahulu Anda
harus memahami prinsip-prinsip kunci dalam Strategi Continuous Improvement.
Prinsip-prinsip itu dapat anda sebut “The Big 5 of Continuous Improvement” :

1. Ketahui spesifikasi: faktor apa yang akan dan tidak akan menciptakan value
bagi pelanggan, dari sudut pandang pelanggan (bukan dari perspektif individu,
departemen, atau perusahaan).
2. Identifikasi setiap langkah yang diperlukan dalam proses produksi barang atau
jasa, dari mulai perancangan, pemesanan, dan produksi barang/jasa melalui
value stram untuk menghetahui titilk-titik terjadinya waste (non-value-added).
3. Realisasi dalam bentuk aksi yang menciptakan aliran value (tanpa ada
interupsi, rework, backflow, waiting, atau scrap).
4. Produksi harus berjalan berdasarkan permintaan pelanggan.
5. Harus ada urgensi untuk mencapai kesempurnaan dengan cara terus mencari
dan menghilangkan segala hal yang tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai