Anda di halaman 1dari 2

Journal Homepage: https://e-journal.unair.ac.

id/PMNJ/index
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY This is an Open Access article
distribute under

HEALTH NURSING the terms of the


Creative Commons Attribution

(Jurnal Keperawatan Komunitas)


4.0 International License

Vol. 4, No. 2 Agustus 2019

Laman Jurnal: https://e-journal.unair.ac.id/IJCHN

Editorial

Penerapaan Promosi Kesehatan


Piagam Ottawa Charter dalam Upaya Capaian Target ASI Ekslusif
Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, Indonesia
sylvia.dwiwahyuni@fkp.unair.ac.id

Salah satu target Tujuan Pembangunan menyentuh berbagai aspek, yaitu: kebijakan
Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030 adalah berwawasan kesehatan, lingkungan yang
menurunkan angka kematian neonatal mendukung, reorientasi pelayanan kesehatan,
setidaknya 12 per 1.000 kelahiran hidup dan keterampilan individu, dan gerakan masyarakat.
kematian anak di bawah usia 5 tahun minimal 25 Kegiatan kebijakan berwawasan kesehatan
per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat ditujukan kepada para pengambil kebijakan
dicapai dengan pemberian ASI eksklusif dan (policy makers) atau pembuat keputusan
nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi (decision makers) baik di institusi pemerintah
sesuai dengan tingkatan usia serta maupun swasta. Peraturan perundang-
mengoptimalkan daya tahan tubuh anak. undangan Indonesia telah mengatur terkait
Sebenarnya, menyusui merupakan perilaku pemberian ASI ekslusif. Hal tersebut terdapat
alamiah seorang ibu. Selain itu, menyusui padaUU kesehatan No. 36 pasal 128 tahun 2009
memiliki dampak positif bagi ibu dan bayi. dan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012
Menyusui minimal selama enam bulan akan tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif. Selain
mengurangi resiko kanker payudara, rahim, dan itu, juga terdapat beberapa Peraturan Daerah
ovarium. Selain itu, bayi yang mendapatkan Air (Perda) terkait ASI Eksklusif. Namun, pelaksaan
Susu Ibu (ASI) lebih tahan terhadap penyakit monitoring dan evaluasi terutama pada bagian
infeksi karena memiliki daya tahan tubuh yang penerapan sanksi bagi institusi pemerintah
lebih baik dibandingkan bayi yang tidak maupun swasta serta tenagan kesehatan yang
mendapatkan ASI. Penelitian S. Deoni et al (2019 menghambat pemberian ASI eksklusif perlu
menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ditingkatkan.
ASI memiliki perkembangan kognitif yang lebih Sementara itu, lingkungan yang
baik pada aspek verbal maupun non verbal. mendukung ditujukan kepada para pengelola
Menyusui juga akan meningkatkan kedekatan tempat umum, termasuk pemerintah kota, agar
emosional antara ibu dan bayi. Namun, sampai mereka menyediakan sarana-prasarana atau
saat ini pencapaian cakupan ASI ekslusif secara fasilitas yang mendukung ibu menyusui, seperti:
global maupun nasional belum mencapai target ruang menyusui di tempat umum yang
sebanyak 50%. Oleh karena itu, promosi dilengkapi dengan fasilitas mendukung sesuai
kesehatan dalam berbagai aspek menjadi hal dengan standar. Strategi berikutnya adalah
yang tidak dapat dielakkan. Salah satu strategi reorientasi pelayan kesehatan. Hal tersebut
promosi kesehatan yang dapat diterapkan berkaitan dengan pergeseran paradigma bahwa
adalah piagam Ottawa Charter. masyarakat bukan hanya menjadi penerima
Strategi promkes menurut piagam Ottawa layanan kesehatan tetapi juga berpartisipasi
menekankan pada lima pilar kegiatan yang aktif. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan

http://e-journal.unair.ac.id/IJCHN
S. D. WAHYUNI

adalah pemberdayaan masyarakat sekitar itu, pemberian keterampilan pada kader, seperti:
sebagai kader ASI atau pembentukan kelompok pelatihan konselor ASI. Langkah berikutnya
dukungan ASI dengan kegiatan yang adalah gerakan masyarakat. Hal tersebut
berkesinambungan. Tentunya hal tersebut merupakan bagian yang sangat penting
membutuhkan dukungan pemerintah dan mengingat ibu menyusui merupakan bagian dari
masyarakat sekitar. masyarakat. Dobrakan kegiatan masyrakat
Strategi selanjutnya adalah keterampilan untuk mendukung ASI ekslusif dapat dilakukan
individu. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian melalui program-program inovatif seperti:
pembekalan berupa pendidikan kesehatan, sekolah ibu menyusui, wisuda bayi sehat lulus
konseling maupun diskusi kelompok yang ASI ekslusif yang dilaksanakan dengan
digagas oleh petugas kesehatan dan diterapkan melibatkan perangkat desa dan tokoh
di masyarakat. Kegiatan yang rutin untuk masyarakat, ceramah agama terkait keutamaan
menambah keterampilan ibu menyusui dalam menyusui oleh tokoh agama yang disegani
pemberian ASI dan meningkatkan dukungan masyarakat, dan kegiatan lain yang inovatif dan
masyarakat sekitar pada ibu menyusui. Selain membawa dampak luas di masyarakat.

Editorial | Volume 4 No 2 AGUSTUS 2019

Anda mungkin juga menyukai