Bab IV Simpulan Dan Saran
Bab IV Simpulan Dan Saran
KELAS : 2022C
NIM : 22040674141
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok telah mengecewakan beberapa pihak
termasuk masyarakat muslim di Indonesia. Sebagai Negara hukum, Indonesia
menggunakan jalur hukum untuk kasus penistaan agama oleh elit politik sebagai cara
rekonsiliasi terbaik. Kekecewaan yang dialami masyarakat tidak benar-benar
terselasaikan, pemerintah menjalankan kewajiban mereka sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku di Indonesia.
Pidana penodaan agama islam berdasarkan putusan No. 1537/Pid.B/2016/PN. Jkt Utr
yang menyatakan bahwa terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan penodaan agama, karena
terdakwa telah menganggap Surat Al-Maidah adalah alat untuk membohongi umat atau
masyarakat atau surat Al-Maidah 51 sebagai sumber kebohongan dan dengan adanya
anggapan demikian, maka menurut pengadilan, terdakwa telah merendahkan dan
menghina surat Surat AL-Maidah 51. Ahok dinyatakan oleh majelis hakim terbukti
menlanggar pasal 156a KUHP pidana, yakni secara sengaja dimuka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan
terhadap suatu agama.
Majelis hakim menjatuhkan pidana lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum,
hakim memutus dengan pidana penjara 2 (dua) tahun dan jaksa penuntut umum menuntut
terdakwa dipidana penjara 1 (satu) tahun, dengan masa percobaan 2 (dua) tahun. Hal ini
didasarkan pada pelanggaran terhadap pasal 156a. Untuk pengajuan bersyarat yang
seharusnya dilakukan Ahok karena sudah menjalani masa penjara dalam dua pertiga
tahun maka Ahok berhak melakukan pengajuan, tetapi Ahok menolak pengajuan
pembebasan bersyarat tersebut dan lebih memilih menghabiskan sisa waktu pidananya
dengan murni selama 2 (dua) tahun.
1.2 Saran
Adapun saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut :