Anda di halaman 1dari 3

Nama : Evaldus Oscarlo Jangging MSC

Tingkat 1

Program Studi : Ilmu Filsafat

Tanggal Tugas: 31 Januari 2023

I. Masalah-Masalah Moral
 Dalam Keluarga

Satu masalah moral di dalam keluarga yang paling berkesan bagi saya adalah
pertengkaran orang tua. Peristiwa itu terjadi ketika saya berumur 4 tahun di rumah
kontrakan kami di daerah pinggiran Kota Pontianak. Bapa dan mama saya saling beradu
pukul karena masalah ekonomi keluarga. Bapa saya belum memiliki pekerjaan tetap dan
sering gonta-ganti pekerjaan. Untuk membantu biaya hidup mama saat itu bekerja
sebagai buruh pabrik udang. Saya tidak tahu persis detail masalahnya. Barangkali juga
ada alasan lain yang menyebabkan pertengkaran tersebut. Saya yang masih balita hanya
bisa melongo dan menangis melihat pertengkaran itu. Peristiwa ini tentunya merupakan
masalah moral yang serius. Pasalnya ada nilai moral yang dilanggar yaitu: kekeluargaan,
kebersamaan, dan kasih. Justru kejadian ini menumbuhkan kekerasan dan rasa benci di
dalam keluarga.

 Dalam Sekolah

Pada saat menjelang Ujian Nasional tingkat SMP, ada fenomena jual beli kunci
jawaban di sekolah saya. Nama sekolah saya SMP Negeri 07 Pontianak Utara. Banyak
teman saya terlibat dalam hal tersebut. Satu mata pelajaran bisa dibandrol harga 100-300
ribu rupiah. Harga yang cukup tinggi tersebut membuat beberapa teman patungan. Kunci
jawaban tersebut tidak jelas berasal dari mana. Namun agar dapat lulus sekolah dengan
mudah, tawaran tersebut cukup menggiurkan. Saya tidak membeli kunci jawaban
tersebut. Saya melakukan hal yang lain yaitu mencontek teman. Perbuatan ini
bertentangan dengan nilai moral yaitu kejujuran. Kendati demikian, praktik ini agaknya
sudah menjadi hal yang biasa di sekolah. Bahkan, ada guru-guru yang masa bodoh ketika
melihat aksi ketidakjujuran tersebut. Praktik yang buruk ini membuat makna
“bersekolah” tergeserkan. Bukan lagi sebagai tempat mencari ilmu melainkan sebagai
tempat memperoleh ijasah.

 Dalam Pergaulan

Ketika saya kelas 2 SMP, saya dan teman-teman satu kampung pernah mencuri
buah jambu air milik tetangga. Kami baru pulang malam-malam sehabis main game
online di warnet terdekat. Jumlah buah jambu air yang dicuri cukup banyak. Kira-kira
satu jaket penuh banyaknya. Perbuatan mencuri ini tidak menghargai hak milik orang lain
dan tentunya tindakan ini merupakan masalah moral. Barangkali si pemilik pohon itu
telah lama menunggu untuk mencicipi buah tersebut. Akibat kenakalan kami si pemilik
dirugikan. Kesenangan orang lain kami rampas demi kesenangan sendiri. Ketentraman
orang lain pun terganggu.

II. Gambaran Umum Etika

Ada 3 pengertian untuk memahami apa itu etika. Pertama, etika bisa dimengerti
sebagai nilai moral atau nilai yang dianggap baik dan benar. Nilai-nilai tersebut selalu
terarah pada hal-hal yang luhur, yang dicitakan, atau yang diidealkan seluruh manusia
pada umumnya. Kedamaian, keadilan, kasih, dll adalah kandungan di dalam nilai moral.
Kedua, etika bisa dimengerti sebagai peraturan moral atau norma moral. Norma moral
adalah pedoman atau petunjuk tentang cara bagaimana manusia berperilaku baik.
Tujuannya agar seseorang dapat berperilaku sebagaimana layaknya manusia.
Dua pengertian etika ini disebut juga dengan moralitas. Moralitas adalah norma
moral yang dianut oleh seseorang atau kelompok demi mencapai nilai moral tertentu.
Misalnya ada peraturan “Jangan Mencuri”, maka seseorang akan menganutnya demi
penghargaan terhadap hak milik pribadi setiap orang.
Ketiga, etika sebagai ‘ilmu etika’. Nilai dan sistim moral yang berlaku di tengah
masyarakat ditelaah secara kritis dengan pertanyaan reflektif. Misalnya ada norma
“Jangan Berbohong”, ilmu etika akan bertanya ‘kenapa berbohong dilarang?’. Hal inilah
yang dilakukan ilmu etika sebagai salah satu cabang filsafat. Sifatnya yang sistematis,
kritis, logis, dan koheren ini menjadikannya berbeda dengan moralitas.
Sepintas etika mirip dengan ajaran-ajaran agama, karena sama-sama berfokus
pada cara berperilaku manusia. Namun ada perbedaan mendasar antara dua hal ini.
Ajaran agama (moralitas agama) hanya bersandar pada otoritas wahyu ilahi yaitu: Kitab
Suci dan ajaran teologis. Etika sendiri lebih mengandalkan kekuatan akal budi. Kendati
demikian etika dapat berguna bagi moralitas agama. Oleh ilmu etika ajaran moral agama
dapat dijelaskan secara rasional dan logis.

III. Harapan tentang Kuliah Etika Dasar Selanjutnya

Harapan saya mengikuti kuliah Etika Dasar ini adalah mendapatkan pemahaman
yang mendalam tentang etika itu sendiri, lebih peka terhadap masalah moral di sekitar,
mampu memilah apa yang baik dan tidak benar dengan tajam. Juga yang paling penting
semoga saya semakin menjadi pribadi yang beretika.

Anda mungkin juga menyukai