Anda di halaman 1dari 1

PENTINGNYA KEJUJURAN

Ada sesuatu yang menarik perhatianku ketika setiap siang melewati rak-rak sepatu
anak-anak yang berjajar diujung jalan menuju lantai 3. Nampak aneh saat saya melihat
sepatu-sepatu disana. Setelah saya perhatikan dengan seksama ternyata banyak sepatu kanan
bersanding dengan kanan dan sepatu kiri bersanding dengan sepatu kiri.
Dihari kedua kutemui pemandangan yang sama dihari kedua, hari ketiga keempat hingga
satu pekan. Karena penasaran saya mencoba untuk meneliti siapa kira-kira anak yang suka
usil meletakkan sepatu tersebut. Keesokan harinya di jam majlis pagi dikelas saya mencoba
membahas hal tersebut dengan anak-anak. semua terdiam tidak ada yang berani angkat
bicara dan mengakuinya.
Dihari berikutnya juga sama. Masih seperti hari-hari sebelumnya. Akhirnya saya
mencoba mengamati dengan melibatkan anak-anak meminta bantuan beberapa anak yang
kira-kira bisa dipercaya untuk mengamati teman mereka disetiap perjalanan turun kebawah
yaitu pada pergantian menuju qiraati dan pergantian jam shalat dhuha maupun dhuhur.
Pengamatan mereka berjalan selama 3 hari. Ketemulah empat nama anak yang suka jahil
memindah-mindahkan sepatu teman. Satu anak dari kakak kelas, dua anak dari adek kelas
dan satu anak dari kelas saya sendiri. Keesokan harinya petugas pengamat mencoba untuk
memberi pelajaran teman sekelas yang jahil tersebut dengan menukarkan sepatu dia dengan
sepatu yang lain. Setelah dia tahu kalau sepatunya hilang/tertukar kemudian dia mengadu
kepada teman dan guru. Tak ada yang menjawab. Kemudian pembahasan tukar menukar
sepatu kita bahas kembali didalam kelas hingga tuntas. Untuk kakak kelas dan adik kelas
yang jahil saat itu langsung ditegur petugas pengamat agar tidak tukar menukar sepatu orang
lain karena akan merugikan diri kita sendiri yaitu kita akan kehilangan kepercayaan dari
orang lain/teman.
Dihari keempat saya mencoba menceritakan tentang kisah kejujuran seorang anak
yang sukses yang dulu pernah menemukan dompet dan mengembalikan kepada pemiliknya.
pentingnya kejujuran serta sebab dan akibat yang akan kita rasakan saat ini maupun yang
dirasakan di tahun-tahun yang akan datang. Tiba-tiba ada yang mengacungkan tangannya
dan mengaku kalau pernah sengaja jahil menukar nukar sepatu teman. Dia maju kedepan
untuk meminta maaf kepada teman-temannya dan berjanji tidak akan mengulanginya karena
saat kita sendiri yang sepatunya tertukar, kita akan merasa tidak nyaman dan bingung
mencari sepatu aslinya.
Sejak saat itu suasana kembali normal. Tidak ditemukan lagi sepatu-sepatu yang
tertukar yang bukan pemiliknya. Anak-anak kembali ceria
-Jurnal ditulis oleh Noor Fahrida-

Anda mungkin juga menyukai