Anda di halaman 1dari 8

Portofolio Kasus

Perdagangan Organ

UPRAK PPKN

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E/01


Portofolio 1
Penjelasan Masalah
Polisi sudah menangkap pelaku berinisial AD (17) dan MF (18), dua remaja di Kota
Makassar, Sulawesi Selatan, yang membunuh bocah 11 tahun, FS (11). Korban tewas
usai dicekik dan dibenturkan ke tembok, serta ginjalnya yang direncanakan dijual.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, AD dan MF membunuh FS di rumah AD


pada Minggu (8/1/2023). Motifnya karena ingin menghasilkan uang dari menjual
organ tubuh korban.

Para pelaku diketahui batal menjual ginjal korban. AD di Mapolrestabes Makassar,


Selasa (10/1/2023) mengaku sempat bingung setelah membunuh korban. Sebab, ia
tidak mengetahui letak organ tersebut.

Selain itu, lanjut AD, orang yang ingin ditemani bertransaksi organ mendadak hilang
hingga ia tidak menerima kabar lanjutan. AD mengaku mengenal orang ini dari
website. Lalu disebutkan pula ada kriteria untuk organ yang akan dijual. Atas dasar
itu, AD dan MF membuang jasad korban ke kolong jembatan di dekat Waduk Nipah-
Nipah. Tak hanya rencananya yang gagal, aksi keji tersebut juga membuat keduanya
ditangkap pihak kepolisian.

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E


Portofolio 1
Kronologi Kejadian
Awalnya, AD meminta korban FS
untuk membersihkan rumah. Ia
menjanjikan upah sebesar Rp50 ribu.
AD bersama korban lantas pergi
menuju rumah MF. Lalu, ketiganya
beranjak ke rumah AD di Jalan Batua
Raya. Para pelaku mulai melancarkan
aksinya dengan membuka laptop dan
memakaikan korban headset.

Kemudian, AD mencekik korban dari


belakang dan membenturkannya ke
tembok sebanyak tiga sampai lima
kali. Ia juga mengikat kaki korban.
Setelah dipastikan tidak bernyawa,
korban dibungkus plastik hitam dan
dibuang ke Waduk Nipah-Nipah.

Menurut pengakuan AD, sebelum


dibuang ke waduk, ia terlebih dahulu
menghubungi pihak website bahwa
dirinya sudah memiliki organ untuk
dijual. AR berkomunikasi
menggunakan terjemahan dan ia tak
kunjung menerima balasan.

Peristiwa naas yang menimpa korban


bocah berusia 11 tahun itu diakui AD
terjadi pada Minggu (8/1/2023).
Tepatnya, saat kedua orang tua AD
sedang berjualan di warung, sehingga
tidak mengetahui anaknya melakukan
pembunuhan.

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E


Portofolio 1
Faktor
1. Hasil Jual Organ untuk Bangun Rumah.
Menurut keterangan AD, organ ginjal manusia bisa dijual hingga mencapai USD
80 ribu atau sekitar Rp1 miliar. Jika hal itu berhasil direalisasikan, ia berencana
ingin membangun rumah untuk orang tuanya. Ditambah, dirinya juga akan
membelikan laptop untuk kakaknya.

2. Pelaku Terobsesi Ingin Jual Organ.


Wakasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Jufri Natsir kepada detikSulsel,
Selasa (10/1/2023) mengatakan sudah satu tahun pelaku terobsesi menjual
organ tubuh. Alasannya karena ingin cepat kaya. AD disebut sejak tahun 2022,
membuka website yang menerima penjualan organ tubuh manusia secara
otodidak. Selama itu, ia terus menyimpan keinginan menjual organ hingga
akhirnya melihat kesempatan tersebut ketika bertemu korban.

Dampak
1. Rumah Para Pelaku Dirusak Massa.
Ratusan orang yang kesal terhadap para pelaku langsung mendatangi rumah
mereka pada Selasa (10/1/2023) dan melakukan perusakan. Massa
menyerang rumah AD di Jl Batua Raya dengan membongkar seluruh
dindingnya. Setelah itu, massa kemudian langsung menuju kediaman MF di Jl
Borong Raya dan juga dirusak. Mereka sangat marah dengan aksi para
pelaku.

2. Pelaku Terancam Hukuman Mati


Dengan status yang sudah dewasa, polisi tidak lagi memberlakukan sistem
pidana anak kepada pelaku MF. MF pun kini terancam hukuman maksimal
yakni hukuman mati. Saat ini, polisi masih menunggu hasil visum dan tes
psikologi dari para pelaku. Sementara, mengenai penerapan hukumnya
kedua pelaku dikenai pasal yang sama namun dengan mekanisme penahanan
yang berbeda.

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E


Portofolio 2

Kebijakan Alternatif
Tujuh situs dan lima grup media sosial yang
memuat konten jual beli organ tubuh manusia
diputus sejak Kamis (12/1).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika
Kementerian Kominfo Semuel menyatakan
pemutusan akses itu dilakukan sesuai
permintaan Badan Reserse Kriminal
(Bareskrim) Polri.

Tim AIS Kominfo juga sudah melakukan


pemantauan terhadap beberapa situs dan
akun media sosial yang diduga memuat konten
jual beli organ tubuh.
AIS sendiri merujuk pada mesin pengais
(crawling) konten negatif milik Kominfo.

Semuel juga mengungkap, "Berdasarkan hasil


profiling dan analisis semua situs itu berada
atau dibuat di luar negeri".

Selain menemukan situs, Tim AIS Kementerian


Kominfo juga menemukan lima grup media
sosial Facebook dengan konten serupa. Hasil
temuan itu kemudian disampaikan ke
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri
untuk mengonfirmasi pelanggaran.
Semua datanya dikirimkan untuk memastikan
situs tersebut benar-benar melanggar hukum.
Lalu Bareskrim Polri mengirim surat untuk
memutus akses tiga situs pada hari Kamis dan
hari Jumat berjumlah 4 situs.

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E


Portofolio 3
Kebijakan Usulan
pemblokiran terhadap situs gelap secara merata
tidak hanya satu atau 2 website saja, tetapi pemblokiran situs/grup pasar gelap
seharusnya merata di semua platform media sosial yg ada.
pembatasan kepemilikan senjata
kepemilikan senjata sangat berbahaya bagi oknum yg tidak memiliki wewenang
khusus. apalagi jika senjata berada di tangan anak di bawah umur, akan sangat
berpotensi terjadinya tindak kriminalitas di sekitar lingkungannya.
pemecatan bagi dokter yg terlibat
setelah semua pelaku tetangkap, dokter yg melakukan proses transplantasi organ
dan telah mengetahui proses perdagangan ilegal tersebut harus segera dipecat dan
dicabut gelarnya.

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E


Portofolio 4
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa penyebab
terjadinya perdagan organ karena ingin
menghasilkan uang secara cepat dari
menjual organ tubuh korban. sehingga
dampaknya rumah para pelaku dirusak
massa dan mengakibatkan keluarganya
tidak lagi diterima di daerah tersebut
sampai hukuman mati. pemutusan situs
jual beli organ juga telah dilakukan
sebagai upaya pemberantasan
perdagangan ilegal di media sosial.
namun seharusnya pembatasan
kepemilikan senjata juga harus digalakan
agar meminimalisir tindak kriminalitas di
sekitar remaja

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E


Terimakasih

Aulia Nur Himawari Gunawan IX E

Anda mungkin juga menyukai