Oleh :
KELOMPOK VII
HENGKI ABUBAKAR (221422033)
UMAR RAHMAN (221422051)
1. PENDAHULUAN
Artikel ini akan memberikan bekal kepada mahasiswa tentang pemahaman tentang
eksplanasi sejarah. Mahasiswa akan diperkenalkan modelmodel eksplanasi sejarah, serta
pengetahuan tentangkausalitas, covering law model (CLM), Hermeutika, model motivasi.
1.2 Manfaat
Eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana kejadian-
kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Eksplanasi
sejarah adalah suatu proses yang menunjukan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan
dengan peristiwa-peristiwa lain melalui penggunaan pernyataan-pernyataan yang bersifat
umum yang tepat.1
Eksplanasi sejarah (Historical Explanation) ialah usaha membuat satu unit sejarah
intelligible (Dimengerti secara cerdas). Intelligibility sangat di perlukan karena sejarah
tidak hanya di jelaskan secara kausalitas. Penjelasan atau eksplanasi kaum historis
didasarkan atas pendapat bahwa setiap peristiwa mempunyai keunikan dan individualitas,
sehingga peristiwanya tidak dapat dianalisis dan direduksi. Setiap peristiwa hanya
penjelasan sejarah dan implikasinya perlu di lacak kembali ke peristiwa yang
mendahuluinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa eksplanasi sejarah adalah suatu proses
yang menunjukan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lain
melalui penggunaan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang tepat.2
Kalau seseorang mendengar kata sejarah, maka hal itu dianggap berhubungan
dengan masa lalu yang telah terjadi dan sekarang sudah tidak lagi. Padahal apa yang sudah
terjadi atau sejarah itu ada dua macam, yaitu yang terjadi di luar pengetahuan atau disebut
1
Nur Saidah. penjelasan sejarah dan implikasinya. 2012. hal.43
2
Kuntowijoyo. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). (Yogyakarta: Tiara Wacana: 2008). hal.1-2
3
Heryati. Pengantar Ilmu Sejarah. (Palembang: 2017) hal.120
secara objektif, dan yang terjadi sepengetahuan manusia atau di sebut juga sebagai sejarah
subjektif.
Sejarah dalam arti subjuektif merupakan konstruk, yaitu bangunan yang di susun
penulis sebagai uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu merupakan kesatuan atau unit yang
mencakup fakta-fakta terangkaikan untuk menggambarkan gejala sejarah, baik proses
maupun struktur. Kesatuan itu menunjukan koherensi, artinya berbagai unsur satu sama lain
dan merupakan satu kesatuan. Fungsi unsur-unsur itu saling menopang dan saling
bergantung satu sama lain. Di sebut subjektif tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur
dan isi subjek (pengarang dan penulis). Pengetahuan ataupun gambaran sejuarah ini
merupakan penggambaran atau rekonstruksi dari pengarang sehingga memuat sifat-
sifatnya, gaya bahasanya, struktur pemikirannya, pandangannya, dan sebagainya.
Sejarah dalam arti objektif, menunjukan pada kejadian atau peristiwa, yaitu proses
sejarah dalam aktualitasnya. Suatu kejadian yang pernah terjadi tidak dapat di ulang atau
terulang lagi. Bagi suatu kejadian, ia hanya dapat mengamati sebagian dari totalitas
kejadian itu. Jadi, tidak mungkin mempunyai gambaran umum seketika. Oleh karena itu,
pendapat bahwa sejarah berulang tidaklah salah karena masuk dalam pengertian subjektif,
sedangkan pendapat bahwa kita perlu belajar sejarah termasuk pengertian objektif.4
Sejarah bukanlah karya yang sudah selesai namun selalu berproses dalam kehidupan
masyarakat suatu bangsa dan sejarah senantiasa ditulis oleh setiap gerenasi dalam bentuk
yang berbeda. Penulisan sejarah oleh sejarawan dihadapkan pada pilihan-pilihan
partikularistik-individualistik-mikroskopik atau generalistik-holistik-makroskoptik.5
5
Murdiyah Winarti. Eksplanasi Sejarah. (Bandung: 2021)
MODEL-MODEL EKSPLANASI
1. Kausalitas
Masalah kausalitas adalah bagian dari masalah eksplanasi sejarah yang luas dan
mendalam serta semuanya merupakan masalah metodologis. Kajian sejarah merupakan
bahasan tentang sebab-sebab dari suatu peristiwa yang terjadi sehingga hamppir merupakan
aksioma bahwa segala sesuatu mempunyai sebab-sebab. Dengan kata lain bahwa setiap
fenomena merupakan akibat (consequence) dari sebab sebelumnya (antecendent cause).
Kausalitas dalam sejarah adalah suatu rangkaian peristiwa yang mendahului dan peristiwa
yang menyusul. Konsep kausalitas telah memasuki kisah sedemikian rupa tanpa kausalitas
penulisan sejarah mungkin merupakan katalogus atau kronoloogi. Akan tetapi, penelitian
sebab dalam sejarah harus ditempatkan berdasarkan dua pembatasan yang ditentukan saja,
yaitu :
1. Batas jangkauan masa lampau yang di alaminya akan dicari interelasi anteseden
atau yang mendahului.
2. Batas jumlah faktor yang berpengaruh dan dianggap tetap konstan dan karenanya
tidak di periksa.
Penjelasan dalam hukum kausalitas di mulai dengan mencari sejumlah sebab untuk
peristiwa yang sama. Sebab- sebab yang banyak tersebut disebut kemajemukan (multiplity
of cause). Dalam konteks ini, setiap sebab memiliki kedudukan sama penting. Langkah
selanjutnya adalah menganalisis sebab-sebab untuk kemudian mendapatkan penyebab
utama (the ultimate cause), sebab dari semua sebab (cause of all causes).
David Hume, seorang filsuf dari Skotlandia merumuskan modul pertama Mengenai
Covering Law Model. Pada abad ke -18 banyak orang terkesan oleh prestasiprestasi yang
telah dicapai oleh ilmu alam. Maka masuk akal apabila ada ide untuk menerapkan metode-
metode dan penelitian ilmu alam terhadap masyarakat manusia. Ada pertimbangan-
pertimbangan lain yang ikut memainkan peranan. Seperti alam raya tetap sama, tetap setia
trhadap kodratnya, demikian pula kodrat manusia tidak dapat berubah. Seperti alam diatur
oleh hukumhukum tertentu, demikian pula perbuatanperbuatan manusia tunduk kepada
prinsipprinsip tertentu yang “konstan dan universal”. David Hume menganjurkan agar
metode-metode yang di gunakan dalam ilmu alam juga diterapkan terhadap perbuatan
manusia.
Auguste Comte seorang Tilsuf dari abad ke19 berpendapat bahwa cara kerja
seorang peneliti sejarah harus sama dengan metode kerja seorang peneliti alam raya. Itulah
yang di rumuskan Comte dengan istilah “Positivisme”. Bila di rumuskan secara umum
maka menurut positivisme hanya terdapat satu jalan dalam memeperoleh pengetahuan yang
benar dan dapat di percaya, entah apa objek penelitian kita (alam hidup, alam mati, sejarah
dan sebagainya), yakni menerapkan metodemetode ilmu eksata.
Contoh Covering Law Model yang menerangkan pemikiran Carl Gustav Hempel yakni:
mengapa seorang tokoh Belanda sudah menyerah pada tanggal 8 Maret 1942 kepada
panglima Jepang? kedua premis yang menghasilkan suatu keterangan berbentuk sebagai
berikut:
a) Selalu bila musuh menyerang dengan kekuatan militer yang lebih unggul, khusus di
udara maka perlawanan di hentikan,
b) Tentara Jepang dengan jelas memperlihatkan bahwa lebih unggul dari tentara
Belanda Kesimpulan dapat ditarik peristiwa yang ingin kita terangkan
(eksplanadum) diterangkan dengan memuaskan (eksplanans).Di atas telah
dibicarakan jenis peristiwa-peristiwa tandatanda yang di gunakan (C1,C2,…), serta
E (event)menunjukka peristiwa-peristiwa itu. Kadangkadang dengan salah satu
objek terjadi sesuatu, misalnya Tentara Jepang melihatkan keunggulannya, dapat di
gunakan simbol X (C1,C2,C3,…) dan XE. Objek X yang mempunyai sifat-sifat
C1,C2,C3, dan E. Dapat di rumuskan kembali sebagai berikut:
1) X (C1,C2,C3,…..) XE
2) 2)X (C1,C2,C3,…..) XE
3. Hermeneutika
4. Model Motivasi
1. Bentuk eksplanasi kausal, dimana akibat merupakan suatu perbuatan yang inteligen,
sedangkan sebab merupakan pikiran di belakang perbuatan itu;
2. Bentuk tingkah laku yang berpola.
KESIMPULAN