0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membandingkan tiga ideologi yaitu Pancasila, liberalisme, dan komunisme. Pancasila menekankan kebebasan beragama tetapi negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, liberalisme memberikan kebebasan individu tanpa batasan, sedangkan komunisme cenderung memaksa ideologinya.
Dokumen tersebut membandingkan tiga ideologi yaitu Pancasila, liberalisme, dan komunisme. Pancasila menekankan kebebasan beragama tetapi negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, liberalisme memberikan kebebasan individu tanpa batasan, sedangkan komunisme cenderung memaksa ideologinya.
Dokumen tersebut membandingkan tiga ideologi yaitu Pancasila, liberalisme, dan komunisme. Pancasila menekankan kebebasan beragama tetapi negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, liberalisme memberikan kebebasan individu tanpa batasan, sedangkan komunisme cenderung memaksa ideologinya.
2. Zukhruf Anbiya (J1C022003) 3. Anatri Prasetyaningrum (J1C022004) 4. Risytha Figo Ahmad Kohongia (J1C022005) 5. Maharani (J1C022006) 6. Ayu Naura Fadhila (J1C022007) 7. Safinatun Najah Riyadi (J1C022008) 8. Silvania Audy Meithika (J1C022009) 9. Faiha Khansa Alifah (J1C022010) 10.Ravenska Ghinaa Amelia (J1C022012) Liberalisme Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Ideologi liberalisme dapat dikatakan sebagai ideologi yang terbuka karena memberikan kebebasan dalam setiap aktivitas warga negara. Komunisme
Komunisme sebagai ideologi dapat dikatakan sebagai ideologi yang
tertutup karena dalam praktiknya yang terjadi setiap negara yang menganut komunisme apabila melihat sejarah selalu terjadi revolusi yang mengakibatkan pertumpahan darah sehingga hadirnya komunisme dalam sebuah negara terkesan dipaksakan oleh pihak yang menjadi pemenang dalam perjuangan untuk merebut kekuasaan. Selain itu, banyak negara di luar Eropa yang menganut paham komunisme hal tersebut jelas berbeda secara nilai-nilai luhur dari sebuah bangsa atau negara yang menganut komunisme sehingga dapat dikatakan komunisme bukan merupakan suatu cita-cita dan tujuan negara. Hubungan Negara dan Agama Menurut Pancasila Hubungan negara dan agama dalam negara yang berdasarkan Pancasila di mana sila Ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara yang berdasarkan suatu agama dan bukan pula negara yang memisahkan agama dan negara. Setiap warga negara bebas berkeyakinan atau memeluk agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Kebebasan dalam pengertian ini berarti bahwa keputusan beragama dan beribadah diletakkan pada domain privat atau pada tingkat individu. Dapat juga dikatakan bahwa agama merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara. Negara dalam hubungan ini cukup menjamin secara yuridis dan memfasilitasi agar warga negara dapat menjalankan agama dan beribadah dengan rasa aman, tenteram, dan damai. Pasal 29 UUD 1945 yang menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Pasal 28E ayat (2) “Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.” "Indonesia bukan negara agama, dan bukan negara sekuler.” Kalimat ini sangat tidak pas. Jika ”Indonesia bukan negara agama” maka telah mendegradasikan posisi ”Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” (Pasal 29 Ayat 1 UUD 1945). Jika ”Indonesia bukan negara sekuler” maka tidak cukup kuat sebagaimana juga kurang eksplisit untuk memposisikan ”Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai dasar negara. Oleh karenanya, Indonesia adalah negara agamis. Terima kasih