I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, Direktorat Penilaian Tanah, Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah, mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
di bidang penilaian tanah. Untuk menyelenggarakan tugasnya tersebut di atas, Direktorat Penilaian
Tanah melaksanakan fungsinya sebagai berikut :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian tanah;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian tanah;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian tanah;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian tanah;
5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian tanah;
6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
Selain itu berdasarkan PP No. 128 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terdapat
beberapa pelayanan pertanahan yang mengacu pada nilai tanah yang di peroleh dari Peta Zona Nilai
Tanah. Peta Zona Nilai Tanah dapat pula menjadi referensi pada tahapan kegiatan perencanaan dalam
pengadaan tanah untuk pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan peraturan pelaksanaannya.
Sejalan dengan hal di atas, dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Direktorat Penilaian
Tanah, sejak tahun anggaran 2007 telah melaksanakan kegiatan survei dan pemetaan nilai tanah. Dilihat
dari cakupan wilayah pemetaan, dari perkiraan luas daratan Republik Indonesia seluas + 190 juta Ha,
yang terdiri dari luas hutan 129.425.443 Ha dan luas budidaya 60.574.554 Ha yang telah tersedia Peta
ZNT adalah seluas 31.292.518 Ha atau + 52 % dari luas budidaya 60.574.554 Ha (dipetakan tahun
Anggaran 2007 s/d 2016).
B. Dasar Hukum
Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah dimaksudkan menyediakan informasi nilai tanah, sebagai
kebutuhan dan rujukan nasional untuk mewujudkan fungsi tanah bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat, melalui :
1. Percepatan penyediaan informasi nilai pasar tanah;
2. Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset Pertanahan (SIMASTAN)
dengan sub sistem informasi nilai tanah, yang sangat bermanfaat untuk :
a. Informasi umum nilai pasar tanah;
b. Referensi nilai untuk tukar menukar tanah dan properti, baik untuk kepentingan
masyarakat, maupun khususnya untuk kepentingan pengamanan aset negara;
c. Penghitungan tarif layanan pertanahan melalui PNBP;
d. Referensi masyarakat dalam transaksi pertanahan dan properti;
e. Informasi nilai dan pajak tanah yang lebih transparan dan adil (fair);
f. Referensi dalam penetapan nilai ganti-rugi bagi masyarakat dan Tim/Lembaga Penilai
Tanah;
g. Piranti monitoring nilai dan pasar tanah;
h. Memberikan gambaran yang cepat mengenai perkembangan perekonomian suatu wilayah;
i. Pembuatan model indeks harga tanah.
Tujuan pembuatan peta zona nilai tanah adalah agar informasi nilai tanah dapat dimanfaatkan
untuk pelayanan pertanahan dan sebagai referensi kebijakan yang berkaitan dengan nilai tanah.
Ruang lingkup pekerjaan Kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah antara lain:
1. Kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah mencakup wilayah yang luas dan bersifat massal atau
mencakup jumlah bidang tanah yang banyak, baik untuk daerah pertanian dan non pertanian;
2. Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah memiliki 2 (dua) jenis skala, yaitu skala 1:25.000 dan 1:10.000;
3. Dasar Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah menggunakan nilai pasar;
4. Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah hanya dilakukan satu kali dengan skala yang sama, namun
demikian pembuatan peta zona nilai tanah pada lokasi yang sama dapat dilakukan lagi dengan
skala yang berbeda.
III. DEFINISI
1. Biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa, atau jumlah yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau memproduksi barang atau jasa tersebut. Jika barang atau jasa sudah
terselesaikan, biaya tersebut menjadi faktor historis. Harga yang dibayarkan untuk suatu barang
atau jasa merupakan biaya bagi pembelinya (Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian
Indonesia 2013);
2. Harga adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah uang yang diminta, ditawarkan, atau
dibayarkan untuk suatu barang atau jasa. Hubungannya dengan penilaian, harga merupakan fakta
historis, baik yang diumumkan secara terbuka maupun dirahasiakan. Karena kemampuan
finansial, motivasi, atau kepentingan khusus dari seorang penjual atau pembeli, harga yang
dibayarkan atau suatu barang atau jasa dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan nilai
Tahapan pekerjaan pembuatan peta zona nilai tanah antara lain sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Alat
Penyiapan alat kerja lapangan:
Hardware :
1) Mendukung Kerja Studio : Komputer, Printer, Plotter
2) Mendukung Kerja Lapangan : GPS navigasi, laptop, kamera dan Alat Tulis
Software :
1) Aplikasi wajib : Pengolahan Data Spasial, Pengolahan Data Tabular
2) Aplikasi Pendukung : Software GIS
7) Untuk delineasi jalan, seperti jenis jalan arteri, kolektor atau jalan lain yang
diperkirakan mempunyai nilai yang sama harus dibuat batas zona atau buffer (kanan
dan kiri) disesuaikan dengan peta citra satelit dan peta pendaftaran;
8) Deliniasi buffer jalan dibuat dengan kriteria jalan sebagai berikut :
a) Jaringan jalan arteri;
b) Jaringan jalan kolektor;
c) Jaringan jalan lokal (yang berpengaruh terhadap nilai tanah).
9) Deliniasi lebar buffer dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jika tersedia peta pendaftaran tanah dilakukan deliniasi 1 bidang tanah tepi
jalan mengikuti peta pendaftaran;
b) Jika tidak tersedia peta pendaftaran tanah dilakukan deliniasi perkiraan 1
bidang tanah tepi jalan mengikuti citra.
10) Deliniasi buffer dilakukan juga terhadap obyek lain yang berpengaruh terhadap nilai
tanah antara lain jalur kereta api, sungai, jalur pipa gas, dll.
11) Selain itu, penentuan zona awal nilai tanah harus memperhatikan karakteristik fisik
(morfologi) yang tidak berubah dalam kurun waktu yang lama.
12) Jenis geometri zona awal yaitu polygon 2 dimensi.
13) Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam deliniasi zona awal antara lain:
a) Dalam satu zona diperkirakan mempunyai nilai pasar tanah yang relatif sama;
b) Dalam satu zona diperkirakan memperoleh akses fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang sama;
c) Dalam satu zona diperkirakan mempunyai aksesibilitas yang tidak jauh
berbeda.
14) Hasil deliniasi zona awal merupakan peta kerja yang akan dibawa ke lapangan.
b. Survei batas zona awal nilai tanah
1) Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati kesesuaian hasil deliniasi zona awal dengan
keadaan yang sebenarnya di lapangan;
2) Dalam hal terjadi perubahan detil lapangan maka perubahan tersebut agar
digambarkan pada peta kerja yang akan digunakan sebagai dasar perbaikan deliniasi
zona awal;
3) Survei dilaksanakan secara teliti guna mengurangi kemungkinan terjadinya
perbedaan nilai bidang tanah yang ekstrim pada zona yang sama.
c. Perbaikan zona awal
Perbaikan zona awal harus memperhatikan hasil dari survei batas zona awal nilai tanah.
3. Pengumpulan data
a. Spesifikasi Sampel
Contoh:
Diketahui sampel bangunan dengan umur efektif 5 tahun, biaya per meter bangunan
Rp. 2.500.000,- dan kondisi fisik bangunan baik, maka prosentase penyusutan
bangunan dapat dilihat pada tabel penyusutan bangunan, yaitu:
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, Direktorat Penilaian Tanah, Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah, mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
di bidang penilaian tanah. Untuk menyelenggarakan tugasnya tersebut di atas, Direktorat Penilaian
Tanah melaksanakan fungsinya sebagai berikut :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian tanah;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian tanah;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian tanah;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian tanah;
5. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian tanah;
6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.
Selain itu berdasarkan PP No. 128 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional terdapat
beberapa pelayanan pertanahan yang mengacu pada nilai tanah yang di peroleh dari Peta Zona Nilai
Tanah. Peta Zona Nilai Tanah dapat pula menjadi referensi pada tahapan kegiatan perencanaan dalam
pengadaan tanah untuk pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan peraturan pelaksanaannya.
Sejalan dengan hal di atas, dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Direktorat
Penilaian Tanah, sejak tahun anggaran 2007 telah melaksanakan kegiatan survei dan pemetaan nilai
tanah. Dilihat dari cakupan wilayah pemetaan, dari perkiraan luas daratan Republik Indonesia seluas +
190 juta Ha, yang terdiri dari luas hutan 129.425.443 Ha dan luas budidaya 60.574.554 Ha yang telah
tersedia Peta ZNT adalah seluas 31.292.518 Ha atau + 52 % dari luas budidaya 60.574.554 Ha (dipetakan
tahun Anggaran 2007 s/d 2016).
B. Dasar Hukum
Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah dimaksudkan menyediakan informasi nilai tanah terbaru (ter-
update), sebagai kebutuhan dan rujukan nasional untuk mewujudkan fungsi tanah bagi sebesar-besar
kemakmuran rakyat, melalui :
1. Percepatan penyediaan informasi nilai pasar tanah;
2. Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset Pertanahan (SIMASTAN)
dengan sub sistem informasi nilai tanah, yang sangat bermanfaat untuk :
a. Informasi umum nilai pasar tanah;
b. Referensi nilai untuk tukar menukar tanah dan properti, baik untuk kepentingan
masyarakat, maupun khususnya untuk kepentingan pengamanan aset negara;
c. Penghitungan tarif layanan pertanahan melalui PNBP;
d. Referensi masyarakat dalam transaksi pertanahan dan properti;
e. Informasi nilai dan pajak tanah yang lebih transparan dan adil (fair);
f. Referensi dalam penetapan nilai ganti-rugi bagi masyarakat dan Tim/Lembaga Penilai
Tanah;
g. Piranti monitoring nilai dan pasar tanah;
h. Memberikan gambaran yang cepat mengenai perkembangan perekonomian suatu wilayah;
i. Pembuatan model indeks harga tanah.
Tujuan pembaruan zona nilai tanah adalah agar informasi nilai tanah selalu ter-update (terbaru)
yang dapat dimanfaatkan untuk pelayanan pertanahan dan sebagai referensi kebijakan yang berkaitan
dengan nilai tanah.
1. Biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa, atau jumlah yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau memproduksi barang atau jasa tersebut. Jika barang atau jasa sudah
terselesaikan, biaya tersebut menjadi faktor historis. Harga yang dibayarkan untuk suatu barang
atau jasa merupakan biaya bagi pembelinya (Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian
Indonesia 2013);
2. Harga adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah uang yang diminta, ditawarkan, atau
dibayarkan untuk suatu barang atau jasa. Hubungannya dengan penilaian, harga merupakan fakta
historis, baik yang diumumkan secara terbuka maupun dirahasiakan. Karena kemampuan
finansial, motivasi, atau kepentingan khusus dari seorang penjual atau pembeli, harga yang
dibayarkan atau suatu barang atau jasa dapat berhubungan atau tidak berhubungan dengan nilai
barang atau jasa yang bersangkutan. Meskipun demikian, harga biasanya merupakan indikasi atas
nilai relative dari barang atau jasa oleh pembeli tertentu dan atau penjual tertentu dalam kondisi
yang tertentu pula (Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia 2013);
3. Nilai adalah konsep ekonomi yang merujuk kepada harga yang sangat mungkin disepakati oleh
pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa yang tersedia untuk dibeli. Nilai bukan
merupakan fakta, tetapi lebih merupakan harga yang sangat mungkin dibayarkan untuk barang
atau jasa pada waktu tertentu sesuai dengan definisi tertentu dari nilai (Kode Etik Penilai
Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia 2013);
4. Tanah adalah permukaan bumi, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 4 Undang Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, di daratan maupun di bawah
air, termasuk ruang di atas maupun di bawahnya, dalam batas-batas tertentu termasuk kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, yang mempunyai batas-batas dan sistem-sistem tertentu,
baik batas dan sistem alam, batas dan sistem administrasi, maupun batas dan sistem
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatannya; Dalam pengertian ini maka tanah
termasuk baik tanah yang sudah ada sesuatu hak di atasnya, maupun yang belum dilekati oleh
sesuatu hak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Nilai Tanah adalah nilai tanah sebagaimana dimaksud di atas, dalam keadaan “kosong”, tidak
termasuk nilai benda-benda yang melekat padanya;
6. Zona Nilai Tanah adalah poligon yang menggambarkan nilai tanah yang relative sama dari
sekumpulan bidang tanah didalamnya, yang batasanya bisa bersifat imajiner ataupun nyata sesuai
dengan penggunaan tanah dan mempunyai perbedaan nilai antara satu dengan yang lainnya
berdasarkan analisa petugas dengan metode perbandingan harga pasar dan biaya;
7. Properti merupakan kata singkat dari “Properti Riil” (Real Property), adalah tanah berikut seluruh
benda-benda buatan manusia yang melekat padanya sebagai satu kesatuan, baik yang berada
pada, di atas, dan di bawah permukaan tanah dimaksud;
8. Nilai Properti adalah nilai tanah berikut nilai seluruh benda-benda buatan manusia yang melekat
padanya sebagai satu kesatuan, baik yang berada pada, di atas, dan di bawah permukaan tanah
dimaksud;
9. Nilai Pasar adalah estimasi sejumlah uang pada tanggal penilaian, yang dapat diperoleh dari
transaksi jual beli atau penukaran suatu properti, antara yang pembeli yang berniat membeli dan
penjual yang berniat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan
secara layak, dimana kedua belah pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang
dimilikinya, kehati-hatian, dan tanpa paksaan (Kode Etik Penilai Indonesia dan Standar Penilaian
Indonesia 2013);
Tahapan pekerjaan pembaruan peta zona nilai tanah antara lain sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Alat
Penyiapan alat kerja lapangan:
Hardware :
1) Mendukung Kerja Studio : Komputer, Printer, Plotter
2) Mendukung Kerja Lapangan : GPS navigasi, laptop, kamera dan Alat Tulis
Software :
1) Aplikasi wajib : Pengolahan Data Spasial, Pengolahan Data Tabular
2) Aplikasi Pendukung : Software GIS
b. Bahan
Bahan untuk kegiatan ini adalah:
1) Peta ZNT tahun sebelumnya;
2) Citra satelit dan atau foto udara hasil rekaman terbaru.
3) Peta batas administrasi
4) Peta jaringan jalan
5) Peta penggunaan tanah
6) Peta Toponimi.
7) Peta RTRW.
8) Peta Pendaftaran tanah/peta bidang
Contoh:
Diketahui sampel bangunan dengan umur efektif 5 tahun, biaya per meter bangunan
Rp. 2.500.000,- dan kondisi fisik bangunan baik, maka prosentase penyusutan
bangunan dapat dilihat pada tabel penyusutan bangunan, yaitu:
d) Kolom AY, yaitu nilai bangunan setelah penyusutan merupakan hasil perkalian
antara RCN/Biaya Pembuatan Bangunan Baru (AU) dengan Penyusutan (AX).
Contoh:
Diketahui sampel bangunan dengan RCN/Biaya Pembuatan Bangunan Baru Rp.
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pelaksanaan pelayanan pertanahan yang mengedepankan prinsip yang terkandung
di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hukum tanah nasional,
antara lain prinsip kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, kepastian, keterbukaan, kesepakatan,
keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan dan keselarasan sesuai dengan nilai-nilai berbangsa dan
bernegara.
Dalam proses pelaksanaan pelayanan pertanahan yang menggunakan peta zona nilai tanah, dapat
terjadi keberatan dari masyarakat terhadap nilai dari zona yang ada di peta zona nilai tanah. Maka dari
itu perlu disusun mekanisme untuk penanganan keberatan terhadap nilai tanah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penanganan keberatan antara lain:
1. Lokasi penanganan keberatan yaitu bidang tanah yang nilainya tertuang di peta zona nilai tanah
yang diajukan keberatan oleh masyarakat;
2. Penyebab adanya keberatan informasi nilai zona tanah, antara lain :
a. Nilai tanah terlalu tinggi;
b. Suatu bidang terpotong batas zona sehingga memiliki lebih dari 1 nilai;
c. Ekssisting bidang tanah tidak sesuai dengan peta dasarnya (Citra satelit, foto udara, dll)
sehingga terjadi perbedaan orientasi yang menyebabkan kesalahan penarikan batas zona
yang mengakibatkan kesalahan penentuan nilai.
3. Kewenangan melakukan perubahan nilai maupun deliniasi zona pada peta zona nilai tanah adalah
kantor pertanahan.
III. DEFINISI
1. Nilai adalah konsep ekonomi yang merujuk kepada harga yang sangat mungkin disepakati oleh
pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa yang tersedia untuk dibeli. Nilai bukan
merupakan fakta, tetapi lebih merupakan harga yang sangat mungkin dibayarkan untuk barang
atau jasa pada waktu tertentu sesuai dengan definisi tertentu dari nilai (Standar Penilaian
Indonesia 2007- KPUP Butir 4.5);
2. Tanah adalah permukaan bumi, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 4 Undang Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, di daratan maupun di bawah
air, termasuk ruang di atas maupun di bawahnya, dalam batas-batas tertentu termasuk kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, yang mempunyai batas-batas dan sistem-sistem tertentu,
baik batas dan sistem alam, batas dan sistem administrasi, maupun batas dan sistem
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatannya; Dalam pengertian ini maka tanah
termasuk baik tanah yang sudah ada sesuatu hak di atasnya, maupun yang belum dilekati oleh
sesuatu hak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Nilai Tanah adalah nilai tanah sebagaimana dimaksud di atas, dalam keadaan “kosong”, tidak
termasuk nilai benda-benda yang melekat padanya;
4. Zona Nilai Tanah adalah poligon yang menggambarkan nilai tanah yang relative sama dari
sekumpulan bidang tanah didalamnya, yang batasanya bisa bersifat imajiner ataupun nyata sesuai
Sedangkan mekanisme penanganan keberatan terhadap nilai tanah dalam peta zona nilai tanah
dijabarkan dalam diagram sebagai berikut:
1
Tidak ada indikasi perubahan
Analisa
Pelapor Pengaduan Ada indikasi perubahan
Pengaduan
Survei Nilai
Tidak ada perubahan
Zona
2
3 Ada perubahan
Perubahan
Nilai Tanah
pada zona
Kasi
Loket
a. Berkas pengaduan dari loket disampaikan kepada Kasi Pengadaan Tanah, yang kemudian
mendisposisikan kepada Kasubsi Pemanfaatan Tanah Pemerintah dan Penilaian Tanah
untuk dilakukan penelaahan;
b. Jika nilai tanah yang di “complain” setelah dicek pada berkas, cek data dan pengolahan,
Peta ZNT tidak ada masalah maka berkas dikembalikan kepada pemohon dengan Berita
Acara dan Kutipan Nilai Tanah yang ditandatangani oleh Kasi Pengadaan Tanah.
2. Skema 2: Jika setelah cek lapangan, hasil nilai zona pada Peta ZNT sudah benar
Cek Berkas
Kasubsi Cek Lapangan
Kasi Petugas
Lapangan
Loket
a. Berkas pengaduan dari loket disampaikan kepada Kasi Pengadaan Tanah, yang kemudian
mendisposisikan kepada Kasubsi Pemanfaatan Tanah Pemerintah dan Penilaian Tanah
untuk dilakukan penelaahan;
b. Jika nilai tanah yang di “complain” memerlukan pengecekan lebih lanjut ke lapangan, maka
Kasi Pengadaan Tanah menugaskan petugas untuk mengecek kondisi lapangan;
c. Apabila hasil dari lapangan ternyata nilai pada peta zona nilai tanah sudah benar maka
berkas dikembalikan kepada pemohon dengan Berita Acara dan Kutipan Nilai Tanah yang
ditandatangani oleh Kasi Pengadaan Tanah.
3. Skema 3: Jika setelah cek lapangan hasil nilai zona pada Peta ZNT salah
Cek Berkas
Kasubsi
Cek Lapangan
Kasi Petugas
Lapangan
Loket
Kakan
a. Berkas pengaduan dari loket disampaikan kepada Kasi Pengadaan Tanah, yang kemudian
mendisposisikan kepada Kasubsi Pemanfaatan Tanah Pemerintah dan Penilaian Tanah
untuk dilakukan penelaahan;
b. Jika nilai tanah yang di “complain” memerlukan pengecekan lebih lanjut ke lapangan, maka
Kasi Pengadaan Tanah menugaskan petugas untuk mengecek kondisi lapangan;
c. Apabila hasil dari lapangan ternyata nilai pada peta zona nilai tanah sesuai dengan
“complain” pemohon maka zona yang di “complain” dibuatkan Berita Acara Penangguhan
Sementara yang ditandatangani Kasi Pengadaan Tanah sedangkan zona nilai tanah yang lain
tetap dapat digunakan dalam pelayanan;
d. Setelah nilai tanah pada zona yang di complain diperbaiki, berkas dikembalikan kepada
pemohon dengan Berita Acara yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan dan
Kutipan Nilai Tanah yang ditandatangani oleh Kasi Pengadaan Tanah.
1
2
3
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1. Ukuran kertas A0
Garis batas peta :
Posisi : Ukuran :
X : 9 cm P : 105 cm
Y : 2 cm L : 80 cm
2. Garis Tepi Peta merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk menunjukkan batas
peta tersebut.
Posisi : Ukuran :
X : 10 cm P : 80 cm
Y : 3 cm L : 78 cm
Interval grid menggunakan satuan Meters dengan X Axis Interval 27.000 dan Y Axis Interval 27.000
3. Informasi Tepi :
Posisi : Ukuran :
X : 91 cm P : 22 cm
Y : 3 cm L : 78 cm
4. Informasi Peta
a. Judul Peta dituliskan dengan Huruf Kapital jenis Arial dengan ukuran 28, ditebalkan dan
letaknya ditengah (centre).
b. Arah utara berada di bawah judul peta dan letaknya ditengah (centre).
c. Skala Peta menggunakan Skala Bar yang dibuat dengan jenis Arial dengan ukuran 12 dan
letaknya ditengah (centre).
5. Petunjuk Lokasi berisi:
a. Menggambarkan letak kabupaten wilayah kerja dalam 1 Provinsi
b. Menggambarkan Peta Zona Nilai Tanah yang sedang dikerjakan dalam kabupaten yang
bersangkutan.
6. Klasifikasi Nilai Tanah berisi 8 gradasi warna Nilai Tanah beserta Nilai Tanah dari masing-masing
simbol gradasi warna tersebut. Semakin mendekati warna hijau, maka nilai tanah akan semakin
murah. Sedangkan jika mendekati warna merah, maka nilai tanah akan semakin mahal.
7. Legenda peta adalah keterangan dari simbol-simbol peta yang digunakan supaya mudah dipahami,
yang berisi kumpulan beberapa simbol yang digunakan pada peta, antara lain :
No Simbol Nama Keterangan
1. Ibukota Kabupaten/Kota - Penulisan nama Ibukota
Kabupaten/Kota dituliskan dengan
Huruf Kapital jenis Arial dengan
ukuran 20 dan letaknya berdekatan
dengan simbol Ibukota
Kabupaten/Kota.
2. Batas Negara - Penulisan nama Negara yg berbatasan
dengan wilayah kerja dituliskan
dengan Huruf Kapital jenis Arial
dengan ukuran 22 dan ditebalkan.
12. Wilayah Sudah Ada Peta ZNT - Wilayah yang sudah ada Peta ZNT nya.
8. Sumber data berisi data-data yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan Peta Zona Nilai
Tanah, contoh :
a. Citra Satelit Tahun 2014;
b. Hasil Survei Lapangan Skala 1:10.000 Tahun 2016;
c. Peta Pendaftaran Skala 1:1.000 Tahun 2015;
d. Peta Penggunaan Tanah Skala 1:50.000 Tahun 2012; dan
e. Peta-peta lainnya.
9. Sistem Proyeksi dan Grid terdiri dari :
a. Proyeksi : TM-3
b. Datum : WGS-84
c. Zona : Zona disesuaikan dengan lokasi pekerjaan
10. Satuan kerja yang membuat Peta Zona Nilai Tanah dan disebelah kiri dicantumkan logo
Kementerian.
a. Apabila yang membuat Peta Zona Nilai Tanah adalah Direktorat Penilaian Tanah, maka yang
dituliskan adalah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dengan logo Kementerian.
b. Apabila yang membuat Peta Zona Nilai Tanah adalah Kantor Wilayah BPN Provinsi atau Kantor
Pertanahan, maka yang dituliskan adalah Kantor Wilayah BPN Provinsi dengan logo BPN
11. Dituliskan nama kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah sesuai dengan yang tercantum dalam
POK.
12. Keterangan :
a. Luas : Luas area pembuatan Peta Zona Nilai Tanah
b. Jumlah Zona : Jumlah zona akhir setelah dilakukan pengolahan data
spasial
c. Tanggal Pelaksanaan : Tanggal pelaksanaan pengambilan data di lapangan
d. Tanggal Penilaian : Tanggal penilaian dibawa ke tanggal 31 Desember
tahun berjalan
e. Pelaksana : Pelaksana Kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah
f. Penanggung Jawab Penilaian : Orang yang bertanggung jawab terhadap hasil
penilaian Peta Zona Nilai Tanah
g. Penanggung Jawab Pemetaan : Orang yang bertanggung jawab terhadap hasil
pemetaan Peta Zona Nilai Tanah
h. Diperiksa : Kepala Seksi Penilaian Tanah
13. Untuk pembuatannya ditandatangani oleh pejabat dimana anggaran pembuatan Peta Zona Nilai
Tanah berada.
14. Untuk penggunaannya ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan lokasi pembuatan Peta Zona
Nilai Tanah.
1. Kabupaten yang sedang dilakukan pembuatan Peta Zona Nilai Tanah harus ditampilkan secara
penuh dalam muka peta, meskipun lokasi pekerjaan tidak penuh satu kabupaten. Contoh :
2. Apabila wilayah pekerjaan pembuatan Peta Zona Nilai Tanah luasnya terlalu kecil, maka dibuat
Inset Peta. Contoh:
3. Apabila berbatasan dengan Provinsi lain, maka dituliskan nama Provinsi yang berbatasan, dengan
jenis huruf Arial ukuran 22 dan ditebalkan (Bold). Contoh: “PROVINSI BANTEN”.
4. Batas-batas kabupaten yang bersebelahan dengan kabupaten yang sedang dikerjakan pembuatan
Peta Zona Nilai Tanah, maka dituliskan nama kabupatennya, dengan huruf kapital jenis Arial ukuran
20. Contoh : “KABUPATEN BEKASI”
5. Nama kecamatan dituliskan dengan jenis huruf Arial, ukuran 14 dan warna tulisan hitam. Contoh :
“Kec. Cibinong”
FORMULIR PENDATAAN PENILAIAN
SAMPEL TANAH/BANGUNAN NON PERTANIAN
1. Nomor Identifikasi :
4. Alamat : ………………………………………………………………………………………………………………..
(Y) : ............................
(..........................................................................................)
Nama :
................................................................................................................................................................
9. Keterangan :
...............................................................................................................................................................
B. Data Fisik Tanah
14. Letak Tanah: Normal Tusuk Sate Hadap Taman Huk Lain-lain ....
15. Keterangan:
..................................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................
C. Data Lingkungan
20. Fasilitas : Sekolah Tempat Ibadah Rumah Sakit Pasar Lain-lain ..........
22. Keterangan :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….......................
D. Data Bangunan
26. Jumlah Ruang : Kamar Tidur ........ R. Tamu ........ R. Makan .........
Komponen Struktur
28. Konstruksi/Kerangka
Komponen Material
29. Atap : Genteng Beton Genteng Keramik Metal Roof Beton/Dak Alumunium/Spandek
Lain-lain ...............................
30. Dinding : Bata Merah Hebel/Aerasi Beton/Celcon Kaca/Glassblock
Lain-lain ..............................
Lain-lain...............................
Lain-lain …………………..
Komponen Fasilitas
33. Pagar : Beton Bata/Batako Batu
Catatan : bangunan lebih dari 1 dalam satu bidang tanah atau bangunan lebih dari satu lantai, untuk lantai 2, 3 dan seterusnya, komponen struktur, komponen material dan komponen
fasilitas, diisi sesuai dengan komponen yang ada masing-masing di lantai tersebut.
Aspek Penilaian
44. Keterangan :
45.
Surveyor Supervisor
.............................. ..............................
NIP ...................... NIP ......................
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENDATAAN PENILAIAN
SAMPEL TANAH/BANGUNAN NON PERTANIAN
Nomor Identifikasi Sampel Bidang Tanah Diisi dengan nomer urut Sampel
Nomor Surat Tugas/ Tanggal (cukup jelas)
Nama Surveyor dan Tanggal Pelaksanaan Isilah nama petugas yang melakukan survei, dan tanggal survei lapangan.
1. Nomor Identifikasi :
4. Alamat : ………………………………………………………………………………………………………………..
(Y) : ............................
(..........................................................................................)
Nama :
................................................................................................................................................................
9. Keterangan :
...............................................................................................................................................................
B. Data Fisik Tanah
15. Keterangan :
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
C. Data Lingkungan
21. Keterangan :
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................................
Aspek Penilaian
25. Keterangan :
26.
Surveyor Supervisor
.............................. ..............................
NIP ...................... NIP ......................
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PENDATAAN PENILAIAN
SAMPEL TANAH PERTANIAN
Nomor Identifikasi Sampel Bidang Tanah Diisi dengan nomor urut Sampel
Nomor Surat Tugas/ Tanggal (cukup jelas)
Nama Surveyor dan Tanggal Pelaksanaan Isilah nama petugas yang melakukan survei, dan tanggal survei lapangan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, sesuai dengan mandat yang
diberikan oleh Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015, menyelenggarakan kebijakan dan pengelolaan
pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, termasuk di dalamnya dalam hal pelaksanaan
penilaian tanah.
Penilaian Tanah dalam hal ini mencakup penilaian bidang tanah, pemetaan Zona Nilai tanah (ZNT)
dan penilaian Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK). Persoalan riil di lapangan adalah belum adanya
sistem penilaian ekonomi kawasan, yang mencerminkan penilaian atas nilai ekonomi kawasan yang
benar sehingga dapat memberikan bahan pertimbangan obyektif (cost and benefit analysis) terhadap
keputusan spasial atas suatu kawasan, dengan contoh pertimbangan sosial ekonomi terhadap rencana
pengalihgunaan fungsi kawasan serta Telaahan dan rekomendasi dari aspek penilaian fisik dan ekonomi
pertanahan dalam perencanaan kawasan, dan lain sabagainya.
Berkenaan dengan latar belakang tersebut di atas, maka dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Cq. Direktur Jenderal
Pengadaan Tanah, ub Direktur Penilaian Tanah, perlu dirumuskan petunjuk teknis sebagai pedoman
pelaksanaan Pemetaan Nilai Ekonomi Kawasan.
Peta ZNEK memuat informasi tentang Nilai Ekonomi Total (NET) atau Total Economic Values Total
Economic Value (TEV) atas manfaat yang diperankan oleh suatu kawasan tertentu. Nilai Ekonomi Total
(NET) tersebut terdiri dari Nilai Guna dan Nilai Non Guna. Nilai Guna dapat meliputi Nilai Guna Langsung
(DUV : Direct Use Value), Nilai Guna Tidak Langsung (IUV : Indirect Use Value) dan Nilai Pilihan (OV :
Option Value). Sedangkan Nilai Non guna terdiri dari Nilai Keberadaan (EV : Existence Value) dan Nilai
Pewarisan (BV: Bequest Value). Melalui formulasi matematika hubungan antara ke enam nilai tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:
TEV = (DUV +IUV + OV) + (BV+EV)
Manfaat informasi nilai ekonomi kawasan/sumber daya alam dan lingkungan hidup, adalah
sebagai berikut:
1. Referensi pengambilan keputusan spasial: perencanaan tata-ruang kota, pelaksanaan
pembangunan yang mengalihfungsikan lahan, penataan pemukiman, konsolidasi tanah, dan
sebagainya;
2. Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) dapat berperan sebagai bagian informasi utama untuk
proses ini;
3. Bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan, khususnya dalam hal ini Pemerintah Daerah
dalam menetapkan kebijakan pelestarian Kawasan;
4. Informasi potensi aset negara (inventory dan monitoring aset suatu kawasan).
Untuk menjaga serta memenuhi standar kompetensi dan profesionalisme yang sama, serta
interoperabilitas di antara sistem penilaian, maka juknis ini disusun dengan merujuk kepada Standar
Penilaian Indonesia (SPI), Komite Penyusun Standar Penilaian Indonesia (KPSPI), yang mengacu kepada
International Valuation Standard (IVS), International Valuation Standard Committee (IVSC), dan Metoda
Penilaian Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (MPESDAL).
C. Dasar Hukum
A. Ruang Lingkup
Survei dan pemetaan zona ekonomi kawasan dilakukan terhadap kawasan-kawasan yang ada di
wilayah NKRI menurut urgensinya untuk dinillai dengan menggunakan prinsip penilaian sesuai metode
penilaian ekonomi sumber daya alam dan lingkungan (National Resources and Environment Valuation
Methode)
B. Hasil Pekerjaan
1. Produk utama pekerjaan yang dihasilkan dalam kegiatan survei dan pemetaan nilai ekonomi
kawasan adalah peta zona nilai ekonomi suatu kawasan yang ada pada suatu wilayah
kabupaten/kota meliputi kawasan lindung dan kawasan fungsional yang dapat terdiri dari :
a. Wisata/ Rekreasi;
b. Pertanian/ Perikanan;
c. Hutan/ Lindung;
d. Situs/ Bangunan yang dilindungi;
e. Kawasan Strategis Nasional; dan
f. Kawasan lainnya.
2. Produk Pekerjaan
a. Peta
1) Penyajian data/peta dilakukan dengan memasukkan informasi nilai sebagai atribut
dari masing-masing poligon fungsi kawasan (layer).
2) Penyajian untuk Total Economic Value (TEV) dilakukan dengan menampilkan seluruh
Informasi Nilai yang ada dalam bentuk numerik pada masing-masing poligon
kawasan, dalam Peta-Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK).
b. Pelaporan
1) Buku laporan hasil analisis penilaian tanah kawasan disajikan dalam ukuran A4
sedangkan lampiran peta-peta disajikan dalam format ukuran A3,
2) Adapun sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut:
HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
I.2. Tujuan dan Sasaran
I.3. Lingkup Kegiatan
I.4. Lokasi Kegiatan
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH KEGIATAN
BAB III METODOLOGI PENILAIAN KAWASAN
III.1. Konsep Dasar Penilaian Kawasan
III.2. Metode Penilaian Ekonomi Kawasan
BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN
IV.1. Peta Zona Tema Potensi
IV.2. Tipologi Nilai Ekonomi Kawasan
IV.3. Pengumpulan Data lapang
IV.4. Pengolahan Data Tekstual ZNEK
IV.5. Pengolahan Data Spasial ZNEK
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
III. DEFINISI
1. Wilayah adalah Areal yang merupakan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif maupun fungsional;
2. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang langsung maupun tidak langsung yang terdapat
dalam lingkungan fisik dan secara potensi memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia
(randall, 1977);
3. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya (UU No. 24 Tahun 1992
tentang Penataan Ruang Bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 6);
4. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya
buatan;
5. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam dan sumber daya buatan;
6. Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis
yang penataan ruangnya diprioritaskan (Keppres No. 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang
Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur, Bab 1 Ketentuan umum, Pasal 1 ayat 3);
7. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) adalah kawasan tertentu yang merupakan
wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan :
a. Memiliki potensi untuk cepat tumbuh;
b. Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi diwilayah
sekitar; dan
c. Memiliki potensi pengembangan investasi yang besar (Keppres No. 150 Tahun 2000 tentang
kawasan pengembangan ekonomi terpadu Pasal 1).
8. Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI) adalah suatu area khusus dimana barang-barang yang
masuk ke area khusus tersebut tidak dikenakan bea sampai barang di ekspor kembali atau
dimasukan kedalam negara. KEKI tsb kekhususannya menunjuk suatu daerah yang sudah memiliki
infrastruktur;
9. Kawasan Ekonomi Khusus meliputi tidak terbatas pada KAPET dan KEKI;
10. Kawasan Strategis adalah kawasan yang memberikan dampak strategis diluar ekonomi meliputi
tidak terbatas pada Kawasan Lindung (Taman Nasional dan Cagar Alam), Kawasan Pertahanan;
dan
11. Potensi Kawasan adalah kemampuan atau daya dukung kawasan yang mungkin untuk
dikembangkan. Basis kawasan adalah sumber daya tanah sehingga potensi kawasan mengandung
nilai tanah dan juga nilai lain.
b. Nilai Guna Tidak Langsung (IUV : Indirect Use Value) adalah nilai ekonomi yang diperoleh
dari pemanfaatan tidak langsung dari sebuah sumber daya alam/ekosistem.
Contoh : fungsi ekosistem mangrove sebagai pemecah ombak alamiah (natural
breakwaters) dan pencegah erosi, lokasi pemijahan dan pembesaran ikan (spawning and
nurseryground), pemisahan karbon (carbon sequestration); fungsi terumbu karang sebagai
produsen organik dan pemijahan dan pembesaran bagi jenis ikan karang, perlindungan
garis pantai; serta fungsi-fungsi lain yang terdapat di dalam kawasan hutan, catchment
area, dan kawasan ekosistem lainnya.
Tabel Contoh Nilai Guna Tidak Langsung (IUV: Indirect Use Value)
No Jenis Kawasan Kawasan Jenis Pemanfaatan
1. Hutan/Lindung 1. Hutan Penyerapan Carbon
2. Hutan Mangrove - Penyerapan Carbon
- Penahan Ombak
c. Nilai Pilihan (OV : Option Value) adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari potensi
pemanfaatan langsung maupun tidak langsung dari sebuah sumber daya alam/ekosistem
dimasa datang, dengan asumsi Sumber Daya Alam/ekosistem tersebut tidak mengalami
kemusnahan atau kerusakan permanen.
Contoh: manfaat keanekaragaman hayati, spesies baru dalam suatu kawasan hutan
mangrove dan lain sebagainya.
Tabel Contoh Nilai Pilihan (OV: Option Value)
No Jenis Kawasan Kawasan Jenis Pemanfaatan
1. Hutan/Lindung 1. Hutan - Hutan Tumpangsari
- Agro Wisata Hutan
Dalam ilmu ekonomi sumberdaya, Nilai Ekonomi Kawasan disebut sebagai Total Economic Value
(TEV). Nilai ini merupakan agregat dari nilai-nilai guna langsung maupun nilai guna tak langsung dari
suatu kawasan yang dinilai. Dalam persamaan sederhana TEV dapat dituliskan sebagai berikut:
TEV = (DUV +IUV + OV) + (BV+EV)
Sama halnya dalam penilaian tanah dan properti, maka TEV ini hanya dinilai untuk periode waktu
nilai yang tercermin pada saat dilakukan penilaian (existing value). Pembuatan peta ZNEK yang memuat
nilai TEV dilakukan bersamaan dengan pembuatan peta ZNEK.
Terdapat dua pendekatan dalam valuasi ekonomi yaitu pendekatan nilai pasar (market based)
dan pendekatan nilai non pasar (non market based).
1. Pendekatan Nilai Pasar (Produktivitas)
Pendekatan nilai pasar dapat digunakan untuk mengukur nilai yang berbasis penggunaan (Use
Value) yang berhubungan dengan produksi atau konsumsi, disebut juga sebagai pendekatan
produktivitas.
Salah satu tehnik yang lazim dipergunakan dalam penilaian tanah dengan pendekatan
produktivitas adalah Surplus Produsen, yang merupakan tehnik penilaian tanah dengan
menghitung manfaat bersih dari kegiatan pemanfaatan langsung pada suatu sumber daya
alam/kawasan, dengan cara mengurangkan nilai produktivitas suatu sumber daya alam/kawasan
dengan seluruh biaya produksi.
2. Pendekatan Nilai Non Pasar
Pendekatan nilai non pasar dilaksanakan untuk menghitung nilai yang berbasis bukan
pemanfaatan (Non Use Value) baik itu nilai keberadaan, nilai pilihan ataupun nilai pewarisan
tergantung sumber daya alam/kawasan yang akan dinilai.
Tabel Teknik-Teknik Valuasi Untuk Masing-Masing Nilai yang Dihitung
No Tipologi Nilai Ekonomi Teknik Valuasi
1. Direct Use Value
• Produktifitas • Market Analysis, Price of Substitute, Indirect
Opportunity Cost Approach
• Rekreasi • Travel Cost Method, Hedonic Price Method
• Permukiman • Hedonic Prices, Replacement Cost
Selanjutnya, beberapa metode dengan pendekatan nilai non pasar yang lazim dipergunakan
antara lain adalah :
1. Metode Valuasi Berdasarkan Preferensi (Contingent Valuation Method : CVM)
Metode ini digunakan untuk mengukur berapa besar nilai suatu sumberdaya berdasarkan estimasi
seseorang. Dalam metode ini dilaksanakan survei dengan memberikan pertanyaan langsung pada
responden mengenai keinginan/kesediaan untuk membayar (Willingness to Pay : WTP) terhadap
sumber daya alam/kawasan. Hasilnya dibuatkan model ekonometrika. Lazimnya metode ini
diberlakukan untuk memperoleh Nilai Pilihan (Option Value : OV), Nilai Pewarisan (Bequest Value:
BV) dan Nilai Keberadaan (Exsitence Value: EV).
Terdapat dua cara menghitung WTP, yaitu :
Hasil perhitungan nilai tengah, dengan persamaan :
1 n
MWTP = yi
n i =1
Di mana :
MWTP = nilai tengah WTP
n = jumlah sample
yi adalah besaran WTP yang diberikan responden i
Atau,
Melalui pendugaan hubungan antara WTP dengan karakteristik responden yang mencerminkan
tingkat penghargaan pengguna terhadap sumberdaya yang selama ini dimanfaatkan, dengan
persamaan:
WTPi = 0 + n i X i
i =1
Dimana:
Persamaan ini merupakan persamaan regresi linear dengan xi = parameter pengukuran ke i,
misalnya : usia, pendidikan, tempat tinggal, pendapatan).
Langkah-langkah penilaian menggunakan teknik CVM adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi sumber daya alam/kawasan.
b. Membuat rencana survei yang mencakup spesifikasi sumber daya alam/kawasan, kusioner
yang berisi nilai keinginan untuk membayar (WTP) dan uji validitas. Formulir dan contoh
kuisioner terlampir (Lampiran).
c. Implementasi survei (pengumpulan data).
d. Analisis data : Estimasi nilai sumber daya alam/kawasan.
2. Metode Biaya Perjalanan (Travel Costs Method : TCM)
TCM ini umumnya digunakan untuk menghitung DUV suatu kawasan tertentu yang mempunyai
keunikan atau daya tarik pengunjung, misalnya : wisata bahari dan wisata lainnya. Proxy nilai
suatu kawasan yang dihitung dengan menggunakan TCM dapat ditulis dengan persamaan :
TCS = CS i Vi
TCS = Total Surplus Konsumen sebagai proxy nilai suatu kawasan;
CSi = Surplus Konsumen per individu
Dimana :
− Vi
CS i =
i
Vi = Tingkat kunjungan individu ke i
Di mana:
ln Vi = 0 + 1TC + 2 ln RC i + 3 ln INC + 4 INT + 5 QUAL
TC = total biaya perjalanan dari tempat asal provinsi ke lokasi;
RC = biaya perjalanan dari ibukota provinsi setempat ke lokasi kunjungan;
INC = pendapatan/bulan
INT = dummy variable untuk maksud kunjungan
QUAL = dummy variable untuk persepsi pengunjung atas kualitas/nilai sumberdaya/lokasi
yang dikunjungi
Langkah –langkah penilaian dalam metode biaya perjalanan :
a. Tentukan lokasi survei;
b. Cari data kunjungan tahunan berdasarkan kelompok pengunjung (umur, pendidikan,
pendapatan) dari instansi terkait (Pemda, Dinas Pariwisata, Kantor Statistik);
c. Tentukan populasi dari setiap pengunjung;
d. Hitung biaya perjalanan dari tempat asal ke ibukota provinsi lokasi letak kunjungan, dan
dari ibukota provinsi ke lokasi kunjungan;
e. Hitung rata-rata pengeluaran wisata dan biaya masuk (termasuk biaya pengorbanan
waktu);
f. Buat kurva dugaan permintaan agregat; dan
g. Hitung surplus konsumen dan lain-lain untuk menghitung TCS.
3. Metode Nilai Pendekatan Produktifitas (Effect on Production Approach : EoP)
Konsep dasar pendekatan produktifitas memandang sumberdaya sebagai input dari produk akhir
yang kemudian digunakan oleh masyarakat luas. Banyak teknik valuasi EoP yang dapat
digunakan, namun dalam Buku Pedoman ini hanya akan dibahas satu teknik yang disebut Analisis
Ekologi-Ekonomi, dengan persamaan sebagai berikut:
Cit = 0 + 1 ln( M i ,t −1 ) Et = 2 ln( M i ,t −1 ) Et2 + 3Ci ,t −1
Di mana:
Cit = nilai estimasi hasil produksi kawasan
Ct = hasil produksi
Mt = luas kawasan yang dinilai
Et = upaya/biaya yang dikeluarkan untuk mengasilkan produk
EoPV = C it Pt
EoPV = nilai ekologi-ekonomi kawasan
Pt = harga satuan komoditas/produk
Langkah-langkah penilaian dalam EoP dengan Analisis Ekologi-Ekonomi:
a. Identifikasi kawasan dan hitung luas kawasan;
b. Identifikasi hasil produksi kawasan, misalnya jumlah produksi kepiting di suatu wilayah
mangrove atau wet land;
c. Identifikasi dan hitung upaya/biaya yang dikeluarkan untuk mengasilkan produk; dan
d. Hitung nilai ekologi-ekonomi kawasan.
4. Penilaian dampak ekonomi dengan model Pinfold
Berdasarkan perhitungan yang umum, dampak ekonomi kelautan dapat diukur berdasarkan tiga
indikator, yaitu produk domestik bruto/PDB (gross domestic product, GDP), pendapatan tenaga
kerja (labor income), dan penyerapan tenaga kerja (employment) (Pinfold, 2009). Pinfold (2009)
lebih lanjut menerangkan masing-masing indikator seperti disajikan pada Tabel berikut ini.
Tabel Indikator Pengukuran Dampak Ekonomi Berdasarkan Perhitungan Umum
No Indikator Keterangan
1 PDB Kontribusi dari suatu industri terhadap PDB (produk domestik bruto)
yang biasanya mencakup nilai yang ditambahkan untuk membeli
input melalui penggunaan tenaga kerja dan modal. Dalam hal ini PDB
merupakan representasi dari nilai tambah (value added) yang berasal
dari semua sektor.
2 Pendapatan Pembayaran dalam bentuk upah dan gaji (termasuk bagi hasil dari
tenaga kerja penerimaan penangkapan ikan untuk pada usaha penangkapan ikan
di laut). Pendapatan dalam bentuk gaji, upah dan bagi hasil adalah
komponen utama dari pembentuk nilai PDB. Industri yang
membayar relatif rata-rata gaji dan upah yang tinggi akan memberi
dampak ekonomi yang lebih tinggi dari pada industri yang membayar
rata-rata lebih rendah
3 Penyerapan Penyerapan tenaga kerja secara politik penting karena dapat
tenaga kerja menggambarkan jumlah yang bekerja di sektor tertentu. Secara
ekonomi, dampak ekonomi ditentukan oleh pengeluaran belanja dari
pekerja. Semakin banyak tenaga kerja diserap dan semakin tinggi
pendapatan rata-rata dari suatu industri, maka akan semakin besar
dampak ekonomi dari sektor tesebut. Pengukuraan penyerapan
tenaga kerja umumnya di dasarkan pada full time equivalent (FTE) ~
8 jam per hari per tenaga kerja
Sumber: Pinfold (2009)
Dampak ekonomi di sektor tertentu dapat dihasilkan melalui penelusuran dan estimasi dampak
langsung (direct impact), dampak tidak langsung (indirect impact) dan peningkatan permintaan
(induced demand) yang terjadi pada industri dan konsumen barang dan jasa di sektor tersebut itu
sendiri(Pinfold, 2009).
Ada beberapa alasan untuk diperhatikan mengapa ekonomi pada sektor tertentu (termasuk
didalamnya wisata dan jasa ekosistem) dapat dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
dan mempunyai dampak ekonomi penting bagi pembangunan daerah khususnya dan nasional
pada umumnya, yaitu: (i) kapasitas suplai sangat besar, sementara permintaan terus meningkat,
(ii) pada umumnya output dapat diekspor, sedangkan input berasal dari sumberdaya lokal dan
berlangsung di daerah, dan (iii) dapat membangkitkan industri hulu dan hilir yang besar, sehingga
menyerap banyak tenaga kerja(Kusumastanto, 2012).
Pada kasus pengukuran dampak ekonomi suatu kawasan, maka dampak ekonomi dapat ditelaah
dengan menggunakan metode penilaian dampak ekonomi seperti yang dikembangkan Pinfold
(2009) yang disajikan pada Tabel berikut ini.
Tabel Jenis dan Kriteria Dampak Ekonomi Suatu Kawasan
Secara umum, semakin besar kemampuan kapasitas penawaran (supply) domestik untuk setiap
tingkat (level), maka semakin besar pula dampak ekonomi yang dapat dihasilkan. Sebaliknya,
bilamana muatan impor dari industri tersebut semakin besar, maka respons dari industri lokal
tersebut semakin lemah dan dampak ekonomi dapat dikatakan rendah (Pinfold, 2009).
Tabel
JENIS TIPOLOGI NILAI JENIS TEKNIK DATA SURVEI
NO KAWASAN PEMANFAATAN
KAWASAN EKONOMI PEMANFAATAN VALUASI DATA PRIMER DATA SEKUNDER
Jumlah Kunjungan, Luas Kawasan, Jumlah
Wisata/Rekrea
1. 1 Pantai DUV Rekreasi Pariwisata TCM Biaya Kunjungan, Jenis Pengunjung Kawasan
si
Pendidikan, Umur, dll Pertahun
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
EV Keberadaan Keberadaan CVM EV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Jumlah Kunjungan, Luas Kawasan, Jumlah
2 Taman DUV Rekreasi Jasa Pariwisata TCM Biaya Kunjungan, Jenis Pengunjung Kawasan
Pendidikan, Umur, dll Pertahun
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
EV Keberadaan Keberadaan CVM EV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Produksi Ikan Pertahun, Luas Kawasan,
3 Waduk DUV Produktifitas - Ikan EOP Harga Ikan Per Kilo, Populasi Pemanfaat
Umur, Pendidikan, dll Ikan
Produksi Ikan Pertahun, Luas Kawasan,
- Pengairan
EOP Harga Ikan Per Kilo, Populasi Pemanfaat
Sawah
Umur, Pendidikan, dll Ikan
Jumlah Kunjungan, Luas Kawasan, Jumlah
Rekreasi Rekreasi Waduk TCM Biaya Kunjungan, Jenis Pengunjung Kawasan
Pendidikan, Umur, dll Pertahun
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
EV Keberadaan Keberadaan CVM EV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Produksi Kayu Bakar
Luas Kawasan,
Pertahun, Harga Kayu
2. Hutan/Lindung 1 Hutan DUV Produktifitas - Kayu Bakar EOP Populasi Pemanfaat
Bakar Per Meter Kubik,
Kayu Bakar
Umur, Pendidikan, dll
Produksi Madu
Luas Kawasan,
Pertahun, Harga Madu
- Madu EOP Populasi Pemanfaat
Per Liter, Umur,
Madu
Pendidikan, dll
Produksi Buah
Luas Kawasan,
Pertahun, Harga Buah
- Buah EOP Populasi
Per Kilo, Umur,
Pengkonsumsi Buah
Pendidikan, dll
Produksi Binatang
Luas Kawasan,
Buruan Pertahun, Harga
- Binatang Populasi
EOP Binatang Buruan Per
Buruan Pengkonsumsi
Kilo, Umur, Pendidikan,
Binatang Buruan
dll
Jumlah Kunjungan, Luas Kawasan, Jumlah
Agro Wisata
Rekreasi TCM Biaya Kunjungan, Jenis Pengunjung Kawasan
Hutan
Pendidikan, Umur, dll Pertahun
Luas Kawasan, Nilai
Penyerapan
IUV Penyerapan BTM Penyerapan Carbon
Carbon
Perhektar
Luas Kawasan, Nilai
Penyerapan Air BTM Penyerapan Air
Perhektar
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
BV Pewarisan Pewarisan CVM BV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
EV Keberadaan Keberadaan CVM EV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Produksi Kayu Bakar
Hutan Luas Kawasan,
Pertahun, Harga Kayu
2 Mangrov DUV Produktifitas - Kayu Bakar EOP Populasi Pemanfaat
Bakar Per Meter Kubik,
e Kayu Bakar
Umur, Pendidikan, dll
Produksi Ikan/Kepiting
Luas Kawasan,
Pertahun, Harga
- Ikan/Kepiting EOP Populasi Pemanfaat
Ikan/Kepiting Per Kilo,
Ikan/Kepiting
Umur, Pendidikan, dll
Jumlah Kunjungan, Luas Kawasan, Jumlah
Agro Wisata
Rekreasi TCM Biaya Kunjungan, Jenis Pengunjung Kawasan
Hutan Mangrove
Pendidikan, Umur, dll Per Tahun
Luas Kawasan, Nilai
Penyerapan
IUV Penyerapan BTM Penyerapan Carbon
Carbon
Perhektar
Luas Tanggul Penahan
Ombak, Biaya
Penahan Ombak BTM
Pembuatan Tanggul
Penahan Ombak
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
BV Pewarisan Pewarisan CVM BV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
EV Keberadaan Keberadaan CVM EV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Situs/Banguna Jumlah Kunjungan, Luas Kawasan, Jumlah
3. n yang 1 Candi DUV Rekreasi Pariwisata TCM Biaya Kunjungan, Jenis Pengunjung Kawasan
Dilindungi Pendidikan, Umur, dll Per Tahun
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
BV Pewarisan Pewarisan CVM BV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
EV Keberadaan Keberadaan CVM EV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Jumlah Kunjungan, Luas Kawasan, Jumlah
2 Museum DUV Rekreasi Pariwisata TCM Biaya Kunjungan, Jenis Pengunjung Kawasan
Pendidikan, Umur, dll Per Tahun
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
BV Pewarisan Pewarisan CVM BV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Nilai Keinginan
Luas Kawasan, Jumlah
EV Keberadaan Keberadaan CVM EV Membayar, Umur,
Populasi Penduduk
Pendidikan, dll
Dept Daftar Penyewa
Kawasan Pelabuha Manfaat
4. 1 DUV - Sewa Lahan Impact Lahan, Daftar Biaya
Lainnya n Langsung
(Sekunder) Sewa
Dept
Daftar Gaji Karyawan,
- Gaji Karyawan Impact
Jumlah Karyawan
(Sekunder)
Dept
Jumlah Pengunjung,
- Tiket Impact
Harga Tiket
(Sekunder)
Situs/Bangunan Lain-lain
Sebuah kawasan di daerah bapak/ibu mempunyai beragam fungsi yang sangat signifikan bagi kehidupan
dan penghidupan keluarga bapak/ibu khususnya dan masyarakat setempat pada umumnya. Keberadaan
kawasan tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya yang
ada di kawasan tersebut dan manfaat ekologis dari keberadaan kawasan tersebut yang terkait dengan
manfaat tidak langsung yang dapat diperoleh. Dengan segenap manfaat ekonomi-ekologi yang dapat
dirasakan dari keberadaan kawasan tersebut, maka apakah keberadaan kawasan tersebut perlu
dipertahankan ?
a. Sangat perlu
b. Cukup perlu
c. Sama saja
d. Kurang perlu
e. Sangat tidak perlu
A. Karakteristik Responden
1. Nama : …………………………………………………
2. Jenis Kelamin : …………………………………………………
3. Umur : …………………………………………………
4. Pendidikan Terakhir : 1. Tidak sekolah
2. SD tidak tamat (kelas ? .........)
3. SD tamat
4. SLTP tidak tamat (kelas ? .........)
5. SLTP tamat
6. SLTA tidak tamat (kelas ? .........)
7. SLTA tamat
8. Diploma (1 / 2 / 3 / 4)
9. Perguruan tinggi tidak tamat (tngkat ? ..........)
10.Perguruan tinggi tamat (S1 / S2 / S3)
11.Profesor
5. Jumlah anggota keluarga : ……………………………………………………
6. Pekerjaan utama : ……………………………………………………
7. Pengalaman kerja : ……………………………………………………
8. Pekerjaan sambilan : ……………………………………………………
9. Lama tinggal : ……………………………………………………
10. Pendapatan keluarga : ……………………………………………………
B.1. Apakah keberadaan kawasan ini memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat di
sekitarnya?
a. Sangat bermanfaat
b. Cukup bermanfaat
c. Biasa saja
d. Kurang bermanfaat
e. Tidak bermanfaat
B.2. Seberapa pentingkah manfaat tersebut bagi keluarga dan masyarakat di sekitar kawasan?
a. Sangat penting
b. Cukup penting
c. Biasa saja
d. Kurang penting
e. Tidak penting
B.3. Setujukah bapak/ibu bilamana kawasan ini kemudian dikonversi menjadi peruntukan lain?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Biasa saja
d. Kurang setuju
e. Tidak setuju
B.6. Jumlah Populasi masyarakat yang memperoleh manfaat dari fungsi dari kawasan obyek penilaian
(data sekunder)
FORMULIR DAFTAR ISIAN TRAVEL COST METHOD (TCM)
OBJEK PENILAIAN KAWASAN
D3 S1 S2 S3 Lainnya
Data Survei
10. Berapa pendapatan (keluarga) anda per bulan ? Rp. ……………………
11. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk :
a. Biaya tiket masuk lokasi pariwisata ? Rp. ……………………
b. Biaya transport pengunjung dari tempat asal? Rp. ……………………
c. Biaya makan per hari ? Rp. ……………………
d. Biaya penginapan per hari ? Rp. ……………………
e. Biaya lain lain ? Rp. ……………………
12. Berapa lama anda tinggal di lokasi ini dalam setiap kali kunjungan? ............ jam
13. Berapa kali dalam satu tahun (berjalan) anda mengunjungi lokasi pariwisata ini ? .............. kali
14.a. Apakah selain lokasi wisata ini anda juga merencanakan mengunjungi lokasi wisata yang lain dalam
satu rangkaian perjalanan?
a). Ya b). Tidak
b. Kalau jawaban anda a), berapa keseluruhan waktu yang anda butuhkan untuk serangkaian
perjalanan tersebut ? ................... hari.
15. Berapa orang yang ikut bersama anda dalam perjalanan wisata ini ? ...........orang.
16. Berapa jumlah pengunjung pada lokasi pariwisata obyek penilaian per tahun ?
........... Orang. (data sekunder)
TEKNIK HP
Target Responden : Rumah Hunian
1. IdentitasResponden
a. Nama : ………………………………
b. Umur : ………………………………
c. Jenis Kelamin : ………………………………
d. Pendidikan Terakhir :…………………… (Tamat/TidakTamat)
e. Jumlah Anggota Keluarga :
Anak-anak : …………………… (orang)
Dewasa : …………………… (orang)
f. Status Pernikahan : ………………………………
g. Alamat : ………………………………
h. Pekerjaan Utama : ………………………………
i. Pekerjaan Sampingan : ………………………………
j. Pendapatan Keluarga : Rp………………………………./bulan
2. Luas Tanah : …………………… m2
3. Luas tanah yang ada bangunan : …………………… m2
4. Luas tanah tanpa bangunan : …………………… m2
5. Luas tanah untuk pekarangan : …………………… m2
6. Luas tanah yang ditanami : …………………… m2
7. Status tanah : ……………………
8. Luas Bangunan : …………………… m2
9. Jumlah Bangunan : …………………… buah
10. Biaya pembuatan bangunan : Rp. ……………………
11. Harga Jual Rumah : Rp. ……………………
12. Harga Jual Tanah : Rp. ……………………
13. Sumber Air : Sumur/PAM/Pompa Air
Kedalamansumur : …………………… m
14. Lantai : tanah/plester/keramik
15. Jarak ke tempat kerja : …………………… km
16. Jarak ke jalan raya : …………………… m
17. Ketersediaan garasi : ada/tidakada
Berapa mobil yang dapat masuk garasi : …………………… buah
18. Ketersediaan listrik : PLN/genset/tidakada
19. Jarak dari pasar : …………………… km
20. Lama tinggal : …………………… tahun
21. Adakah keinginan untuk pindah : ada/tidakada
22. Alasan : ……………………………………………………………………………………
TEKNIK EOP
Target Responden : Pengelola Hutan Produksi
A. Identitas Responden
1. Nama : ………………………………
2. Umur : ………………………………
3. Jenis Kelamin : ………………………………
4. Pendidikan Terakhir : ……………………………… (Tamat/Tidak Tamat)
5. Jumlah Anggota Keluarga : ……………………………… orang
a. Anak-anak : ……………………………… orang
b. Dewasa : ……………………………… orang
6. Status Perkawinan : ………………………………
7. Alamat : ………………………………
8. Pekerjaan Utama : ………………………………
9. Pekerjaan Sampingan : ………………………………
10. Pendapatan Keluarga : Rp…………………………/bulan
B. Identitas Usaha
1. Jenis Usaha : ………………………………
2. Jenis tanaman yang terdapat di hutan produksi : ……………………
3. Jenis tanaman yang dikelola : ………………………………
4. Lama digeluti : …………………… tahun/bulan/minggu/hari
5. Kepemilikan Usaha : Sendiri/Keluarga/Kelompok/……………………
6. Modal Usaha : Sendiri/Keluarga/Pinjaman/……………………
7. Luas Lahan yang dikelola : ……………………………… m2/ha
8. Kepemilikan Lahan : Milik Sendiri/Keluarga/Sewa
9. Harga Sewa Lahan : Rp………………………………/m2/ha
10. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi:
a. Biaya tetap :
1. ………………………………
2. ………………………………
b. Biaya operasi :
1. ………………………………
2. ………………………………
11. Produksi Utama : ……………………………………………………..
12. Besaran Produksi : …………………… gram/ons/kg/kw/ton
…………………… gram/ons/kg/kw/ton
13. Harga Pasar : Rp……………………/gram/ons/kg/kw/ton
Rp……………………/gram/ons/kg/kw/ton
14. Jumlah Naker : …………………… orang
15. Upah Naker : Rp. …………………… /orang
16. Dijual Ke : Pasar/Bakul/Agen/……………………
17. Cara Penjualan : Tunai/Tunda/……………………
18. Sarana Angkutan : ……………………
19. Waktu Tempuh : …………………… menit/jam/hari
20. Jarak Tempuh : …………………… km/mil
21. Biaya Angkutan : ……………………
TEKNIK EOP
Target Responden : Pembudidaya Ikan
A. Identitas Responden
1. Nama : ………………………………
2. Umur : ………………………………
3. Jenis Kelamin : ………………………………
4. Pendidikan Terakhir : ……………………………… (Tamat/Tidak Tamat)
5. Jumlah Anggota Keluarga : ……………………………… orang
a. Anak-anak : ……………………………… orang
b. Dewasa : ……………………………… orang
6. Status Perkawinan : ………………………………
7. Alamat : ………………………………
8. Pekerjaan Utama : ………………………………
9. Pekerjaan Sampingan : ………………………………
10. Pendapatan Keluarga : Rp…………………………../bulan
11. Lama tinggal di daerah tersebut : ……………………………
B. Identitas Usaha
1. Jenis Usaha : ………………………………
2. Jenis tanaman yang terdapat di hutan produksi : ……………………
3. Jenis tanaman yang dikelola : ………………………………
4. Lama digeluti : …………………… tahun/bulan/minggu/hari
5. Kepemilikan Usaha : Sendiri/Keluarga/Kelompok/……………………
6. Modal Usaha : Sendiri/Keluarga/Pinjaman/……………………
7. Luas Lahan yang dikelola : …………………… m2/ha
8. Kepemilikan Lahan : Milik Sendiri/Keluarga/Sewa
9. Harga Sewa Lahan : Rp………………./m2/ha
10. Ketersediaan sumber air untuk pertanian / perikanan :
a. Ada, sebutkan sumbernya : sungai / irigasi / lainnya
b. Tidak
11. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi:
a. Biaya tetap :
1. ………………………………
2. ………………………………
b. Biaya operasi :
1. ………………………………
2. ………………………………
12. Produksi Utama : ……………………………………………………..
13. Besaran Produksi : …………………… gram/ons/kg/kw/ton per musim tanam
…………………… gram/ons/kg/kw/ton per musim tanam
14. Harga Pasar : Rp……………………/gram/ons/kg/kw/ton
Rp……………………/gram/ons/kg/kw/ton
15. Jumlah Naker : …………………… orang
16. Upah Naker : Rp. …………………… /orang
17. Dijual Ke : Pasar/Bakul/Agen/……………………
18. Cara Penjualan : Tunai/Tunda/……………………
19. Sarana Angkutan : ………………………………
20. Waktu Tempuh : ……………………………… menit/jam/hari
21. Jarak Tempuh : ……………………………… km/mil
22. Biaya Angkutan : ………………………………
TEKNIK EOP
Target Responden : Petani sawah/jagung/sawit/kebun/karet
A. Identitas Responden
1. Nama : ……………………
2. Umur : ……………………
3. Jenis Kelamin : ……………………
4. Pendidikan Terakhir : …………………… (Tamat/Tidak Tamat)
5. Jumlah Anggota Keluarga : …………………… orang
a. Anak-anak : …………………… orang
b. Dewasa : …………………… orang
6. Status Perkawinan : ……………………
7. Alamat : ……………………
8. Pekerjaan Utama : ……………………
9. Pekerjaan Sampingan : ……………………
10. Pendapatan Keluarga : Rp............................../bulan
B. Identitas Usaha
1. Jenis Usaha : ……………………
2. Jenis tanaman yang terdapat di hutan produksi : ……………………
3. Jenis tanaman yang dikelola : ……………………
4. Lama digeluti : …………………… tahun/bulan/minggu/hari
5. Kepemilikan Usaha : Sendiri/Keluarga/Kelompok/……………………
6. Modal Usaha : Sendiri/Keluarga/Pinjaman/……………………
7. Luas Lahan yang dikelola : …………………… m2/ha
8. Kepemilikan Lahan : Milik Sendiri/Keluarga/Sewa
9. Harga Sewa Lahan : Rp………………./m2/ha
10. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi:
a. Biaya tetap :
1. ……………………
2. ……………………
b. Biaya operasi :
1. ……………………
2. ……………………
11. Produksi Utama : ……………………………………………………..
12. Besaran Produksi : …………………… gram/ons/kg/kw/ton
…………………… gram/ons/kg/kw/ton
13. Harga Pasar : Rp……………………/gram/ons/kg/kw/ton
Rp……………………/gram/ons/kg/kw/ton
14. Jumlah Naker : …………………… orang
15. Upah Naker : Rp. …………………… /orang
16. Dijual Ke : Pasar/Bakul/Agen/……………………
17. Cara Penjualan: Tunai/Tunda/……………………
18. Sarana Angkutan : ……………………
19. Waktu Tempuh : …………………… menit/jam/hari
20. Jarak Tempuh : …………………… km/mil
21. Biaya Angkutan : ……………………
FORMULIR DAFTAR ISIAN CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)
OBJEK PENILAIAN KAWASAN (HUTAN)
Situs/Bangunan Lain-lain
2. Nama obyek penilaian : ……………………
3. Letak Obyek (lon/lat) : ……………………
4. Luas Obyek : ……………………
5. Nomor/Tanggal Surat Tugas : ……………………
6. Nama Surveyor/Tgl Pelaksanaan : ……………………
Sebuah kawasan di daerah bapak/ibu mempunyai beragam fungsi yang sangat signifikan bagi kehidupan
dan penghidupan keluarga bapak/ibu khususnya dan masyarakat setempat pada umumnya. Keberadaan
kawasan tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi dari aktivitas pemanfaatan sumberdaya yang
ada di kawasan tersebut dan manfaat ekologis dari keberadaan kawasan tersebut yang terkait dengan
manfaat tidak langsung yang dapat diperoleh. Dengan segenap manfaat ekonomi-ekologi yang dapat
dirasakan dari keberadaan kawasan tersebut, maka apakah keberadaan kawasan tersebut perlu
dipertahankan ?
a. Sangat perlu
b. Cukup perlu
c. Sama saja
d. Kurang perlu
e. Sangat tidak perlu
A. Karakteristik Responden
Nama : ……………………
Jenis Kelamin : ……………………
Umur : ……………………
Pendidikan Terakhir : 1. Tidak sekolah
2. SD tidak tamat (kelas ? .........)
3. SD tamat
4. SLTP tidak tamat (kelas ? .........)
5. SLTP tamat
6. SLTA tidak tamat (kelas ? .........)
7. SLTA tamat
8. Diploma (1 / 2 / 3 / 4)
9. Perguruan tinggi tidak tamat (tngkat ? ..........)
10. Perguruan tinggi tamat (S1 / S2 / S3)
11. Profesor
Jumlah anggota keluarga : ……………………
Pekerjaan utama : ……………………
Pengalaman kerja : ……………………
Pekerjaan sambilan : ……………………
Lama tinggal : ……………………
Pendapatan keluarga : ……………………
B.1. Apakah keberadaan kawasan ini memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat di
sekitarnya?
a. Sangat bermanfaat
b. Cukup bermanfaat
c. Biasa saja
d. Kurang bermanfaat
e. Tidak bermanfaat
B.2. Seberapa pentingkah manfaat tersebut bagi keluarga dan masyarakat di sekitar kawasan?
a. Sangat penting
b. Cukup penting
c. Biasa saja
d. Kurang penting
e. Tidak penting
B.3. Setujukah bapak/ibu bilamana kawasan ini kemudian dikonversi menjadi peruntukan lain ?
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Biasa saja
d. Kurang setuju
e. Tidak setuju
B.5. Dalam 5 tahun terakhir, bagaimana pemanfaatan hutan produksi di wilayah Bapak?
a. Bertambahluasberlipat
b. Bertambah luas tapi tidak banyak
c. Sama saja sejak dulu
d. Luasnya menyusut tapi tidak banyak
e. Menyusut berlipat
B.6. Dalam 5 tahun terakhir, bagaimana dengan jumlah jenis usaha yang ada di hutan produksi
tersebut?
a. □ Jenisnya semakin banyak
b. □ Sama saja sejak dulu
c. □ Jenisnya semakin berkurang
B.7. Dalam 5 tahun terakhir, bagaimana dengan produktivitas hasil hutan produksi yang bapak lihat
dan rasakan?
B.8. Menurut bapak, bagaimana kondisi lahan hutan produksi di wilayah bapak?
a. Masih relatif baik
b. Sudah mulai rusak dan habis
c. Sama saja dari dulu
B.9. Kalau menurut bapak rusak dan habis, kira-kira apa penyebabnya?
a. Kegiatan manusia, misalnya : ____________________
b. Alamiah
c. Tidak tahu
B.10. Seberapa besar bapak/ibu bersedia menyisihkan pendapatan keluarga untuk mempertahankan
setiap hektar keberadaan kawasan ini per tahunnya ?
a. antara Rp.1 – Rp.25 ribu
b. antara Rp.25 ribu – Rp.50 ribu
c. antara Rp.50 ribu – Rp.100 ribu
d. antara Rp.100 ribu – Rp.250 ribu
e. antara Rp.250 ribu – Rp.500 ribu
f. antara Rp.500 ribu – Rp.1 juta
g. antara Rp.1 juta – Rp.5 juta
h. antara Rp.5 juta – Rp.10 juta
i. lebih dari Rp.10 juta (sebutkan besarannya Rp. .........................?)
B.11. Jumlah Populasi masyarakat yang memperoleh manfaat dari fungsi dari kawasan obyek penilaian
(data sekunder)