IMPLAN GIGI
Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang
sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan
gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau tulang
rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan
maupun jembatan.(9,14)
Keuntungan implan gigi adalah restorasi tersebut sangat menyerupai gigi asli
karena tertanam di dalam jaringan sehingga dapat mendukung dalam hal estetik,
tubuh, cukup kuat dan dapat berfungsi bersama-sama dengan restorasi protesa di
atasnya. Menurut Boskar (1986) dan Reuther (1993), syarat implan gigi adalah
1. Biokompatibel
3. Pasien yang kehilangan semua atau sebagian gigi geliginya, akan tetapi
mulut yang kurang sehingga stabilitas gigi tiruan sulit tercapai atau
4. Pasien yang menolak gigi aslinya diasah untuk pembuatan gigi tiruan.
1. Pada pasien dengan keadaan patologi pada jaringan lunak dan keras.
1. Logam
Stainless Steel merupakan kontra indikasi bagi pasien yang alergi terhadap nikel,
pemakaiannya juga dapat menyebabkan arus listrik galvanik jika berkontak dengan
logam campuran atau logam murni. Vitallium paling sering digunakan untuk
campuran titanium yang tahan terhadap korosi. Implan yang dibuat dari logam
dengan lapisan pada permukaan adalah implan yang menggunakan titanium yang
telah diselubungi dengan lapisan tipis keramik kalsium fosfat pada bagian
strukturnya.
2. Keramik
implan, contoh dari bahan ini adalah hidroksiapatit dan bioglass. Bio-inert adalah
bahan yang bertolenrasi baik dengan tulang tetapi tidak terjadi formasi tulang.
dibersihkan pada bagian yang terkontaminasi dan pada partikel porusnya karena
Menurut lokasi tempat implan ditanam, maka implan gigi terdiri dari :
a) Implan subperiosteal(8,9,17,18)
Implan ini lebih lama dibanding jenis implan yang lain dan pertama sekali
diperkenalkan oleh Muller dan Dahl pada tahun 1948.(17) Implan ini tidak ditanam ke
Terutama digunakan pada kondisi rahang yang mengalami atrofi yang hebat, apabila
pasien telah mengalami kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa atau pada
kasus dimana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada daerah mentalis.(18) Implan
ini memerlukan teknik insersi dua tahap. (17) Penggunaan implan subperiosteal pada
rahang atas telah dibatasi karena dilaporkan bahwa keberhasilannya dalam lima tahun
tidak mencapai 75%. Implan ini juga tidak dianjurkan untuk ditempatkan pada tempat
b) Implan endosteal
periosteum, sebagian tertanam dan terkait dalam tulang. Implan ini mempunyai tiga
desain dasar yaitu blade, cylinder dan screw.(8,17) Dalam implan endosteal diharapkan
bahwa tingkat keberhasilannya dapat melebihi 15 tahun apabila teknik bedah dan
perawatan pasca bedah dilakukan dengan baik.(18) Ditinjau dari teknik bedahnya,
implan endosteal terdiri dari teknik insersi satu tahap dan insersi dua tahap. (17,18) Pada
teknik satu tahap, pembedahan hanya dilakukan sekali sehingga tonggak abutment
operasi dilakukan dua kali yaitu operasi pertama untuk meletakkan implan pada
pemasangan abutment.
digunakan pada rahang bawah. Implan jenis ini jarang dipakai dan dilaporkan
Pada tahun 1989, Misch melaporkan bahwa terdapat lima pilihan perawatan
berdasarkan prostetik pada implan. Dari kelima pemilihan perawatan tersebut tiga
yang pertama merupakan protesa cekat (FP), dimana ia boleh disekrupkan atau
kekuatannya.(8)
FP-1 : Protesa cekat, hanya mahkota gigi yang diganti; tampak seperti
gigi asli
FP-2 : Protesa cekat; mahkota dan sebagaian dari akarnya tampak normal
digunakan adalah gigi palsu dan gingiva akrilik, tetapi boleh dibuat dari
implan.
perawatan, termasuk resiko operasi, potensi kegagalan dan desain protesa pada
implan gigi, dan melalui pemeriksaan secara menyeluruh kondisi medis pasien
diabetes melitus harus berada dalam keadaan terkawal dan pasien harus memahami
bahwa tahap keberhasilan pada pasien diabetes melitus mempunyai persentase sedikit
merupakan satu lagi kondisi yang bisa mempengaruhi pada pemasangan implan.
Kualitas tulang pada daerah implan harus dievaluasi secara teliti pada pasien ini.
yang bisa mempengaruhi mekanisme penyembuhan tubuh juga harus diteliti terlebih
dahulu. Infeksi HIV, leukemia, sindroma Sjogren’s dan penyakit autoimun lain yang
yang mempunyai dua atau lebih kondisi sistemik ini memiliki resiko kegagalan yang
lebih tinggi. Adalah sangat penting untuk meninjau kondisi medis pasien secara hati-
kualitas dan kuantitas tulang serta bentuk alveolar ridge pada daerah implan.(8)
Pemeriksaan radiografi dan klinis juga merupakan sesuatu yang penting dalam
melakukan penilaian dan untuk menemukan daerah implan dengan dukungan tulang
ekstraksi.(24)
kriteria untuk dapat dilakukan perawatan implan, persetujuan tindakan medis harus
diperoleh dari pasien sebelum perawatan dimulai. Suatu persetujuan tindakan medis
3. Prosedur anastesi
mencapai fungsi dan estetik wajah dan gigi, maka perhatian yang khusus harus