Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM III

SITOHISTOTEKNOLOGI

I. Nama Praktikan : NURUL INSANI


II. NIM Praktikan : PO714203201047
III. Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 30 Januari 2023
IV. Judul Praktikum : Pewarnaan Giemsa
V. Dosen Pembimbing : 1. Hj. Syahida Djasang, SKM.,M.M.Kes
2. Alfin Resya Virgiawan, SST., M.Si
3. Herdiana, S.ST., M.Kes

VI. Tujuan Praktikum


Agar mengetahui bagaimana proses pewarnaan giemsa yang
mewarnai sel-sel jaringan yang telah dibuat preparat.

VII. Prinsip kerja


Prinsip pewarnaan giemsa adalah pulasan yang terdiri dari eosin,
metilin azur dan metilen blue yang berguna untuk mewarnai sel melalui
fiksasi dengan alkohol.

VIII. Landasan Teori


Sitologi merupakan salah satu bidang yang berkaitan dengan ilmu
yang mempelajari tentang morfologi sel-sel secara individual atau sel yang
berasal dari fragmen jaringan yang diamati secara mikroskopis. Sedangkan
sitopatologi merupakan cabang sitologi yang khusus mempelajari tentang
kelainan morfologi akibat jejas atau faktor lainnya. Benar atau tidaknya
suatu diagnosis tergantung dari kualitas hasil sediaan sitologik yang
dihasilkan. Sedangkan untuk menghasilkan sediaan sitologik yang baik
maka kualitas persiapan materi untuk dijadikan sediaan wajib diketahui
dengan benar (Black, 2012).
Pewarnaan Giemsa merupakan salah satu teknik pewarnaan untuk
pemeriksaan sitologi. Prinsip pewarnaan Giemsa adalah presipitasi hitam
yang terbentuk dari penambahan larutan methylene blue dan eosin yang
dilarutkan di dalam metanol, Eosin dan methylene blue dapat
menimbulkan efek yang negatif bagi tubuh apabila digunakan terus
menerus mdapat mengakibatkan iritasi saluran pencernaan jika tertelan,
menimbulkan sianosis jika terhirup, dan menimbulkan iritasi pada kulit
jika terpapar secara langsung (Hamdaoui dan Chiha, 2006).
Pewarnaan giemsa (Giemsa stain) adalah teknik pewarnaan untuk
pemeriksaan mikroskopis yang namanya diambil dari seorang peneliti
malaria Gustav Giemsa. Giemsa adalah zat warna yang terdiri dari eosin
dan methil azur, yang memberi warna merah muda pada sitoplasma dan
methylene blue pada inti lekosit (Depkes, 2006). Komposisi reagent eosin
2% bersifat asam dan berwarna merah jingga. Oleh karena itu dibutuhkan
pewarna alami yang memiliki kandungan sama dengan eosin yang murah
dan mudah didapatkan. Thorper dan Whiteley (1921) mengemukakan
bahwa kandungan utama gambir (Uncariagambir) adalah asam katechu
tannat(20-50%), katechin (7-33%), danpyrocatechol (20-30%),
sedangkanyang lainnya dalam jumlah terbatas.Kandungan kimia gambir
(Uncariagambir) yang paling banyakdimanfaatkan adalah katechin
dantannin (Bachtiar, 1991).

IX. Alat dan Bahan


Alat
 Objek glass
 Pipet tetes

Bahan

 Sampel cairan pleura


 Pewarna giemsa
 metanol
 Xylol

X. Cara kerja
1. Membuat sediaan apus dengan sampel cairan pleura
2. Sediaan apus setelah benar benar kering fiksasi dengan methanol
selama 5 menit,
3. Masukkan kedalam larutan pewarna giemsa yang telah di encerkan
selama 30 menit, angkat lalu cuci dengan air mengalir, lalu
keringkan di udara terbuka
4. Masukkan ke xylol selama 15 menit, lalu angkat kemudian
dikeringkan.
5. Amati preparate
XI. Hasil Pengamatan

XII. Pembahasan
Pewarnaan Giemsa merupakan salah satu teknik pewarnaan untuk
pemeriksaan sitologi. Prinsip pewarnaan Giemsa adalah presipitasi hitam
yang terbentuk dari penambahan larutan methylene blue dan eosin yang
dilarutkan di dalam metanol, Eosin dan methylene blue. Pada praktikum
ini dilakukan pewarnaan giemsa dengan menggunakan methanol. Metanol
absolut ini merupakan larutan fiksasi yang digunakan untuk sediaan
berbasis cairan. Penggunaan larutan ini sebenarnya baik karena
menghasilkan sediaan yang tidak begitu menyusut jika dibandingkan
dengan alkohol 95-96%.
Selanjutnya sediaan apus direndam di larutan pewarnaan giemsa,
Terdapat 3 teknik pengenceran Giemsa yaitu 1 bagian Giemsa : 4 bagian
buffer dengan waktu pengecatan 10-15 menit, 1 bagian Giemsa : 9 bagian
buffer dengan waktu pengecatan 20-25 menit, 1 bagian Giemsa : 19 bagian
buffer dengan waktu pengecatan 30 menit. Pada praktikum ini
menggunakan pengenceran 1:19 untuk pemeriksaan sitogenetik dan
histopatologi parasit memperlihatkan morfologi sel seperti nukleus dan
sitoplasma.
Preparat di rendam pada larutan xylol selama 15 menit. Xylol,
Merupakan larutan penjernih yang memiliki karakteristik berwarna jernih
dan memiliki bau yang menyengat. Tujuan dari perendaman dalam xylol
ini agar sel dan jaringan yang akan diamati terlihat jernih dan transparan.
Fungsi utama dari xilol adalah sebagai penjernih dan medium pelarut
entelan, kemudian preparat dikeringakan di udara terbuka.

XIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pewarnaan giemsa berfugsi untuk pemeriksaan sitogenetik dan
histopatologi parasit memperlihatkan morfologi sel seperti nukleus dan
sitoplasma secara jelas.

XIV. Daftar Pustaka


Bachtiar, 1991. Kandungan kimia gambir yang paling banyak
dimanfaatkan adalah katechin dan tannin. Laporan Pengkajian
Roadmap Gambir 2005.
Black, Joyce M. (2012). Keperawatan medical bedah :Manajemen klinis
untuk hasil yang diharapka. Edisi 8 buku 2 . Singapore : Saunders
Elsivier
Depkes, 2006. Stok Giemsa tidak boleh tercemar air. Linda Faudziah,
Universitas Muhammadiyah Semarang, 2018.
Hamdaoui, O., dan Chiha, M. 2006. Removal of Methylene Blue from
Aqueous. Solutions by Wheat Bran. Acta Chim. Slov. 54: 407-418.
Hayati. 2007.

Anda mungkin juga menyukai