Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL NARASI

TAK SAYANG, BISA KARENA TAK KENAL

Oleh: Trisya Maulida, AMKG


PNS Puskesmas Tenjolaya Kabupaten Bogor

Sudah hampir 3 (tiga) tahun tepatnya dari tahun 2020, saya ternobatkan
menjadi seorang yang mengabdikan diri kepada negara—di masyarakat luas dikenal
PNS—sebagai tenaga kesehatan di salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Bogor. Proses seleski hingga menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
terlewati dengan nuansau-nuansa yang masih hangat, karena 3 (tiga) tahun
tampaknya bukan sebuah ukuran waktu yang lama untuk melupakan peristiwa
berserajah dalam hidup.

Semua mengetahui jika profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil sudah hampir
pasti akan dianggap menjadi wakil dari pemerintah. Masyarakat tentu tidak akan
pernah mentolerir sebuah blunder yang dilakukan oleh seoarng PNS, terlebih di
zaman yang serba tebuka (open source information) semua pasang mata siap
menjadi kamera-kamera tersembunyi yang siaga merekam geliat para PNS. Entah
apa pun peristiwanya, asalkan kesalahan maka siap-siap menjadi berita viral dan isu
nasional. Lalu bagaimana dengan sebuah prestasi yang ditorehkan? Sejauh ini
masyarakat Indonesia masih lebih menyukai konten berita yang demikian.

Istilah ASN dan PNS masih menjadi hal yang abu-abu, ada yang bilang jika
PNS hanya berganti nama menjadi ASN sementara perintilanya tetap masih sama.
Ada pula yang menanggapi jika ASN adalah wajah baru dari PNS dengan segala
perubahan-perubahan besar pada tiap kebijakanya. Lalu apa perbedaan diantara
keduanya?.

Definisi tentang ASN dan PNS telah diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam UU tersebut dijelaskan bawah Aparatur
Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Jadi istilah ASN mencakup semua pegawai pemerintah baik yang statusnya
PNS atau PPPK. Sehingga bisa dikatakan seorang ASN belum tentu PNS, sebab bisa
saja dia adalah PPPK. Sedangkan Semua PNS sudah pasti ASN.

Bila kita kembali lagi kepada beberapa persoalan yang kerap menimpa
beberapa ASN, lemahnya pengawasan kepada para ASN berimbas kepada kinerja
ASN terkesan lebih mundur ketimbang para pekerja yang berkarir di sektor swasta.
Jika diihat dari perbandingan, banyak faktor yang melatarbelakangi kinerja ASN
khususnya di daerah yang jadi penyebab kurang optimalnya pengawasan terhadap
kinerja dan disiplin ASN.

Manajemen ASN masih sangat lemah dan rentan dengan budaya KKN. Pun
juga dengan kedisiplinan ASN, masih sangat banyak yang hanya sekedar datang telat
dan pulang cepat, padahal itu sebuah dasar yang menjadi kunci kinerja seorang
pegawai. Ketika sebuah kedisiplinan tidak menjadi harga mati, maka bagaimana bisa
orang tersebut (ASN) dapat menjadi pegawai yang berkualitas. Dan ini akan terus
berlanjut antara kualitas, etos kerja, dan hasil pekerjaan. Belum lagi masih banyak
ASN yang memanfaatkan jabatanya hanya untuk keuntungan sendiri. Rasanya jika
kita berbicara tentang segudang masalah ASN, maka tidak akan ada habisnya.

Komisi Aparatur Sipil Negara atau KASN yang merupakan lembaga non-
struktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik, harus juga mampu
menjadikan setiap ASN menjadi pegawai yang berkualitas baik disiplin waktu, disiplin
waktu, etos kerja, dan berorientasi pada pelayanan yang prima.

KASN harus menjalankan amanah undang-undang baik dalam informasi,


pengawasan, dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
KASN harus mampu menjadikan ASN di seluruh indonesia menjadi pegawai
pemerintah yang profesional, berintegritas, anti korupsi, dan siap menjaga keutuhan
bangsa. Selain itu KASN juga harus dapat menjamin pelaksanaan undang-undang
tidak akan terciderai, sehingga fungsi terbentuknya sebuah komisi pengawasan dan
manajemen ASN bukan sebuah kesia-siaan.

Ditengah-tengah segala kebutuhan informasi dapat diakses dengan sangat


cepat, KASN harusnya bisa mengambil banyak peran dalam revolusi besar-besaran
untuk mengubah citra ASN di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai