Makalah SDA KLP 2 C1
Makalah SDA KLP 2 C1
KARAGENAN
DISUSUN OLEH :
TEKNIK KIMIA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sumber Daya Alam 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang karagenan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Pak Muh. Ilham
Anggamulia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Apa saja manfaat penggunaan Karagenan?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang karagenan.
2. Mengetahui sifat-sifat dari karagenan.
3. Mengetahui teknologi untuk penanganan karagenan.
4. Mengetahui manfaat penggunaan karagenan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Karagenan
Karagenan merupakan nama yang diberikan untuk polisakarida linier yang
diperoleh dari rumput laut merah dan penting untuk pangan. Dalam bidang industry,
karagenan dapat berfungsi sebagai stabilisator atau pengatur keseimbangan, thickener
(bahan pengental), pembentuk gel dan lain-lain. Dalam industri makanan karagenan
dikategorikan sebagai salah satu bahan tambahan makanan (food additives).
Karagenan hasil ekstraksi dapat diperoleh melalui pengendapan dengan alkohol.
Jenis-jenis alkohol yang biasa digunakan untuk pemurnian hanya terbatas pada
methanol, etanol dan isopropanol.
Karagenan adalah kelas polisakarida galaktan yang terdapat sebagai bahan
matriks antar sel dalam rumput laut merah atau ganggang laut dari kelas Rhodophyta.
Karagenan pada rumput laut memiliki fungsi sebagai struktur hidrofilik dan agar-agar
yang fleksibel untuk mengakomodasi berbagai tekanan arus dan gerakan gelombang
di dalam air. Karena sifatnya yang dapat terbiodegradasi, karagenan banyak
digunakan sebagai pengatur viskositas, zat penstabil, zat pengental dan banyak lagi.
Karagenan adalah polimer yang larut dalam air dari rantai linear sebagian
galaktan sulfat yang memiliki potensi tinggi sebagai pembentuk edible film.
Karagenan merupakan hidrokoloid yang potensial untuk dibuat edible film, karena
sifatnya dapat membentuk gel, stabil, yang kaku dan elastis, dapat dimakan dan dapat
diperbaharui. Hidrokoloid memiliki kelebihan antara lain kemampuan yang baik
melindungi produk terhadap oksigen, karbondioksida dan lipid serta sifat mekanis
yang diperlukan.
Selain itu karagenan merupakan kelompok polisakarida non kalori yang sangat
sering disebut sebagai dietary fibre (serat makanan) yang sangat baik untuk
pencernaan karena kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi. Konsumsi serat
3
dalam jumlah tinggi akan mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus
besar, penyakit kardiovaskuler dan kegemukan.
Karena memiliki sifat pengembang, pembentuk gel dan penstabil yang sangat
baik, karagenan banyak digunakan di dalam pembuatan makanan yang biasanya
digunakan untuk meningkatkan tekstur keju, puding atau makanan penutup. Selain
itu, karagenan juga digunakan dalam pembuatan roti, sosis, dan hamburger rendah
lemak sebagai pengikat dan stabilisator.
Karagenan juga digunakan dalam preparasi pasta gigi, busa pemadam
kebakaran, sampo gel dan krim kosmetik. Karegenan terutama digunakan sebagai
agen pengemulsi, basis gel, agen pensuspensi, dan sebagai agen peningkat viskositas
pada formulasi farmasetik seperti suspensi, emulsi, gel, cream, lotion, tetes mata,
suppositoria, tablet dan kapsul (Prihastuti, 2019).
4
daya kekuatan gel namun dapat mengurangi loss akibat pengolahan dengan
menggunakan basa..Hal ini akan membuat keteraturan rantai yang lebih baik.
2.2.2. Karagenan Iota
Karagenan tipe iota mengandung gugus 4-sulfate ester dalam semua
gugus D-galaktose dan gugus 2-sulfate ester dalam 3,6 anhydro-D-galaktose.
Ketidakberaturan gugus 6-sulfate ester menggantikan gugus ester 4-sulfate
dalam D-galaktose. Gugus ini dapat digantikan dengan pengolahan dalam
kondisi basa untuk meningkatkan kekuatan gel.
2.2.3. Karagenan Lambda
Karagenan tipe lambda mengandung residu disulfated-D-galaktose yang
tidak mengandung gugus ester 4-sulfate namun sejumlah gugus ester 2-sulfate.
Komposisi Jumlah
5
Mineral Fe (ppm) 0,11
6
2.4. Teknologi Pengolahan Karagenan
Pada dasarnya, pemungutan karaginan dari rumput laut membutuhkan
beberapa tahap, yaitu pencucian, ekstraksi, penyaringan, presipitasi, kemudian
pengeringan karaginan. Dari beberapa sumber ada juga yang menyebutkan bahwa
proses produksi karaginan pada dasarnya terdiri atas proses penyiapan bahan
baku, ekstraksi karaginan dengan menggunakan bahan pengekstrak, pemurnian,
pengeringan dan penepungan. Penyiapan bahan baku meliputi proses pencucian
rumput laut untuk menghilangkan pasir, garam mineral, dan benda asing yang
masih melekat pada rumput laut. Ekstraksi karaginan dilakukan dengan
menggunakan air panas atau larutan alkali panas. Pemisahan karaginan dari bahan
pengekstrak dapat dilakukan dengan cara penyaringan dan presipitasi.
Penyaringan ekstrak karaginan umumnya masih menggunakan penyaringan
konvensional yaitu kain saring dan filter press, dalam keadaan panas yang
dimaksudkan untuk menghindari pembentukan gel). Presipitasi karaginan dapat
dilakukan antara lain dengan metode gel press, KCl freezing, KCl press, atau
presipitasi dengan alcohol. Pengeringan karaginan basah dapat dilakukan dengan
oven atau penjemuran. Pengeringan menggunakan oven dilakukan pada suhu
60oC. Karaginan kering tersebut kemudian ditepungkan, diayak, distandardisasi
dan dicampur, kemudian dikemas dalam wadah yang bertutup rapat.(Wulandari,
2010).
Proses pengolahan Karagenan adalah dengan mengekstraksi Eucheuma
cottonii menjadi karagenan dan pada akhirnya diharapakan dapat dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang sebagian masih di impor dan
dapat memberi nilai tambah pada rumput laut yang merupakan sumber pembuatan
karagenan. Adapun proses pengolah rumput laut menjadi karagenan sebagai
berikut :
7
1. Pengolahan dengan presipitasi menggunakan Alkohol
a. Menimbang 100 gr rumput laut yang akan diekstraksi kemudian
merendam dengan air hangat 400C agar karaginan tersebut dapat mudah
diekstraksi. Setelah itu memotong rumput laut ± 1 cm.
b. Rumput laut yang telah bersih diekstraksi dengan pelarut berupa KOH
0,2 N sebanyak 3000 ml dengan berat rumput laut 100 gram. Menjaga
volume konstan dengan menambahkan aquadest panas setiap saat.
Ekstraksi dilakukan selama 30 menit pada suhu titik didih (80-90) 0C.
Sambil dilakukan pengadukan untuk mempercepat proses ekstraksi.
c. Setelah proses ekstraksi selesai dilakukan proses penyaringan dengan
kain penyaring, dalam keadaan panas sehingga memudahkan
penyaringan.
d. Penggumpalan & Presipitasi KCL Filtrat cara 1 yang di hasilkan dari
hasil penyaringan kemudian di bagi menjadi lima bagian dengan volume
yang sama (600 ml). Presipitasi karaginan dilakukan dengan cara
menuangkan filtrat ke dalam KCL 3,5% (200 ml) sambil diaduk, setelah
itu didiamkan sampai suhu kamar sehingga terbentuk gumpalan pada
permukaannya. Rasio filtrat – KCl = 3 : 1 atau 600ml filtrat : 200ml KCl.
e. Setelah proses presipitasi dilakukan pencucian sekitar 6X pencucian
hingga pH = ± 7 kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan
saringan dan kain katun.
f. Kemudian dikeringkan di dalam oven dengan suhu 60°C sampai kering
menjadi karaginan lembaran, kemudian di timbang.
g. Kemudian dilakukan penimbangan hingga berat konstan.
h. Analisa Kuatitas Meliputi rendemen, gel strenght, gelling temperatur,
melting temperatur dan viskositas relative
8
2. Pembuatan karaginan dengan metode Freeze-thaw process
a. Menimbang 100 gr rumput laut yang akan diekstraksi kemudian
merendam dengan air agar karaginan tersebut dapat mudah diekstraksi.
Setelah itu memotong rumput laut ± 1 cm.
b. Rumput laut yang telah bersih diekstraksi dengan pelarut berupa KOH
0,2 N sebanyak 3000 ml dengan berat rumput laut 100 gram. Menjaga
volume konstan dengan menambahkan aquadest panas setiap saat.
Ekstraksi dilakukan selama 30 menit pada suhu titik didih (80-90) 0C.
Sambil dilakukan pengadukan untuk mempercepat proses ekstraksi.
c. Setelah proses ekstraksi selesai dilakukan proses penyaringan dengan
kain penyaring, dalam keadaan panas sehingga memudahkan
penyaringan
d. Didiamkan beberapa menit sampai dingin (suhu kamar) dan dilanjutkan
pendinginan.
e. Pembekuan 0 C selama semalam dalam freezer lemari es.
f. Thawing (pencairan kembali) Untuk memisahkan antara cairan dengan
karaginan basah.
g. Dilakukan pencucian sekitar 3Xpencucian hingga pH = ± 7
h. kemudian dikeringkan di dalam driying sampai kering menjadi keraginan
lembaran, kemudian di timbang.
i. Dilakukan penimbangan hingga berat konstan
j. Analisa Kuatitas Meliputi rendemen, gel strenght, gelling temperatur,
melting temperatur dan viskositas relatif (Wulandari, 2010).
2.5.Aplikasi Karagenan di Bidang Farmasetik
1. Sebagai Matriks Tablet Oral
2. Sebagai Ekstruksi dalam Pembuatan Pelet
3. Sebagai Agen Pembentuk Gel atau Peningkat Viskositas
4. sebagai Peningkat Permeabilitas
5. Sistem Penghantaran Obat Berbasis Karagenan
9
2.6. Manfaat Karagenan
Karagenan mengandung aneka nutrisi natrium, magnesium, dan kalsium
adapun manfaat karagenan bagi kehidupan sehari-hari sebagai berikut:
1. Manfaat bagi produk makanan
2. Manfaat bagi produk minuman.
3. Menambah cita rasa pada es krim
4. Pengharum ruangan.
5. Produk pasta gigi
2.7.Nilai Ekonomi dan Nilai Sosial Karagenan
Rumput laut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi diperairan Indonesia dan
mempunyai potensi untuk dikembangkan. Rumput laut diproses menghasilkan
suatu produk yang disebut karagenan. Beberapa industri yang memanfaatkan
karagenan sebagai bahan baku ataupun bahan tambahan pada olahannya yaitu
industri makanan, farmasi, kosmetik. Pengolahan rumput laut menjadi karagenan
akan meningkatkan nilai ekonomi produk. Jika dijual dalam bentuk rumput laut
kering harganya sekitar Rp. 8.500/kg, sedangkan jika diolah menjadi karagenan
semi murni nilai jual menjadi Rp. 80.000/kg. Nilai ekonominya akan naik dua
kali lipat menjadi Rp 160 ribu jika diproses menjadi karagenan
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Karagenan adalah kelas polisakarida galaktan yang terdapat sebagai bahan
matriks antar sel dalam rumput laut merah atau ganggang laut dari kelas
Rhodophyta. Karagenan pada rumput laut memiliki fungsi sebagai struktur
hidrofilik dan agar-agar yang fleksibel untuk mengakomodasi berbagai tekanan
arus dan gerakan gelombang di dalam air. Karena sifatnya yang dapat
terbiodegradasi, karagenan banyak digunakan sebagai pengatur viskositas, zat
penstabil dan zat pengental.
3.2. Saran
Diharapkan pada para pembaca memberi saran, serta cermat, dan bijak dalam
mengambil kesimpulan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, A., Sumarni, N. K., & Ridhay, A. (2019). EKSTRAKSI DAN
KARAKTERISASI KARAGENAN KASAR RUMPUT LAUT Eucheuma
cottoni. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(2), 146–154.
https://doi.org/10.22487/kovalen.2019.v5.i2.11598
Prihastuti. (2019). Karagenan dan Aplikasinya di Bidang Farmasetika.
Farmasetika.Com (Online), 4(5), 146–154.
https://doi.org/10.24198/farmasetika.v4i5.23066
Saputra, S. A., Yulian, M., & Nisah, K. (2021). Karakteristik Dan Kualitas Mutu
Karaginan Rumput Laut Di Indonesia. Lantanida Journal, 9(1).
https://doi.org/10.22373/lj.v9i1.9189
Wulandari, R. (2010). Pembuatan karaginan dari rumput laut Eucheuma cottoni
dengan dua metode. Laporan Tugas Akhir, 1–28.
12