Anda di halaman 1dari 20

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

PROMOSI KULINER KHAS PALEMBANG


“TELOK UKAN”

Disusun Oleh :
Tasya Bella Ananda (NPM. 2019620036)
Desi Fitria (NPM. 2020620035)
Dosen Pengampu :
Yosef Yulius, S.Sn., M.Sn

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS ILMU PEMERINTAHAN DAN BUDAYA
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kuliner Palembang sendiri sudah terkenal dengan makanan khasnya yaitu


pempek. Makanan yang berbahan dasar ikan yang sangat digemari tidak hanya di
Palembang saja namun di seluruh Indonesia. Namun selain pempek kota Palembang
memiliki makanan tradisional yang khas lainnya seperti telok ukan. Menurut
sejarahwan Palembang budaya telok ukan sendiri berawal dari tradisi gadis yang akan
menikah pada zaman dahulu, dimana pada masa pingitan para gadis tersebut akan
belajar berbagai masakan termasuk memasak telok ukan.

Telok ukan merupakan salah satu makanan khas tradisonal di Palembang. Telok
ukan adalah makanan olahan telur yang memiliki rasa gurih karena mengandung
santan. Telur yang dipakai untuk membuat telok ukan disini pada umumnya adalah
telur bebek yang kemudian bagian atasnya dilubangi sedikit untuk diambil isinya dan
diolah dengan dicampur santan dan rempah lalu direbus. Tampilan telok ukan
terbilang unik karena saat sudah jadi telok ukan tidak seperti telur pada umumnya.
Telok ukan biasanya dijual saat acara-acara besar seperti saat perayaan HUT RI yaitu
17 Agustus dan pernikahan adat Palembang.

Pada zaman sekarang makanan telok ukan sudah mulai dilupakan. Banyak
generasi muda yang tidak tidak mengetahui makanan ini padahal makanan ini berada
atau berasal dari kotanya. Bukan hanya generasi muda saja terkadang beberapa orang
tua mereka juga masuh banyak yang belum mengenal makanan telok ukan tersebut.
Generasi muda sekarang umumnya lebih mudah menerima unsur-unsur dari
luar.Seperti terlihat dalam hal kuliner dizaman sekarang, generasi muda memiliki
kecenderungan untuk memilih makanan asing daripada makanan asli Indonesia. Hal
itu dipengaruhi oleh faktor prestige. Oleh karena itu, sangatlah penting dalam
menarik minat generasi muda terhadap makanan tradisional Indonesia, sebab
makanan tradisonal merupakan baguan dari budaya yang harus terus dijaga dan
diperhatikan. Selain itu makanan tradisional juga lebih sehat dibandingkan dengan
makanan kekinian karena bahan yang digunakan adalah bahan-bahan alami yang
tidak mengandung pewarna dan pengawet.

Penjual telok ukan di Palembang saat ini sudah mulai jarang bisa kita temukan,
karena minat masyarakat yang semakin lama semakin berkurang dengan begitu
penjualnya juga semakin sedikit. Sebelumnya penjual telok ukan masih bisa kita
temukan dipasar atau dipinggir jalan walaupun tidak banyak tetapi saat ini telok ukan
hanya ada saat 17 Agustus saja, jadi jika kita ingin pada hari biasa kita bisa
melakukan pre-order pada orang yang menjualnya. Hal ini tentunya sangat
berdampak pada perkembangan dari kuliner tersebut, karena semakin lama akan
semakin dilupakan.

Oleh karena itu agar dapat menghidupkan kembali nilai sejarah dan mengingatkan
kembali maupun memberitahu generasi muda mengenai makanan telok ukan sangat
diperlukannya perancangan media komunikasi visual untuk keperluan promosi
makanan telok ukan. Dengan melakukan perancangan tersebut diharapkan dapat
membantu makanan telok ukan agar lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi
referensi makanan untuk dikonsumsi sebagai wujud penghargaan kepada nenek
moyang serta sejarah yang sudah membuat makanan tersebut.

Untuk menghidupkan kembali nilai sejarah dan mengingatkan kembali


masyarakat Palembang mengenai makanan telok ukan promosi yang di lakukan
sangat penting untuk dilakukan. Sejauh ini usaha untuk mempromosikan kuliner telok
ukan dapat dikatakan masih kurang atau bahkan belum pernah dilakukan, karena itu
banyak orang yang tidak mengetahui makanan tersebut. Hal ini sangat disayangkan
karena makanan tersebut seharusnya berpotensi menjadi daya tarik untuk menarik
wisatawan untuk datang ke kota Palembang. Selain kurangnya promosi yang
menjadikan telok ukan kurang dikenal adalah medianya yang belum tepat dan tidak
menarik. Di tengah persaingan cukup ketat saat ini, yang paling efektif untuk promosi
kuliner Telok Ukan agar dapat bersaing dengan kuliner lainnya adalah dengan
memilih media yang tepat sebagai pengembangan promosi. Dilihat dari segi media
promosinya tentu Telok Ukan membutuhkan media promosi yang ruang lingkup
bersifat luas sehingga menjangkau target sasaran yang luas. Dan tidak kalah penting
dari media promosi yang akan dibuat yaitu menggunakan konsep media yang kreatif
dan inovatif yang tentunya dengan pendekatan tradisi lokal sebagai daya tarik
masyarakat Palembang khususnya wisatawan lokal maupun mancanegara.

B. Rumusan Masalah
Dari penemuan masalah yang sudah dijelaskan dapat didapatkan suatu
rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang saya gunakan, yaitu:
1. Bagaimana merancang media komunikasi visual untuk promosi kuliner Telok
Ukan yang dapat menarik minat masyarakat luas?
2. Bagaimana merancang media komunikasi visual yang mampu mencitrakan
Telok Ukan sebagai kuliner khas Palembang?

C. Tujuan dan Manfaat Perancangan


1. Tujuan
Ada beberapa tujuan dari perancangan media komunikasi visual promosi
kuliner khas Palembang Telok Ukan, yaitu:
1. Untuk membuat Telok Ukan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
2. Untuk membuat suatu ciri khas bagi Telok Ukan agar mudah diingat oleh
masyarakat luas.
3. Untuk merancang media promosi yang optimal sebagai penunjang
promosi Telok Ukan sehingga menarik perhatian masyarakat.
2. Manfaat
Ada beberapa tujuan dari perancangan media komunikasi visual promosi
kuliner khas Palembang Telok Ukan, yaitu:
a. Manfaat bagi masyarakat Palembang
1. Masyarakat Palembang akan lebih mengenal kuliner Telok Ukan.
2. Masyarakat Palembang akan lebih tertarik terhadap kuliner Telok
Ukan.
b. Manfaat bagi masyarakat Indonesia
1. Masyarakat Indonesia akan mengenal kuliner olahan telur yang baru
seperti telok ukan.
3. Masyarakat indonesia akan lebih mengenal Palembang melalui kuliner
Telok Ukan.
c. Manfaat bagi Pemerintah Palembang
1. Pemerintah Palembang akan lebih perduli terhadap budaya yang mulai
terlupakan seperti telok ukan.
2. Pemerintah Palembang akan lebih memperhatikan promosi mengenai
budaya-budaya yang seharusnya dapat diangkat menjadi daya tarik
dari Kota Palembang.
d. Manfaat bagi ilmu DKV
1. Sebagai media pembelajaran dalam membuat perancangan media
komunikasi visual promosi kuliner.
2. Menjadi sebuah desain yang mudah ditinjau berdasarkan ilmu DKV.
e. Manfaat bagi perancang
1. Perancang mendapat pengalaman bagaimana proses perancangan
media komunikasi visual promosi kuliner yang benar.
2. Perancang dapat memahami kelebihan dan kekurangan didalam
membuat media komunikasi visual promosi kuliner dari sebuah proses
perancangan logo
D. Kajian Ide Perancangan
1. Tinjauan Karya Terdahulu

Promosi Melalui Facebook & Instagram

Pada promosi kuliner telok ukan yang perancang angkat saat ini,
perancang belum menemukan media promosi dalam bentuk visual yang
pernah dilakukan sebeleumnya. Promosi telok ukan sendiri hanya melalui
bentuk verbal yaitu dari mulut ke mulut. Pada era digital saat ini biasanya
telok ukan juga dipromosikan melalui media sosial seperti facebook dan
instagram. Cara promosinya hanya berupa dalam bentuk tulisan yang
menyatakan bahwa mereka menjual telok ukan tanpa ada media visualnya,
sehingga tidak terlalu menarik minat konsumen untuk membeli makanan
tersebut.
2. Tinjauan Karya Sejenis

Logo

Brosur X-Banner
Baju Box

Kardus Makan
Tas Plastik

Pada proses perancangan media komunikasi visual kuliner telok ukan ini
tinjauan karya sejenis yang perancang ambil adalah desain media dari makanan khas
Yogyakarta yaitu Gudeg Wijilan Bu Nur. Pada logo kuliner tersebut terdapat visual
gudeg kendhil yang diberi motif batik khas Yogyakarta yaitu Parang Barong yang
membentuk kendhil. Dari logo tesebut bentuk atau ide visualnya mengangkat suatu
kekhasan yang berasal dari tempat makanan tersebut berasal. Dengan tujuan orang
yang belum mengetahui makanan tersebut dapat langsung mengetahui asal daerah
makanan tersebut melalui visual yang ditampilkan.

Seperti desain yang ada diatas, selain logo beberapa media yang dimiliki oleh
Gudeg Wijilan Bu Nur juga menerapkan konsep visual yang mengangkat kelokalan
dari daerah Yogyakarta. Pada beberapa media diatas juga menampilkan informasi
mengenai Gudeg Wijilan Bu Nur yang memudahkan konsumen untuk mengetahui
lebih mengenai produk tersebut. Bahkan ada yang menampilkan denah tempat usaha
tersebut berada.

Dari tinjauan desain sejenis diatas perancang juga ingin mengangkat konsep
visual khas dari kota Palembang. Sehingga selain mengenalkan telok ukan pada
perancangan ini juga dapat sekaligus mengenalkan sesuatu yang khas dari Palembang
untuk memudahkan identifikasi dari kuliner tersebut. Dengan konsep tersebut desain
media komunikasi visual untuk promosi telok ukan diharapkan dapat menarik minat
masyarakat luas untuk mengenal kuliner telok ukan.

E. Metode Perancangan
Pada proses perancangan media komunikasi visual promosi kuliner khas
Palembang Telok Ukan menggunakan metode perancangan berdasarkan tahapan-
tahapan Design Thinking :
1. Empathize
Untuk mendapatkan data yang akurat bisa dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi secara langsung. Karena dengan begitu data yang
akan didapatkan lebih lengkap dan akurat. Selain itu untuk mencari data bisa
didapatkan melalui internet, jurnal, buku-buku dan social media. Hal ini lebih
mudah untuk mendapatkan data karena bisa dilakukan dimanapun dan
kapanpun, akan tetapi data yang didapat tidak terlalu lengkap dan juga belum
terpercaya.
2. Define
Pada tahap kedua adalah menganalisa data yang lebih mendalam
menggunakan metode analisis. Pada perancangan ini perancang akan
menggunakan metode analisis 5W+1H (What, Why, Who, When, Where and
How) yang merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat
untuk mengevaluasi suatu peluang dari kuliner tersebut. Selain itu juga
digunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat) agar
dapat membandingkan dengan kuliner lain dan agar dapat menemukan
kekurangan dan kelebihan kuliner tersebut sehingga bisa menjadi pedoman
untuk perancangan ini.
3. Ideate
Tahap ini merupakan tahapan dimana semua data yang diperoleh dari
tahap sebelumnya kemudian diringkas dan dituangkan kedalam kertas (Mind
Mapping) yang kemudian akan dilanjutkan ke sketsa desain media promosi.
Pada tahapan ini juga akan dijelaskan tentang konsep kreatif dan media yang
dijelaskan secara mendetail mulai dari gagasan kreatif, tujan kreatif dan
alternatif media yang akan digunakan nantinya.

4. Prototype
Setelah ide yang telah dibuat dalam bentuk mind mapping kemudian
diaplikasikan ke berbagai media yang dibutuhkan untuk promosi kuliner
Telok Ukan nantinya. Pada tahapan ini menjelaskan metode visusalisasi
desain yang akan digunakan, dengan tahapan-tahapan, sebagai berikut :
1) Layout Gagasan/Ide
2) Layout Kasar
3) Layout Lengkap
4) Layouting Digital

5. Test
Tahap ini merupakan tahap terakhir pada proses perancangan media
komunikasi visual promosi kuliner khas Palembang Telok Ukan. Pada tahap
ini dilakukannya pengujian terhadap media komunikasi visual promosi kuliner
khas Palembang Telok Ukan yang telah selesai dirancang, apakah sudah
menjadi desain yang baik sesuai kaidah-kaidah yang ada. Kemudian melihat
bagaimana respon dari masyarakat ketika melihat desain media promosi
kuliner Telok Ukan yang baru.

F. Landasan Teori Perancangan


Dalam perancangan media komunikasi visual promosi kuliner khas
Palembang Telok Ukan ini menggunakan beberapa teori, sebagai berikut:
1. Teori Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep
komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai
media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain terdiri dari gambar
(ilustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout. Semuanya dilakukan guna
menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target
sasaran yang dituju. Desain komunikasi visual dapat dipahami sebagai salah
satu upaya pemecahan masalah (komunikasi, atau komunikasi visual) untuk
menghasilkan suatu desain yang baru diantara desain yang baru. (Tinarbuko,
1998:66)
Teori desain komunikasi visual ini tentu sangat dibutuhkan dalam
sebuah perancangan media komunikasi visual untuk promosi kuliner agar
dapat membantu perancang membuat konsep komunikasi yang tepat sebagai
promosi untuk mengenalkan kuliner telok ukan kepada masyarakat luas.

2. Teori Promosi
Menurut Suryadi (dalam Muhammad 2006:14) berpendapat bahwa
promosi merupakan salah satu usaha untuk memperkenalkan bisnis kepada
publik. Tanpa promosi publik akan macet total. Semakin banyak media iklan
yang digunakan untuk berpromosi, semakin besar peluang bisnis berkembang.
Pada hakikatnya, promosi merupakan serangkaian kegiatan untuk
mengkomunikasikan, memberi pengetahuan dan meyakinkan tentang suatu
produk kepada banyak orang agar mereka mengakui kehebatan produk
tersebut, membeli dan memakainya.
Teori promosi ini sangat penting dalam perancangan sebuah promosi
kuliner. Dengan teori promosi perancang dapat memilih media-media apa saja
yang tepat sebagai promosi makanan telok ukan yang dapat menarik perhatian
dari target sasaran.

3. Teori Warna
Menurut Kusrianto, dalam buku Pengantar Desain Komunikasi Visual
(2007: 46) mengatakan bahwa warna merupakan pelengkap gambar serta
mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga
merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan
sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood
atau semangat, dan lain-lain.
Dalam perancangan ini teori warna sangat dibutuhkan untuk
membantu perancang memilih warna apa saja yang dapat mewakili atau
menggambarkan karakter dari telok ukan sebagai makanan khas Palembang.
Seperti yang disebutkan teori diatas bahwa warna dapat menyentuh kepekaan
penglihatan sehingga sangat penting dalam menggunakan warna yang tepat.

4. Teori Komunikasi
Menurut Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and
Function of Communication in Society (Effendy, 2005: 10) mengatakan
bahwa cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: who says? What and with channel
to whom with what e-ect? Atau siapa yang mengatakan apa dengan saluran
apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana.
Teori komunikasi akan digunakan dalam perancangan ini untuk
membantu perancang cara mengkomunikasikan media promosi nantinya
dengan baik agar dapat diterima oleh masyarakat luas dengan baik.

5. Teori Estetika
Menurut Louis Kattsof dalam Dharsono (2007: 4), Estetika adalah
cabang filsafat yang berkaitan dengan batasan rakitan (structure) dan peranan
(role) dari keindahan khususnya dalam seni.
Teori estetika digunakan karena sebuah desain sangat penting untuk
menampilkan keindahannya agar mendapatkan kesan yang menarik ketika
dilihat, sehingga nantinya kuliner telok ukan banyak diminati oleh
masyarakat.

6. Teori Semiotika
Semiotika mempelajari tentang bagaimana perkembangan pola pikir
manusia. Semiotika merupakan sebuah bentuk perkembangan yang mendasari
terbentuknya suatu pemahaman yang merujuk pada terbentuknya sebuah
makna. Semiotika menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi
dalam teori komunikasi. Tradisi semiotika terdiri atas sekumpulan teori
tentang bagaimana tanda-tanda mempresentasikan benda, ide, keadaan,
situasi, perasaan dan kondisi itu sendiri. (Littlejohn, 2009:53)
Teori semiotika yang berkaitan dengan simbol atau tanda yang
nantinya pada desain media promosi telok ukan akan digambarkan beberapa
hal yang berkaitan dengan kebudayaan asal daerah makanan tersebut berasal.
Dengan begitu telok ukan dapat dikenal sebagai makanan khas Palembang.

G. Sistematika Perancangan
H. Alur Pemikiran Perancangan
Pada alur pemikiran perancangan digunakan metode Design Thingking.
BAB II
A. Identifikasi Data

Telok Ukan

Telok ukan merupakan salah satu makanan khas tradisonal dari


Palembang. Telok ukan adalah makanan olahan telur yang memiliki rasa asin,
sedikit manis gurih karena mengandung santan. Menurut perancang sendiri
rasanya mengingatkan kita dengan makanan srikaya. Telok ukan sendiri bermula
dari tradisi masyarakat Palembang zaman dahulu ketika seorang gadis yang akan
menikah. Pada saat masa pingitan, gadis tersebut harus belajar berbagai macam
masakan termasuk telok ukan. Dengan cara ini dapat diketahui siap atau tidaknya
seorang gadis untuk dinikahkan. Menurut Ibu Mulya sebagai penjual, telok ukan
sendiri merupakan penyebutan lain dari kata telok bukan (Telur atau bukan) yang
sering dilontarkan oleh pendatang atau orang yang bukan asli Palembang, saat
mereka pertama kali melihat bentuk telok ukan. Tampilan telok ukan memang
terbilang unik karena ketika sudah jadi telok ukan tidak seperti telur pada
umumnya yang disebabkan oleh proses pembuatannya.
Ibu Mulya yang sudah menjual telok ukan sejak tahun 2004 biasanya
menjualnya di pingir jalan Merdeka di depan kantor Walikota Palembang dengan
harga Rp.5000/butir. Karena memang telok ukan dijual musiman saat momen
kemerdekaan Indonesia. Ibu Mulya mulai menjual telok ukan saat mendekati 17
Agustus. Semua penjual telok ukan biasanya ramai saat itu dengan menjual
makanan khas lainnya seperti telok abang dan telok pindang. Namun saat wabah
Covid-19 pada tahun 2020 Ibu Mulya tidak lagi berjualan Telok Ukan. Namun
dirinya mengatakan tahun depan akan mulai berjualan lagi karena wabah virus
Covid-19 sudah mulai mereda. Menurutnya saat ini yang berjualan telok ukan
sudah sulit ditemui jika tidak saat momen kemerdekaan Indonesia.

Telur yang dipakai untuk membuat makanan telok ukan disini pada umumnya
adalah telur bebek, ada juga yang memakai telur ayam tetapi rasanya pasti akan
berbeda dan mengurangi cita rasa telok ukan yang sebenarnya. Telur bebek ini
kemudian bagian atasnya dilubangi sedikit untuk memgeluarkan isinya dan diolah
dengan dicampur santan, rempah dan bumbu lainnya. Setelah direbus isi telur
yang telah dicampur tadi dimasukkan kembali kedalam telur melalui lubang dan
ditutup menggunakan kayu gabus, kemudian direbus sekitar 15 - 30 menit dengan
api kecil.
Telok ukan memang kebanyakan biasanya dijual saat acara-acara besar
seperti saat perayaan HUT RI yaitu 17 Agustus dan pernikahan adat Palembang.
Namun jika ada yang inginmemakannya pada hari biasa, kita dapat
menemukannya di kawasan Pasar 10Ulu, dekat kelenteng Chandra Nadi. Menurut
Bapak Aji yang sudah menjual telok ukan di Pasar 10 Ulu selama 17 tahun, telok
ukan sudah jarang diminati apalagi oleh generasi muda. Bapak Aji berjualan telok
ukan setiap hari yang biasanya mulai berjualan saat sore hari, pukul 15.00-21.00
WIB. Ia menjualnya dengan harga Rp. 5000/butir. Kebanyakan pelanggan yang
membeli telok ukan adalah ibu-ibu. Saran dari Bapak Aji telok ukan cocok
dinikmati dengan ketan sepit. Dengan memakannya bersama ketan sepit , bau
amis samar yang ada akan hilang.

Narasumber selanjutnya yaitu Kade Wahyu Saputri yang telah berjualan


telok ukan selama 10 tahun. Ia mengetahui cara membuat telok ukan karena
diajarkan oleh ibunya sendiri, karena ibunya ingin menjaga makanan khas
Palembang tersebut jangan sampai makanan tersebut punah atau dilupakan. Untuk
cara pembuatan yang diberikan oleh Ibu Kade Wahyu Saputri kurang lebih
dengan yang telah dijelaskan oleh Ibu Mulya sebelumnya. Tetapi menurut Ibu
kade Wahyu Saputri menambahkan bahwa makanan telok ukan sangat cocok
disantap langsung dengan nasi ketan.

Ibu Kade Wahyu Saputri juga menjual telok ukan saat momen Kemerdekaan
di jalan Merdeka di depan kantor Walikota Palembang, selain itu ia juga menjual
telok ukan dengan menggunakan cara sistem Pre Order, pada hari-hari biasa jika
tidak saat 17 Agustus. Untuk sistem pre-order ia menetapkan minimal pemesanan
yaitu memesan minimal 25 butir. Selain itu ia juga menjualnya saat bulan
Ramadhan. Berbeda dengan Ibu Mulya harga telok ukan yang dijual oleh ibu
Kade Wahyu Saputri adalah Rp. 7000/butir.

B. Analisis Data
Pada tahap ini perancang menggunakan metode analisis data 5w+2H (What,
Where, Who, When, Why, How and How Much) dan juga metode SWOT
(Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat).
1. What:
2. Where :
3. When :
4. Who :
5. Why :
6. How :
7. How Much :

C. Sintesis

Anda mungkin juga menyukai