Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR MSDM

STUDI KASUS MSDM

PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Di Susun

Oleh :

Nova Angraini (2018.050.017) MJ7S (MSDM)

Renna Octaviani Dwi Putri (2017.050.002) Manajemen Pemasaran

Dosen Pengasuh:

Dr. Drs.H. Muhammad Helmi,.MS

Destia Aktarina, S.E,. M. Si

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

MULIA DARMA PRATAMA PALEMBANG

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2021-2022
1. LATAR BELAKANG
PT. Caltex Pacific Indonesia atau sekarang dikenal PT. Chevron Pacific Indonesia (PT.
CPI) adalah perusahaan modal asing (PMA) yang melakukan kontrak kerja dengan Pemerintah
Indonesia dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak bumi di Indonesia. Cikal bakal kegiatan
PT CPI di Indonesia dimulai tahun 1934, di saat Standard Oil Company of California (yang kini
bernama Chevron Corporation) memulai kegiatan eksplorasi minyak di Hindia Belanda. Untuk
memperluas kegiatannya, pada tahun 1936, Standard Oil Company of California bergabung
dengan perusahaan Texas Oil Company (Texaco), sebuah perusahaan minyak Amerika Serikat,
membentuk perusahaan yang diberi nama Caltex Untuk meningkatkan efesiensi didalam
eksplorasi minyak, khususnya didalam menghadapi semakin menyusutnya minyak dari ladang
minyak yang sudah tua, PT CPI memanfaatkan teknologi baru. Sebagai pelopor pemanfaatan
teknologi baru di bidang perminyakan di Indonesia, PT CPI saat ini menggunakan teknik injeksi
air (water flooding) dan teknik injeksi uap (steam flooding). Teknologi ini diperlukan agar
perolehan minyak bisa ditingkatkan. Di tahun 1989 teknik injeksi uap yang diterapkan di ladang
minyak Duri merupakan proyek injeksi uap terbesar di dunia. Walaupun PT CPI berbentuk
perseroan terbatas (PT) yang harus tunduk kepada peraturan korporat Indonesia, namun 100%
saham perusahaan ini dimiliki oleh Chevron dan Texaco yang pusat kegiatannya berada di
Amerika Serikat. Saat ini kepemilikan sahamnya 50% dipegang oleh Chevron dan sisanya yang
50% lagi dimiliki oleh Texaco.

2. KRONOLOGI PERMASALAHAN SUMBER DAYA MANUSISA (SDM)


Walaupun perusahaan memberikan gaji, tunjangan dan berbagai fasilitas kepada
karyawan yang menurut ukuran beberapa perusahaan lain dianggap cukup istimewa namun
perusahaan menghadapi permasalahan dalam pengembangan sumberdaya manusia. PT CPI
menghadapi permasalahan dalam penyiapan tenaga ahli. Di tahun 1981 harga minyak di dunia
menurun cukup drastis. Kelebihan produksi minyak di pasaran telah membuat harga turun cukup
drastis dari harga di atas $25.00 per barrel menjadi di bawah $18.00 per barrel. Seiring dengan
penurunan harga minyak tersebut, sejak tahun 1981 hingga saat ini karyawan yang direkrut oleh
perusahaan untuk level pendidikan sarjana banyak yang pindah kerja ke perusahaan lain setelah
mereka bekerja sekitar dua sampai lima tahun di perusahaan. Tampaknya PT CPI hanya
dijadikan batu loncatan untuk mencari pekerjaan di tempat lain.

Selama kurun waktu tersebut terdapat sekitar 51.42% karyawan yang berlatar belakang
sarjana berhenti bekerja dan pindah ke perusahaan lainnya. Pada umumnya karyawan yang
berhenti bekerja tersebut berasal dari Pulau Jawa. Perpindahan tenaga kerja ini sangat
mempengaruhi jalan operasi perusahaan. Perpindahan (labor turn over) yang tinggi dianggap
aneh oleh perusahaan, karena pihak perusahaan telah memberikan gaji, tunjangan dan fasilitas
yang baik. Namun di mata karyawan apa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan tidak
memuaskan. Misalnya ada karyawan yang menuntut agar gaji karyawan yang langsung bekerja
di bidang eksplorasi dan produksi diberikan dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan
dengan karyawan administrasi.

Selain itu adapula berbagai keluhan lain. Misalnya gaji, tunjangan dan fasilitas untuk
karyawan jauh diatas apa yang diperoleh karyawan domestik, walaupun sebenarnya kemampuan
dan prestasi kerja tidak begitu berbeda. Keluhan lainnya adalah perbedaan perlakuan atas
karyawan yang berasal dari konsorsium Pertamina yang bekerja di PT CPI. Mereka mendapat
peluang yang lebih baik untuk ikut training bagi kenaikan karir dibandingkan dengan karyawan
yang bukan berasal dari konsorsium Pertamina. Selain itu sebagian karyawan merasa bahwa
tunjangan hari tua yang relatif rendah. Karyawan merasa apa yang merika terima tidak sesuai
dengan pengorbanan mereka yang harus bekerja di lingkungan kerja jauh dari kota besar.

3. ANALISIS
Kegiatan operasional PT CPI terbagi pada empat wilayah. Kantor Pusat berada di Jakarta.
Kantor Pusat yang dikoordinasikan oleh seorang Wakil Managing Director. Seluruh kegiatan PT
CPI dipimpin oleh Ketua Dewan Direksi yang berkedudukan di Kantor Pusat, Jakarta.
PT CPI adalah suatu perusahaan modal asing, maka karyawannya pun terdiri atas orang
pribumi dan orang asing. Karyawan asing mendapat mendapat perlakuan yang lain daripada
perlakuan terhadap karyawan Indonesia, dalam arti fasilitas yang mereka peroleh jauh lebih baik.
Pada umumnya para karyawan asing adalah para teknisi di bidang perminyakan yang tenaga
kerja mereka sangat dibutuhkan.
1. Status dan penggolongan pegawai
Pada umumnya pegawai PT CPI terdiri atas pegawai tetap yang diangkat setelah mereka
lulus masa percobaan selama tiga bulan. Dalam kasus perusahaan memerlukan tenaga yang
sifatnya untuk sementara (misalnya tenaga medis) ada pegawai tidak tetap yang dikontrakkan
untuk masa kerja tertentu.
Berdasarkan klasifikasi yang dimiliki masing-masing pegawai empat penggolongan seperti
berikut:
1. Pegawai MCP (Management Compensation Program)

2. Pegawai SCP (Staff Compensation Program)

3. Pegawai Associate Staff

4. Pegawai Non-Staff

Selain pegawai golongan di atas ada pegawai tidak tetap yang bekerja berdasarkan
kontrak. Pegawai kelompok terakhir ini dalam bekerja dipimpin oleh penyelia PT CPI dan
bertanggungjawab kepadanya. Walaupun demikian pegawai kontraktor tidak menerima gaji dari
PT CPI. Gaji mereka dibayar oleh pihak kontraktor.
Terjadinya perbedaan perlakuan antas lulusan Sarjana-1 di saat mereka pertama kali
diterima sebagai karyawan di perusahaan. Lulusan ilmu sosial hanya memperoleh klasifikasi-7
sedangkan lulusan ilmu eksakta mendapat klasifikasi-8. Kenaikan klasifikasi dari klasifikasi-7 ke
klasifikasi-10 tidak tergantung pada posisi yang tersedia, tetapi tergantung pada prestasi kerja
masing-masing karyawan. Kenaikan klasifikasi dari klasifikasi 10 ke 11 mulai sulit karena
dikaitkan dengan posisi kerja yang tersedia. Posisi klasifikasi-11 ke atas adalah posisi ahli senior
yang jumlah posisinya memang secara relatif sedikit. Seseorang baru dipromosikan ke klasifikasi
11 hanya bila ada posisi yang terbuka. Karyawan banyak mengeluh karena sulitnya kenaikan
klasifikasi karena dikaitkan dengan posisi yang tersedia.

2. Kompensasi

Kompensasi yang diberikan kepada karyawan atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan
pada pekerjaan terdiri atas gaji, tunjangan dan berbagai fasilitas.

a. Gaji

Gaji yang diberikan pada karyawan di dasarkan pada gaji pokok yang jumlahnya ditinjau
setiap tahun sekali. Dalam sepuluh tahun terakhir ini kenaikan reguler gaji pegawai adalah
sebesar 5% dari gaji pokok setahun. Selain kenaikan gaji reguler tersebut karyawan juga
memperoleh tambahan kenaikan gaji yang jumlahnya didasarkan pada prestasi kerja masing-
masing karyawan. Jumlah gaji tambahan ini dibatasi oleh ketentuan gaji maksimal untuk masing-
masing klasifikasi. Ketentuan gaji maksimum ini menimbulkan masalah bagi karyawan yang
tidak bisa naik klasifikasi karena tidak tersedianya posisi kerja untuk klasifikasi yang lebih
tinggi. Ketentuan gaji maksimum ini akan menyebabkan jumlah gaji tambahan yang didasarkan
pada prestasi kerja semakin mengecil dari tahun ke tahun. Kenaikan yang semakin mengecil ini
dilakukan agar gaji yang diterima tidak melampaui ketentuan jumlah gaji maksimum untuk
setiap klasifikasi. Ketentuan yang demikian ini menjadi factor yang kurang menggairahkan
karyawan untuk bekerja. Karyawan yang telah mencapai usia tertentu akan berhenti bekerja dan
mendapat uang penghasilan dari pensiun.

b. Tunjangan

Perusahaan memberikan tunjangan uang tunai pada karyawan yang bekerja di daerah
terpencil. selain tunjangan uang tunai, perusahaan juga memberikan tunjangan perumahan dan
tunjangan transportasi untuk mereka yang tidak menempati perumahan yang disediakan oleh
perusahaan. Tunjangan perumahan dapat berupa kesempatan untuk membangun rumah atas
bantuan perusahaan.
Tunjangan lain yang diberikan adalah tunjangan cuti dan hari libur. Karyawan dapat menikmati
hari libur dengan gaji tetap dibayarkan. Hari libur tersebut meliputi hari libur resmi pemerintah,
cuti tahunan, dan beberapa hari libur yang diberikan kepada karyawan oleh perusahaan untuk
berbagai urusan seperti pernikahan, kelahiran anak, naik haji.

Cuti tahunan yang diberikan tergantung pada golongan karyawan. Karyawan Non Staff
dan Associate staff dengan masa kerja kurang dari 20 tahun memperoleh cuti sebanyak 28 hari.
Sedangkan mereka yang masa kerjanya diatas 20 tahun memperoleh cuti sebanyak 35 hari. Bagi
karyawan Staff dengan klasifikasi 7 sampai 10 berhak mendapat cuti sebanyak 35 hari, dan
mereka yang diatas klasifikasi 10 mendapat tambahan 6 hari. Tambahan enam hair ini adalah
bagian dari Program “Rest & Relaxation.”

Karyawan yang akan mengambil cuti akan memperoleh tunjangan cuti yang jumlahnya
berbeda berdasarkan golongan dan klasifikasi yang karyawan. Karyawan Non-staff menerima
biaya cuti sebesar 150% dari gaji pokok sedangkan pegawai Associate Staff dan Staff klasifikasi
-7 sampai klasifikasi -10 menerima biaya cuti sebesar 200% dari gaji pokok.

Selain tunjangan tersebut di atas karyawan juga menerima tunjangan bagi karyawan yang
mengalami sakit berkepanjangan, melahirkan anak dan kematian. Tunjangan ini memberi
peluang kepada karyawan yang menderita sakit berkepanjangan untuk terus mendapat gaji
penuh. Selain itu sejumlah uang tunai juga diberikan ke[ada karyawan yang tidak bisa
meneruskan pekerjaannya diperusahaan karena penyakit yang serius. Besarnya jumlah uang
tunai yang diberikan didasarkan pada masa kerja karyawan. Tunjangan juga diberikan kepada
karyawan yang meninggal dunia. Keluarga yang ditinggalkan memperoleh sejumlah uang untuk
meringankan penderitaan akibat kehilangan anggota keluarga yang menjadi sunber penghasilan.

c. Fasilitas

Berbagai fasilitas disediakan perusahaan untuk kesejahteraan karyawan. Bagi karyawan


yang sudah berumah tangga disediakan perumahan, sedangkan bagi karyawan yang masih lajang
disediakan kamar penginapan disertai pelayanan makan dan cucian. Air dan listrik disediakan
secara cuma-cuma oleh perusahaan untuk perumahan karyawan.

Untuk memperlancar pendidikan anak para karyawan, perusahaan juga menyediakan


beasiswa dan membangun sekolah TK, SD, SMP, SMA dan SLB. Beasiswa diberikan kepada
anak-anak yang berprestasi. Bentuk beasiswa sangat bervariasi, mulai dari pembayaran uang
sekolah sampai pemberian biaya penuh untuk sekolah di luar negeri selama 5 tahun. Selain
beasiswa perusahaan juga menyediakan transportasi berupa bus untuk mengantar dan menjemput
anak sekolah.
Fasilitas kesehatan disediakan oleh perusahaan untuk dengan membuat Rumah Sakit
Pusat di Rumbai dan beberapa rumah sakit pembantu di masing-masing daerah operasi (Minas,
Duri, dan Dumai). Rumah sakit ini bisa digunakan oleh karyawan dan keluarganya (satu isteri
dan tiga anak dibawah usia 21 tahun). Bila penyakit karyawan menuntut fasilitas kesehatan yang
lebih canggih, mak perusahaan akan menyediakan biaya untuk mengirimkan karyawan atau
keluarganya ke rumah sakit di Padang, Jakarta atau Singapura dengan fasilitas kelas satu.

Fasilitas olah raga dan rekreasi disediakan perusahaan dalam berbagai bentuk antara lain
staff-club, restoran, lapangan golf, bowling centers, lapangan tennis, fitness center, kolam
renang, lapangan atletik, perpustakaan dan gedung bioskop. Perusahaan menyediakan biaya yang
besar untuk memelihara fasilitas ini.

Fasilitas lain yang disediakan oleh perusahaan adalah pendirian rumah ibadah (masjid,
gereja) dan super market. Supermarket dikelola oleh kontraktor untuk meyediakan berbagai
barang kebutuhan karyawan dengan harga yang dikontrol oleh perusahaan.

4. KESIMPULAN

PT CPI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi
minyak bumi di Indonesia dan karyawannya terdiri atas orang pribumi dan orang asing tetapi
terjadi perlakuan yang beda terhadap karyawan asing daripada perlakuan terhadap karyawan
Indonesia dalam arti fasilitas yang mereka peroleh jauh lebih baik. Seharusnya perusahaan dapat
memperlakukan adil pada setiap karyawan terutama pada pribumi karena kemampuan dan
prestasi kerja karyawan Indonesia tidak begitu berbeda dengan karyawan asing. Selain itu juga
kenaikan klasifikasi harus lebih dipermudah dan jangan dikaitkan dengan posisi kerja yang
tersedia karena itu sangat menyulitkan bagi karyawan yang ingin naik klasifikasi. Dan terakhir
perusahaan harus konsisten terhadap penyiapan tenaga ahli jangan sampai perusahaan hanya
dijadikan batu loncatan bagi karyawan untuk mencari pekerjaan di tempat lain.

5. SARAN
Untuk mengatasi permasalahan diatas perusahaan sebaiknya melakukan berbagai tindak
korektif agar karyawan bisa bertahan di perusahaan dalam waktu yang relatif lama. Di saat
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup pesat banyak industri baru yang muncul
memperketat persaingan untuk mencari tenaga kerja yang bermutu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai