Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

GIZI DALAM KESPRO

DISUSUN OLEH :

DHELILA YOMIA PUTRI 2115401029

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

REGULER 1 TINGKAT 1

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makronutrein” ini
dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Gizi dalam Kespro. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari
beberapa buku dan situs blog di internet. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Asuhan Kegawat Daruratan Maternal dan Neonatal atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan semestinya.

Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Sehingga saya
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menambah kualitas serta mutu dari
makalah tersebut.kami berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita
semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
NUTRISI MINERAL..................................................................................................................................6
A. Penyerapan Unsur Hara Mineral.................................................................................................6
B. Tanah dan Ketersediaan Hara Mineral.......................................................................................7
C. Lintasan Pergerakan Hara Mineral Menuju dan di dalam Jaringan Akar..............................8
D. Prinsip Penyerapan Hara Mineral...............................................................................................9
E. Karakteristik Serapan Hara.......................................................................................................10
F. Gejala Kekurangan Unsur Hara Mineral..................................................................................14
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................18
A. Kesimpulan..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman sebagai makhluk hidup lainnya, membutuhkan aneka nutrisi untuk tumbuh,
berkembang dan bereproduksi. Tanaman menggunakan mineral anorganik untuk gizi,
baik yang ditanam di lapangan atau dalam sebuah wadah. Akar menyerap nutrisi sebagai
ion mineral dalam air. Banyak faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi bagi tanaman.
Apabila tanaman mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi, akan tampak gejala-gejala
tidak sehat. Namun kelebihan nutrisi pun akan menimbulkan masalah terhadap hasil
produksinya.

Nutrisi untuk tanaman terbagi kedalam dua kelomok yaitu:

1. Makronutrien, adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak,


yaitu nitrogen, kalsium, potasium, sulfur, magnesium, dan fosfor.
2. Mikronutrien, adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit,
seperti besi, boron, mangan, seng, tembaga, klor, dan molybdenum.

Baik makro dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah.Akar tumbuhan
memerlukan kondisi tertentu untuk dapat mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari dalam
tanah. Pertama, tanah harus lembap sehingga nutrien dapat diambil dan ditransport oleh
akar. Kedua, pH tanah harus berada dalam rentang dimana nutrien dapat dilepaskan dari
molekul tanah. Ketiga, suhu tanah harus berada dalam rentang dimana pengambilan
nutrien oleh akar dapat terjadi. Suhu, pH, dan kelembapan optimum untuk tiap spesies
tumbuhan berbeda. Hal ini menyebabkan nutrien tidak dapat dipergunakan oleh
tumbuhan meskipun nutrien tersebut tersedia di dalam tanah.

Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga
ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur
hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan
menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan tanaman akan
terhambat.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Makronutrein?
Bagaimana cara penyerapan nutrisi mineral?
Bagaimana unsur hara kontak langsung dengan permukaan tahan?
Bagaimana prinsip penyerapan hara mineral?
Bagaimana karakteristik unsur hara?
Bagaimana jika kekurangan unsur hara mineral?

C. Tujuan
Untuk mengetahui definisi Makronutrein
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penyerapan unsur hara mineral
Untuk mengetahui karakteristik dari unsur hara

BAB II

PEMBAHASAN
NUTRISI MINERAL

A. Penyerapan Unsur Hara Mineral

Selain karbon dan oksigen, yang berasal dari karbondioksida dari atmosfer, unsur-unsur
kimia penyusun tumbuhan umumnya diserap dari dalam tanah oleh perakaran. Hidrogen,
semata-mata berasal dari air, juga yang memberikan oksigen yang berasal dari atmosfer.
Semua unsur lain diserap akar tanaman sebagai garam anorganik sehingga disebut unsur
mineral.
Terdapat 13 unsur mineral yang diperoleh tumbuhan dari dalam tanah dan merupakan
unsur hara esensial bagi tanaman. Suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan, maka
terlebih dahulu harus di pahami tentang apa yang dimaksud dengan unsur hara esensial.
Suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah jika:
1. Tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang
dapat tumbuh) apabila unsur tersebut tidak tersedia.
2. Unsur tersebut merupakan penyusun suatu molekul atau bagian tumbuhan yang
esensial bagi tumbuhan tersebut. Misalnya N sebagai penyusun protein dan Mg
sebagai penyusun klorofil.Berdasarkan kriteria diatas, maka didapatkan ada 16
unsur hara esensial tumbuhan. Unsur hara esensial untuk tumbuhan tingkat tinggi
dan konsentrasi internal yang dianggap berkecukupan.UnsurSimbolBentuk
tersediaBerat atomKonsentrasi (ppm)Berkecukupan (%)
 KarbonCCo2 12,0450.00045,0
 HidrogenHH2O 1,01450.00045,0
 OksigenOO2, H2O16,00 60.000 6,0
 NitrogenNNO-3, NH+414,01 15.000 1,5
 KaliumKK+39,10 10.000 1,0
 KalsiumCaCa+40,08 5.000 0,5
 MagnesiumMgMg+224,32 2.000 0,2
 FosforPH2PO-4, HPO42-30,98 2.000 0,2
 BelerangSSO432,27 1.000 0,1
 KhlorClCl-35,46 1000,01
 BesiFeFe2+, Fe3+55,85 1000,01
 ManganMnMn2+54,94 500,005
 BoronBH3BO310,82 200,002
 SengZnZn2+65,38 200,002
 TembagaCuCu2+63,54 60,0006
 MolibdenumMoMoo42-95,95 0,10,00001

Berdasarkan perbedaan konsentrasinya, maka unsur hara mineral dibedakan menjadi:1.


Unsur hara makro, adalah unsur esensial dengan konsentrasi 0,1% (1000 ppm) atau lebih,
yang meliputi unsur C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S.2. Unsur hara mikro, adalah unsur
hara dengan konsentrasi kurang dari 0,1%, yang meliputi unsur Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu,
dan Mo.

B. Tanah dan Ketersediaan Hara Mineral

Tanah merupakan campuran yang heterogen dan beragam dari partikel mineral
anorganik, hasil rombakan bahan organik, dan berbagai jenis mikroorganisme, bersama-
sama dengan udara dan air yang didalamnya terlarut berbagai garam-garam anorganik
dan senyawa organik. Partikel mineral terdiri dari pasir, lempung, dan liat yang terutama
tersusun dari silikon, oksigen, dan aluminium.Partikel liat dan koloid organik penting
artinya bagi kesuburan tanah, karena kemampuan bahan ini dalam mengadsorpsi kation.

Permukaan mineral liat akan bermuatan negatif jika beberapa atom Si4+ diganti oleh
atom Al3+ dan beberapa atom Al3+ diganti oleh Mg2+ atau Fe2+. Jika pergantian ini
terjadi, maka sisi negatif mineral liat ini akan tersedia untuk menyerap kation-kation yang
terlarut di dalam air tanah. Urutan liotropik dari kation yang akan teradsorpsi adalah H+
> Ca2+ > Mg2+ > K+ = NH4 > Na+. Ion hidrogen akan teradsorpsi lebih kuat
dibandingkan dengan kation lainnya dan yang terlemah adalah ion natrium.

Kation-kation yang terikat pada partikel tanah ini tidak akan mudah tercuci, sehingga
tetap tersedia bagi tanaman.Senyawa organik dapat pula memiliki muatan negatif karena
ionisasi gugus karboksil (-OH) dari senyawa fenolik dari pengurai lignin kayu. Dengan
demikian senyawa organik dapat mengadsorpsi kation-kation tersebut.Kation yang terikat
pada partikel atau senyawa organik dapat dipertukarkan dengan kation yang terlarut
dalam larutan tanah. Proses ini disebut pertukaran kation dan kemampuan tanah untuk
mempertukarkan kation, disebut sebagai kapasitas tukar kation, yang sering disingkat
KTK.

Pertukaran kation yang teradsorpsi dengan ion H+ sangat penting artinya, karena
menyebabkan ketersediaan dari kation tersebut bagi akar tanaman. Ion H+ dibebaskan
oleh akar dari asam malat dan senyawa organik lainnya ke dalam tanah. Ion H+ juga
dibebaskan jika CO2 bereaksi dengan air membentuk H2CO3.Karena parrtikel tanah dan
bahan organik tanah lebih bermuatan negatif, maka unsur hara yang tersedia dalam
bentuk anion, seperti fosfat, nitrat, sulfat, dan klor akan gampang tercuci sehingga tidak
tersedia bagi tanaman. Nitrogen memang dapat tersedia dalam bentuk amonium tapi
bentuk ini segera teroksidasi membenruk nitrat oleh bakteri di dalam tanah. oleh sebab
itu, sebagian besar tanaman (kecuali keluarga leguminosa) akan membutuhkan
pemupukan nitrogen untuk memacu pertumbuhannya.

C. Lintasan Pergerakan Hara Mineral Menuju dan di dalam Jaringan Akar


Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni:
1. Secara difusi dalam larutan tanah
2. Secara pasif terbawa oleh aliran air tanah
3. Karena akar tumbuh kearah posisi hara tersebut dalam matrik tanah.

Setelah berada pada permukaan akar (kontak dengan akar), baru unsur hara tersebut dapat
diserap tanaman. Lintasan yang dilalui oleh air dan unsur hara yang terlarut di dalamnya
pada jaringan akar menuju pembuluh xilem. Kebanyakkan ahli berpendapat bahwa
lintasan apoplas dan simplas sama pentingnya dalam pengangkutan ion ke pembuluh
xilem. Kalsium dalam bentuk ion Ca2+ diangkut ke pembuluh xilem melalui dinding sel
(lintasan apoplas). Agaknya sel tumbuhan (dan juga sel hewan) mempunyai suatu
mekanisme untuk mempertahankan agar konsentrasi kalsium pada sitosolnya tetap
rendah.

Perlu diingat, bahwa pada dinding sel primer terdapat lubang-lubang diantara senyawa
polisakarida penyusunnya yang cukup besar untuk dilalui oleh berbagai senyawa yang
terlarut, dengan demikian, pada dasarnya dinding sel tidak merupakan penghalang atau
hambatan bagi pergerakan ion menuju pembuluh xilem.pengangkutan ion melalui
lintasan apoplas ini tidak dapat berlangsung seutuhnya dari epidermis ke pembuluh xilem,
karena pada sel-sel endodermis terdapat pita casparian yang bersifat impermeable. pada
posisi ini pengangkutan ion selanjutnya dikendalikan oleh membran plasm sel-sel
endodermis, membran ini mengendalikan laju pengangkutan dan jenis ion yang akan
diangkut kepembuluh xilem.Pada saat diangkut melalui dinding sel ari epidermis ke sel
endodermis, sebagian ion akan pula diserap oleh sel-sel yang dilaluinya, masuk ke sitosol
dari sel-sel tersebut sehingga ion-ion ini diangkut melalui lintasan simplas. sebagian ion
yang telah masuk ke sitosol sel-sel ini akan pula diangkut masuk ke vacuola sel, dimana
peranannya penting dalam menyebabkan penurunan potensi osmotik akar, sehingga
mempercepat serapan air, meningkatkan tekanan turgor sel-sel tesebut, dan akhirnya
memecu pertumbuhan akar menembus tanah.

Untuk ion-ion yang di serap langsung oleh sel-sel epidermis, akan diangkut kepembuluh
xilem secara simplastik, melintasi beberapa lapisan sel korteks, sel endodermis, dan sel-
sel perisikel. Pengangkutan ini melintasi dinding sel, lamela tengah, dan plasma membran
atau pengangkutan berlangsung melalui plasmodesmata.Terlepas dari lintasan mana yang
dilalui dalam pergerakan ion dari permukaan akar menuju pembuluh xilem, yang jelas
ion-ion tersebut harus masuk ke dalam sel-sel mati yang membentuk pembuluh xilem.
Hasil penelitian dengan menggunakan senyawa penghambat respirasi (terutama yang
memblokir pembentukan ATP) menunjukkan bahwa transfer ion ke pembuluh xilem
membutuhkan energi metabolik, yakni ATP. Dengan demikian sel-sel perisikel (atau
bagian-bagian sel-sel xilem yang masih hidup) pada satu sisi berperan menyerap ion dari
sel-sel hidup disekitarnya dan pada sisi lain berfungsi mengeluarkannya ke pembuluh
xilem.

D. Prinsip Penyerapan Hara Mineral

Perlu ditekankan kembali bahwa serapan ion dikendalikan oleh membran (paling tidak
oleh membran sel endodermis). Sehubungan dengan peranan membran ini, maka ada 4
prinsip penyerapan ion, yakni:
1. Jika sel tidak melangsungkan metabolisme atau mati, maka membrannya akan
lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan yang terlarut (solute).
2. Molekul air dan gas-gas yang terlarut didalamnya, seperti N2, O2, dan CO2 dapat
melalui membran dengan mudah.
3. Bahan terlarut bersifat hidrofobik menembus membran dengan kemudahan
sebanding dengan tingkat kelarutannya dalam lemak.
4. Ion-ion molekul-molekul yang bersifat hidrofilik dengan tingkat kelarutan dalam
lemak yang sama akan menembus membran dengan tingkat kemudahan yang
berbanding terbalik dengan ukurannya (berat molekulnya.

Jika sel dimatikan dengan perlakuan suhu tinggi atau dengan menggunakan senyawa
racun, atau jika proses metabolismenya dihambat dengan perlakuan suhu rendah atau
dengan menggunakan senyawa penghambat reaksi metabolismenya, maka sebagian ion
(atau bahan terlarut) akan keluar dengan mudah dari dalam sitoplasma sel. Hal ini
merupakan bukti, bahwa permeabilitas membran terdapat ion tersebut menjadi
meningkat.Belum dapat dijelaskan secara memuaskan bagaimana air dan gas-gas tertentu
dapat keluar masuk melalui membran dengan leluasa. Tetapi jelas fenomena ini
memberikan keuntungan bagi metabolisme tanaman.

Dari hasil percobaan terbukti bahwa air dapat lebih cepat menembus suatu membran
artifisial yang tersusun dari hanya fosfolipida, dibandingkan hanya melalui membran
alami sel tumbuhan.. Hasil pembuktian ini memberikan indikasi bahwa air agaknya
menembus membran sel tumbuhan melalui bagian lipida dari membran, bukan melalui
protein membran sebgaimana sebelumnya diasumsikan.Bahan terlarut yang lebih bersifat
hidrofobik menembus membran lebih mudah dibanding senyawa yang lebih bersifat
hidrofilik. sebagai contoh metilalkohol (CH3OH) dapat larut dalam lemak 30 kali lebih
cepat dibanding urea dan juga dapat menembus membran 300 kali lebih cepat dibanding
molekul urea tersebut. Ukuran kedua molekul ini tidak terlalu berbeda, walaupun urea
memang sedikit lebih besar (tetapi tidak jelas 30 kali lebih besar dari metilalkohol).
Pada kasus yang lain untuk membuktikan bahwa kelarutan dalam lemak lebih dominan
dibanding ukuran adalah perbandingan adalah perbandingan antara valeramida dengan
laktamida. Valeramida (dengan lima karbon) berukuran lebih besar dari pada laktamida
(dengan 3 karbon), tetapi valeramida 40 kali lebih mudah larut dalam lemak dan
konsisten dengan ini ternyata valeramida dapat menembus membran 35 kali lebih cepat
dibanding laktamida. Senyawa-senyawa ini diperkirakan menembus membran melalui
lapisan ganda lipid (lipid bilayer).Kelarutan dalam lemak berhubungan dengan
kemudahan suatu senyawa untuk terionisasi jika dilarutkan dalam air.

Jika suatu senyawa menjadi bermuatan (positif ataupun negatif), maka senyawa tersebut
akan sulit larut dalam lemak (tetapi menjadi mudah larut dalam air).Alasan mengapa
herbisida 2,4-D lebih mudah diserap oleh tumbuhan pada kondisi pH rendah juga
berkaitan dengan solubitas herbisida ini dalam lemak, dimana herbisida ini
tidakbermuatan pada pH rendah sebaliknya akan bermuatan negatif pada pH netral atau
pH tinggi.Ukuran memang akan pula mempengaruhi kemudahan ion menembus
membran, tetapi yang menentukan kemudahan suatu ion untuk menembus membran
adalah ukuran setelah molekul-molekul air menempel pada ion-ion tersebut atau ukuran
setelah ion terhidrasi (hydrated size).

Jadi bukan ukuran langsung dari ion itu sendiri. Sebagai contoh Li+ mempunyai diameter
0,12 nm, tetapi mampu mengikat 5 molekul air; sedangkan K+ mempunyai diameter 0,27
nm, tetapi hanya mampu untuk mengikat 4 molekul air, sehingga ukuran setelah
terhidrasi akan menunjukkan bahwa Li+ lebih besar daripada K+.karena ion (baik kation
maupun anion yang bervalensi 2 akan lebih banyak mengikat molekul air dibanding ion
bervalensi 1, sebagai contoh Ca2+ dapat mengikat 12 molekul air, maka ion bervalensi 2
akan lebih sulit menembus membran dibanding ion bervalensi 1. Selanjutnya ion
bervalensi 3 akan lebih sulit disbanding ion bervalensi 2.

E. Karakteristik Serapan Hara

Serapan hara mineral bersifat akumulatif, selektif, satu arah dan tidak dapat jenuh.
Karakteristik serapan ini akan dibahas satu persatu pada uraian dibawah ini.Akumulatif.
konsentrasi hara esensial dalam sel dapat menjadi jauh lebih tinggi dibanding konsentrasi
pada larutan di luar sel. Penyerapan hara pada waktu yang lama yang menyebabkan
konsentrasi hara dalam sel jauh lebih tinggi ini disebut sebagi akumulasi hara,.
Perbandingan antara konsentrasi di dalam dan di luar sel disebut sebagai nisbah
akumulasi (accumulation ratio). Konsentrasi kalium dalam jaringan tanaman dapat
mencapai 25 mM, sedangkan di dalam larutan tanah umumnya konsentrasi kalium dalam
jaringan tanaman dapat mencapai 25 nM. Berarti untuk kasus kalium ini nisbah
akumulasi mencapai sekitar 250. Proses akumulasi ini tentu tidak dapat terjadi hanya
karena difusi bebas, tanpa melibatkan energy metabolic.
Sifat akumulatif dari sel dalam kaitannya dengan serapan hara ini berlaku untuk semua
sel hidup, tidak hanya pada tumbuhan tingkat tinggi.Natrium bukan merupakan unsur
hara esensial bagi tumbuhan, tetapi unsur hara ini sering ikut terserap oleh tanaman
secara difusi. Tumbuhan secara umum memiliki suatu mekanisme untuk menghambat
terjadinya akumulasi unsur ini dengan cara memompakan unsure ini keluar dari sitosol,
yakni ke luar dari sel atau dipompa masuk ke vacuola sel. Proses pemompaan ini
memerlukan energi metabolik (ATP- dependent).Selektif. Selain sifat akumulatif yang
telah diuraikan di atas, serapan ion oleh akar juga akan bersifat selektif. Sebagaimana
telah didemonstrasikan bahwa serapan ion oleh K+ tidak dipengaruhi oleh kehadiran ion
lain dengan muatan yang sama, seperti ion Na+, apalagi oleh ion-ion lain yang berbeda
valensinya seperti Ca+. Hal sama juga dibuktikan bahwa serapan ion Cl- tidak
dipengaruhi oleh NO-3, H2PO-4, dan SO42-.

Sifat selektif ini tidak hanya berlaku untuk penyerapan ion, tetapi juga untuk senyawa
organic seperti asam amino dan gula. Sifat selektif ini terlihat pada semua bagian
tanaman. Fakta ini mendukung teori bahwa protein membawa pada membran
mengangkut ion ke dalam sel, karena enzim (yang adalah protein) telah diketahui dapat
mengenal secara selektif dan diaktifkan atau dihambat oleh ion atau senyawa tertentu,
tidak oleh sembarang ion atau senyawa.Walaupun demikian, sifat selektivitas dalam
serapan ion ini kadang tidak berperan sepenuhnya. Misalnya serapan ion K+ dapat
dihambat secara kompetitif oleh ion Rb+, ion Cl-, oleh Br-, ion Ca2+ oleh Sr2+ atau
kadang oleh Mg2+, dan ion SO42- (selenat).

Satu arah. Serapan ion lebih bersifat satu arah. Ion masuk kesitosol sel dengan lebih
dipacu, tetapi untuk kembali ke luar dari sel akan lebih dihambat. Demikian pula hanya
bagi ion-ion yang diangkut masuk ke dalam vacuola sel, akan jarang yang diangkut
kembali oleh ke luar dari vacuola tersebut (influx>>efflux). Kebocoran membran tersebut
telah rusak, misalnya akibat suhu tinggi atau penyebab lainnya.Tidak dapat jenuh.
Serapan ion oleh akar tanaman menurut E. Epstein mempunyai paling tidak 2 mekanisme
yang berbeda, yakni untuk serapan pada konsentrasi rendah dan untuk pada konsentrasi
tinggi. Jika serapan sepenuhnya berlangsung secara difusi, maka tentunya laju serapan
akan meningkat secara linier dengan meningkatnya konsentrasi larutan dalm larutan di
luar sel. Tetapi pada kenyataannya laju serapan berlangsung lebih cepat dan tidak linier
yakni lebih bersifat asimtotik, laju serapan protein pembawa pada membran. Protein
pembawa ini menjadi jenuh pada konsentrasi yang relatif rendah, yakni 1 mM. Setelah
jenuh peningkatan konsentrasi larutan tidak lagi mempengaruhi serapan. Pola serapan
oleh E. Epstein disebut sebagai mekanisme 1.Kejenuhan pada mekanisme 1 ini ternyata
dapat diatasi jika konsentrasi ion tersebut terus ditingkatkan. Epstein berkeyakinan bahwa
tentu ada mekanisme yang lain yang berperan dalm serapan ion pada konsentrasi tinggi
ini, yang mungkin melibatkan protein pembawa lain (karena protein pembawa pada
mekanisme 1 telah jenuh). Mekanisme serapan pada konsentrasi tinggi ini disebut oleh
Epstein sebagai mekanisme 2. F. Peran Unsur Hara MineralMengenai penyerapan unsur
hara mineral, Liebig (1840) menemukan suatu fakta bahwa banyaknya unsur-unsur yang
diambil oleh suatu tanaman terdapat pengaruh timbal balik, dimana unsur yang tersedikit
dapat menyebabkan tidak teresapnya unsur-unsur lain yang berlebih-lebihan. Ini dikenal
sebagai Hukum Minimum Liebig, yang bunyinya: Jika salah satu nutrisi tanaman yang
hilang atau kurang, pertumbuhan tanaman akan menjadi miskin, bahkan jika unsur-unsur
lain yang melimpah.Prinsip umum yang berkembang dari pengamatan mengenai
kebutuhan akan mineral ialah bahwa kebutuhan akan unsur tertentu itu hampir selalu
sangat khusus sifatnya. Misalnya, natrium tidak dapat menggantikan kalium walaupun
kedua unsur tersebut sangat mirip sifat-sifat kimianya.Peranan unsur-unsur hara mineral
bagi tumbuhan yaitu:
1. Karbon (C), penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar
bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
2. Oksigen (O), terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk
pembangunan bahan organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak
terbatas dan diperlukan untuk bernafas.
3. Hidrogen (H), merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya
dari air dan jumlahnya tidak terbatas.
4. Nitrogen (N), diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: NO3- NH4+,
fungsi nitrogen bagi tanaman adalah:
 Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman,
seperti daun, batang dan akar.
 Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali
dalam proses fotosintesis.
 Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
 Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
 Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.

Sumber nitrogen adalah:


 Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat nitrat, yang
kemudian dibawa air hujan meresap ke bumi.
 Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organik.
 Mikroba atau bakteri-bakteri.
 Pupuk buatan seperti urea dan ZA5. Fosfor (P), diambil dan diserap oleh
tanaman dalam bentuk: H2PO4, HPO4.

Peran fosfor dalam tanaman adalah:


 Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
 Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi
tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
 Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah, biji atau gabah.
 Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

Kalium (K), diambil dan diserap tanaman dalam bentuk: K+. Fungsi kalium bagi
tanaman adalah:
 Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
 Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu
tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
 Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
 Meningkatkan mutu dari biji/buah.

Molibdenum (Mo), diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4. Fungsi hara
molibdenum bagi tanaman adalah:

 Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa.


 Sebagai katalisator dalam mereduksi N.
 Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran.

Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2.15. Boron (Bo), diambil dan
diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3. Fungsi boron bagi tanaman adalah:
 Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman.
 Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan.
 Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh
pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar.
 Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca).
 Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk
memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit.
Boron dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a) Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
b) Borax Na2 Bo4 O2 10H2O16.
Khlor (Cl)iambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl-. Fungsi
khlor bagi tanaman adalah:a. Memperbaiki dan meninggikan hasil
kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman
sayuran.b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman.c.
Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas,
sisal.
F. Gejala Kekurangan Unsur Hara Mineral

Unsur hara mineral sangat diperlukan oleh tumbuhan yang sedang tumbuh dalam jumlah
besar, sehingga kekurangan atau defisiensi salah satu unsur ini akan tampak jelas dalam
waktu singkat dengan munculnya gejala pertumbuhan yang tidak sehat. Karena defisiensi
masing-masing unsur cenderung untuk menghasilkan gejala yang khas, maka biasanya
mudah dikenal unsur mana yang tidak ada, dengan cara melihat penampilan luar
tumbuhan tersebut. Interpretasi gejala defisiensi akan menjadi lebih sulit jika kekurangan
itu lebih dari satu unsur.Suatu tanaman yang kekurangan salah satu elemen pokok yang
sangat diperlukan itu biasanya lalu memperlihatkan tanda-tanda yang segera dapat kita
lihat dengan mudah.

Ada kalanya tanda-tanda itu tidak tampak jelas, tetapi dengan menggunakan alat-alat
yang lenih teliti gejala-gejala itu dapat diketahui juga. Salah satu gejala yang sangat
menyolok apabila tanaman kekurangan suatu elemen ialah pertumbuhan yang terganggu.
1. Kekurangan nitrogen mengakibatkan daun tidak tampak hijau segar, melainkan
agak kekuning-kuningan. Jika kekurangan itu agak banyak lagi terus-menerus,
maka daun-daun yang di bawah menjadi kuning sama sekali dan akhirnya
gugurlah daun-daun itu. Tanaman menjadi ungu atau kemerah-merahan apabila
kekurangan nitrogen. Pembentukan klorofil terganggu dan sebaliknya
pembentukan antosianin tampak lebih giat. Kecuali Leguminosae, maka suku-
suku lainnya mengambil nitrogen itu di dalam bentuk NO3- atau HN4+ dari tanah.
Jika N2 ada tersedia berlebih-lebihan, maka daun-daun tanaman menjadi tebal
berwarna hijau tua, sedangkan batang tampak agak lemak, meskipun
pertumbuhannya makmur. Untuk tanah yang biasa kekurangan nitrogen, satu-
satunya jalan untuk mencukupi kekurangan nitrogen itu ialah memberikan pupuk
hijau atau pupuk buatan yang mengandung N kepadanya.

2. Pospor pada umumnya diambil oleh tanaman dalam bentuk H2PO4-. Elemen ini
diperlukan sekali untuk pembentukan pospolipida dan nukleoprotei. Ada pengaruh
timbal balik antara pengambilan pospor dan nitrogen. Jika pospar yang ada
tersedia di dalam bentuk zat organik, misalnya urea. Banyak urea menyebabkan
lekas besar tanaman. Gejala kekurangan pospor tidak lekas tampak jelas seperti
kalau kekurangan nitrogen. Pertumbuhan terhambat, daun menjadi hijau tua,
kadang-kadang tampak juga pembentukan antosianin secara mewah. Pada
lembaran dan tangkai daun tampak bagian-bagian yang mati dan akhirnya daun
dapat rontok.

3. Kalium kedapatan di dlam tubuh tanaman sebagai garam organik; pada bagian-
bagian tanaman yang menyelenggarakan pertumbuhan lebih banyak didapat
kalium daripada di dalam daun-daun yang sudah tua. Unsur ini disangka
mempunyai peranan penting sebagai katalisator, terutama di dalam pengubahan
protein menjadi menjadi asam-asam amino. Jika kekurangan kalium, maka protein
yang terdapat dalam tanah sedikit, sedang persenan asam amino sangat tinggi.
Sebaliknya jika ada cukup kalium, persenan asam amino turun dan banyak protein
bertambah, suatu petunjuk bahwa kalium membantu dalam pembentukan protein.
Juga di dalam penyusunan dan pembongkaran karbohidrat, kalium, mempunyai
peranan penting. Kurang kalium berakibat terhambatnya fotosintesis dan
bertambah giatnya pernapasan. Gejala-gejala yang tampak pada defisit kalium
ialah daun menjadi kuning. Ada noda-noda jaringan mati di tengah-tengah
lembaran atau sepanjang tepi daun. Pertumbuhan terhambat, batang kurang kuat
hingga mudah terpatahkan oleh angin.

4. Kalsium (Ca) diambil dari tanah sebagai kation. Kekurangan Ca menyebabkan


disentegrasi pada ujung-ujung batang maupun ujung-ujung akar. Daun-daun yang
paling mudah menjadi abnormal bentuknya. Kekurangan unsure kalsium di dalam
tanah menyebabkan pengambilan unsur magnesium secara berlebih-lebihan
sehingga sehingga tanaman menujukkan tanda-tanda keracunan. Itulah sebabnya
maka tanaman yang kekurangan kalsium perlu tambahan pupuk yang
mengandung kalsium untuk memperoleh keseimbangan pengambilan unsur-unsur
Ca dan Mg. kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel (lamela tengah) dan
di dalam banyak tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium
oksalat. Kalsium pempergiat pembelahan sel-sel meristem, membantu
pengambilan nitrat dari mengaktifkan berbagai-bagai enzim. Di dalam daun yang
tua ada terdapat lebih banyak kalsium daripada didalam daun-daun yang muda,
tidak suatu tanaman percobaan sekonyong-konyong dipindahkan kesuatu larutan
yang tidak mengandung kalsium, maka daun-daun yang terbentuk kemudian tidak
mendapatkan distribusi kalsium dari daun-daun yang sudah tua. Ini berarti bahwa
unsur-unsur kalsium itu ada di dalam keadaan immobile (tidak pindah) di dalam
tanaman.

5. Magnesium (Mg) merupakan faktor untuk pembentukan unsur klorofil.


Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulaikan dari batang bagian
bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun seluruhnya.
Menguningnya daun tidak dimulai dari pangkal, melainkan dari ujung, sedang
tulang-tulang daun tetap berwarna hijau. Mg memegang peranan didalam
perukaran zat pospat, ikut serta mempengaruhi proses pernapasan dan pula
mengaktifkan enzim-enzim transposporilase, dehidrogenase dan karboksilase. Mg
yang berlebih-lebihan menimbulkan gejala-gejala keracunan, akan tetapi hal ini
dapat dihindari dengan memberikan kalsium yang cukup.
6. Belerang (S) adalah penyusun macam-macam asam amino, tiamin, biotin, kedua
zat yang terakhir ini sangat penting sebagai vitamin. Bawang merah dan bawang
putih memerlukan unsur ini dalam jumlah yang agak besar. Belerang biasanya
diserap akar sebagai ion-ion SO4, akan juga dapat masuk melalui daun berupa
SO2. Kekurangan belerang hampir serupa gejalanya seperti kekurangan nitrogen,
yaitu daun-daun yang mulai menjadi kuning, sedang daun-daun yang sudah tua
pun berubah menjadi pucat, apabila kekurangan akan belerang itu terus menerus.
Rupa-rupanya belerang yang tersusun di dalam zat organik dapat diubah menjadi
belerang yang anorganik untuk diedarkan serta di lain tempat digunakan lagi
untuk pembetukan zat organik. Hal ini terjadi di dalam daun, dimana belerang
dilepaskan guna didistribusikan kedalam buiah dan biji-biji yang menjelang
kedewasaannya. Jadi unsur belerang itu mobil (dapt pindah ketempat lain).

7. Besi (Fe) meskipun tidak menjadi konstituen dari klorofil, namun sangat
diperlukan oleh tanaman guna pembentukkan klorofil. kekurangan klorofil dalam
bentuk ion-ion Fe++ segera menimbulkan klorosis. Lembaran daun menjadi
kuning dan pucat, sehingga urat-urat daun dapat berwarna hijau. Besi memegang
peranan sebagai koenzim di dalam berbagai proses seperti pada peristiwa
pernapasan, pula merupakan bagian dari enzim-enzim katalase, peroksidase,
sitokrom.

8. Borium (B) seperti besi juga merupakan mikroelemen yang penting, akan tetapi
juga fungsinya di dalam tubuh tanaman belum diketahui jelas, hanya gejala
kekurangan borium ialah lekas matinya bagian-bagian yang mengalami
pertumbuhan seperti penyakit pucuk (top sickness) pada tembakau, menguningnya
kubis, menggulungnya daun kentang.

9. Mangan (Mn) itu mikro-elemen yang mengaktifkan beberapa enzim seperti


dehidrogenase dan karboksilase. Kekurangan Fe mempunyai efek yang sam
seperti kekurangan besi atau Mg, yaitu klorosis. Ada pula beberapa penyakit
defisiensi yang tertentu yang disebabkan oleh kekurangan unsur ini. Tanah yang
agak basa kurang mengandung Mn.

10. Tembaga (Cu), suatu mikro-elemen yang mempunyai peranan dalam proses-
proses oksidasi-reduksi. Terlalu banyak Cu itu beracun. Akibat kekurangan unsur
ini ialah mengisut dan merananya ujung daun-daun, yang akhirnya berkesudahan
dengan gugurnya seluruh daun.

11. Seng (Zn), suatu mikro-elemen yang mempunyai peranan dalam mengaktifkan
beberapa enzim, diperlukan didalam pembentukan enzim indol-asetat.
Kekurangan Zn mengakibatkan salah tumbuh pada ujung akar dan akhirnya
menghambat pertumbuhan seluruhnya.

12. Molybdenum (Mo), ialah mikro-elemen yang pailing sedikit dibutuhkan, penting
di dalam mereduksi nitrat. Kekurangan Mo ini mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan tanaman. Terlalu banyak Mo merupakan racun.

13. Aluminium (Al), mikro-elemen yang terdapat di banyak tanaman. Unsur ini
sebenarnya tidak termasuk unsur yang esensial, tetapi diperlukan juga oleh
kebanyakan tanaman. Unsur Al banyak terdapat di dalam tanah yang sedikit asam.

14. Silisium (Si), unsur ini diperlukan sekali oleh ganggang Diatomae, suku
Graminiae dan beberapa suku lainnya, akan tetapi untuk banyak suku yang lain
unsur ini tidak esensial.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Makronutrien, adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak,


yaitu nitrogen, kalsium, potasium, sulfur, magnesium, dan fosfor. Mikronutrien, adalah
elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit, seperti besi, boron,
mangan, seng, tembaga, klor, dan molybdenum. Suatu unsur dikatakan esensial bagi
tumbuhan, maka terlebih dahulu harus di pahami tentang apa yang dimaksud dengan
unsur hara esensial. Suatu unsur dikatakan esensial bagi tumbuhan adalah jika Tumbuhan
tidak dapat melengkapi daur hidupnya (sampai menghasilkan biji yang dapat tumbuh)
apabila unsur tersebut tidak tersedia. Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar
melalui 3 cara, yakni secara difusi dalam larutan tanah, secara pasif terbawa oleh aliran
air tanah, karena akar tumbuh kearah posisi hara tersebut dalam matrik tanah. Fungsi
umum hara mikro adalah komponen struktural dari enzim, baik enzim untuk pengaktifan
atau pengaturan, sebagai pembawa elektron pada reaksi oksidasi reduksi, sebagai
komponen dinding sel atau pengisi larutan yang berkaitan dengan osmosis dan
keseimbangan muatan. Apabila tanaman mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi,
akan tampak gejala-gejala tidak sehat.

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.


Febriansyah. 2011. Fungsi Unsur Hara (Online). http://carabudidaya.com/fungsi-unsur-hara/,
diakses 14 November 2011).

Hira, Annea. 2010. Nutrisi Tanaman. (Online). http://www.anneahira.com/nutrisi-tanaman.htm,


diakses 14 November 2011).

Lakitan, Benyamin. 2010. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.Rioardi.


2009. Unsur Hara Makro dan Mikro Dalam Tanah. (Online). http:
//rioardi.wordpress.com/2009/03/03/unsur-hara-dalam-tanah-makro-dan mik ro/, diakses 14
November 2011).

Fisiologi Tumbuhan16By: Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai