Anda di halaman 1dari 18

SMK NEGERI 2 SANGATTA UTARA Tahun 2021

Nama Endang Murtiningsih, S.Pel.,M.P.,M.M

NIP 19761127 202221 2 007

Mapel Dasar- Dasar Nautika Kapal Niaga (DNKN)

Materi Proses bisnis di dunia kerja bidang Nautika


Kapal Niaga
MODUL AJAR Peruntukan Kelas X NKN (Nautika Kapal Niaga) FASE – E
Modul :

Semester Ganjil

Alokasi 45 menit per 1x pertemuan


Waktu 2x JP X 45 menit = 90menit

Tatap
1
Muka ke

Sarana Prasarana : Materi pembelajaran 1. Management Kapal


Bahan Ajar, Google - Pengertian
Classroom, Google - Kinerja transportasi
- Tim manajemen kapal
Meet, WhatsApp, 2. sistem pengawakan kapal
Laptop, HP, Paket - persyaratan kerja diatas kapal
Internet - perjanjian kerja laut
- pemutakhiran status pelaut

Model Kata Kunci -Manajemen Pelayaran


Pembelajaran: -Kontrak Kerja
-Manajemen Kapal
- Daring Pendekatan Saintifik
- Luring
Model pembelajaran Project Based Learning (daring)

Metode pembelajaran Demonstrasi ,Tanya Jawab, Diskusi, Observasi, Penugasan


Jumlah Peserta
Didik: Peserta didik memiliki pengetahuan tentang Management Kapal,
Pengertian Hukum maririm, Hukum Internasional dan
36 Peserta
pengaplikasiannya
Didik (Dalam
Kompetensi Awal
Keadaan
Normal)

Setelah Peserta Didik mengikuti pembelajaran, dimensi Profil Pelajar


Pancasila yang diharapkan muncul adalah

1. Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha ESA


Profil Pelajar Pancasila
2. Bernalar kritis
Model
3. Kreatif
Pembelajaran
Pembelajaran Jarak 4. Mandiri
Jauh
Karakteristik Peserta  Disiplin
Didik  Mandiri
 Bertanggungjawab
Leadership

Peserta didik reguler/tipikal, Peserta didik dengan kesulitan belajar


Target Peserta Didik
(hanya menonjol pada salah satu gaya belajar saja) dan Peserta didik
(capaian Pembelajaran )
dengan pencapaian tinggi

Capaian Peserta didik dapat memahami tentang proses kerja di kapal niaga antara lain persiapan
Pembelajaran pelayaran, persyaratan kerja di kapal, kontrak kerja, buku pelaut, pekerjaan selama pelayaran,
serta pengetahuan tentang lembaga yang terkait dengan pelayaran kapal niaga, sehingga peserta
didik akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan kerja di kapal niaga
serta memiliki kemampuan, pembiasaan dalam mengaplikasikannya dengan benar, baik melalui
pengamatan, diskusi dan melatih diri/praktek sehingga dapat melaksanakan tugas dengan
cermat, akurat, efektif dan efisien sesuai
 kompetensi yang dipersyaratkan.

Tujuan Siswa Mampu:


Pembelajaran 1. Menganalisis Proses Kerja dan Persiapan pelayaran
2. Mengaplikasikan persyaratan kerja di kapal, kontrak kerja, buku pelaut, sertifikat keahlian
serta pekerjaan selama pelayaran
3. Mengidentifikasi lembaga yang terkait dengan pelayaran kapal niaga
Alur Tujuan Siswa Mampu:
Pembelajaran 1. Menganalisis Proses Kerja dan Persiapan pelayaran
2. Mengidentifikasi lembaga yang terkait dengan pelayaran kapal niaga
3. Mengaplikasikan persyaratan kerja di kapal, kontrak kerja, buku pelaut, sertifikat keahlian
serta pekerjaan selama pelayaran

Pemahaman Undang – undang pelayaran dan konvensi internasional merupakan bagian penting dari materi
Bermakna ajar yang digunakan sebagai ilmu dasar untuk para peserta didik, dan sebagai acuan sebagai
peserta didik agar lebih memahami tentang proses bisnis di dunia kerja bidang nautika kapal
niaga. Dan sebagai acuan untuk menjadikan perwira kapal yang bertanggung jawab dengan
pekerjaannya dan sesuai dengan tugasnya, serta menjadikan seorang perwira kapal yang faham
mengenai aturan – aturan pelayaran secara Internasional maupun nasional.

Pertanyaan 1. Mengapa dalam Undang – undang pelayaran dan konvensi internasional perlu
Pemantik disampaikan cara untuk memanagement kerja di kapal?
2. Mengapa kita harus mengetahui persiapan pelayaran ?
3. Mengapa kita harus mengetahui persyaratan kerja di kapal, kontrak kerja dan
buku pelaut?
4. Mengapa kita harus mengetahui pekerjaan selama pelayaran ?
Mengapa kita harus tau lembaga yang terkait dengan pelayaran kapal niaga ?

PERSIAPAN PEMBELAJARAN

Proses bisnis di dunia kerja bidang Nautika Kapal Niaga

Persiapan yang dilakukan sebelum pembelajaran dimulai:

✔ Membaca materi pembelajaran


✔ Menyiapkan lembar kerja peserta didik
✔ Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran

Topik Proses bisnis di dunia kerja bidang Nautika Kapal Niaga

LK 1 : Proses bisnis di dunia kerja bidang Nautika Kapal Niaga


LK 2 :Diskusi
URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahap
Alokasi
Pembelajaran
Deskripsi
Waktu
(PJBL)
Pendahuluan a.       Guru membagikan Gmeet melalui grup WA 15
menit
  b.      Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam, menunjuk salah
satu siswa untuk memimpin doa, memeriksa kehadiran siswa
  (penumbuhan karakter religius dan disiplin)

  c.       Guru menanyakan kondisi Peserta didik saat ini dan meminta tetap
menjaga protokol kesehatan
 
d.      Guru menginstruksikan kepada Peserta didik untuk memperhatikan
  kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya sebelum pembelajaran dimulai
(Penumbuhan karakter peduli lingkungan dan karakter peduli sosial).
 
e.       Guru memberikan informasi mengenai     kompetensi, serta tujuan
  pembelajaran dan sistem penilaian

  f.       Guru memberikan motivasi dengan memberikan gambaran tentang


manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
 
g.      Guru menyajikan  topik  yang akan dipecahkan secara kelompok,
  dengan membagikan  link bahan ajar  berupa video pembelajaran, materi
ajar serta  LKPD melalui aplikasi Google classroomWAG
 
 
 

 
a. Mengamati (stimulasi/demonstrasi) 60

Kegiatan Inti 1.       Guru memunculkan pertanyaan (driving question) terkait menit


permasalahan nyata (kehidupan sehari-hari) dengan menayangkan video
Fase 1 kasus/gambar di GMeet

Pengenalan 2.       Guru memastikan setiap anggota kelompok mengamati /


Masalah menyimak bahan    ajar berupa:
(Pertanyaan)
a.       Video youtube tentang
 
- persyaratan kerja diatas kapal
 
- perjanjian kerja laut
 
Tahap
Alokasi
Pembelajaran
Deskripsi
Waktu
(PJBL)
  - pemutakhiran status pelaut

   link :

  b.      Blog  tentang - persyaratan kerja diatas kapal link:

  3.       Peserta didik menulis  informasi yang didapatkan dari video dan


atau modul   ajar terkait materi yang diamati
 
 
 
b. Menanya (observasi/identifikasi masalah)
 
1.      Peserta didik membaca  materi atau sumber belajar yang sudah
Fase 2 dibagikan oleh guru  dan bertanya tentang hasil pengamatan yang belum
dipahami
Mendesain
perencanaan 2.      Secara berkelompok peserta didik menyusun rancangan
proyek penyelesaian proyek dengan berdasar LKPD yang sudah dibagikan. yaitu
langkah-langkah yang akan dilakukan, bahan, alat, tempat, dan lainlain.
  Selanjutnya mengumpulkan dokumen rancangan proyek.

   

  c.      Mengumpulkan informasi (data collecting)

  1.      Guru bersama peserta didik membuat kesepakatan tahapan-tahapan


dan waktu pelaksanaannya.
 
2.      Peserta didik dalam kelompok menyusun jadwal proyek sebagai
  acuan dalam langkah-langkah pelaksanaan proyek.

Fase 3.      Peserta didik mengumpulkan informasi dari hasil pengamatan


3 Menyusun video dan atau literasi modul yang telah diberikan
jadwal proyek
4.      Peserta didik mencari informasi dari buku referensi, internet atau
  sumber lain yang bisa mereka peroleh terkait materi yang dipelajari

   

  d.     Mengasosiasi (pengolahan data/analisis)

  1.         Guru  memantau dan memonitor pelaksanaan proyek peserta


didik dapat melalui GMeet
 
2.         Peserta didik melaksanakan proyek secara mandiri dan
  kolaboratif dalam dengan mengisi LKPD yang diberikan oleh guru

  3.              Peserta didik mendokumentasikan setiap tahapan pelaksanaan


proyek (foto, video, dan catatan).
Fase 4
 
Pelaksanaan
Tahap
Alokasi
Pembelajaran
Deskripsi
Waktu
(PJBL)
dan monitoring e.    Mengkomunikasikan (verifikasi/generalisasi)
proyek
1.       Peserta didik menyajikan/mempresentasikan hasil proyek
  (LKPD)secara berkelompok

  2.       Peserta didik memberikan tanggapan, pertanyaan/saran terhadap


hasil diskusi yang disampaikan kelompok lain
 
3.       Peserta didik mendapatkan pendalaman pemahaman konsep saat
  memperoleh informasi dari hasil presentasi kelompok lain.

Fase 5 4.       Pendidik memberikan penguatan terhadap hasil presentasi setiap


kelompok.
Menguji hasil
(Presentasi 5.       Peserta didik diminta untuk menuliskan kesimpulan/mencatat
proyek) penguasaan materi  melalui chat comment Gclassroom/WA langsung
GMeet
 
6.       Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
  pembelajaran.

   

Fase 6

Evaluasi Dan
Refl eksi
Kegiatan a.       Guru mengajak peserta didik mengerjakan post test melalui Gform 15
Penutup link:...................
menit
  b.      Guru memberi tindak lanjut untuk pertemuan    selanjutnya.

  c.       Salah satu peserta didik memimpin doa untuk mengakhiri


pelajaran

d.      Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.


 

Sangatta Utara, 10 Agustus 2022

Verifikator Instruktur
Waka Kurikulum

Abdul Rohman Imam Yahya, M.Pd Endang Murtiningsih, S.Pel.,M.P.,M.M


NIP. 19780102 200801 1 017 NIP. 19761127 202221 2 007

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 2 Sangatta Utara
Puji Astuti Rahayu Effendi, M.Pd
NIP. 19721024 199803 2 006

LAMPIRAN
A. Ringkasan Materi / Bahan Bacaan
B. Asesmen, Remidi, dan Pengayaan
C. Lembar Kerja Peserta Pelatihan
D. Glosarium
E. Daftar Pustaka
RINGKASAN MATERI
Menurut Robert Owen (1771 – 1858), seorang manager pabrik pemintalan kapas di New Landmark
Scotland yaitu sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan perusahaan oleh karena itu
perusahaan harus memperlakukan karyawan lebih manusiawi.
Memperbaiki kondisi dan persyaratan kerja antara lain:
1. Pengurangan standar jam kerja dari 13 jam menjadi 10 jam
2. Tidak mempekerjakan anak – anak di bawah umur dengan pembatasan usia pekerja
minimal 10 tahun
3. Pembukaan toko – toko (semacam koperasi karyawan) di lingkungan perusahaan untuk
memberikan pelayanan kebutuhan para karyawan dengan harga yang lebih murah

Manajemen Kapal
1. Pengertian

Manajemen kapal adalah sebuah terminology yang memayungi bermacam – macam tipe dan
bentuk manajemen yang meliputi semua aspek dari pengoperasian harian suatu kapal. Agar
manajemen dapat mencapai tujuan atau sasaran, diperlukan sarana manajemen yang dikenal
dengan:

1. Men yaitu orang yang mengelola manajemen


2. Money, yaitu dana yang diperlukan untuk membiayai operasi dan investasi
3. Method, yaitu system untuk mencapai tujuan (cara berproduksi, system akuntansi,
prosedur – prosedur dan sebagainya)
4. Material, yaitu bahan – bahan yang diperluka (bahan baku, bahan pembantu dan
sebagainya)
5. Machine, yaitu mesin/peralatan untuk proses produksi serta alat kantor, seperti
computer dan sebagainya.
6. Market, yaitu pasar untuk menyalurkan hasil produksi.
7. Management informasi system, yaitu system informasi yang sangat diperlukan
untuk pengambilan keputusan.

2. Kinerja Transportasi
Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari system operasi transportasi, terdapat
beberapa indikator yaitu:

Menyangkut ukuran kuantitatif yang dinyatakan dengan tingkat pelayanan


Bersifat kualitatif dan dinyatakan dengan mutu pelayanan.

a. Faktor Tingkat Pelayanan


1) Kapasitas
Kapasitas dinyatakan sebagai jumlah penumpang atau barang yang bisa
dipindahkan dalam satuan waktu tertentu, misalnya orang/jam atau ton/jam.
Dalam hal ini, kapasitas merupakan fungsi dari kapasitas atau ukuran tempat
atau sarana transportasi dan kecepatan, serta mempengaruhi besarnya tenaga
penggerak yang dibutuhkan. Pada dasarnya, biasanya semua pihak berusaha
untuk meningkatkan kapasitas dengan cara memperbesar ukuran, mempercepat
perpindahan, merapatkan atau memadatkan penumpang/barang angkutan.
Namun demikian, ada batasan – batasan yang harus diperhatikan dalam
mengupayakan hal – hal tersebut, yaitu keterbtasan ruang gerak yang ada,
2) Aksesbilitas
Aksesbilitas menyatakan tentang kemudahan orang dalam menggunakan suatu
sarana transportasi tertentu dan bias berupa fungsi dan jarak maupun waktu.
Suatu system transportasi sebagiaknya bias diakses dengan mudah dari berbagai
tempat dan pada setiap saat untuk mendorong orang menggunakannya dengan
mudah. b. Faktor Kualitas Pelayanan
1) Keselamatan
Keselamatan erat hubungannya dengan masalah kemungkinan kecelakaan dan
terutama berkaitan erat dengan system pengendalian yang digunakan. Suatu
system transportasi yang mempunyai suatu system pengendalian yang ketat
biasanya mempunyai tigkat keselamatan dan keamanan yang tinggi.
2) Keandalan
Keandalan berhubungan dengan faktor – faktor seperti ketetapan jadwal dan
jaminan sampai di tempat tujuan. Suatu system transportasi yang andal berarti
bahwa penumpang dan/atau barang yang diangkutnya bias sampai pada waktu
yang tepat dan tidak mengalami gangguan atau kerusakan.
3) Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah kemudahan yang ada dalam mengubah segala sesuatu akibat
adanya kejadian yang berubah, tidak sesuai dengan scenario yang direncanakan.
4) Kenyamanan
Kenyamanan transportasi, terutama berlaku untuk angkutan penumpang, erat
kaitannya dengan masalah tata letak tempat duduk, system pengaturan udara di
dalam kendaraan, ketersediaan fasilitas khusus seperti toilet, tempat makanan,
waktu operasi, dan lain – lain.
5) Kecepatan
Kecepatan merupakan factor yang sangat penting dan erat kaitannya dengan
masalah efisiensi system transportasi. Pada prinsipnya orang selalu
menginginkan kecepatan yang tinggi dalam bertransportasi, namun
demikiankeinginan itu kadang – kadang dibatasi oleh berbagai hal. Misalnya
kemampuan mesin atau tenaga penggerak yang terbatas, masalah keselamatan
dan kemampuan manusia dalam mengendalikan pergerakan yang juga terbatas,
6) Dampak
Dampak transportasi sangat beragam jenisnya, mulai dari dampak lingkungan
(polusi, kebisingan, getaran, dan lain – lain) sampai dengan dampak social politik
yang ditimbulkanoleh adanya suatu operasi lalu lintas, serta besarnya konsumsi
energy yang dibutuhkan.
3. Tim Manajemen Kapal

Menurut Kosasi dan Soewedo (2007:129) tim manajemen kapal dipimpin oleh nahkoda dengan
anggota KKM dan Mualaim I (di kapal penumpang ditambah puser). Tugas tim manajemen kapal
adalah sebagai berikut:

1. Merencanakan dan menyelenggarakan pemeliharaan kapal, survey, suplai kebutuhan


kapal (bunker, spare parts, stores, perbekalan) dan repair.
2. Melaksanakan perintah berlayar berdasarkan employment letter (rincian tugas mengenai
pelabuhan yang disinggahi dengan muatannya, isi bunker, supply/maintenance dan
sebagainya)
3. Pembinaan awak kapal
4. Memonitor/mengurus sertifikat – sertifikat kapal, mengikuti peraturan – peraturan
internal, nasional maupun internasional, dan mengadakan latihan – latihan sekoci,
kebakaran, meninggalkan kapal, dan sebagainya.
5. Mengusulkan dan mengendalikan biaya tetap kapal, mencegah/mengurangi delay dan
merencanakan pelayaran dengan aman dan efisien
6. Mengatur dan mengawasi bongkar muat muatan serta mengadministrasikan surat –
surat muatan.
7. Komunikasi dengan pihak luar, kantor pusat, cabang/agen dan sebagainya.
8. Menyelenggarakan administrasi kapal, yaitu:
a. Buku – buku/dokumen – dokumen, antara lain peraturan internal, peraturan
nasional dan internasional, surat – surat muatan, monstreeol, kisah kapal, log book
certificate statutory/class, continuous survey list, manual mengenai kapal, alat –
main engine, auxiliary engine, catatan mengenai maintenance survey, repair dan
sebagainya.
b. Surat menyurat, antara lain surat keluar/masuk, tanda terima bunker, spare part,
store,
perbekalan, repair/maintenance survey report, dan lain – lain
c. Laporan – laporan yang meliputi voyage report, laporan survey, repair, maintenance,
copy log book, noon position, tanda terima barang/jasa, kejadian – kejadian penting

Sistem Pengawakan Kapal


1. Persyaratan Kerja di Atas Kapal
Menurut Ade Chandra kusuma (2018) persyaratan kerja di atas kapal adalah sebagai berikut:
a. Memiliki sertifikat pelaut (COC dan COP)
b. Pengukuhan endorsement bagi yang akan memegang jabatan minimal sebagai Officer
on Watch (OOW)
c. Memiliki dokumen identitas pelaut (buku pelaut dan kartu identitaas pelaut jika
diharuskan)
d. Memiliki badan yang sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan dan rumah sakit yang ditunjuk.
e. Memiliki perjanjian kerja laut
f. Di sijil
g. Memiliki passport (bagi yang berlayar keluar negeri yang diterbitkan oleh imigrasi)

Sertifikat pengawakan (Safe Manning Certificate) adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut untuk awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi
sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional yang menerangkan jumlah awak kapal yang
diwajibkan dan sertifikat keahlian.

Persyaratan tersebut sebagai berikut:

a. Surat permohonan dari perusahaan


b. Sertifikat keselamatan
c. Surat ukur
d. Surat laut
e. Crew list
f. Foto copy sertifikat COC dan COE

Tingkat tanggung jawab di atas kapal:

a. Manajemen Level (Master, Chief Mate, Chief Engineer, dan Second Engineer)
b. Operating Level
c. Supporting Level
2. Perjanjian Kerja Laut
 Perjanjian kerja laut adalah perjanjian yang dibuat antara pengusaha kapal di
suatu pihak dengan seorang buruh di pihak lain yang menyanggupi untuk
melakukan pekerjaan di bawah perintah pengusaha itu dengan mendapat upah,
baik sebagai nahkoda atau anak buah kapal (pasal 395 KUHD).
 Perjanjian kerja laut adalah perjanjian kerja perorangan yang ditandatangani oleh
pelaut Indonesia dengan pengusaha angkutan di perairan (PP.No.7 tahun 2000)

Unsur – unsur dalam perjanjian kerja laut:


a. Dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
b. Ditandatangani oleh Syahbandar
c. Dibiayai oleh pemerintah
Jenis – jenis perjanjian kerja laut:
a. Berdasarkan pada waktu atau periode tertentu
1) PKL Trip, yaitu PKL yang berdasarkan pada pelayarannya dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lain, biasanya disebutkan pula ketentuan kapal dan
trayeknya
2) PKL periode, yaitu PKL menurut waktu tertentu
3) PKL tidak tertentu, yaitu PKL yang tidak ditetapkan masa berlakunya dan
berakhir sesuai dengan persetujuan kedua pihak.
b. Berdasarkan pada sudut perbedaan dalam undang – undang
1) PKL untuk nahkoda
2) PKL untuk ABK
Perbedaan dalam undang – undang yaitu yang menyangkut alas an – alasan yang
sah ketika terjadi pemutusa hubungan kerja.
c. Berdasarkan pihak yang mengikatnya
1) PKL pribadi, yaitu PKL antara seseorang dan majikan
2) PKL Kolektif, yaitu PKL antara gabungan pelaut (organisasi Union) dan
gabungan majikan/pengusaha

Syarat sahnya suatu perjanjian sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan tentang
Perekrutan dan Penempatan awak kapal (PM 18 Tahun 2013 pasal 1320 KUH Perdata):
Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya
Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan
Harus ada suatu hal tertentu
Harus ada suatu sebab (kausa) yang halal.

Syarat untuk dapat bekerja di kapal adalah harus menandatangani:


Perjanjian Kerja Laut antara pengusaha dan nahkoda dan ABK
Sijil awak kapal antara Nahkoda/wakil dengan Syahbandar/wakil
Dan lain – lain sesuai dengan hukum perkapalan

Persyaratan ABK yang siap bekerja di kapal:


Sertifikat Pre Sailing Health Certificate
Buku pelaut
Ijazah bagi perwira
Sertifikat keterampilan pelaut
Surat kontrak

Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh caon pelaut sebelum menandatangani kontrak
kerja laut adalah:
a. Jangan mulai kerja di kapal laut tanpa kontrak tertulis
b. Jangan pernah menandatangani kontrak kosong atau kontrak yang mengikat Anda
untuk syarat dan ketentuan yang tidak ditentukan atau yang Anda tidak terbiasa.
c. Periksa apakah kontrak yang Anda tandatangani mengacu pada perjanjian kerja
bersama (PKB). Jika demikian, pastikan bahwa Anda sepenuhnya mengetahui
ketentuan PKB dan menyimpan salinannya beserta kontrak anda.
d. Pastikan durasi kontrak dinyatakan dengan jelas
e. Jangan pernah menandatangani kontrak yang memungkinkan perubahan yang
dilakukan pada periode kontrak atas kebijakan pemilik kapal. Setiap perubahan,
setiap durasi kontrak yang disepakati harus berdasarkan persetujuan bersama.
f. Selalu pastikan bahwa kontrak dengan jelas menyatakan gaji pokok dan
memastikan bahwa jam kerja dasar didefinisikan dengan jelas, misalnya 40, 44,
atau 48 per minggu. Organisasi perburuhan internasional (ILO) menyatakan
bahwa jam kerja dasar maksimum adalah 48 jam per minggu (208 per bulan).
g. Pastikan bahwa kontrak kerja mengatur dengan jelas tentang waktu lembur yang
dibayar dan berapa jumlahnya. Biasa satu jam kerja lembur dibayar dengan
jumlah per jam dengan upah yang sama untuk semua jam melebihi jam kerja
dasar. Atau mungkin jumlahnya tetap secara bulanan untuk jumlah jam lembur
yang digaransi. Dalam hal upah untuk setiap jam kerja di luar lembur yang
dijamin harus dinyatakan dengan jelas. ILO menyatakan bahwa semua jam lembur harus
dibayarminimal 1,25 x tariff per jam normal.
h. Pastikan dengan jelas tentang hari cuti perbulan yang Anda dapatkan, ILO
menyatakan bahwa cuti dengan tetap dibayar tidak boleh kurang dari 30 hari per
tahun (2,5 hari per bulan kalender)
i. Pastikan bahwa pembayaran gaji pokok, lembur cuti dengan jelas dan terpisah
terinci dalam kontrak kerja.
j. Periksa bahwa kontrak kerja Anda menyatakan bahwa Anda berhak untuk biaya
pemulangan Anda. Jangan pernah menandatangani kontrak yang berisi klausul
yang menyatakan Anda bertanggung jawab untuk membayar sebagian dari biaya
untuk bergabung ke kapal dan biaya pemulangan.
k. Jangan menandatangani kontrak kerja yang memungkinkan pemilik kapal untuk
menahan atau memberikan sebagian dari gaji Anda selama periode kontrak. Anda
berhak mendapatkan gaji penuh yang diperoleh pada akhir setiap bulan kalender
l. Ingat bahwa perjanjian kerja laut tidak selalu menyertakan rincian
manfaat/tunjangan tambahan.

Perusahaan keagenan awak kapal yang melakukan perekrutan dan penempatan pelaut wajib:
a. Mengurus seluruh dokumen yang diperlukan di Negara tujuan atau tempat kapal
bersandar
b. Menjamin keamanan dokumen kepelautan, dokumen perjalanan dan dokumen
lainnya yang terkait dengan hubungan kerja kedua belah pihak.
c. Memberikan kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi yang
dimiliki
d. Membebaskan atas pungutan biaya kepada pelaut, kecuali untuk biaya dokumen
perjalanan, biaya pembuatan dokumen pelaut dan biaya pemeriksaan untuk
penerbitan sertifikat kesehatan
e. Menginformasikan hak – hak dan kewajiban pelaut berdasarkan perjanjian kerja
laut dan memberi kesempatan untuk membaca dan memahami isi perjanjian kerja
laut sebelum ditandatangani.
3. Pemutakhiran Status Pelaut
Pemuthakiran bagi pelaut yang tidak memiliki masa layar dalam rangka
sertifikasiInternational Convention on Standard of Training Certification and
Watchkeeping for Seafarers (STCW 1978 Amandemen 2010 dalam Peraturan
Direktorat Perhubungan Laut No. HK. 103–1–2DJPL–2016), perlu penyesuaian
terhadap sertifikat keahlian pelaut melalui pelaksanaan pendidikan dan latihan serta
ujian pemuthakiran sertifikat keahlian pelaut yang tidak memiliki masa layar
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang pemuthakiran bagi pelautyang
tidak memiliki masa layar dalam rangka sertifikasi Internasional Convention on
Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers (SCTW 95
Amandemen 2010). Pasal 1 (1) Pelaut yang tidak memiliki masa layar adalah pelaut
yang memiliki masa layar dengan sertifikat kompetensi atau yang tidak bekerja di atas
kapal lebih dari 5 tahun pada kapal niaga dengan sertifikat berdasarkan International
Convention on Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers
(STCW 1978 Amandemen 2010) dan digunakan untuk melaksanakan tugas dan
fungsi dibidang perkapalan dan kepelautan. Bukti pengakuan pelaut tidak bekerja di
atas kapal lebih dari 5 (lima) tahun dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi
atau lembaga atau perusahaan yang memperkerjakannya.
Pemutakhiran pelaut yang tidak memiliki masa layar diberikan kepada pelaut pemilik
sertifikat keahlian tingkat I/II/III. Pendidikan dan pelatihan pemutakhiran
dilaksanakan oleh lembaga yang telah mendapatkan pengesahan (approval) dari
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Bagi pemilik sertifikat keahlian pelaut yang
tidak memiliki masa layar yang ingin berlayar di kapal niaga wajib memiliki sertifikat
kesehatan pelaut yang valid dan memenuhi sertifikat keterampilan yang
dipersyaratkan secara International Convention on Standard of Training Certification
and Watchkeeping for Seafarers (STCW 1978 Amandemen 2010). Pelaut atau sering
disebut awak kapal yang berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 2000
tentang Kepelautan mengamanatkan bahwa setiap orang yang mempunyai kualifikasi
keahlian atau keterampilan sebagai awak kapal, warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di
sektor kemaritiman (kelautan) baik di perusahaan berbendera Indonesia, maupun perusahaan resmi
bendera asing.
Perusahaan – perusahaan pelayaran tersebut melayani angkutan manusia, angkutan barang (cargo)
maupun penangkap ikan untuk diolah menjadi produk jadi. Penegasan status awak kapal pun
dikuatkan dalam UU No.17 Tahun 2008 tentang pelayaran yang bekerja atau dipekerjakan di atas
kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas sesuai jabatannya. Sehingga anak buah
kapal adalah awak kapal selain nakhoda. Dan mereka yang bekerja sesuai keahlian dan jabatan di atas
kapal adalah masuk ke dalam tenaga kerja Indonesia.
Struktur Kurikulum
Modul Ajar : Undang – Undang Pelayaran
SMK Pusat Keunggulan

A. Asesmen Diagnostik Asesmen


Kognitif
1. Mengapa taruna wajib mengetahui tentang manajemen pada perusahaan pelayaran?
2. Mengapa manajemen pada perusahaan pelayaran diperlukan dalam pelayaran di Indonesia?
3. Mengapa taruna wajib mengetahui tentang aturan – aturan maritime nasional dan internasional
?
Asesmen Non-Kognitif
1. Bagaimana kesan siswa dalam mengikuti pembelajaran Manajemen Kapal ?
2. Apa saja kendala yang membuat pembelajaran menjadi terhambat?

 Paham Utuh:
peserta melanjutkan kegiatan pembelajaran selanjutnya, mengerti mengenai apa itu manajemen kapal.
 Paham Sebagian dan Tidak Paham:
memberikan pembelajaran dengan menekankan pada pemahaman mengenai manajemen kapal

B. Asesmen Formatif
 Asesmen Formatif
Peserta didik di bentuk menjadi kelompok, didalam kelompok itu terdiri dari 4-5 orang dan diminta
memberikan pandangannya terkait beberapa pertanyaan. Dan di kerjakan di lembar kerja yang sudah
disediakan, uraian soal sebagai berikut:
1. Identifikasikan mengenai manajemen kapal di atas kapal dan management pekerjaan pada
perusahaan pelayaran, setelah itu anda tuliskan hasil identifikasi yang sudah anda kerjakan !
2. Sebutkan tugas dan tanggung jawab tim manajemen kapal !
3. Sebutkan dan jelaskan hukum internasional dan nasional yang mengatur tentang pelayaran kapal
niaga !
4. Analisis aturan terhadap study kasus yg diberikan !

a. Rubrik Penilaian
Aspek Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4
Ketepatan Penjelasan Menjelaskan Menjelaskan Menjelaskan
dalam tidak sesuai dengan tepat dengan tepat 2 dengan tepat 3
menjelaskan dengan hanya 1 bagian bagian atau
konteks bagian lebih Kesesuaian Menunjukkan
Hanya 1 Hanya 2 3 komponen dalam
komponen komponen komponen atau lebih
menunjukkan tidak sesuai ditunjukkan ditunjukkan ditunjukkan
komponen dengan dengan sesuai dengan sesuai dengan sesuai
dengan penjelasan
penyampaian penjelasan
Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan Menunjukkan
sikap dimensi 1 sikap sesuai 2 sikap sesuai sikap sesuai sikap sesuai 4
profil pelajar dengan dengan dimensi profil atau lebih
pancasila dimensi profil dimensi profil pelajar dimensi profil
pelajar pelajar pancasila pelajar
pancasila Pancasila Pancasila

Asesmen Formatif diposting di LMS Google Classroom

C. ASESMEN SUMATIF: QUIZ


1. Manajemen kapal adalah sebuah terminologi yang memayungi bermacam-macam tipe dan
bentuk manajemen yang meliputi semua aspek dari pengoperasian harian suatu kapal. Yang
bukan merupakan salah satu tujuan atau sasaran adalah ….
A. Men
B. Money
C. Method
D. Material
E. Moment
2. Berikut ini yang dimaksud dengan Method dalam mencapai tujuan dan sasaran manajemen
adalah ….
A. orang yang mengelola manajemen
Struktur Kurikulum
Modul Ajar : Undang – Undang Pelayaran
SMK Pusat Keunggulan
B. dana yang diperlukan untuk membiayai operasional
C. pasar untuk menyalurkan hasil produksi
D. system untuk mencapai tujuan
E. bahan – bahan yang diperluka
3. Berikut ini yang merupakan pemimpin di dalam tim manajemen kapal adalah ….
A. Nahkoda
B. Mualim 1
C. KKM
D. Bosun
E. Mandor
4. Berikut ini yang dimaksud dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dirjen
Perhubungan Laut untuk awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan
kompetensi sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional adalah ….
A. Safe Manning Certificate
B. Certificate of Proviciency
C. Certificate of Competency
D. Certificate of Endorsement
E. Crew List
5. Tingkat tanggung jawab kapal terdiri atas manajemen level, operating level, dan
supporting level. Berikut ini yang bukan merupakan bagian dari manajemen level adalah
….
A. Master
B. Chief Mate
C. Bostwain
D. Chief Engineer
E. Second Engineer

D. REMIDI DAN PENGAYAAN


1. Peserta yang nilainya kurang dari 75 agar memperdalam lagi ringkasan materi dan
membuat video penjelasan terkait struktur kurikulum dan implementasi Profil Pelajar
Pancasila
2. Peserta didik yang nilainya lebih dari atau sama dengan 75 mempelajari modul selanjutnya
Struktur Kurikulum
Modul Ajar : Undang – Undang Pelayaran
SMK Pusat Keunggulan

NILAI
Struktur Kurikulum
Modul Ajar : Undang – Undang Pelayaran
SMK Pusat Keunggulan

http://siladikti.hangtuah.ac.id/filesila/MUDIYANTO%20PDP/BK.AJAR%20MANAJEMEN%20KAPAL-
MUDIYANTO.pdf
GLOSARIUM

Daftar Istilah Penjelasan


sebuah terminologi yang memayungi bermacam-macam
Manajemen Kapal : tipe dan bentuk manajemen yang meliputi semua aspek
dari pengoperasian harian suatu kapal.
salah seorang dari awak kapal yang menjadi pemimpin
tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan
Nahkoda/master :
tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan No.17 Tahun 2008
merupakan sebuah alat yang terdapat pada kapal untuk
Alat – alat navigasi kapal : membantu dalam memberikan informasi arah laju
pada kapal yang berlayar.
ijazah atau surat ijin (license) yang menegaskan bahwa
CoC (Certificate of
: pemegangnya memiliki pengetahuan dan keahlian untuk
Competency)
berlayar.
Sertifikat keterampilan (COP) menunjukkan pemegangnya
CoP (Certificate of mempunyai keterampilan dalam bidang keterampilan
:
Proviciency tertentu, misalnya Basic Training, Survival Craft and
Rescue Boat, Advance Fire Figting,
sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Sertifikat Pengawakan Perhubungan Laut untuk awak kapal yang memenuhi
:
(Safe Manning Certificate) persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan
ketentuan nasional dan internasional
perjanjian kerja perseorangan yang dibuat oleh pcrusahaan
Perjanjian Kerja Laut : angkutan laut atau perusahaan keagenan dengan pelaut
yang akan diperkerjakan sebagai awak kapal
pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh
Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk
Syahbandar : menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap
dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
seluruh orang yang bekerja di atas kapal yang harus
ABK (Anak Buah Kapal) memiliki sertifikat khusus kepelautan yang dikeluarkan oleh
badan diklat kepelautan.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan. Peraturan Perundangan
Bidang Transportasi.
SOLAS IMO Consulidation. 2014. IMO, London 2014
STCW (Standard Training Certification for Watchkeeping Seafarer”.1978 Including
Amandement 2010 IMO. London 2011
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Hubungan Kerja.
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.
Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran. Undang-Undang RI Nomor 14
Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

Anda mungkin juga menyukai