Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih

bersifat sebab akibat (kausal), sehingga dalam penelitianya ada variabel

independen dan dependen (Sugiyono 2010 : 18).

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

variabel-variabel yang mempengaruhi pada keputusan pembelian antara lain :

a. Variabel Bebas (Independent)

Variable ini sering disebut sebagai variable stimulus, prediktor, antecedent.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (Sugiyono, 2010 : 39). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian

ini adalah variabel kualitas pelayanan dan citra merek.

b. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependent sering disebut dengan variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2010 : 39). Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini

adalah variabel keputusan pembelian.


30

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Sub Variable Indicator Sub Indicator


Special Club memiliki
gedung dan ruangan front
office, tersedianya tempat
Wujud dan Bentuk Fisik parkir, kebersihan,
(Tangibles) kerapihan dan kenyamanan
ruangan, kelengkapan
peralatan komunikasi dan
penampilan karyawan.
Special Club mampu
memberikan perhatian
Perhatian
yang bersifat individual
(Emphaty)
atau pribadi kepada para
pelanggan/konsumen.
Special Club mampu untuk
Keandalan memberikan jasa yang di
(Reliability) janjikan dengan akurat dan
terpercaya.
Kualitas Pelayanan Special Club memiliki
(X1) karyawan yang sigap
Daya Tanggap/Kesigapan dalam membantu
(Responsive) konsumen dan memberikan
pelayanan yang cepat dan
tanggap.
Special Club memiliki
pengetahuan terhadap
produk secara tepat,
kualitas, keramah-tamahan,
perkataanatau kesopanan
dalam memberikan
Jaminan
pelayanan, keterampilan
(Assurance)
dalam memberikan
informasi dan kemampuan
dalam menamkan
kepercayaan
konsumen/pelanggan
terhadap perusahaan.
Hebalife memiliki
Kekuatan
kekuatan yang dicitrakan
(Strengthness)
sebagai nutrisi segala usia.
Herbalife memiliki
Citra Merek (X2) keunikan yang
Keunikan membedakan dengan
(Uniqueness) produk sejenis dalam hal
seperti rasa yang
31

Sub Variable Indicator Sub Indicator


beranekaragam.
Keuntungan Herbalife mudah diingat
(Favorable) dan diucapkan.
Herbalife memiliki produk
Pemilihan produk yang beragam sesuai
kebutuhan konsumen.
Merek Herbalife memiliki
tingkat popularitas
Pemilihan merek
sehingga lebih dipercaya
Keputusan Pembelian
oleh konsumen.
(Y)
Herbalife dijual oleh
Pemilihan penyalur member-member resmi di
seluh dunia.
Herbalife bisa di beli di
Waktu dan jumlah
member sesuai dengan
pembelian
kebutuhan.
Sumber : Data Sekunder, 2018

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono , 2013 : 115). Adapun

jumlah populasi dari konsemen Herbalife yaitu tidak teridentifikasi.

Menurut Sugiyono (2013 : 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan

dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya. Sehingga

tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh pupulasi yang ada,sehingga dibentuk

sebuah perwakilan populasi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

Purposive Sampling. Teknik purposive sampling yaitu metode pengambilan

sampel yang berdasarkan pada pertimbangan kriteria dan syarat tertentu dan harus

mewakili populasi yang akan diteliti. Kriteria yang digunakan adalah member
32

Herbalife Samarinda yang telah melakukan pembelian minimal 1 kali. Kriteria ini

dipilih karena responden yang telah melakukan pembelian sebanyak 1 kali

dianggap telah menjadi pelanggan Herbalife Samarinda.

Menurut Hair,et,al dalam Prawira (2010 : 46) merekomendasikan jumlah

sampel minimal adalah 5 kali dari jumlah item pertanyaan yang terdapat

dikuesioner. Indicator dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas dan 1

variabel terikat. Total pertanyaan dalam penelitian ini adalah 13 pertanyaan,

sehingga minimal ukuran sampel penelitian ini adalah :

n x 5 = Jumlah sampel

n : Jumlah indokator

5 : Jumlah sampel minimal

13 x 5 = 65

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 65 responden.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik dalam

pengumpulan data yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Adapun teknik

pengumpulan data yang diterapkan adalah :

a. Penelitian Lapangan (Field Work Research)

Adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengadakan

penelitian langsung terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan

mendokumentasikan data-data yang diperoleh baik secara lisan maupun tulisan.

Field Work Research dalam penelitian ini adalah melalui Interview, yaitu metode

peneliatian di mana penelitian mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak yang


33

berhubungan langsung dengan objek yang diteliti, dalam hal ini konsumen

Herbalife. Interview dilakukan dengan bantuan kuesioner. (Terlampir )

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang di lakukan dengan

membaca buku-buku, jurnal-jurnal, refrensi yang berkaitan dengan penelitian ini

dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

3.5. Alat Ukur Data

Penulis menggunakan metode skala likert. Skala likert menurut Sugiyono

(2010 : 93) skala yang digunakan secara luas yang mengharuskan responden

untuk menunjukan derajat setuju atau tidak setuju pada setiap pernyataan yang

berkaitan dengan objek yang diteliti. Pengukuran dilakukan pada variabel bebas

dan variabel terikat yang didapatkan dari penyebaran kuesioner yang berisi

pernyataan-pernyataan yang setiap pernyataan akan diberi lima pilihan jawaban

tersebut sebagai berikut :

Tabel 3.2
Skala Likert dan Pembobotanya
Sangat setuju/Sangat baik Skor = 5

Setuju/Baik Skor = 4

Cukup setuju/Cukup baik Skor = 3

Tidak setuju/Tidak baik Skor = 2

Sangat tidak setuju/Sangat tidak baik Skor = 1


34

3.6. Teknik Analisis Data

Berdasarkan rumusan hipotesis yang dibuat, maka penulis menerapkan

metode analisa data kuantitatif dalam penelitian ini dengan permodelan analisis

regresi linier berganda. Adapun tahapan – tahapan dalam analisisi ini yaitu :

3.6.1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah

disusun dalam kuesioner dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur

secera tepat. Validitas suatu instrument menggambarkan tingkat kemampuan alat

ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok

penelitian.

Salah satu teknik pengujian validitas instrument adalah menggunakan

korelasi brivareate pearson (Produk Momen Pearson), yaitu dengan cara

mengkorelasikan masing – masing skor item dengan skor total item (penjumlahan

dari skor item). Item - item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor

total menunjukan item – item tersebut mampu memberikan dukungan dalam

mengungkap apa yang ingin diungkap dan dinyatakan valid. Sedangkan item –

item pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai

instrument pertanyaan. Suatu instrument dinyatakan valid jika koefisien korelasi

item terhadap total item lebih besar dari koefisien korelasi pada tabel dengan

tingkat kepercayaan yang dipilih, atau jika nilai signifikan korelasi item terhadap

total lebih kecil dari alpha (Santoso, 2006 : 26).


35

b. Uji Reliabilitas

Jika kuesioner terbukti valid, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji

reliabilitasnya, untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang

digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

Reliabilitas instrument menggambarkan kemantapan alat ukur yang digunakan,

yaitu apakah alat tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat

digunakan untuk meramalkan (predictability) sehingga memberikan hasil

pengukuran yang tidak berubah-ubah dan tidak akan memberikan hasil yang

serupa apabila digunakan berkali – kali.

Salah satu teknik pengujian reliabilitas yang sering digunakan adalah

menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Metode alpha sangat cocok

digunakan pada skor berbentuk skala (missal 1-4,1-5) atau skor rentangan (missal

0-20,0-50). Metode alpha dapat juga digunakanpada skor dikotomi (0 dan 1).

Suatu instrument dapat dikatakan reliable jika nilai alpha lebih desar dari r kritis

product moment. Atau bisa menggunakan batasan dengan kriteria suatu

instrument dikatakan reliable jika koefisien alpha hitung >0,60 (Sudarmanto, 2005

: 89-99).

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan

dapat dikatakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian

multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan normalitas.

a. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2009 : 91) mengatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan untuk

membuktikan atau menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya


36

korelasi antara variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi multikolinearitas antara variable bebas. Dalam output SPSS, masalah

multikolinearitas ditujukan lewat table Coefficient dimana nilai Variance Inflated

Factor (VIF) <10 dan nilai tollerance >0,10.

b. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2009 : 105) mengatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk mengetahui variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Persyaratan yang harus di penuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala heteroskedastisitas dengan ditunjukan oleh grafik scatterplot pada

titik-titik yang tidak membentuk pola yang menyebar di atas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan guna melihat apakah variable independen maupun

variable dependen mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Dengan

menggunakan teknik Kolmogorof-Smirnov. Data yang normal adalah Sig.

Klomogorof- Smirnov.-hitung>Alpha.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menurut Santoso (2010 : 219) bertujuan untuk menguji

apakah ada korelasi dalam model regresi linier antara variable bebas. Jika terjadi

korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu metode pengujian yang

dapat digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan

sebagai berikut :

1) Jika d < dL atau d > (4-dL), berarti terdapat autokorelasi.


37

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak autokorelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), tidak

menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.6.3. Analisis Regresi Linier Berganda

a. Persamaan Regresi

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh iklan dan citra merek terhadap keputusan pembelian Herbalife di kota

Samarinda. Model hubungan nilai pelanggan dengan variable – variable tersebut

dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 82) :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta dari keputusan regresi

b1 = Koefisien regresi Variabel X1 (iklan)

b2 = Koefisien regresi Variabel X2 (citra merek)

X1 = Variabel Iklan

X2 = Variabel Citra Merek

e = Error / variabel pengganggu

a. Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan variable

independent secara bersama –sama terhadap variable Dependent. Semakin besar

nilai R, maka semakin kuat hubungan variable independent secara bersama –

sama terhadap variable dependent.


38

Berikut rumus untuk perhitungan koefisien korelasi menurut (Sunyoto, 2011 : 63)

b 1 ∑ X 1 y +b 2 ∑ X 2 y
R= 2
∑y

Dalam memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan.

Besar kecilnya hasil yang didapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada

table dibawah ini :

Table 3.3
Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2006 : 93)

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan

paling baik dalam analisa regresi dimana hal yang ditunjukan oleh besarnya

koefisien determinasi (R2) antara 0 dan 1. Koefisien determinasi (R2) nol variable

independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variable dependen. Selain itu

koefisien determinasi (R2) dipergunakan untuk mengetahui presentase perubahan

variable tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variable bebas (X).
39

c. Uji F (Uji serentak)

Pada penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan

pengaruh variable – variable dependen (Ghozali, 2005 : 84). Untuk mengetahui

hasil uji F ini, maka digunakan rumus sebagai berikut, (Priyanto, 2009 : 81) :
2
R (n−k−1)
F=
k (1−R 2)

Dimana :

F : F dihitung yang selanjutnya akan dibandingkan dengan F tabel

k : Jumlah variable independent

n : Jumlah anggota sampel

R2 : Koefisien Korelasi ganda

Bentuk pengujian dari Fhitung ini adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = 0, artinya variable kualitas pelayanan (X1) dan citra merek (X2)

secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk

Herbalife di kota Samarinda.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya variable kualitas pelayanan (X1) dan citra merek (X2)

secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Herbalife di

Samarinda (Y). Pembuktian ini dilakukan dengan mengamati signifikansi F hitung

pada alpha (α)5%.

Apabila nilai Sig.Fhitung<α 0,05,maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Apabila nilai Sig.Fhitung>α 0,05,maka H0 ditolak dan Ha ditolak.

d. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikasi hubungan antara variable X dan

Y,apakah variable X1 dan X2 (keputusan pembelian dan citra merek) benar-benar


40

berpengaruh terhadap variable Y (keputusan pembelian) secara terpisah atau

parsial (Ghozali 2005:84). Uji t (parsial)ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai

berikut :

bi
thitung =
S bi

Dimana :

bi : koefisien regresi

sbi : Standart Error

Bentuk pengujianya sebagai berikut :

H0 :bi = 0, artinya variable kualitas pelayanan dan citra merek secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembalian produk Herbalife di

Samarinda.

Ha : bi ≠0, artinya variable kualitas pelayanan dan citra merek secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk Herbalife di

Samarinda. Dengan menggunakan tingkat keyakinan alpha (a) sebesar 5% dan

signifikansi thitung :

Apabila nilai Sig.Fhitung<α 0,05,maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Apabila nilai Sig.Fhitung>α 0,05,maka H0 ditolak dan Ha ditolak.

e. Variable yang Paling Berpengaruh

Untuk mengetahui variable yang paling berpengaruh,dilakukan dengan

melihat nilai koefisien regresi baku,dimana nilai yang paling besar adalah ist yang

Paling berpengaruh.
41

Dalam rangka mempercepat dan mempermudah proses analisis data, maka

dipergunakan system komputerisasi dengan menggunakan program IBM SPSS 21

(Statistical Package for Social Science).

Anda mungkin juga menyukai