Anda di halaman 1dari 1

Hukum yang dibuat oleh manusia dibedakan lagi ke dalam dua jenis yakni

hukum yang sebenarnya dan hukum yang tidak sebenarnya. 

Hukum yang sebenarnya disebut juga dengan hukum positif.

Hukum ini meliputi hukum yang dibuat oleh penguasa dalam bentuk tertulis
maupun tidak tertulis, namun berlaku dan sifatnya mengikat baik secara
umum maupun khusus.

Hukum ini diterapkan pengadilan dan pemerintah dalam negara Indonesia.

Hukum yang tidak sebenarnya adalah hukum yang tidak dibuat oleh
penguasa, sehingga tidak memenuhi persyaratan sebagai hukum 

Penerapan Aliran Positivisme Hukum 

Positivisme hukum adalah tesis bahwa keberadaan dan isi hukum


bergantung pada fakta sosial.

Hukum ini menggunakan pendekatan yurisprudensi (pertimbangan


keputusan hakim terdahulu mengenai perkara yang sama) untuk
menafsirkan hukum secara positif.

Unsur keberlakuan yuridis harus terpenuhi dalam hukum positif 

Ciri-ciri positivisme hukum menurut HLA Hart  :

- Hukum adalah perintah manusia

- Tidak ada hubungan mutlak/penting antara hukum di satu sisi dengan


moral di pihak lain, atau antara hukum yang berlaku dengan hukum yang
sesungguhnya.

- Analisis terhadap konsepsi hukum dinilai penting untuk dilakukan dan


harus dibedakan dari studi yang historis maupun sosiologis, dan harus
dibedakan pula dari penilaian yang bersifat kritis

demikian analisis tentang jawaban penerapan aliran positivisme hukum di


Indonesia beserta ciri-cirinya.

Anda mungkin juga menyukai