QS. 3 : 134
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan” (QS 3 : 134)
Penjelasan :
- Ciri Orang Yang Bertakwa Pertama : yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya, baik di
waktu lapang maupun sempit.
Baik dalam keadaan lapang (berkecukupan) ataupun dalam keadaan sempit (kekurangan). Mereka
berusaha untuk selalu dapat membantu orang lain sesuai dengan kemampuan. Mereka itu orang-
orang tidak pernah melalaikan infaq meski terkadang mereka sendiri sedang kesulitan.
Sabda Rasulullah SAW : "Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir
kurma". (HR. Muttafaq alaih).
- Ciri Orang Yang Bertakwa Ketiga : Orang Yang Memaafkan Kesalahan Orang lain (Pemaaf)
Memaafkan berarti menghapuskan. Jadi seseorang baru dikatakan memaafkan orang lain apabila ia
menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian tidak menghukumnya sekalipun ia mampu
melakukannya. Ini adalah perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih tinggi dari menahan marah.
Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu yang tersimpan dalam diri, sedangkan
memaafkan, menuntut orang untuk menghapus bekas luka hati akibat perbuatan orang. Ini tidak
mudah, oleh karena itu pantaslah dianggap perilaku orang bertakwa.
Untuk memberikan dorongan kepada manusia agar mau memaafkan, Allah berulang kali
1
memerintahkannya di dalam Al-Quran, antara lain dalam surat Al-Araf 199, Al-Hijr 85, dan Asy-Syura
43. Sementara itu Rasulullah SAW juga menjelaskan keuntungan orang-orang yang mau memaafkan
kesalahan orang lain, di antaranya:
Barangsiapa memberi maaf ketika dia mampu membalas, maka Allah akan mengampuninya saat ia
kesukaran. Dan Orang yang memaafkan terhadap kezhaliman, karena mengharapkan keredhaan
Allah, maka Allah akan menambah kemuliaan kepadanya di hari kiamat (Lengkapnya dapat dilihat
dalam Muhammad Ahmad al-Hufy, Edisi Indonesia, hal. 272).
Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah kita, adalah seseorang yang sangat pemaaf.
Aisyiyah r. a. berkata: Saya belum pernah melihat Rasulullah SAW membalas karena beliau dianiaya
selama hukum Allah tidak dilanggar. Beliau akan memaafkan kesalahan orang lain yang mengenai
dirinya, karena itu adalah sifat utama.
- Ciri Orang Yang Bertakwa Keempat : orang yang senantiasa berbuat kebajikan / Berbuat ihsan
Ini adalah tingkat yang lebih tinggi dari tiga perilaku takwa sebelumnya. Allah mencintai orang yang
berbuat ihsan dengan berbagai cara yang mungkin dilakukannya. Dalam menafsirkan ayat ini
Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan suatu riwayat yang menggambarkan bahwa berbuat ihsan
itu adalah sebagai puncak dari tiga sifat utama sebelumnya: Seorang budak melakukan sesuatu
pelanggaran yang membuat tuannya sangat marah. Budak itu berkata kepada tuannya: Tuan, Allah
SWT berfirman wal kazhimiin alghaizha, maka tuannya menjawab: Aku telah menahan marahku.
Budak itu berkata lagi, Allah telah berfirman walafiina aninnaas, yang dijawab oleh tuannya: Kamu
telah kumaafkan. Budak itupun melanjutkan lagi, bahwa Allah telah berfirman wallahu yuhibbul
muhsiniin, tuannya menjawab: Pergilah! Engkau merdeka karena Allah. (Muhammad Rasyid Ridha,
IV, hal. 135). Riwayat senada juga dikemukakan oleh Al-Maraghi dalam menafsirkan ayat ini.
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya
itu, sedang mereka mengetahui” (QS 3 : 135)
Penjelasan :
- Ciri Orang Yang Bertakwa Kelima :
Orang yang melakukan perbuatan Keji (dosa) mereka ingat kepada Allah dan memohon ampun kepada
Allah (Cepat menyadari kesalahan lalu beristighfar)
Perilaku ini menggambarkan bagaimana orang yang bertakwa menghadapi dirinya sendiri, yaitu bila
dia, sengaja atau tidak, melakukan perbuatan dosa seperti, membunuh, memakan riba, korupsi,
berzina, atau menganiaya diri sendiri seperti minum khamar, membuka aurat, tidak shalat, tidak
berpuasa, dan sebagainya, mereka langsung ingat Allah, sehingga merasa malu dan takut
kepadaNya. Lalu ia cepat menyesali semua perbuatannya dan memohon ampun sambil bertekad
tidak akan mengulangi lagi kesalahan itu.
Firman Allah "Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-
orang yang beramal" (QS 3:136),