Anda di halaman 1dari 2

Materi Ceramah 1:

QS. 3 : 134

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan” (QS 3 : 134)

Penjelasan :

- Ciri Orang Yang Bertakwa Pertama : yaitu orang-orang yang menginfakkan hartanya, baik di
waktu lapang maupun sempit.
Baik dalam keadaan lapang (berkecukupan) ataupun dalam keadaan sempit (kekurangan). Mereka
berusaha untuk selalu dapat membantu orang lain sesuai dengan kemampuan. Mereka itu orang-
orang tidak pernah melalaikan infaq meski terkadang mereka sendiri sedang kesulitan.
Sabda Rasulullah SAW : "Jauhkanlah dirimu dari api neraka walaupun dengan (bersedekah) sebutir
kurma". (HR. Muttafaq alaih).

Dr. Isnawati Rais, MA (Dosen IAIN Imam Bonjol) menjelaskan :


Menurut Rasyid Ridha (AL-Manar III, hal. 123-133) Allah memulai gambaran orang bertakwa dengan
infaq karena dua hal berikut: Pertama; infaq adalah kebalikan dari riba yang dilarang oleh ayat
sebelumnya (Qs. Ali Imran 130). Riba adalah pemerasan yang dilakukan oleh orang kaya terhadap
orang yang membutuhkan pertolongan dengan memakan hartanya dari bayaran hutang yang berlipat
ganda. Sedangkan infaq adalah sebuah pertolongan kepada orang yang membutuhkan tanpa
imbalan. Kedua; Sesungguhnya infaq adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan karena kecintaan
manusia terhadap harta. Oleh karena itu, barangsiapa yang sanggup menginfakkan harta diwaktu
lapang dan sempit, jelas menunjukkan sikap kepatuhan, ketundukkan hati, yang merupakan sebuah
ketakwaan.
Anjuran dan perintah berinfaq pada waktu lapang adalah untuk menghilangkan perasaan sombong,
rakus, aniaya, cinta yang berlebihan terhadap harta, dan lain-lain. Sedangkan anjuran bersedekah di
waktu sulit adalah untuk merobah sifat manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi.
Sebenarnya sesusah apapun, manusia masih bisa memberikan sesuatu di jalan Allah walaupun
sedikit. Dorongan ini ada pada diri setiap orang tetapi kadang-kadang tidak muncul. Untuk itu
agamalah yang menumbuhkan kesadaran itu.

- Ciri Orang Yang Bertakwa Kedua : orang-orang yang menahan amarahnya


Selanjutnya perilaku orang yang bertakwa adalah mampu menahan marah dengan tidak
melampiaskan kemarahan walaupun sebenarnya ia mampu melakukannya. Kata al-kazhimiin berarti
penuh dan menutupnya dengan rapat, seperti wadah yang penuh dengan air, lalu ditutup rapat agar
tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan marah, sakit hati, dan keinginan untuk menuntut
balas masih ada, tapi perasaan itu tidak dituruti melainkan ditahan dan ditutup rapat agar tidak keluar
perkataan dan tindakan yang tidak baik. (Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, II, hal. 207).
Orang yang mampu menahan marah, oleh Nabi SAW disebut sebagai orang yang kuat. Beliau
bersabda: Orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat, tetapi (orang yang kuat itu adalah) orang
yang mampu menahan dirinya ketika marah (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud). Dalam hadits lain
nabi juga bersabda: Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka
di hari kiamat Allah akan memenuhi hatinya dengan keridhaan.

- Ciri Orang Yang Bertakwa Ketiga : Orang Yang Memaafkan Kesalahan Orang lain (Pemaaf)
Memaafkan berarti menghapuskan. Jadi seseorang baru dikatakan memaafkan orang lain apabila ia
menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian tidak menghukumnya sekalipun ia mampu
melakukannya. Ini adalah perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih tinggi dari menahan marah.
Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu yang tersimpan dalam diri, sedangkan
memaafkan, menuntut orang untuk menghapus bekas luka hati akibat perbuatan orang. Ini tidak
mudah, oleh karena itu pantaslah dianggap perilaku orang bertakwa.
Untuk memberikan dorongan kepada manusia agar mau memaafkan, Allah berulang kali

1
memerintahkannya di dalam Al-Quran, antara lain dalam surat Al-Araf 199, Al-Hijr 85, dan Asy-Syura
43. Sementara itu Rasulullah SAW juga menjelaskan keuntungan orang-orang yang mau memaafkan
kesalahan orang lain, di antaranya:
Barangsiapa memberi maaf ketika dia mampu membalas, maka Allah akan mengampuninya saat ia
kesukaran. Dan Orang yang memaafkan terhadap kezhaliman, karena mengharapkan keredhaan
Allah, maka Allah akan menambah kemuliaan kepadanya di hari kiamat (Lengkapnya dapat dilihat
dalam Muhammad Ahmad al-Hufy, Edisi Indonesia, hal. 272).
Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah kita, adalah seseorang yang sangat pemaaf.
Aisyiyah r. a. berkata: Saya belum pernah melihat Rasulullah SAW membalas karena beliau dianiaya
selama hukum Allah tidak dilanggar. Beliau akan memaafkan kesalahan orang lain yang mengenai
dirinya, karena itu adalah sifat utama.

- Ciri Orang Yang Bertakwa Keempat : orang yang senantiasa berbuat kebajikan / Berbuat ihsan
Ini adalah tingkat yang lebih tinggi dari tiga perilaku takwa sebelumnya. Allah mencintai orang yang
berbuat ihsan dengan berbagai cara yang mungkin dilakukannya. Dalam menafsirkan ayat ini
Muhammad Rasyid Ridha mengemukakan suatu riwayat yang menggambarkan bahwa berbuat ihsan
itu adalah sebagai puncak dari tiga sifat utama sebelumnya: Seorang budak melakukan sesuatu
pelanggaran yang membuat tuannya sangat marah. Budak itu berkata kepada tuannya: Tuan, Allah
SWT berfirman wal kazhimiin alghaizha, maka tuannya menjawab: Aku telah menahan marahku.
Budak itu berkata lagi, Allah telah berfirman walafiina aninnaas, yang dijawab oleh tuannya: Kamu
telah kumaafkan. Budak itupun melanjutkan lagi, bahwa Allah telah berfirman wallahu yuhibbul
muhsiniin, tuannya menjawab: Pergilah! Engkau merdeka karena Allah. (Muhammad Rasyid Ridha,
IV, hal. 135). Riwayat senada juga dikemukakan oleh Al-Maraghi dalam menafsirkan ayat ini.

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya
itu, sedang mereka mengetahui” (QS 3 : 135)
Penjelasan :
- Ciri Orang Yang Bertakwa Kelima :
Orang yang melakukan perbuatan Keji (dosa) mereka ingat kepada Allah dan memohon ampun kepada
Allah (Cepat menyadari kesalahan lalu beristighfar)
Perilaku ini menggambarkan bagaimana orang yang bertakwa menghadapi dirinya sendiri, yaitu bila
dia, sengaja atau tidak, melakukan perbuatan dosa seperti, membunuh, memakan riba, korupsi,
berzina, atau menganiaya diri sendiri seperti minum khamar, membuka aurat, tidak shalat, tidak
berpuasa, dan sebagainya, mereka langsung ingat Allah, sehingga merasa malu dan takut
kepadaNya. Lalu ia cepat menyesali semua perbuatannya dan memohon ampun sambil bertekad
tidak akan mengulangi lagi kesalahan itu.

- Ciri Orang Yang Bertakwa Keenam:


orang yang tidak meneruskan perbuatan dosa ketika mereka mengetahui itu dosa
Orang mumin yang bertakwa setelah bertaubat tidak akan mengulang pelanggaran yang telah
dilakukannya, karena ia akan selalu ingat dan takut kepada Allah.
Dalam ayat ini Allah juga menegaskan dua hal, pertama; Hanya Allah lah tempat memohon ampunan,
karena hanya Allah juga yang mampu memberi ampunan. Kedua; ayat ini menunjukkan batapa Maha
Pemaaf dan Pengampunnya Allah.
Untuk mereka yang memenuhi kriteria diatas, Allah menjanjikan balasan berupa ampunan, selamat
dari siksaan, mendapat pahala yang besar, dan memperoleh surga yang sangat luas dan
menyenangkan. Itu semua adalah sebaik-baik balasan dan imbalan Allah terhadap amal yang telah
mereka lakukan.

Firman Allah "Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-
orang yang beramal" (QS 3:136),

Anda mungkin juga menyukai