Anda di halaman 1dari 3

SEMINAR PENDIDIKAN PROFESI GURU

02.05.1-1 Pendahuluan Seminar Pendidikan Profesi Guru


 Rasional
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru merupakan
ujung tombak pendidikan yang bertanggung jawab pada kualitas generasi penerus bangsa.
Dapat dikatakan, guru menjadi kunci penting keberhasilan pendidikan. Karenanya, sosok
guru profesional menjadi hal yang mutlak diwujudkan.
Salah satu karakter yang perlu dimiliki seorang guru untuk memenuhi tuntutan sebagai guru
profesional adalah reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mau ‘melihat’ dirinya
sendiri, melakukan refleksi dan introspeksi diri, khususnya terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Selain selalu melihat sisi positif dari setiap saran dan kritik orang lain,
guru yang reflektif selalu berusaha mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi peserta
didik dan menelaah apakah pembelajaran yang dilakukan telah mengantarkan peserta didik
menguasai kompetensi yang diharapkan. Guru yang reflektif tidak dengan mudah merasa
puas terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan cenderung ingin mencoba hal baru
untuk menyempurnakan pembelajarannya (best practices). Karenanya, guru yang reflektif
bersikap terbuka terhadap perubahan, mau terus belajar, dan menerima nilai-nilai baru yang
bersifat dinamis.
Kompetensi refleksi tidak serta merta dapat dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi refleksi
perlu dilatihkan, diinisiasikan, dan dibiasakan kepada calon guru agar karakter reflektif telah
menjadi bagian dari dirinya dan siap diimplementasikan saat mengajar di sekolah.
Karenanya, kompetensi berpikir reflektif telah diajarkan pada sesi akhir setiap mata kuliah
inti, selektif, maupun elektif yang ditempuh. Untuk menguatkan kompetensi refleksi, secara
khusus mahasiswa dilatih melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar seluruh mata
kuliah yang ditempuh selama PPG. Diharapkan, setelah menempuh mata kuliah Seminar PPG
ini, terjadi perubahan ke arah positif paradigma mahasiswa terhadap makna guru.

 Landasan
Panduan Seminar PPG Prajabatan ini disusun dan dilaksanakan dengan acuan:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru
4. Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru
5. Permendikbud No 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
6. Perdirjen GTK Nomor 2182/B/PD.00.02/2022 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan
Pengertian Seminar PPG
Seminar PPG adalah mata kuliah yang memfasilitasi mahasiswa dalam meningkatkan
kemampuan melakukan refleksi secara logis, kritis, dan sistematis terhadap proses dan hasil
belajar selama mengikuti PPG. Melalui Seminar PPG mahasiswa diajarkan bagaimana
melakukan refleksi pembelajaran sehingga mereka dapat mencerna proses belajar mereka
secara kritis dengan mengaitkan seluruh proses pembelajaran untuk mencapai pemahaman
berbasis data, serta memahami kekurangan dan kelebihan mereka dalam proses belajar dan
cara menindaklanjutinya untuk peningkatan berkelanjutan.
Tujuan Seminar PPG
Tujuan umum Seminar PPG adalah agar mahasiswa terampil melakukan refleksi secara logis,
kritis, dan sistematis terhadap proses dan hasil pembelajaran selama mengikuti Program PPG.
Refleksi dilakukan terhadap setiap mata kuliah dan kaitannya dengan mata kuliah yang
ditempuh selama mengikuti Program PPG, baik mata kuliah inti, selektif, maupun elektif
dengan memanfaatkan artefak-artefak pembelajaran mata kuliah tersebut.
Sistem Seminar PPG
Pada Seminar PPG ini mahasiswa dibimbing melakukan refleksi secara logis, kritis, dan
sistematis terhadap proses dan hasil belajar setiap mata kuliah yang telah ditempuh pada
semester I dan sedang ditempuh pada semester II dengan memanfaatkan artefak-artefak
pembelajaran yang diperoleh dari setiap matakuliah. Setiap mata kuliah direfleksi dalam satu
kali pertemuan, kemudian hasilnya diunggah pada Jurnal Refleksi. Proses refleksi didampingi
oleh Dosen Pembimbing Seminar (DPS). Adapun proses unggah hasil refleksi ke Jurnal
Refleksi dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa.
Jurnal Refleksi merupakan portofolio digital (e-portfolio) yang menggambarkan peningkatan
kemampuan berdasarkan hasil refleksi diri terhadap pengalaman belajar serta artefak-artefak
pembelajaran yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran suatu mata kuliah. Secara garis
besar, artefak pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga kategori, yaitu (1) artefak
pembelajaran terkait pengembangan diri, (2) artefak pembelajaran terkait perkuliahan, dan (3)
artefak pembelajaran terkait praktik lapangan. Artefak pembelajaran terkait pengembangan
diri mencakup hasil refleksi diri dengan bukti dukung berupa dokumen yang memuat target
(goal setting) yang ingin dicapai mahasiswa sebagai calon guru, instrumen asesmen untuk
melihat pengembangan diri, serta dokumen lain yang terkait dengan pengembangan diri.
Artefak pembelajaran terkait perkuliahan mencakup hasil refleksi diri dengan bukti dukung
berupa dokumen tugas-tugas matakuliah, refleksi akhir dan tengah semester, serta dokumen
lain yang terkait dengan perkuliahan. Artefak pembelajaran terkait praktik lapangan
mencakup hasil refleksi diri dengan bukti dukung berupa laporan observasi kelas dan
sekolah, dokumen pembelajaran peserta didik, foto dan video praktik pembelajaran, materi
pembelajaran yang dirancang dan/atau dikembangkan, hasil wawancara dengan peserta didik
dan/atau orang tua, catatan anekdotal tentang kembang peserta didik, catatan evaluasi peserta
didik, serta catatan observasi dari dosen, guru pamong, guru lainnya, dan/atau calon guru
lainnya. Artefak-artefak pembelajaran di atas terdapat dalam LMS mata kuliah terkait dan
dapat diunduh sesuai keperluan sebagai bahan refleksi atau sebagai bukti dukung refleksi diri.

Anda mungkin juga menyukai