Anda di halaman 1dari 22

Kesetimbangan Kimia

Oleh dosenpendidikanDiposting pada 13/08/2019
Kesetimbangan Kimia – Pengertian, Proses, Faktor, Hukum, Rumus &
Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas
mengenai Kesetimbangan Kimia yang dimana dalam hal ini meliputi
pengertian, proses, faktor, hukum, rumus dan contoh, untuk lebih memahami
dan mengerti simak ulasan dibawah ini.

Pengertian Kesetimbangan Kimia


Daftar Isi Artikel Ini :
Reaksi kimia adalah sebuah proses dimana suatu zat diubah menjadi zat
lain.Perubahan ini memenuhi seperangkat hukum termodinamika.Reaksi
kimia selalu berjalan kearah zat yang lebih stabil.Keadan yang lebih stabil ini
sering di kaitkan dengan nilai energi bebas nya (G). G yang lebih kecil
menunjukan keadaan yang lebih stabil.

Pertanyaan selanjutnya adalah sampai kapan reaksi ini berlangung.Akankah


semua reaktan diubah menjadi produk atau tidak?.Semua pertanyaan ini
dapat dijawab dengan tepat ketika pemahaman tentang termodinamika
dikuasai dengan baik.
Pada dasarnya reaksi kimia itu dapat di analogikan sebagai peristiwa
menuruni bukit. Dalam menuruni bukit,sepeda dengan sendirinya dapat
berjalan karena kontur tanah yang miring membuat gaya gravitasi dapat
bekerja pada sepeda. Dalam reaksi kimia juga demikian.

Reaksi kimia spontan dapat terjadi apabila ia berjalan kearah G yang lebih
rendah. Namun demikian meskipun energy bebas (G) dari produk lebih
rendah dari reakstan,sebagian produk kemudian ada yang trtap dapat
berubah menjadi reaktan (dalam beberapa kasus).

Sebagian reaksi kimia berjalan cepat namun dalam batas tertentu 


(konsentrasi tertentu) menjadi melambat.Reaksi macam ini di sebut reaksi
kimia kendali termodinamik.Sebaliknya ada reaksi kimia yang berjalan lambat
namun seiring bertambahnya produknya maka reaksinya semakin cepat.
Reaksi macam ini disebut reaksi kimia kendali kinetik.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Asam Sulfat – Pengertian,
Sifat, Rumus, Bahaya dan Proses

Dalam sebuh reaksi kimia, ada kalanya setelah reaktan mulai menjadi
produk,produk dapat berubah menjadi reaktan kembali.Reaksi macam ini
disebut reaksi kimia reverrsibel.Pada dasarnya hampir semua reaksi kimia
dapat balik.Namun kadang kuantitas dari pembentukan kembali reaktan oleh
produk sangatlah sedikit sehingga tidak dapat teramati.

Grafik dibawah ini menunjukan bagaimana energi bebas (G) menjelaskan


reaksi kesetimbangan kimia dapat berlangsung.
Pada gambar disamping,G 1 mol N2O4 ( 1) lebih kecil dari G 2 mol NO2 (2).
Namun demikian untuk komposisi berbeda ternyata hal ini berubah seeprti
yang digambarkan sebagai kurva bengkok (seperti parabola yang berwarna
merah). dalam kurva ini tampak bahwa baik dari sisi N2O4 atau pun NO2
semua ya menunjukan penurunan G. ini berarti kedua reaki yakni NO2
menjadi N2O4 dan sebaliknya dapat berlangsung.Pada titik 3 terjadi
kesetimbangn kimia yakni sat delta G=0.

Reaksi timbal balik adalah reaksi yang, tergantung keadaan, dapat mengalir
ke dua arah.

Apabila ditiiupkan uap panas ke sebuah besi yang panas, uap panas ini akan
bereaksi dengan besi dan membentuk sebuah besi oksida magnetik berwarna
hitam yang disebut ferri ferro oksida atau magnetit, Fe3O4.

Hidrogen yang terbentuk oleh reaksi ini tersapu oleh aliran uap.
Dalam keadaan lain, hasil-hasil reaksi ini akan saling bereaksi. Hidrogen yang
melewati ferri ferro oksida panas akan mengubahnya menjadi besi, dan uap
panas juga akan terbentuk.

Uap panas yang kali ini terbentuk tersapu oleh aliran hidrogen.

Reaksi ini dapat berbalik, tapi dalam keadaan biasa, reaksi ini menjadi reaksi
satu arah. Produk dari reaksi satu arah ini berada dalam keadaan terpisah
dan tidak dapat bereaksi satu sama lain sehingga reaksi sebaliknya tidak
dapat terjadi. Sistem tertutup adalah situasi di mana tidak ada zat yang
ditambahkan atau diambil dari sistem tersebut. Tetapi energi dapat ditransfer
ke luar maupun ke dalam.

Pada contoh yang baru kita bahas tadi, Anda harus membayangkan sebuah
besi yang dipanaskan oleh uap dalam sebuah kotak tertutup. Panas
ditambahkan ke dalam sistem ini, namun tidak satu zat pun yang terlibat
dalam reaksi ini dapat keluar dari kotak. Keadaan demikian disebut sistem
tertutup. Pada saat ferri ferro oksida dan hidrogen mulai terbentuk, kedua zat
ini akan saling bereaksi kembali untuk membentuk besi dan uap panas yang
ada pada mulanya.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Kalorimeter

Proses Terjadinya Reaksi Kesetimbangan


Jika ada reaksi
Saat reaksi dimulai dengan h2 serta i2 sebagai reaktan mula mula hanya
terdapat konsentrasi reaktan saja (garis hijau pada grafik 1). Pada keadaan ini
kecepatan reaksi reaktan berada pada level maksimumnya sebab jumlah
partikelnya masih banyak (grafik B). Reaksi mulai berjalan.Produk mulai
terbentuk dengan konsentrasi yang rendah (Grafik A garis merah).

Pada keadaan ini kecepatan reaksi dari produk menjadi reaktan mulai ada
namun sangat lambat (grafik C). Reaksi terus berlangsung  konsentrasi
reaktan makin menurun artinya kecepatanya juga menurun sebaliknya
konsentrasi produk akan makin besar dan kecepatan makin besar.Sehingga
suatu saat dicapailah sebuah keadaan , karena peruabahn konsentrasi tadi,
kecepatan kedua reaksi sama (grafik D).

Pada saat ini jika ada 3 molekul reaktan diubah menjadi produk dalam 1 detik
maka saat yang bersamaan terdapat pula 3 molekul produk yang diubah
menjadi reaktan (karena kecepatan kedua reaksi ini adalah sama). Jika ini
terjadi maka komposisi kedua zat akan tetap sama sepanjang waktu dan tak
ada lagi perubahan konsentrasi antara keduanya. Reaksi dalam keadan
seeprti dikatan telah mencapai titik kesetimbanganya.

Mari kita tinjau kembali pada titik kesetimbangan (grafik D). Grafk D
menunjukan kecepatan reaksi dari kedua reaksi masih ada. Artinya
sebenarnya reaksi tidak berhenti hanya saja kecepatanya sama sehingga jika
diamati secara biasa (makroskopis) sepertinya sudah tidak ada perubahan
lagi. Namun jika kita melihat lebih dalam (mikroskopis) sebenranya reaksi
masih tetap berlangsung.Keadaan inilah yang dsebut sebagai kesetimbangan
kimi itu bersifat dinamis.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan


Pada tahun 1884,Henri Louis Le Chatelier berhasil menyimpulkan pengaruh
faktor luar terhadap kesetimbangan dalam suatu asas yang dikenal dengan
asas Le Chatelier sebagai berikut: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan
aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga
pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.

Secara singkat,asas Le Chatelier dapat disimpulkan sebagai berikut: Reaksi


= -Aksi. Dalam kimia, prinsip Le Châtelier, juga disebut prinsip Chatelier,
dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh perubahan dalam kondisi pada
kesetimbangan kimia. Prinsip ini dinamai Henry Louis Le Chatelier dan Karl
Ferdinand Braun yang menemukannya secara mandiri. Hal ini dapat diringkas
sebagai:

Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke


kanan. marilah kita bahas penerapan asas Le Chatelier terhadap pergeseran
kesetimbangan.

1. Pengaruh Konsentrasi
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan
dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka
kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.

Tabel . Pengaruh Konsentrasi Terhadap kesetimbangan

No Aksi Reaksi Cara Sistem Bereaksi

Menambah konsentrasi Mengurangi konsentrasi


1 Bergeser ke kanan
perekasi pereaksi

2 Mengurangi konsentrasi Menambah konsentrasi Bergeser ke kiri


perekasi perekasi

Memperbesar konsentrasi Mengurangi konsentrasi


3 Bergeser ke kiri
produk produk

Mengurangi konsentrasi Memperbesar konsentrasi


4 Bergeser ke kanan
produk produk

Mengurangi konsentrasi Memperbesar konsentrasi Bergeser ke arah yang


5
total total jumlah molekul terbesar

Hal ini dapat digambarkan oleh keseimbangan karbon monoksida dan gas
hidrogen, bereaksi membentuk metanol.
CO + 2 H2 ⇌ CH3OH

Misalkan kita adalah untuk meningkatkan konsentrasi CO dalam sistem.


Menggunakan prinsip Le Châtelier, kita bisa memprediksi bahwa jumlah
metanol akan meningkat, mengurangi perubahan total dalam CO Jika kita
ingin menambahkan zat reaksi secara keseluruhan, reaksi akan mendukung
sisi yang berlawanan dengan penambahan zat.

Demikian pula, pengurangan zat akan menyebabkan reaksi untuk mengisi


“celah” dan mendukung sisi dimana zat ini berkurang. Penelitian ini didukung
oleh teori tabrakan. Sebagai konsentrasi CO meningkat, frekuensi tabrakan
sukses reaktan yang akan meningkatkan juga, memungkinkan untuk
peningkatan reaksi ke depan, dan membentuk produk.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Energi Biomassa

2. Pengaruh Tekanan & Volume


Perubahan tekanan yang diakibatkan oleh perubahan volume. Konsentrasi
kesetimbangan dari produk dan reaktan tidak secara langsung tergantung
pada tekanan dikenakan ke sistem. Namun, perubahan tekanan akibat
perubahan volume sistem akan menggeser kesetimbangan. Jika dalam suatu
sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume
(bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan
mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.

Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volum akan memperbesar


konsentrasi semua komponen. Maka sistem akan bereaksi dengan
mengurangi tekanan. Untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Jika tekanan
dikurangi dengan cara memperbesar volum,maka sistem akan bereaksi
dengan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi
akan bergeser kerah yang jumlah koefisiennya lebih besar.

Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri =


jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak
menggeser letak kesetimbangan.

Contoh:

Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (=volume diperkecil),


maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (=volume diperbesar),
maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

3. Pengaruh Suhu
Pengaruh perubahan suhu ekuilibrium dapat dibuat jelas dengan
memasukkan panas baik sebagai reaktan atau produk. Ketika reaksi
eksotermik (ΔH adalah negatif, melepaskan energi), kami menyertakan panas
sebagai produk, dan ketika reaksi endoterm (ΔH positif, menyerap energi),
kami memasukkannya sebagai suatu reaktan.

Oleh karena itu, kita dapat mengatakan apakah meningkatkan atau


menurunkan suhu akan memilih maju atau mundur reaksi dengan
menerapkan prinsip yang sama seperti dengan perubahan konsentrasi.

Sebagai contoh, reaksi gas nitrogen dengan gas hidrogen. Ini merupakan
reaksi reversibel, di mana dua gas amonia bereaksi membentuk:

N2 + 3 H2 ⇌ 2 NH3  ΔH = -92 kJ mol-1

Jika Anda menempatkan panas sebagai produk:


N2 + 3 H2 ⇌ 2 NH3 ΔH = -92kJ

Ini merupakan reaksi eksotermik (maka tanda minus) ketika memproduksi


amonia. Jika kita adalah untuk menurunkan suhu, kesetimbangan akan
bergeser untuk menghasilkan panas lebih banyak. Karena pembuatan amonia
adalah eksotermik, ini akan menambah produksi amoniak lebih. Dalam
prakteknya, dalam proses Haber suhu ditetapkan pada nilai kompromi,
sehingga amonia dibuat dengan cepat, meskipun kurang akan hadir pada
kesetimbangan.
Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi
akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).

Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan


reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi
eksoterm).

Pada reaksi eksotermik, kenaikan suhu menurunkan kesetimbangan konstan,


K. Sedangkan pada reaksi endotermik, kenaikan temperatur meningkatkan
nilai K.

4. Pengaruh Katalisator

Penggunaan Katalisator akan mempercepat tercapainya keadaan


setimbang.Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah
mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak
kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan
katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.
Aplikasi Kesetimbangan Kimia dalam Industri
Dalam dunia industri, kesetimbangan kimia banyak dipergunakan khususnya
dalam pembuatan gas maupun produk-produk industri lainnya. Proses Haber,
merupakan proses pembuatan amoniak dari gas Nitrogen dan Hidrogen.

N2 + 3 H2 ⇄ 2 NH3 ΔH = -22.13 kkal

Persamaan ini mengindikasikan bahwa 2 mol amoniak terbentuk dari 1 mol


gas N2 dan 3 mol gas H2, dari persamaan ini juga mengindikasikan bahwa
reaksi adalah eksoterm, sehingga amoniak akan terbentuk dengan baik pada
suhu rendah. Namun pada suhu rendah reaksi berjalan lambat. Usaha untuk
meningkatkan jumlah dengan kecepatan yang cukup dilakukan dengan
mengatur tekanan dan suhu dan menambahkan katalisator.

Untuk proses yang optimal didapat dengan mengatur suhu sebesar 500ºC
dan dengan tekanan 350 atm, dengan kondisi ini didapatkan produk amoniak
sebesar 30%.

Proses Kontak
Proses kontak dipergunakan oleh industri untuk memproduksi asam sulfat.
Proses berlangsung dalam dua tahap reaksi.

Tahap pertama, pembentukan gas belerang trioksida:


2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2 SO3(g) ΔH = -94.97 kkal

Dilanjutkan dengan melarutkan gas belerang trioksida ke dalam air, sesuai


dengan reaksi:
SO3(g) + H2O(g) ⇄ H2SO4 (l)

Belerang trioksida merupakan produk yang vital sebagai bahan pembentuk


asam sulfat. Dari persamaan reaksi di atas diketahui reaksi bersifat eksoterm.
Reaksi lebih baik berlangsung pada suhu rendah, namun reaksi ini berjalan
sangat lambat. Untuk mempercepat reaksi pembentukan belerang trioksida
dipergunakan katalisator Vanadium oksida (V2O5) dan berlangsung pada
suhu 400ºC.

Dalam industri makanan, reaksi kesetimbangan juga berlangsung, seperti


pada pembuatan tape, dan minuman beralkohol, perhatikan bagan 9.12.

Pada prinsipnya yang dipergunakan adalah ragi atau jamur, selanjutnya ragi
menghasilkan enzim pembongkar karbohidrat membentuk molekul kecil
glukosa dan fruktosa. Namun dalam prosesnya juga dihasilkan senyawa-
senyawa lain seperti alkohol, aldehid yang menyebabkan aroma minuman
atau tape menjadi harum.

Selain itu enzim juga dapat mengoksidasi secara sempurna dan dihasilkan
asam-asam karboksilat. Sehingga kita juga rasakan tape yang terasa asam.
Jika kita coba mencermati, maka kita dapat menemukan bahan makanan atau
bumbu masak yang lain yang merupakan produk hasil dari reaksi
kesetimbangan dan juga zat-zat yang berfungsi sebagai katalisator.
Hukum Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan
Harga tetapan kesetimbangan suatu reaksi kimia ditentukan dari hasil
percobaan. Misalnya tetapan kesetimbangan reaksi:
3H2(g) + N2(g) Û 2NH3(g)

Ditentukan dengan mencapurkan N2 dan H2 dengan berbagai perbandingan


pada suhu 500oC. Dari hasil percobaan diketahui bahwa setelah reaksi
tersebut mencapai kesetimbangan konsentrasi masing-masing gas seperti
tertera pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil reaksi kesetimbangan


N2(g) + 3H2(g)  Û 2NH3(g) pada 500oC

Konsentrasi (mol dm-3)


Percobaan
(H2) (N2) (NH3)
1 1,150 0,70 1,23 x 10-2 5,98 x 10-2
2 0,500 1,00 8,66 x 10-2 6,00 x 10-2

3 1,35 1,15 4,12 x 10-2 6,00 x 10-2

4 2,43 1,85 1,27 6,08 x 10-2

5 1,47 0,750 3,76 x 10-2 5,93 x 10-2

Rata-rata 66,00 x 10-2

Data tersebut menunjukkan  bahwa konsentrasi NH3 pangkat dua dibagi


dengan hasil kali konsentrasi N2 dan konsentrasi H2 pangkat tiga pada
berbagai percobaan pada suhu tetap adalah tetap.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada reaksi
kesetimbangan yang berlangsung pada suhu tetap hasil kali konsentrasi
produk pangkat koefisien reaksi dibagi dengan hasil kali reaktan pangkat
koefisien reaksi mempunyai harga yang tetap.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Enzim Adalah – Pengertian,
Sifat, Struktur, Faktor, Cara Kerja Dan Contohnya

Untuk reaksi secara umum:


aA + bB Û cC + dD

Pada keadaan setimbangan dapat dinyatakan:

Persamaan tersebut disebut hukum kesetimbangan dan karena KC pada suhu


yang tetap harganya tetap maka disebut ketetapan kesetimbangan.

Untuk reaksi pada fase gas banyaknya reaktan dan produk dapat dinyatakan
dengan tekanan parsial, karena tekanan parsial sebanding dengan
konsentrasi molar maka untuk reaksi tersebut dinyatakan:

1. Hubungan KC dan KP

Untuk gas ideal berlaku PV = nRT.


Untuk reaksi:

Misalnya untuk reaksi:


2. Makna tetapan kesetimbangan

Secara kuatitatif tetap kesetimbangan dapat ditentukan dengan percobaan.


Salah satu cara yaitu dengan mengukur konsentrasi reaktan dan produk pada
suhu tertentu.

Sebaliknya tanpa mengukur besarnya konsentrasi reaktan maupun produk


jika harga KC dan KP untuk reaksi kesetimbangan tertentu pada suhu tertentu
diketahui, harga tersebut secara kualitatif dapat memberikan informasi
apakah reaksi tersebut berlangsung secara sempurna. Misalnya untuk reaksi:
2H2O(g) Û 2H2(g) + O2(g)

Pada suhu 25oC mempunyai harga KC = 1,1.10-81. Harga KC tersebut


menunjukkan bahwa pada suhu 25oC H2O(g) yang terurai sangat tak terhingga
sedikitnya, sehingga jumlah produk sangat jauh lebih kecil daripada reaktan
atau boleh dikatakan pada suhu 25oC H2O(g) tidak mengalami peruraian.

Sedangkan untuk reaksi:


2SO2(g) + O2(g) Û2SO2(g)

Pada suhu 25oC mempunyai harga KC = 7,0.1023. harga KC tersebut


menunjukkan bahwa pada suhu 25oC SO2 dapat bereaksi sempurna dengan
O2 membentuk SO3.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait : Etanol – Pengertian, Msds,
Rumus, Struktur, Bahaya, pH & Pembuatannya

Contoh Soal Kesetimbangan Kimia


Berikut ini terdapat beberapa contoh soal kesetimbangan kimia, terdiri atas:
1. Pada suhu 25oC suatu campuran kesetimbangan:

N2(g) O4 Û 2NO2(g)

Tentukan harga: KP, KC dan DGo 298.


Bila pada saat kesetimbangan tekanan total = 85,5 kPa dan tekanan parsial
N2O4 = 57,0 kPa.

Penyelesaian:
a. Tekanan parsial NO2 = PNO2 = Ptotal – PN2O4

b. KC = KP x (RT)–Dng = KP x (RT)-1

c. Pada saat kesetimbangan DG = 0, sehingga:


2. Suatu sistem kesetimbangan kimia

H2(g) + CO2(g) Û CO(g) + H2O(g)

Pada suhu 750oC mempunyai harga KC = 0,771. Bila 1 mol H2 dan 1 mol
CO2 dimasukkan dalam vesel yang volumenya 5,0 dm3 kemudian dibiarkan
beraksi, tentukan konsentrasi masing-masing komponen pada keadaan
setimbang.

Penyelesaian:
Misalnya perubahan konsentrasi H2 = x M

Konsentrasi
Perubahan Konsentrasi
Konsentrasi Kesetimbangan
Mula-mula

(H2(g)) 0,2 M xM (0,2 – x) M


(CO2(g)) 0,2 M xM (0,2 – x) M
(CO(g)) 0 xM xM
(H2O(g)) 0 xM xM
3. Dalam ruang yang volumenya 1 dm3 pada suhu 25oC terdapat
kesetimbangan:

H2(g) + I2(g) Û 2HI(g)

Dengan konsentrasi pada kesetimbanga:


(H2) = 0,001 M
(I2) = 0,025 M
(HI) = 0,022 M

Tentukan konsentrasi H2, I2 dan HI yang baru bila ke dalam sistem tersebut
ditambahkan 0,0005 mol I2!
Penyelesaian:
Konsentrasi
Perubahan Konsentrasi
Konsentrasi Kesetimbangan
Mula-mula

(H2(g)) 0,001 M xM (0,001 – x) M


(I2(g)) (0,025+0,0065)M xM (0,0255 – x) M
(HI(g)) 0,022 M xM (0,022 + 2 x) M

Setelah kesetimbangan yang baru KC harus = 19,36.


Sehingga:
Setelah tercapai kesetimbangan yang baru:
(H2(g)) = (0,001 – 0,000015) = 0,000985 M
(I2(g)) = (0,0255 – 0,000015) = 0,025485 M
(HI(g)) = (0,022 – 0,000030) = 0,02203 M

Daftar Pustaka:
1. Brady, J.E Dan G.E. Humiston, General Chemistry Priciples And Structure. John Wiley & Sons, New York, 1986.

2. Hiskia Achmad. Wujud Zat Cair dan Kesetimbangan. ITB, Bandung. 1983.____________, Stokiometri Energitika Kimia.
ITB, Bandung. 1983.

3. Keenan, Kleinfelter. University Chemistry. Addison Wesley Publishing, Inc, Amsterdam.

4. Mahan, B.H. University Chemistry. Addison Wesley Publishing. Company, Amsterdam, 1976.

5. Narsito, dkk. Kimia Dasar. FPMIPA-UGM, Yogyakarta. 1986.

6. Partington. J.J, MBE Dsc Em Prof. A Text Book Of In Organic Chemistry. Mac Millan And Co, Limt, London, 1953.

7. Pudjaatmaka. A.H. Kimia Untuk Universitas. Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta. 1989.

8. Sandi Setiawan. Theory Of Everything. Andi Offset, Yogyakarta. 1991.

9. Satya Prakash Et All. Advanched In Organic Chemistry. S Chand & Company, Ltd, New Delhi, 1980.

Anda mungkin juga menyukai