Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN TIKUS

“ Bioekologi Rayap”

Disusun Oleh

Kelomplok 6:
1. Dinda Suci D P21345121022
2. Fatimah Azzahra P21345121026
3. Haydar Ahmad F P21345121031
3. Kanza Hayuningtyas P21345121039
4. Mitra Syahriani Putri P21345121045

PROGRAM STUDI DIII SANITASI


JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JAKARTA II JAKARTA 2022
Jl. Hang Jebat III No.4, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12120 Web : www.poltekkesjkt2.ac.id , Email: www.poltekkesjkt2@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Adapun judul
makalah ini adalah “ Bioekologi Rayap”. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan
informasi mengenai Bioekologi Rayap. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok mata kuliah Penegndalian Vektor dan Tikus semester tiga jurusan
Kesehatan Lingkungan

Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta wawasan


yang penulis miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
kepada semua yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini, semoga tugas
ini dapat bermanfaat bagi rekan- rekan mahasiswa program studi D3 Sanitasi.

Jakarta, 8 November 2022

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................4
BAB 2....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 SIKLUS HIDUP RAYAP............................................................................................................5
2.2 PRILAKU RAYAP.....................................................................................................................6
2.3 MORFOLOGI RAYAP...............................................................................................................6
2.4 KLASIFIKASI/JENIS-JENIS RAYAP.......................................................................................6
2.5 PENGENDALIAN RAYAP........................................................................................................6
BAB 3....................................................................................................................................................7
PENUTUP.............................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSAKA..............................................................................................................................8
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rayap merupakan bagian serangga ngga yang penting dalam daur ulang nutrisi
tanaman melalui proses disintegrasi (pemecahan) dan dekomposisi material organik. Rayap
seringkali juga merusak kayu bagian dari konstruksi bangunan dan material berselulosa
lainnya di dalam bangunan gedung (Waryono, 2004).
Rayap termasuk ke dalam ordo Isoptera dari famili Termitidae. Organisme ini
memiliki tubuh yang lunak dan berwarna terang. Kebanyakan dijumpai pada banyak tempat
seperti di hutan, pekarangan, kebun dan bahkan di dalam rumah (Kambhampati dan Eggleton,
2000). Makanan utamanya adalah kayu dan bahan-bahan dari selulosa lain serta jamur
(Subekti, 2012). Serangga ini sangat bermanfaat untuk membantu menguraikan sisa-sisa
kayu, serasah
dan sejenisnya menjadi unsur-unsur hara untuk mendukung kehidupan selanjutnya. Akan
tetapi permasalahan muncul bila serangga ini mulai menyerang berbagai material kebutuhan
manusia seperti peralatan rumah tangga yang tebuat dari kayu (Astuti, 2013).
Rayap, adalah serangga sosial dari Ordo Isoptera, mempunyai pembagian kasta
masing-masing adalah Ratu (Queen), Pekerja (Worker), Prajurit (Soldier) dan calon
Ratu/Raja (Alate / Laron). Satu Koloni atau Sub-koloni Rayap hanya mempunyai satu ratu
dengan tugas bertelur, makan dan mengendalikan koloni melalui system hormon
(“Pheromone") dari sarangnya. Kasta Pekerja dengan total populasi 90 -9 anggota koloni
bertugas mencari makan (Cellulose kayu dan produk kayu) untuk Ratu dan anggota koloni
lainnya, dengan cara diam-diam kasta pekerja inilah yang merusak struktur kayu pada
bangunan dan juga peralatan yang terbuat dari kayu, Kasta prajurit dengan total populasi 5 -
10 % dari anggota koloni bertugas menjaga keamanan Sarang dan koloni dari gangguan
musuh-musuhnya, kasta Prajurit dilengkapi dengan rahang (mandibula) yang kuat. Kasta
Alate (Laron) calon Ratu dan Raja biasanya terlihat banyak dan menyebar pada musim hujan,
akan berpasangan (tandom) setelah melepaskan sayapnya akan mencari tempat yang sesuai
untuk mulai membentuk Koloni / Sub-koloni baru.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Siklus Hidup Rayap ?
2. Bagaimana Prilaku Rayap ?
3. Bagaimana Morfologi pada Rayap ?
4. Bagaimana Klasifikasi/Jenis-jenis Rayap ?
5. Bagaimana Pengendalian Rayap ?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui Siklus Hidup Rayap
2. Mahasiswa mampu mengetahui Prilaku Rayap
3. Mahasiswa mampu mengetahui Morfologi Rayap
4. Mahasiswa mampu mengetahui Klasifikasi/Jenis-jenis Rayap
5. Mahasiswa mampu mengetahui Pengendalian Rayap
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 SIKLUS HIDUP RAYAP

 Spesies rayap mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut :
 Ratu & Raja,yakni laron (rayap jantan dan betina yang fertil) yang bertugas
melestarikan keturunan.
 Serdadu, rayap yang bertugas mempertahankan dan koloni dari gangguan hewan lain.
 Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja, serta menjaga sarang dari
kerusakan.
 Sifat rayap pekerja dan rayap serdadu steril.

Rayap merupakan serangga social yang hidupnya berkelompok (berkoloni) dan jumlah
spesies rayap berkisar antara 2000 spesies rayap yang dikelompokkan dalam 6 family dan 3
kelompok besar yaitu rayap tanah (Subteranean), rayap kayu kering (drywood ) dan rayap
kayu basah (dambwood termite)
Rayap dikategorikan sebagai hama karena keberadaanya sering mengganggu dan merugikan
manusia, diantaranya dampak yang ditimbulkan :
 Menggangu kenyamanan bertempat tinggal
 Bisa menimbulkan arus pendek (consleting)
 Menghancurkan dokumen-dokumen berharga
 Menirnbulkan kerusakan pada struktur bangunan
Carra masuknya rayap pada bangunan dapat melalui beberapa cara, antara lain :
Retakan pada dinding bangunan. Adanya penetrasi kayu ke dalam tanah. Kontak kayu secara
langsung ke dalam tanah. Membuat liang kembara pada permukaan dinding, pipa.
Sifat-sifat rayap yang utama antara lain :
 Mengembara secara acak dan kontinyu dalam mencari makan.
 Membangun terowongan (tunel) menuju sumber makanan.
 Membutuhkan tempat bersarang yang tingkat kelembabannya tinggi.
 Memakan bahan-bahan yang mengandung selulosa tinggi (kertas, kayu dll).
 Daya jelajah rayap dapat mencapai 440 M2 dengan ukuran populasi dalam satu koloni
1.685 juta ekor.

2.2 PRILAKU RAYAP


Rayap adalah binatang pengganggu yang banyak menimbulkan kerusakan pada bangunan
gedung ataupun isi gedung yang mengandung cellulosee seperti kayu, kain, karpet,kertas,
furniture dan lain-lain. Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan efektif dan tepat sasaran,
apabila kita memperhatikan sifat dan perilaku rayap sebagai berikut :
 Hidup berkoloni dan saling tergantung.
 Polimorfisme (dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk dengan tugas
yang berbeda).
 Kanibalisme (terutama pada kasta pekerja).
 Saling menjilat untuk menularkan hormon (feromon)

2.3 MORFOLOGI RAYAP


Sebagaimana halnya dengan beberapa jenis serangga seperti lebah madu, semut dan tawon,
rayap juga merupakan serangga sosial. Tidak seperti halnya serangga soliter, kelompok
serangga ini tidak dapat hidup tanpa keberadaan anggota koloninya. Terdapat saling
ketergantungan antara individu-individu dalam koloninya.

1.1. Sistem kasta

Dalam ekosistem, rayap memperlihatkan sistem kasta (casts) dalam koloni, dimana individu-
individu rayap secara fisik berbeda memiliki tugas yang juga berbeda dalam kelompok rayap
yang terstruktur sangat tinggi. Proporsi dari setiap kasta diatur oleh beragam faktor
lingkungan maupun keberadaan feromon (bahan kimia) pengatur kasta yang dihasilkan oleh
rayap itu sendiri. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sistem kasta pada koloni rayap
sangat terorganisir dan bersifat sangat dinamis. Secara umum, terdapat tiga tipe kasta pada
koloni rayap, yaitu reproduktif, prajurit dan pekerja. Masing-masing kasta diuraikan secara
singkat sebagai berikut

1) Kasta Reproduktif (Reproductives)

Kasta ini menghasilkan seluruh anggota koloni dan memainkan peran dalam penyebaran
(dispersal) dan pembentukan koloni baru. Terdapat tiga tipe reproduktif dalam kolori rayap,
yaitu reproduktif primer, sekunder dan tersier. a) Primary Reproductives.

Bila satu koloni telah sukses, beberapa nimfa akan membentuk pucuk sayap, dan pada akhir
penggantian kulit berubah lebih gelap dan muncul sebagai serangga dewasa bersayap penuh
yang kemudian dikenal sebagai swarmer. Pada saat kondisi lingkungan tepat, yaitu seringkali
setelah periode musim hujan saat kondisi tanah lunak, swarmer bersayap akan melakukan
perjalanan melalui saluran yang dibangun oleh pekerja tak bersayap. Berbeda dengan pekerja
yang menghindari cahaya, swarmer keluar dan terbang untuk memulai koloni baru. Setelah
"nuptial flight", pasangan jantan dan betina berada di atas permukaan tanah dan melepaskan
sayap. Masa bersama tersebut melibatkan "tandem berjalan dimana pasangan tersebut
berjalan di tanah dengan jantan mengikuti betina. Saat ratu menemukan lokasi sarang yang
sesuai, keduanya akan berhenti dan menggali ruang kecil dalam tanah dan kawin. Selama
beberapa tahun pertama, suatu koloni rayap tumbuh lambat. Penelitian memperlihatkan
bahwa setelah dua tahun, hanya terdapat beberapa ratus anggota koloni. Biasanya
membutuhkan empat: sampai lima tahun untuk koloni rayap tanah untuk menghasilkan
starmer, dan akan lebih lama jika kondisi lingkungan tidak sesuai. Bila rayap terbang di
dalam rumah, seringkali menandakan rayap pekerja telah menemukan jalan masuk dan
terdapat terowongan yang menghubungkan koloni dengan

kayu struktur. Hal ini mengindikasikan masalah serangan rayap yang serius. Ratu dicirikan
oleh bentuk tubuh besar yang bersegmen yang berisi telur, sedangkan raja biasanya berada di
sekitar ratu dengan ukuran badan telur, sedangkan raja biasanya berada di sekitar ratu dengan
ukuran badan yang lebih kecil dari ratu di ruang khusus atau central nursery chamber
(Gambar III-1) Pelebaran bagian abdomen pada ratu dikenal sebagai physogastry, yang akan
berlangsung beberapa tahun karena peningkatan kapasitas peletakan telur untuk kebutuhan
perkembangan koloni. l'ada famili Kalotemitidae primitif dengan jumah koloni yang kecil,
ukuran ratu hanya sedikit lebih besar dari pasangannya (raja). Namun pada famili lain,
abdomen ratu sangat besar seperti pada ratu genus Macrotermes yang ditemukan mencapai
panjang lima inci atau sekitar 127 mm (Harris, 1971) Masa hidup dan kemampuan reproduksi
ratu dari setiap jenis rayap

berbeda-beda. Pada rayap Coptotermes formosanus, kasta reproduktif (ratu)

Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Ftermitecontrol02122462013.wordpress.com%2Fkerajaan-rayap
%2F&psig=AOvVaw1nEq8vyuap4mPP2NTVFYsw&ust=1668008260462000&source=imag
es&cd=vfe&ved=0CA0QjRxqFwoTCJDNtpH1nvsCFQAAAAAdAAAAABAO

memiliki umur sekitar 15 tahun dan mampu memproduksi hingga 2.000 telur per hari (Grace
et al, 1996). Ratu Odototermes badites memiliki kemampuan menghasilkan telur lebih
banyak dibanding rayap C formosanus, dimana jenis ini dapat meletakkan telur 1 (satu) per
dua detik atau sekitar 43.200 telur per hari (Harris, 1971).
b) Secondary Reproductives Bila suatu koloni menjadi sangat besar, ratu tidak bisa lagi

menghasilkan telur yang banyak untuk menjaga kebutuhan koloni, sehingga dibentuk jantan
dan betina lain yang memiliki kemampuan seksual untuk menghasilkan telur, yang disebut
reproduktif sekunder. Reproduktif ini menghasilkan telur lebih sedikit daripada ratu, tetapi
bisa terdapat ratusan reproduktif sekunder dalam suatu koloni yang stabil. Karena jumlah
yang banyak tersebut, reproduktif ini merupakan sumber penghasil telur baru yang sangat
penting dan memungkinkan ukuran koloni bertambah dengan cepat. Selain itu, reproduktif ini
juga penting karena kebutuhan reproduktif dari koloni dapat diambil alih sepenuhnya oleh
reproduktif sekunder jika ratu mati. Reproduktif sekunder memiliki ukuran tubuh lebih kecil
daripada ratu, tetapi lebih besar daripada pekerja Baik jantan dan betina tidak memiliki
membran sayap, tetapi beberapa memiliki pucuk sayap yang kecil. Koloni terdiri atas koloni
utama, dimana ratu (reproduktif primer) hidup. dan unit unit satelit dimana reproduktif
sekunder meletakkan telur. Terdapat ikatan bersama melalui jaringan terowongan bawah
tanah. Seiring berjalannya waktu, unit tersebut dapat terisolasi dari yang lainnya sampai ke
suatu titik dimana rayap tidak lagi saling berinteraksi. Tipe perluasan koloni ini disebut
budding, dimana sejumlah pekerja atau reproduktif sekunder dapat terpisah dari koloni utama
dan membentuk koloni baru.
Tertiary reproductions

Apabila bagian dari koloni terpisah dari ratu pekerja yang berkembang sempurna dapat
membentuk reproduktif. Proses ini menyebabkan "en-the-spot tidak membutuhkan interaksi
dengan ratu atau koloni asal Reproduktif tersier yang dhasilkan tidak bersayap dan terlihat
menyerupai pekerja yang besar. Kasta ini dapat menghasilkan telur dua sampai tiga kali lebih
banyak danpada ratu primer, namun laju reproduksi yang cepat tersebut hanya berlangsung
singkat
2) Kasta Pekerja (Worker)

Pekerja merupakan kasta dengan anggota paling banyak dalam koloni

rayap. Kasta ini memiliki warna putih atau krem (Gambar III-2a), berbadan lunak dan mudah
mengalami dehidrasi. Kasta ini juga buta dan tidak bersayap. Untuk melindungi dari proses
dehidrasi, rayap hidup di bawah tanah, di dalam kayu atau di dalam terowongan tanah yang
dibangunnya. Jarang terlihat kecuali kayu yang diserangnya atau terowongan yang dibuatnya
dirusak. Sebagian besar anggota kasta ini menghabiskan seluruh hidupnya untuk mencari
makan dan memelihara koloni. Mereka menjelajah untuk mendapatkan sumber makanan
yang digunakan untuk memberi makan seluruh anggota koloni dan menjaga rayap muda,
membangun terowongan, menggali ruang-ruang dan memperbaiki sarang yang rusak Rayap
muda tinggal dalam koloni, menjaga telur dan nimfa, serta memberi makan ratu dan raja serta
anggota koloni lainnya. Pekerja yang lebih tua, yang kuat dan berjumlah banyak membangun
sarang dan menjelajah untuk mencari makanan. Pekerja dapat mencapai usia dewasa dalam
setahun dan dapat hidup sekitar dua tahun.
Kasta pekerja yang dibentuk dalam suatu koloru dan menjalankan fungsinya sebagai pekerja,
dikenal sebagai pekerja sejati (true-workers). Contoh spesies rayap yang memproduksi kasta
ini dalam koloninya adalah Macrotermes gius (famili Termitidae) dan Coptotermes
curvignathus (famili Rhinotermitidae). Pada beberapa spesies, kasta pekerja tidak ditemukan
atau dibentuk Kegiatan yang seharusnya dikerjakan oleh pekerja diambil alih nimfa dewasa,
sehingga disebut sebagai pekerja semu (Pseudo-workers). Jenis pekerja ini ditemukan antara
lain pada spesies Cryptotermes conocephalus (famili Kalotermitidae).
3) Kasta Prajurit (Soldier)

Pada koloni yang kuat dan stabil, sejumlah nimfa akan berkembang menjadi rayap tanpa
sayap, berwarna terang dengan kepala berukuran besar dan coklat, serta mandibel
berkembang dengan baik. Kasta ini lebih besar daripada pekerja. Kasta ini berfungsi
mempertahankan koloni dari serangan musuh alami seperti semut atau rayap lainnya. Jumlah
di dalam koloni sangat sedikit bergantung tingkat keamanan koloni. Pada Reticulitermes,
prajurit mencapai 1 2% dari rayap yang ada dalam koloni; sedangkan pada Coptotermes
formosanus, prajurit mencapai 10-15% dari populasi rayap dalam koloni. Kasta ini tidak
dapat mencari makanan sendiri, sehingga menggantungkan hidupnya dari makanan yang
diberikan oleh kasta pekerja melalui sistem transfer makanan, yang dikenal sebagai
trophalaxis. Biasanya, prajurit akan bersembunyi dalam terowongan tanah dan di dalam
sarang Prajurit tidak terlihat kecuali kayu atau terowongan rusak (Gambar 3-2b) untuk
menghalau musuh alami. Metode yang digunakan untuk menghalau oleh setiap spesies rayap
berbeda-beda. Pada genus Coptotermes dan umumnya spesies yang termasuk famili
Rhinotermitidae, prajurit akan melepaskan dan menyemprotkan cairan berwarna putih dari
kelenjer frontal melalui fontanel pada saat mengigit musuhnya (Nandika et al. 2003). Secara
praktis, keberadaan cairan ini digunakan untuk mengenali dengan cepat dan mudah rayap
yang berada dalam famili ini. Pada rayap yang lain. teknik pertahanan yang digunakan adalah
dengan menusuk musuhnya, seperti diperlihatkan pada subfamili Nasutitermitinae. Bentuk
kepala seperti masut memungkinnya menusuk musuh saat ada serangan pada koloni.

2.4 KLASIFIKASI/JENIS-JENIS RAYAP

Klasifikasi

Pada tahun 2013, sekitar 3,106 spesies rayap telah ditemukan, spesies-spesies tersebut


dikelompokan ke dalam 5 famili.[1][3] Daftar dibawah ini disusun berdasarkan urutan filogenetik:

 †Cratomastotermitidae Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009 (1 spesies dari permulaan


zaman Cretaceous )
Clade Euisoptera Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009

 Mastotermitidae Desneux (1 spesies hidup, Mastotermes darwiniensis; ditemukan


banyak fosil)
 Hodotermitidae Desneux, 1904 (3 genera)
 †Termopsidae (1 genus sudah punah)
 Archotermopsidae Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009 (3 genera)
 Stolotermitidae Holmgren, 1910
o Porotermitinae Emerson, 1942
o Stolotermitinae Holmgren, 1910
Clade Icoisoptera Engel, 2013

 Kalotermitidae Froggatt (22 genera, 419 spesies)


Clade Neoisoptera Engel, Grimaldi, & Krishna, 2009

 Arcehorhinotermitidae Krishna & Grimaldi, 2003


 Stylotermitidae Holmgren, K & N, 1917
 Rhinotermitidae (14 genera, 343 species)
o Coptotermitinae Holmgren
o Heterotermitinae Froggatt
o Prorhinoterminae Quennedey & Deligne, 1975
o Psammotermitinae Holmgren
o Rhinotermitinae Froggatt
o Termitogetoninae Holmgren
 Serritermitidae (2 genera dan 2 spesies)
 Termitidae (236 genera, 1958 spesies)
o Apicotermitinae Grassé & Noirot, 1954 (42 genera, 208 spesies)
o Foraminitermitinae Holmgren, 1912 (2 genera, 9 spesies)
o Macrotermitinae Kemner, 1934 (13 genera, 362 spesies)
o Nasutitermitinae Hare, 1937 (80 genera, 576 spesies)
o Sphaerotermitinae Engel & Krishna, 2004 (1 spesies)
o Syntermitinae Engel & Krishna, 2004 (13 genera, 99 species)
o Cubitermitinae
o Termitinae Latreille, 1802 (90 genera, 760 spesies)
Klasifikasi ini merupakan klasifikasi rayap yang paling mutakhir berdasarkan Engel & Krishna
(2004), Engel et al. (2009), dan Krishna et al. (2013).
Berdasarkan lokasi sarang atau tempat tinggalnya, rayap dapat digolongkan dalam tiga tipe,
yaitu rayap kayu lembap, rayap kayu kering, dan rayap tanah. Di antara ketiga jenis rayap
tersebut, tipe yang paling banyak menimbulkan kerugian adalah kelompok rayap tanah dan
rayap kayu kering.
Selain tiga jenis rayap tersebut juga ada sebagian ahli yang menggolongkan rayap dalam lima
jenis rayap perusak kayu, yaitu rayap kayu lembap, rayap kayu kering, rayap tanah, rayap
pohon, dan rayap subteran.

2.5 PENGENDALIAN RAYAP

Metoda Pengendalian Rayap


Dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin inovatifnya rayap menyerang
bangunan gedung dan kapal maka semakin berkembang pula jenis termitisida, peralatan yang
digunakan, dan cara penanganannya. Termitisida merupakan bahan kimia untuk membasmi
rayap. Namun, sebenarnya ada beberapa metoda pengendalian rayap, khususnya rayap tanah
yang sangat merugikan, antara lain sebagai berikut
1. Pengendalian dengan cara fisik

Cara pengendalian ini dilakukan dengan membentuk penghalang (barrier) di bawah lapisan
tanah bangunan untuk mencegah penetrasi rayap ke dalam bangunan. Bahan yang digunakan
sebagai penghalang antara lain pasir, perlit, granit, mesh stainless steel, dan sebagainya.
Memang, metoda pengendalian secara fisik ini belum populer di masyarakat Indonesia.
Namun, sebenarnya pengendalian secara fisik ini sudah dilakukan di beberapa negara antara
lain sebagai berikut.
a) Di Amerika Serikat, pengendalian cara fisik menggunakan partikel pasir berukuran 2,0-2,8
mm yang efektif menghambat penetrasi rayap tanah Reticulitermes dan Coptotermes.
b) Di Hawal, pengendalian cara fisik dilakukan dengan menggunakan butiran butiran basalt
berukuran 1,7-2,4 mm yang kemudian dipasarkan dengan nama Basaltic Termite Barrier.
c) Di Australia, pengendalian rayap secara fisik dilakukan dengan beberapa cara, di
antaranya menggunakan granit yang dipasarkan dengan nama Granitguard dan
menggunakan jaring stainless steel yang dipasang di bagian bawah bangunan baru.
d) Di Jepang, modifikasi pengendalian cara fisik yang dilakukan untuk mencegah
penetrasi rayap sedang diujicobakan, yaitu dengan cara pestisida antirayap dicampurkan pada
polimer sintesis, kemudian diletakkan di bawah bangunan gedung yang pada bagian atasnya
ditutupi lapisan tanah.
2. Pengendalian dengan cara hayati
Pengendalian dengan cara hayati menggunakan musuh alami dari rayap. misalnya nematoda,
jamur dan bakteri. Metoda ini sudah dikenal di Amerika Serikat dan sudah terdaftar di EPA
Amerika Serikat sejak tahun 1994. Namun, di Indonesia penggunaan cara ini tidak begitu
populer.
3. Pengendalian dengan cara kimia
Pengendalian dengan cara kimia juga biasa disebut pengendalian dengan memberikan
perlakuan bahan kimia pada lapisan tanah, Prinsip dasar pengendalian Berdasarkan cara
aplikasi atau praktiknya, metoda pengendalian cara kimia dapat dibedakan menjadi dua cara,
yaitu sebelum masa konstruksi atau sebelum rumah dibangun dan sesudah masa konstruksi
atau sesudah rumah dibangun.
BAB 3

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Rayap, adalah serangga sosial dari Ordo Isoptera, mempunyai pembagian kasta masing-
masing adalah Ratu (Queen), Pekerja (Worker), Prajurit (Soldier) dan calon Ratu/Raja
(Alate / Laron). Pengendalian rayap dapat dilakukan dengan efektif dan tepat sasaran, apabila
kita memperhatikan sifat dan perilaku rayap sebagai berikut : Hidup berkoloni dan saling
tergantung, Polimorfisme (dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk dengan
tugas yang berbeda). Kanibalisme (terutama pada kasta pekerja). Serta saling menjilat untuk
menularkan hormon (feromon). Spesies rayap mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-
beda, sebagai berikut :
 Ratu & Raja, yakni laron (rayap jantan dan betina yang fertil) yang bertugas
melestarikan keturunan.
 Serdadu, rayap yang bertugas mempertahankan dan koloni dari gangguan hewan lain.
 Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja, serta menjaga sarang dari
kerusakan.
 Sifat rayap pekerja dan rayap serdadu steril.
DAFTAR PUSAKA
Kuat Prabowo, Budi Pramono, dan Abie Wiwoho. 2011. Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu. Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta
II.
https://media.neliti.com/media/publications/111700-ID-jenis-jenis-rayap-insekta-isoptera-
yang.pdf

https://books.google.co.id/books?id=dSD-
DwAAQBAJ&pg=PA29&dq=morfologi+rayap&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X
&ved=2ahUKEwj575eW8p77AhX9R2wGHZ8BDDcQ6AF6BAgDEAI

Mencegah & Membasmi RAYAP


Oleh Kiat Praktis · 2007

Anda mungkin juga menyukai