Anda di halaman 1dari 7

Nana : Fransiska R.

Azaria Sitanggang

Nim : P01031220014

Kelas : STr.Gz VI 6

Matkul : Pengembangan Formula Makanan

Judul : 1

Formulasi Tepung Mocaf dan Tepung Ikan Patin Terhadap Kualitas dan
Nilai Gizi Cookies Mocaf Patin Bagi Ibu Hamil KEK
Tujuan :

Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh formulasi tepung mocaf dan tepung ikan patin
terhadap kualitas dan nilai gizi cookies mocaf patin sebagai makanan tambahan bagi ibu hamil
KEK.
Alat:
1. Mixer
2. Sendok
3. spatula
4. Baskom
5. Handscoon
6. Cetakan cookies
7. oven
8. Telanan

Bahan:
Bahan utama tepung mocaf dan tepung ikan patin sedangkan bahan lainnya yaitu telur,
margarin, susu bubuk, gula pasir,maizena, baking powder, vanilli.
Hasil:
Hasil dari uji organoleptic/ hedonic terhadap warna, aroma, rasa, tekstur terhadap ketiga
formulasi tepung mocaf dan tepung ikan patin overall table histogram berikut.
Tabel histogram 1. Hasil Uji Hedonik Cookies Mocaf Patin.
1. Tekstur, Hasil Uji kruskal walls disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
pada hasil uji tekstur ( p <0,05) dimana rata-rata penilaian panelis terhadap F1 adalah
3,93 , F2 adalah 4,50 dan pada F3 adalah 3,63. Sehingga rata-rata panelis menyukai
tesktur cookies dengan formula F2 karena tesktur yang dihasilkan adalah renyah,
sedangkan cookies dengan formula F3 tesktur yang dihasilkan cenderung keras
sehingga kurang disukai oleh panelis.

2. Rasa, Pada uji Kruskal Wallis terhadap rasa didapatkan hasil (p > 0,05) Rata-rata
penilaian panelis terhadap F1 adalah 4,53 , F2 adalah 4,23 dan pada F3 adalah 4,03
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata panelis menyukai rasa cookies dengan
formula F1.

3. Warna, Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan daya terima
panelis terhadap warna antara F1,F2,F3 ( p>0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata panelis menyukai warna cookies dengan formula F1karena
warna yang dihasilkan adalah kuning kecoklatan sedangkan cookies dengan
formula F2 berwarna kuning kecoklatan cenderung gelap.
4. Aroma, Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan daya terima
aroma pada cookies mocaf patin F1, F2, F3 (p>0,05). Rata-rata penilaian panelis
terhadap F1 adalah 4,23 , F2 adalah 4,20 dan pada F3 adalah 3,90 yang artinya
lebih banyak yang menyukai aroma cookies dengan formula F1.

Kandungan Gizi
Hasil nilai gizi cookies dari formula F1 (80%:20%) adalah energi 612,40 kkal, protein
9,39 gram, lemak 33,30 gram dan karbohidrat 69,76 gram,Fe 7,88 mg. Nilai gizi cookies
dari formula F2 (70%:30%) adalah energi 612,65 kkal, protein 10,77 gram, lemak 34,21
gram dan karbohidrat 65,39 gram,Fe 7,26 mg. Nilai gizi cookies dari formula
F3(55%:45%) adalah energi 613,69 kkal, protein 14,41 gram, lemak 35,61 gram dan
karbohidrat 58,83 gram, Fe 6,35 mg. Berdasarkan perhitungan nilai gizi, didapatkan
bahwa cookies F3 memiliki kandungan nilai gizi protein yang lebih unggul dibandingkan
dengan formula cookies yang lain.

Kesimpulan:
Cookies dengan formula 80%:20% (F1) memiliki penerimaan yang lebih baik
dibandingkan dengan formula cookies lainnya. Berdasarkan perhitungan nilai gizi per
sajian (100 gr), cookies dengan formula 80%:20% mengandung energi sebesar 612,40
kkal, protein 9,39 gr, lemak 33,30 gr, karbohidrat 69,79 gram dan Fe 6,35 mg. Serta
adanya perbedaan yang bermakna terhadap tesktur cookies mocaf patin akibat
pengaruh formulasi tepung mocaf dan tepung ikan patin.
Saran:
Untuk pengembangan produk cookies ini hendaknya dilakukan pengujian Fe secara uji
laboratorium agar perhitungan nilai gizi lebih akurat
Analisis sesuai dengan persyaratan-persyaratan penyusunan formula makanan
yaitu:
1. Cookies dengan Penambahan tepung mocaf dan tepung ikan patin memiliki nilai
gizi yang tinggi, berkadar energi dan protein tinggi yang dapat dilihat dari hasil
pembahasan artikel penelitian tersebut
2. Produk makanan ini sudah memiliki mineral seperti kalsium, fosfor dan zat besi
dan vitamin C
3. Untuk cita rasa cookies dapat diterima karena rasa yang manis
4. Untuk harga sangat terjangkau oleh daya beli golongan sasaran bagi ibu-ibuk.
5. Bahan-bahan pembuatan cookies ini merupakan bahan-bahan olahan produk
local atau dihasilkan setempat
6. Untuk daya tahannnya tidak dijelaskan seberapa lama tetapi biasanya cookies
bertahan 2-5 bulan pada suhu ruang.
Judul 2

POTENSI NAGASARI FORMULASI TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG


KACANG HIJAU SEBAGAI KUDAPAN PMT-P BALITA STUNTING
Tujuan :

Menganalisis perbedaan kandungan zat gizi, melakukan penilaian organoleptic dan


daya terima nagasari formulasi tepung jagung dan tepung kacang hijau sebagai PMT-P
balita stunting.
Alat:
1. Dandang
2. Handscoon
3. Pisau
4. Daun pisang
5. Panci
6. Sendok
7. Wadah
8. Kompor

Bahan:
Bahan yang digunakan adalah tepung jagung, tepung kacang hijau, tepung beras,
santan, pisang, gula, daun pandan, garam.
Hasil:
Formulasi PMT-P balita
Formulasi nagasari dengan sumber protein nabati,betakaroten dari tepung kacang hijau
dan sumber karbohidrat, asam lemak essensial,mineral dari tepung jagung. Hasil dari
uji organoleptic/ hedonic terhadap warna, aroma, rasa, tekstur terhadap ketiga formulasi
tepung kacang hijau dan tepung jagung pada table 1.
1) F1= tepung kacang hijau 7,5%, tepung jagung 10%
2) F2= tepung kacang hijau 7,5%, tepung jagung 15%
3) F3= tepung kacang hijau 7,5%, tepung jagung 20%

Hasil Analisis Uji Organoleptik Formula PMT-P balita


1. Warna, Hasil data skor rata-rata pada tabel 1 dapat diketahui bahwa masing-
masing sampel memiliki perbedaan yang signifikan (P=0,00). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sampel kontrol yang memiliki warna putih merupakan
sampel paling disukai berdasarkan parameter warna.
2. Tekstur, Berdasarkan hasil perhitungan analisis menggunakan kruskall walls
bahwa ada perbedaan yang nyata pada masing-masing sampel (P=0,005). Hal
ini menunjukkan hasil yang sama baiknya terhadap sampel. Namun, hasil rata-
rata tertinggi pada indikator tekstur terdapat pada sampel formulasi 2 (F2) yaitu
tepung jagung 15% dan tepung kacang hijau 7,5%.
3. Rasa, Hasil perhitungan analisis menggunakan kruskall walls terhadap kesukaan
rasa pada nagasari menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada
masing-masing sampel (P= 0,183). Hasil rata-rata tertinggi pada indikator rasa
terdapat pada sampel formulasi 2 (F2) yaitu tepung jagung 15% dan tepung
kacang hijau 7,5%.
4. Aroma, Data tabel 1 menunjukkan bahwa sampel kontrol dengan formulasi
100% tepung beras ini merupakan sampel yang paling disukai berdasarkan
parameter aroma.

Kandungan Gizi
Kesimpulan:
Hasil penelitian yang dilakukan yaitu nagasari formulasi tepung jagung dan tepung
kacang hijau yang paling disukai secara keseluruhan adalah formulasi 2 (F2) dengan
konsentrasi 15% tepung jagung dan 7,5% tepung kacang hijau sedangkan nagasari
kontrol memiliki nilai paling tinggi dalam kesukaan warna dan aroma. Sehingga
formulasi terbaik yang dapat digunakan sebagai PMT Pemulihan yaitu formulasi 2 (F2).
Saran:
Sedangkan kandungan energi semua nagasari dalam penelitian masih perlu
ditingkatkan supaya memenuhi syarat PMT-P. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
penambahan protein hewani dalam formulasi produk.

Analisis sesuai dengan persyaratan-persyaratan penyusunan formula makanan


yaitu:
1. Formula nagasari pmt-p berbahan tepung kacang hijau dan tepung jagung
memiliki nilai gizi yang tinggi, berkadar energi dan protein tinggi yang dapat
dilihat dari hasil pembahasan artikel penelitian tersebut
2. Produk makanan ini sudah memiliki sumber mineral dan terdapat vitamin C
3. Untuk citarasa nagasari sudah dapat diterima karena rasa yang manis yang
disukai anak-anak.
4. Untuk harga bernilai ekonomis(sangat terjangkau)
5. Bahan-bahan pembuatan pmt-p ini sangat mudah didapat karna merupakan
bahan-bahan olahan produk local.
6. Untuk daya tahannnya tidak dijelaskan seberapa lama tetapi biasanya nagasari
bertahan lebih dari 24 jam pada suhu ruang.

Anda mungkin juga menyukai