2, Juli-Desember 2018
Email: hanafitanjung280@gmail.com
Abstrak
Abstract
calculated at ry3 = 0.448. The results of the analysis show that in the
formulation of the proposed hypothesis there is a relationship between
Islamic Education in the Family and Achievement Motivation on Learning
Outcomes PAI received.
A. PENDAHULUAN
Keluarga sebagai pusat pendidikan pertama dalam sistem pengasuhan
anak. Dalam keluarga akan terbangun interaksi pendidikan pertama dan
utama bagi anak yang akan menjadi pondasi dalam pendidikan selanjutnya
Tugas ini memiliki peran yang sangat fundamental dalam mempersiapkan
perkembangan anak baik dari psikologis, kepribadian maupun nilai-nilai
agama.
Pendidikan agama sarat dengan penanaman nilai-nilai keagamaan yang
perlu ditanamkan pada anak sedini mungkin, bahkan saat anak masih dalam
kandungan. (Taubah, 2005). Internalisasi pendidikan agama dalam keluarga
memiliki tujuan untuk mempersiapkan karakter religiusitas baik dalam
pengetahuan maupun pelaksanaanya (Noraini Hashim & Langgulung, 2008).
Pendidikan agama akan selalu menjadi fondasi bagi konstruk sistem
pendidikan nasional dijadikan spirit agama sebagai ruh dalam proses
pendidikan praktis. Out put yang diinginkan yaitu terwujudkan generasi yang
bermoral, beretika dan bermartabat dalam perilaku sosial. Pendidikan agama
tidak cukup pada tataran mengajarkan doa dan tata cara ibadah kepada Sang
Khaliq, namun diharapkan akan mampu berperan aktif untuk mendorong
anak didik lebih maju, serta untuk kehidupan yang lebih santun dengan
landasan etika sosial yang benar. Diharapkan pula bahwa pendidikan agama
mampu menjadi pilar utama sebagai bagian dari pendidikan secara umum
untuk membangun etika sosial dan moral (Nur Hamzah, 2015; Satya Yoga et
al., 2015). Oleh karena itu Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin
memberikan perhatian dan rambu-rambu dalam pelaksanaan kependidikan di
dalam lingkungan keluarga. Peran orang tua dan keluarga memiliki dampak
yang luar biasa terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak (Baharun,
2016).
Keluarga bagian dari sebuah institusi lembaga pendidikan merupakan
tempat pendidikan anak paling awal untuk memberikan warna yang sangat
dominan dalam membangun karakter religius. Pendidikan agama yang
diberikan keluarga akan mengkokohkan kepribadian anak menjadi muslim
yang memiliki ketaatan terhadap syariat agama yang diyakininya. Pendidikan
agama dalam keluarga lebih ditekankan pada internalisasi nilai-nilai ajaran
92
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
93
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
pada anak sebagai bagian dari motivasi eksternal. Kondisi keluarga yang
aman dan nyaman akan memberi motivasi akan berpengaruh positif dalam
peningkaan motivasi dan minat belajar. Seringkali rendahnya minat belajar
dalam disebabkan kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua dalam
memberikan stimulus dalam berprestasi.
Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil
belajar sebaik mungkin. Motivasi merupakan pengarah untuk kegiatan belajar
kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat tercapai. Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar
(Hamdu & Agustina, 2011; Kiswoyowati, 2011) Motivasi belajar sebagai
pendorong mental dalam menggerakkan dan mengarahkan perilaku belajar.
Adanya motivasi pada diri anak akan memberikan daya rangsang keinginan
untuk aktiv, bergerak, menyalurkan bakaat dan minat. Motivasi belajar siswa
akan memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap sebuah keberhasilan
proses maupun hasil belajar siswa.
Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam
meningkatkan sebuah keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah
satu indikator kualitas pembelajaran adalah tumbuhnya semangat maupun
motivasi belajar dari siswa. Motivasi memiliki juga akan memiliki dampak
terhadap perilaku belajar siswa, dimana lebih meningkatkan ketekunan dalam
belajar. Motivasi belajar pula akan menumbuhkan gairah, semangat, dan rasa
senang dalam belajar. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi tinggi
akan lebih memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan belajar yang
pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik.
Motivasi memiliki fungsi dari harapan keberhasilan dan nilai yang
dirasakan (Cook & Artino, 2016). Hilangnya motivasi instrinsik merupakan
masalah yang memerlukan bantuan yang tak bisa ditunda-tunda. Guru
maupun orang tua memiliki kewajiban memberikan dorongan motivasi
ekstrinsik. Motivasi ini akan memberikan sebuah penguatan pada peserta
didik dapat keluar dari kesulitan belajar (Djamarah, 2002). Dalam mencapai
sebuah prestasi, motivasi internal maupun eksternal sangat diperlukan. Hal ini
disebabkan karena motivasi merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan
hasil belajar. Dengan motivasi yang dimiliki akan membantu dalam
mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi pada anak.
Membangun motivasi juga akan memberikan pengaruh terhadap kondisi
psikologi anak dalam melaksanakan kehidupan beragama. Pendidikan agama
Islam di sekolah akan memberikan dorongan pada siswa untuk taat
menjalankan setiap kewajiban beragama dalam aktivitas seharihari.
94
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
95
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif dengan
menggunakan validitas eksternal dengan rumus korelasi yang dikemukakan
oleh Pearson yaitu Korelasi Ganda (multyple correlation). Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik Kelas VII MTs Raudlatul Muta’allimien
Kecamatan Wonoasih Kelurahan Wonoasih Kota Probolinggo Tahun
Pelajaran 2013/2014. Sedangkan sampel yang digunakan sampelnya
sebanyak 100 peserta didik. Adapun mengenai pengambilan sampel
digunakan metode Simple Random Sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam metode penelitian ini
yaitu metode dokumentasi, test, dan angket. Uji instrumen dilakukan sebelum
test dan angket diberikan kepada responden. Tujuan daripada uji instrumen
adalah untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas,
menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami, mempertimbangkan
penambahan atau pengurangan item soal. Korelasi ganda (multyple
correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan
variabel yang lain. Pemahaman tentang korelasi ganda dapat dilihat melalui
gambar berikut. Simbol korelasi ganda adalah R.
X1 r1
r2 Y
X2
Keterangan :
X1= Pendidikan agama di keluarga
X2= Motivasi belajar
96
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
3. Ho : y.1 2 = 0
H1 : y.1 2 > 0
Keterangan: y.1 2 3 = Koefisien korelasi antara pendidikan agama dalam
keluarga (X1) Motivasi berprestasi (X2) dengan hasil belajar pendidikan
agama Islam (Y).
D. HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan pendidikan agama dalam keluarga, dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat dilihat
dari analisis regresi berganda. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analsisis regresi linier berganda dengan tiga prediktor yaitu
Pendidikan agama dalam keluarga (X1), motivasi belajar (X2), dan hasil
belajar pendidikan agama islam (Y).
97
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
Tabel 1.
Keberartian Korelasi antara X1 dengan Y
Variabel Uji Hipotesis X1 Y
X1 Pearson Correlation 1 0.971**
Sig. (2-tailed) 0.000
N 100 100
Y Pearson Correlation 0.971** 1
Sig. (2-tailed) 0.000
N 100 100
2. Hubungan antara Motivasi berprestasi dengan Hasil Belajar
Hipotesis kedua penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara
motivasi berprestasi dengan hasil belajar. Pengujian hipotesis kedua
dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi antara motivasi
berprestasi (X2) dengan hasil belajar (Y), ry2 = 0, 28. Angka ini
mengisyaratkan bahwa hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil
belajar adalah positif. Hasil perhitungan pengujian keberartian koefisien
korelasi dengan menggunakan SPSS 21 for Windows sebagai berikut:
Tabel 2.
Hasil Pengujian Keberartian Korelasi antara X2 dengan Y
Variabel Uji Hipotesis X2 Y
Pearson Correlation 1 0.2
N 100 100
Pearson Correlation 0.28 1
N 100 100
Dari tabel korelasi di atas dapat diketahui bahwa nilai r hitung adalah
0,028. Angka ini menunjukkan korelasi yang sangat rendah. Antara Variabel
X dan Variabel Y. Sig (2 tailed ) menunjukkan hubungan yang tidak
signifikan karena 0,28 > 0,05 dimana 0,05 adalah taraf signifikan. R square
merupakan koefisien determinasi. Artinya besarnya pengaruh Variabel X2
98
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
kecil dari (Sig.≤0,05), hal ini berarti H0 ditolak. Dengan demikian variabel
X1 dan X2 berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Y. R Square
merupakan koefisien determinasi. Besarnya R Square adalah (R2) adalah
0,949 = 94,9 %. Artinya besarnya pengaruh pendidikan agama dalam
keluarga dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pendidikan agama
Islam adalah sebesar 94,9 % dan besarnya variabel lain yang mempengaruhi
variabel hasil belajar pendidikan agama Islam adalah 5,1 %.
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengujian hipotesis, dan kajian teori dan sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hamdu & Agustina (2011), Nurhidayah,
(2016), Palupi & Wrastari, (2013) memberikan hasil bahwa prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam dipengaruhi oleh pendidikan agama di keluarga dan
motivasi belajar. Hal ini sejalan teori yang dikemukakan Gagne bahwa hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh 3 tiga domain, yaitu: (1) domain kognitif;
meliputi: pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berpikir, (2) domain
afektif; meliputi: sikap, minat, apresiasi, dan penyesuaian diri, dan (3) domain
psikomotorik; meliputi keterampilan dalam penampilan, keterampilan
berkomunikasi, keterampilan berhitung, keterampilan belajar sambil bekerja,
dan keterampilan dalam hubungan sosial.
99
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
100
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
salah satu perwujudan amar makruf nahi munkar dalam kehidupan keluarga
dengan memberikan pendidikan kepada putra putrinya berdasarkan ajaran
Islam. Metode pendidikan agama dalam keluarga lebih didasarkan pada
contoh perilaku Nabi Muhammad SAW (Taubah, 2005).
Pendidikan Agama dalam keluarga tidak hanya terbatas penanaman
nilai-nilai religiuitas dalam keseharian, akan tetapi motivasi ekstrinsik
maupun intrinsik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kesadaran diri.
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu. Motivasi merupakan salah satu hal yang memiliki pengaruh
pada kesuksesan aktifitas pembelajaran siswa. Tanpa motivasi, proses
pembelajaran akan sulit mencapai kesuksesan yang optimum (Hamdu &
Agustina, 2011). Motivasi belajar merupakan bagian dari bentuk penguatan
inernal pada diri anak dalam menghadapi persoalan belajar. Motivasi
mempunyai peran yang cukup signifikan dalam menentukan tujuan belajar.
Peserta didikk dirasa akan lebih memiliki daya tarik dalam mempelajari
sesuatu disaat ia mengetahui manfaat yang akan diperolehnya. Seorang anak
yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya
dengan baik dan tekun, dengan harapan akan memproleh hasil yang baik.
Dengan demikian motivasi mampu mendorong seseorang memiliki ketekunan
dalam belajar. Begitu halnya sebaliknya sesorang yang tidak memiliki
motivasi belajar yang tinggi secara otomatis akan mempengaruhi
ketekunannya dalam belajar (Prasetiya, 2017; Ames, 1992)
Teladan yang baik dari orang tua kepada anak (sekitar umur 6 tahun)
akan berpengaruh besar kepada perkembangan anak di masa mendatang.
Sebab kebaikan di waktu kanak-kanak awal menjadi dasar untuk
pengembangan di masa dewasa kelak. Untuk itu lingkungan keluarga harus
sebanyak mungkin memberikan keteladanan bagi anak. Dengan keteladanan
akan memudahkan anak untuk menirunya. Sebab keteladanan lebih cepat
memengaruhi tingkah laku anak (Taubah, 2005).
Pengenalan pendidikan agama perlu dilakukan pada usia dini. Pada usia
ini anak lebih siap menerima pengajaran pendidikan agama dan kebiasaan
religius untuk menguatkan keimananNya. Penanaman pendidikan agama
dalam keluarga tidak terbatas pada aktivitas ritualitas seperti ibadah sholat,
zakat, puasa, dan membaca Al-Qur’an. Namun penanaman tauhid menjadi
pilar utama dalam praksis pendidikan Islam dalam keluarga. Dengan
keimanan yang dimiliki akan memberikan sebuah kesadaran pada anak untuk
melaksanakan nilai-nilai kewajiban sebagai pemeluk agama yang taat.
101
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
102
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
103
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
siswa yang memiliki motivasi pada dirinya antara lain siswa tersebut tekun
menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih mandiri, dapat
mempertahankan pendapatnya, senang dan dapat memecahkan permasalahan
yang dihadapinya (Kiswoyowati, 2011). Untuk peningkatan motivasi belajar
adalah melakukan identifikasi beberapa indikatorya dalam tahap-tahap
tertentu. Indikator motivasi antara lain: 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensi
kegiatan, 3) Presistensinya pada tujuan kegiatan, 4) Ketabahan, keuletan dan
kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai
tujuan, 5) Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, 6) Tingkatan
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkat
kualifikasi prestasi, 8) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (Hamdu &
Agustina, 2011)
Jenis-jenis motivasi belajar menurut Sardiman (2001), motivasi dibagi
menjadi dua tipe atau kelompok yaitu: 1) Motivasi instrinsik merupakan
motif-motif yang menjadi aktif atau dapat berfungsi tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Contohnya jika seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh,
ia sudah rajin membaca buku- buku; 2) Motivasi ekstrinsik merupakan
motifmotif yang aktif dan berfungsi karena pengaruh dari luar. Contohnya
seseorang belajar karena tahu besok ada ujian dengan harapan akan
mendapatkan nilai yang bagus atau mendapatkan hadiah.
Proses pembelajaran yang efektif akan membantu meningkatkan
motivasi belajar siswa sekaligus membuat proses belajar menjadi optimal.
Pengelolaaan kelas yang baik juga akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar secara optimal; merancang tujuan pembelajaran yang
spesifik sebagai hasil belajar yang akan diperoleh siswa dalam proses
pembelajaran hari itu; menggunakan metode pembelajaran dan sumber
belajar yang bervariasi; menggunakan pertanyaan atau permasalahan tingkat
tinggi yaitu yang dapat memancing siswa untuk berpikir dan termotivasi
untuk memecahkannya; dan selalu memberikan feedback positif dan pujian
yang tepat atas apa yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar.
Peserta didik akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan jika
mereka memiliki motivasi dalam belajarnya, sehingga motivasi berperan
untuk mempengaruhi, mengarahkan dan memelihara perilaku untuk
menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Untuk menumbuhkan motivasi belajar
yang tinggi perlu diciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga dapat menunjang belajarnya dengan baik (Nurhidayah, 2015)
Motivasi akan menjadi salah satu faktor psikologis yang mempunyai
peran yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar siswa. Tingkat
motivasi belajar siswa akan selalu berbanding lurus dengan prestasi yang
104
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
105
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
belajar anak. Suatu tujuan itu akan tampak berhasil atau tidaknya dapat dilihat
pada prestasi yang ia dapatkan. Prestasi yang baik tidak lepas dari adanya
motivasi dalam belajar.
Kondisi keluarga yang harmonis dan dibangun dengan nuansa religius
akan mempengaruhi motivasi berprestasi pada siswa. Keadaan ini dipastikan
akan berpengaruh pula pada perkembangan belajarnya. Dengan lingkungan
keluarga yang harmonis, religius maka anak dapat belajar di rumah dengan
penuh konsentrasi untuk memperoleh prestasi belajar yang Baik. Begitu pula
sebaliknya manakala berada di lingkungan keluarga yang tidak harmonis
akan memiliki kecenderungan malas belajar, sehingga akan berdampak pada
nilai belajar anak akan menurun. Dalam penelitian ini, lingkungan keluarga
dari sebagian besar siswa menunjukkan lingkungan yang baik dan penuh
nuansa religius. Hal ini tercermin dari cara orang tua dalam mendidik anak,
relasi antar anggota keluarga, suasana di rumah dan keadaan ekonomi
keluarga.
F. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara PAI dalam keluarga dengan
hasil belajar PAI. Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi ry1 =
0,971. Angka ini menunjukkan korelasi yang sangat tinggi. Antara
variabel X1 dan variabel Y. Sig (2 tailed ) menunjukkan hubungan yang
signifikan karena 0,971>0,05 dimana 0,05 adalah taraf signifikan. R
square merupakan koefisien determinasi artinya signifikan. Dengan
demikian variabel X1 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan
hasil belajar PAI. Hasil perhitungan hasil perhitungan diperoleh koefisien
korelasi antara motivasi berprestasi (X2) dengan hasil belajar (Y), ry2 = 0,
28. Angka ini mengisyaratkan bahwa hubungan antara motivasi
berprestasi dengan hasil belajar adalah positif. Hasil perhitungan
pengujian keberartian koefisien korelasi diketahui bahwa nilai r hitung
adalah 0,28. Angka ini menunjukkan korelasi yang rendah. Antara
variabel X dan Variabel Y artinya signifikan. Dengan demikian variabel
X2 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y.
3. PAI dalam keluarga dan motivasi berprestasi berhubungan dengan hasil
belajar PAI. Hasil statistik diketahui nilai korelasi r hitung sebesar r y3 =
0,448. Angka ini mengisyaratkan bahwa hubungan secara bersama-sama
antara PAI dalam keluarga dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar
PAI adalah positif. Hasil perhitungan pengujian keberartian koefisien
korelasi dengan menggunakan diperoleh dari tabel Model Summary.
106
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
DAFTAR PUSTAKA
107
Jurnal Al-Ta’dib Vol. 11 No.2, Juli-Desember 2018
108