Oleh
DEPARTEMEN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Tingkah Laku Interaksi
antara Induk dengan Anak Pada Hewan Mamalia dan Unggas” ini.Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Prof. Ir. Edy Rianto M. Sc., Ph.D.,
IPU., pada mata kuliah Tingkah Laku Ternak. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang tingkah laku interaksi induk dengan anak bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Ir. Edy Rianto M. Sc., Ph. D.,
IPU., selaku dosen mata kuliah Tingkah Laku Ternak yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.2 Tingkah Laku Induk dengan Anak 5
2.2 Tingkah laku antara Induk dengan Anak pada Hewan Mamalia 5
A.Sapi 6
B. Babi 6
2.3 Tingkah laku antara Induk dengan Anak pada Hewan Unggas 7
BAB III PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Tingkah laku adalah suatu tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara
organisme dengan lingkungannya. Tindakan ini akan dipengaruhi oleh suatu
rangsang/stimulus dari luar maupun dalam. Contohnya, ketika hewan merasa lapar maka
akan mencari makan sehingga hilang rasa lapar. Seringnya perilaku organisme terjadi akibat
gabungan antara stimulus dari luar dan dalam. Tingkah laku hewan adalah ekspresi hewan
yang ditimbulkan oleh semua faktor yang mempengaruhinya, baik faktor dari interal maupun
ekstrenal yang berasal dari lingkungannya (Deden, 2008). Ketika induk melahirkan atau
menetaskan anaknya maka akan terbentuk suatu rangsang untuk melindungi dan memberi
makan. Pola perilaku ini disebut juga maternal behaviour yaitu pemeliharaan terhadap anak.
Maternal behaviour antara lain adalah :
B. Babi
Masa kehamilan babi adalah 114 hari atau mudahnya 3 bulan, 3 minggu, dan 3
hari.Seekor babi bisa melahirkan 8 hingga 13 anak babi sekaligus. Induk babi bisa
melahirkan dua kali dalam setahun. Setelah babi melahirkan pada masa post partus, anak
yang berumur 1-4 hari perlu diperhatikan agar tidak terjepit induknya. Setelah itu pada 4-10
hari post partus anak babi/piglet akan dibuatkan sarang diluar kandang.Pola pemeliharaan
piglet oleh induk tidak sebaik hewan mamalia lain. Piglet tidak dibersihkan oleh induknya.
Oleh karena jumlah anak yang dilahirkan sekaligus banyak maka piglet akan berebut
puting.Puting susu anterior atau yang memiliki susu lebih banyak akan ditempati oleh anak
babi yang sehat dan kuat.Beberapa jam hingga 2 minggu piglet akan mampu mengenali posisi
dan lebih menyukai menyusu dari bagian anterior.
2.2 Tingkah laku antara Induk dengan Anak pada Hewan Unggas
Kita ketahui bahwa tidak seperti mamalia, bangsa unggas berkembang biak dengan
cara bertelur. Maternal behaviour dari unggas dimulai dari peneluran, pengeraman meraawat
anak. Sifat mengeram pada ayam ini dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Ayam akan
menduduki telur yang telah dikeluarkannya selama kurang lebih setengah jam. Namun perlu
diperhatikan bahwa akan muncul resiko bahwa ayam akanmemakan telurnya sendiri. Setelah
15 menit menetas ayam akan menciap-ciap mencari induknya kaena kedinginan, kemudian
anak ayam akan berlindung di bawah induknya. Ikatan antara anak ayam dan indukny
terbentuk dengan adanya panggilan/suara induk untuk menunjukkan makanan pada anak.
Pada ayam yang dilepas bebas, anak akan beriringan mengikuti induknya mencari
makan. Anak ayam yang baru menetas akan mematuk setiap objek, kemudian akan belajar
dan mematuk makanan saja.Sebaiknya ayam diberi minum dulu setelah 24 jam menetas. Saat
pertama belajar minum, biasanya diperlukan bantuan peternak naun kelamaan anak ayam
akan tertarik dengan air yang terkena cahaya dan mematuknya.
Pada bebek, setelah menetas anak bebek akan diajari oleh orang tuanya untuk
berenang. Bebek akan mencontohkan pada anaknya dengan berennag terlebih dahulu
kemudian anak akan belajr dan meniru induknya. Hewan lainnya yaitu burung akan secara
langsung memberi makan pada anaknya yang baru menetas lewat paruh. Anak burung akan
menciap-ciap ketika induknya datang dan membuka paruhnya lebar-lebar untuk kemudian
induknya menyalurkan makanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tingkah laku ternak muncul karena adanya rangsangan atau stimulus dari luar.
Rangsangan tersebut bisa berupa ancaman, suhu dan kelembapanm, serta pengaruh dari
individu lain. Perilaku suatu ternak merupakan gabungan stimulus dari luar maupun
dalam.Setiap ternak memiliki motherling ability atau maternal ability namun tinggi
rendahnya berbeda-beda. Untuk mengatasi rendahnya maternal ability diperlukan bantuan
dari manusia/peternak. Maka dari itu peternak perlu memiliki pengetahuan yang baik
mengenai tingkah lau hewan ternaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Harianto, S.P., Dewi, B.S. 2012. Pemahaman Konservasi bagi Penerus Bangsa Penangkaran
Rusa universitas Lampung. Lampung. 152 p.
Yohannes, Y., & Al Rivan, M. E. (2020). Penggunaan Global Contrast Saliency dan
Histogram of Oriented Gradient Sebagai Fitur untuk Klasifikasi Jenis Hewan
Mamalia. Petir, 13(1), 80-85.