Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR

(GKP 0101)
ACARA VII
GENERALISASI DAN PENGGUNAAN PETA

Disusun oleh
Nama : Tsurayya Nabila
NIM : 15/382426/GE/08196
Asisten : 1. Mayca Sita N
2. Martius Dwi Astuti
Hari/Tanggal : Jum’at, 11.00-13.00 WIB

LABORATORIUM DESAIN KONSTRUKSI DAN ANALISA PETA


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel aspek generalisasi ( terlampir )
2. Tabel pengukuran posisi ( terlampir )

PEMBAHASAN
Generalisasi merupakan suatu proses penyederhanaan peta yang
disebabkan adanya pengecilan dari peta skala besar ke skala kecil dengan
mempertahankan karakteristik utama dari peta tersebut. Aspek-aspek generalisasi
terdiri atas pemilihan, penitikberatan, penyederhanaan, penghilangan, pergeseran,
penggabungan, perbesaran, dan klasifikasi. Pertama, pemilihan merupakan aspek
untuk memilih objek apa yang akan ditampilkan pada peta. Pada tabel tersebut,
aspek pemilihan terlihat pada peta dengan skala 1:250.000 memilih
menggambarkan sungai utama dan tidak menggambarkan tiga anak sungai yang
terdapat pada peta dengan skala 1:25.000.
Kedua penitikberatan merupakan aspek untuk menitikberatkan atau
meusatkan objek yang akan ditampilkan. Pada tabel dengan skala 1:25.000
terdapat dua objek yang berbeda, kemudian di peta dengan skala 1:250.000
dipudatkan menjadi satu objek. Ketiga penyederhanaan merupakan aspek untuk
menyederhanakan bentuk objek yang ada pada peta. Pada peta dengan skala
1:25.000 terdapat sungai yang bernama Kali Opak memiliki bentuk yang rumit
dan memiliki luas karena diujungnya terdapat waduk, sedangkan pada peta
dengan skala 1:250.000 luasan tersebut hanya digambarkan dengan bentik garis.
Keempat penghilangan merupakan aspek untuk menghilangkan suatu
objek. Pada peta dengan skala 1:25.000 terdapat tiga objek yang berdekatan,
namun pada peta dengan skala 1:250.000 hanya digambarkan satu objek. Kelima
pergeseran merupakan aspek dimana suatu objek digambarkan bergesar
dibandingkan denga peta sebelumnya. Pada peta denga skala 1:25.000 terlihat
suatu objek berda disebelah kiri jalan, kemudian pada peta dengan skala
1:250.000 objek tersebut berpindah ke sebelah kanan jalan.
Keenam, penggabungan merupakan suatu aspek untuk menggabungkan
suatu objek yang memiliki ciri atau karakteristik yang sama. Pada peta dengan
skala 1:25.000 terlihat beberapa daerah pemukiman terpisah-pisah, kemudian
pada peta dengan skala 1:250.000 pemukiman tersebut digabung menjadi satu.
Ketujuh, perbesaran, merupakan aspek generalisasi dimana suatu objek
ditampilkan tidak dengan ukuran sebenarnyatetapi perlu dilakukan pembesaran.
Dan yang paling terakhir yaitu klasifikasi. Pada tabel dengan skala 1:25.000
terdapat berbagai macam jenis jalan, namun pada peta dengan skala 1:250.000 ada
beberapa bagian yang jenis jalan tersebut dijadikan satu jenis.
Penggunaan peta terdiri atas tiga tahap, yaitu pembacaan peta, analisa peta,
dan interpretasi peta. Pembacaan peta merupakan tahap pertama dalam
penggunaan peta dimana pembaca peta dapat mengidentifikasi simbol dan
membaca arti simbol pada peta. Selanjutnya merupakan tahapan analisis peta
dimana pembaca peta telah melakukan berbagai macam pengukuran pada peta
tersebut, misalnya pengukuran posisi secara absolut ataupun relatif. Pengukuran
secara absolut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan grid dan
UTM.
Pada tabel didapatkan posisi relatif gereja berada disebelah barat laut
sekolah dan posisi absolut berdasarkan grid 07o 24’ 32” dan 110o 44’ 18”
sedangkan berdasarkan UTM 04.34.800 mT dan 91.44.625 mU. Posisi relatif
kantor administrasi berada di sebelah barat daya sekolah dengan posisi abolut
berdasarkan grid 07o 24’30” dan 110o 45’ 25” dan berdasarkan UTM 04.34.775
mT dan 91.44.825 mU. Posisi reatif gereja berada disebelah tenggara sekolah
dengan posisi absolut berdasarkan grid 07o 24’ 55” dan 110o 44’ 22” dan
berdasarkan UTM 04.35.400 mT dan 91.44.700 mU.

KESIMPULAN
1. Generalisasi merupakan suatu proses penyederhanaan peta yang
disebabkan adanya pengecilan dari peta skala besar ke skala kecil dengan
mempertahankan karakteristik utama dari peta tersebut.
2. Menentukan posisi absolut suatu objek dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan cara geografis atau grid dan cara UTM.
TABEL PENGUKURAN POSISI
No Objek Posisi relatifPosisi absolut Posisi absolut
(Geografis) (UTM)
1 Gereja Sebelah barat 07o 24’ 32” 04.34.800 mT
laut sekolah dan 110o 44’ dan 91.44.625
18” mU
2 Kantor administrasi Sebelah barat 07o 24’30” 04.34.775 mT
daya sekolah dan 110o 45’ dan 91.44.825
25” mU
3 Sekolah Sebelah 07o 24’ 55” 04.35.400 mT
tenggara dan 110o 44’ dan 91.44.700
gereja 22” mU

PENGUKURAN JARAK DAN SUDUT


No Objek 1 Objek 2 Jarak (m) Sudut (o)
1 Sekolah Gereja 55 m 283o arah
utara
2 Sekolah Kantor 57,5 m 252o arah
administrasi utara
3 Gereja Sekolah 55 m 100o arah
utara
TUGAS
Menurut saudara apa peran ilmu kartografi dalam suatu negara? Akan
lebih baik jika disertai dengan berbagai data dan contoh kasus

Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang


pembuatan peta sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-dokumen ilmiah
dan hasil karya seni (ICA, 1973). Bagi suatu negara kartografi memiliki peran
yang sangat penting, misalnya dengan kartografi suatu negara dapat memetakan
persebaran sumber daya alam yang ada di negaranya, khususnya Indonesia yang
memiliki daerah yang luas serta sumber daya alam yang melimpah. Pemetaan
sumber daya alam ini akan memudahkan suatu negara dalam mengelola sumber
daya alam tersebut.

Gambar : Peta Persebaran Sumber Daya alam

Selain itu ilmu kartografi juga berperan dalam hal penataan tata ruang
suatu daerah. Dengan kartografi bisa mendapatkan berbagai macam informasi
yang bermanfaat untuk penataan ruang suatu daerah seperti kondisi tata ruang
kota, dearah serapan air, kawasan perumahan, kawasan persawahan dan
sebagainya. Dengan informasi tersebut pemerintah dapat mengatur daerahnya ke
arah yang lebih baik lagi.

Gambar : Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan tahun 2009-2029

Peran ilmu kartografi lainnya bagi suatu negara adalah dalam sektor
pertahanan dan militer. Dengan kartografi pemerintah dapat menentukan batas-
batas wilayah daerah yang dikuasainya dengan negara lain dan menentukan batas-
batas perairan dan daratan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya kasus penangkapan ikan ilegal yang dilakukan warga negara asing di
wilayah perairan Indonesia. Dengan adanya batas yang jelas, pemerintah dapat
menindaklanjuti para pelaku tersebut karena mereka telah melewati batas yang
telah ditentukan.
Gambar : Peta Perbatasan Wilayah Indonesia-Singapura
LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI DASAR
(GKP 0101)
ACARA V
MENGHITUNG LUAS DAN VOLUME

Disusun oleh
Nama : Tsurayya Nabila
NIM : 15/382426/GE/08196
Asisten : 1. Mayca Sita N
2. Martius Dwi Astuti
Hari/Tanggal : Jum’at, 11.00-13.00 WIB

LABORATORIUM DESAIN KONSTRUKSI DAN ANALISA PETA


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

Anda mungkin juga menyukai