SIOMPU
Penduduk siompu berasal dari macam-macam tempat. Ada yang berasal dari Wolio, ada yang berasal dari
Muna. Namun penduduk yang pertama tinggal ada di Desa Kaimbulawa. Kata Kaimbulawa berasal pada
saat seseorang bernama La Laja turun memancing ke laut. Pada saat menarik mata kailnya tersangkut
emas. Dalam bahasa Buton pancing yang tersangkut emas di sebut “ kai bulawa” .Masyarakat siompu
adalah masyarakat yang mendiami pulau Siompu sejak lama, salah satunya terdapat di Desa
Nnggulanggula yaang memiliki beberapaa seni tari yang sudah jarang di kenal oleh masyarakat pada
umumnya.
kebudayaan etnis
siompu
Bahasa yang digunakan sebagai bahasa yang sehari hari dimasyarakat Siompu ada tiga,
yaitu bahasa Kaimbulawa, bahasa Pancana dan bahasa Wolio. Bahasa Kaimbulawa
digunakan digunakan oleh warga didesa Kiambulawa. Bahasa ini dikuasai oleh masyarakat
Kaimbulawa.Waraga desa Kaimbulawa akan menggunakan bahasa Pancana atau bahasa
Woliodesa untuk berkomunikasi dengan warga desa lain.
Suku Buton – Pada umumnya, penduduk Indonesia memiliki mata berwarna coklat dan
hitam. Namun, ada salah satu suku daerah di Indonesia yang memiliki keunikan mata biru
yakni suku Buton yang tinggal di salah satu pulau terbesar ke-19 di Indonesia–Kepulauan
Buton. Tepatnya, suku ini tinggal di Desa Kaimbulawa, Kabupaten Siompu Timur, Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Menurut kaidah bahasa Siompu bahwa Kariya (pingitan) berasal dari kata „kari‟
yang berarti pembersih, sedangkan makna secara konkrit bahwa kata Karya
(pingitan) berarti ribut atau keributan. Secara filosofi Karya (pingitan)
merupakan proses pembersihan diri seorang perempuan menjelang dewasa
atau masa peralihan dari remaja ke dewasa. Seperti halnya yang dikatakan
tokoh adat Laode Haderi pada saat wawancara bahwa Karya pada masyarakat
Siompu merupakan suatu hal yang sangat sakral. Karya berarti membersikan
atau mensucikan diri dari hal-hal yang bernoda atau berdosa baik berupa
pikiran maupun realitas
dalam pikiran.