Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

UJI RESPIRASI MAKHLUK HIDUP

Penyusun :

Abel Gani XI MIPA 2 / 01


Danandaya RRP XI MIPA 2 / 10
Mahija Arva Nabiil XI MIPA 2 / 18
M. Hilbran Akmal Abrar XI MIPA 2 / 19

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 SURABAYA
Jl. KUSUMA BANGSA NO. 21, KETABANG
Uji Respirasi Makhluk Hidup

a) Tujuan Pengujian
1. Membuktikan terjadinya proses respirasi hewan pada jangkrik dan tumbuhan pada
kecambah
2. Mengetahui hubungan jenis kelamin dan berat sampel terhadap konsumsi oksigen
jangkrik serta kecambah
3. Menghitung rata-rata konsumsi oksigen jangkrik dan kecambah

b) Dasar Teori
Respirasi adalah proses menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O 2) ke
dalam tubuh, lalu menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO 2)
sebagai sisa oksidasi keluar tubuh. proses ini dilakukan semua makhluk hidup untuk
mencukupi kebutuhan energinya. Respirasi dapat ditulis dengan persamaan umum berikut :

C6H12O6 + O2  6CO2 + H2O + ATP

Pada hewan alat respirasinya menunjukkan perbedaan antara satu dengan yang lainnya,
seperti paru-paru, insang, kulit, dan trakea. Serangga sendiri bernapas menggunakan trakea,
yakni saluran udara yang berfungsi mengalirkan udara masuk dan keluar dari tubuh. Salah
satu contohnya adalah jangkrik.

Respirasi pada jangkrik merupakan proses yang memungkinkan hewan ini memperoleh
energi dan membakar bahan bakar untuk mempertahankan aktivitas serta pertumbuhannya.
Proses respirasi pada jangkrik dimulai dari masuknya udara melalui lubang kecil yang
disebut spirakel pada kanan kiri tubuhnya. Udara atau oksigen yang diterima oleh jangkrik
akan digunakan untuk membantu proses respirasi.

Selanjutnya jangkrik menggunakan oksigen dalam reaksi metabolisme untuk membakar


glukosa dan memperoleh energi. Proses ini disebut respirasi aerobik dan berlangsung dalam
sel-sel tubuh jangkrik. Dalam proses respirasi, oksigen bereaksi dengan bahan bakar untuk
menghasilkan energi dan memproduksi limbah yaitu karbondioksida dan air. Zat sisa
oksidasi tersebut akan dikeluarkan dari jangkrik melalui sistem pernapasannya.
Lain halnya dengan proses respirasi pada tumbuhan. Pada tumbuhan, terdapat lubang
kecil bernama stomata yang berfungsi untuk tempat dan menyerap oksigen. Pada respirasi
aerob atau keadaan cukup oksigen, terjadi pembakaran glukosa secara sempurna yang
menghasilkan energi yang besar pula. Respirasi yang dilakukan tumbuhan berkaitan dengan
proses fotosintesis yang dimulai dari penangkapan oksigen dari udara bebas, proses
transportasi gas secara difusi, oksigen masuk ke dalam sel tumbuhan, dan karbondioksida
dikeluarkan melalui proses difusi.

Respirasi dimulai setelah oksigen sudah diambil dari udara bebas. Proses terdiri dari
tahapan glikolisis yaitu pemecahan glukosa menjadi asam piruvat melalui reaksi enzimatis.
Dalam proses ini akan dihasilkan 4 molekul ATP. Selanjutnya proses pengubahan asam
piruvat menjadi asam sitrat melalui reaksi yang terjadi di mitokondria. Dalam proses ini
membutuhkan oksigen sebagai kofaktor. Terakhir, proses oksidatif fosforilasi dimana terjadi
di membran mitokondria dan menghasilkan ATP melalui reaksi oksidasi yang menggunakan
oksigen sebagai kofaktor.

Respirasi pada tumbuhan juga menghasilkan karbondioksida dan uap air sebagai hasil
sampingan. Secara keseluruhan proses respirasi membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai
bahan bakar untuk membantu tumbuhan menghasilkan energi yang digunakan dalam proses
kehidupan tumbuhan itu sendiri.

Tahapan yang terjadi dalam mekanisme respirasi tumbuhan juga terjadi pada kecambah.
Kecambah melakukan respirasi untuk memperoleh energi melalui glukolisis, pengubahan
menjadi asam sitrat, dan menghasilkan ATP melalui oksidatif fosforilasi. Namun terdapat
beberapa perbedaan dalam mekanismenya.

Pertama kecambah memiliki kecepatan respirasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tumbuhan biasa. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada
kecambah membutuhkan energi yang lebih besar dibandingkan tumbuhan lain.

Kedua sumber bahan bakar. Respirasi pada kecamnbah biasanya menggunakan glukosa
yang disimpan dalam biji, sementara respirasi pada tumbuhan biasa menggunakan glukosa
melalui proses fotosintesis.
Ketiga adalah tempat respirasi. Berbeda dengan proses respirasi pada tumbuhan biasa
yang terjadi pada seluruh bagian tumbuhan, respirasi pada kecambah memiliki keunikan
dimana respirasi hanya terjadi pada bagian yang membutuhkan energi seperti meristem dan
akar.

Terakhir, jumlah oksigen pada proses respirasi kecambah cenderung lebih banyak
dibanding tumbuhan biasa. Sehingga secara garis besar, respirasi pada kecambah dan
tumbuhan biasa memiliki fungsi yang sama yaitu menghasilkan energi melalui oksidasi
senyawa organik. Namun ada beberapa perbedaan dalam hal kecepatan, sumber bahan bakar,
tempat respirasi, dan jumlah oksigen.

c) Hipotesis
Salah satu faktor yang mempengaruhi respirasi adalah berat tubuh. Sehingga hipotesis
penelitian dari penulis adalah semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak
oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.

d) Variabel
Variabel bebas : Berat jangkrik dan kecambah
Variabel terikat : Jumlah rata-rata konsumsi oksigen / menit
Variabel kontrol : Jumlah kristal KOH, jenis kelamin jangkrik, jumlah eosin

e) Alat dan Bahan


Alat Bahan
 1 buah respirometer  Kristal KOH
 1 buah suntik  1 buah plastisin
 1 buah timbangan  Kapas secukupnya
 1 buah stopwatch  Cairan eosin
 Kamera handphone  2 buah jangkrik dengan jenis kelamin sama
 10 gram kecambah
f) Prosedur Kerja
1. Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Dalam menguji proses respirasi jangkrik, melakukan langkah-langkah berikut :
a. Mengambil kristal KOH lalu membungkusnya dengan kapas.
b. Memasukkan kapas tersebut ke dalam tabung respirometer.
c. Menimbang berat tabung respirometer dan kapas.
d. Memasukkan jangkrik ke dalam tabung respirometer.
e. Menimbang berat tabung respirometer, kapas, dan jangkrik. Mengurangi hasilnya
dengan berat tabung dan kapas agar mendapatkan berat jangkrik.
f. Menutup tabung respirometer lalu membalutnya menggunakan plastisin hingga
tertutup sempurna dan tidak ada udara yang masuk.
g. Menutup ujung pipa respirometer menggunakan jari selama 1 menit.
h. Menyuntikkan eosin secukupnya ke ujung pipa respirometer tepat pada angka 0.
i. Mengukur pergerakan eosin dengan mengggunakan stopwatch secara berkala setiap 2
menit.
j. Mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah disiapkan.
k. Mengulangi langkah-langkah diatas menggunakan jangkrik yang berbeda dengan
jenis kelamin sama.
3. Dalam menguji proses respirasi kecambah, melakukan langkah-langkah berikut :
a. Mengambil kristal KOH lalu membungkusnya dengan kapas.
b. Memasukkan kapas tersebut ke dalam tabung respirometer.
c. Menimbang kecambah seberat 2 gram menggunakan timbangan.
d. Memasukkan kecambah ke dalam tabung respirometer.
e. Menutup tabung respirometer lalu membalutnya menggunakan plastisin hingga
tertutup sempurna dan tidak ada udara yang masuk.
f. Menutup ujung pipa respirometer menggunakan jari selama 1 menit.
g. Menyuntikkan eosin secukupnya ke ujung pipa respirometer tepat pada angka 0.
h. Mengukur pergerakan eosin dengan mengggunakan stopwatch secara berkala setiap 2
menit.
i. Mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah disiapkan.
j. Mengulangi langkah-langkah diatas menggunakan kecambah dengan berat berbeda.
4. Mendokumentasikan proses kegiatan dan hasil percobaan menggunakan kamera
handphone.
g) Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Kelompok 1
Rata-Rata
Jangkrik Betina Berat Jangkrik Pergerakan Waktu Konsumsi O2 /
menit
Jangkrik I 0,55 gram 0,41 ml 12 menit 0,034 ml / menit
Jangkrik II 0,2 gram 0,18 ml 6 menit 0,03 ml / menit

Hasil Pengamatan Jangkrik XI IA 2


Rata-Rata
Jenis Berat
Kelompok Pergerakan Waktu Konsumsi O2
Kelamin Jangkrik
/ menit
0,04 ml /
4 Jantan 0,45 gram 0,48 ml 12 menit
menit
0,15 ml /
3 Jantan 0,92 gram 0,9 ml 6 menit
menit
0,075 ml /
2 Jantan 0,65 gram 0,9 ml 12 menit
menit

Hasil Pengamatan Kecambah XI IA 2


Rata-Rata
Kelompok Berat Kecambah Pergerakan Waktu Konsumsi O2 /
menit
7 2 gram 0,53 ml 12 menit 0,044 ml / menit
6 2 gram 0,41 ml 12 menit 0,034 ml / menit
5 2 gram 0,45 ml 12 menit 0,04 ml / menit
6 4 gram 0,57 ml 12 menit 0,047 / menit
h) Analisis Data

Analisis Percobaan Kelompok 1

Konsumsi Oksigen per Menit Jangkrik Betina


(mikro mili)
35

34

33

32

31

30

29

28
0,2 gram 0,55 gram

Berdasarkan grafik percobaan jangkrik betina yang dilakukan kelompok 1, terbukti


bahwa semakin berat tubuh jangkrik, maka semakin besar pula rata- rata konsumsi oksigen
per menit yang dibutuhkan. Terlihat bahwa jangkrik betina yang beratnya 0,2 gram
membutuhkan rata-rata konsumsi oksigen 0,03 ml / menit. Sementara jangkrik betina yang
beratnya 0,55 gram, rata-rata konsumsi oksigennya mencapai 0,034 ml / menit.
Analisis Percobaan Jangkrik XI IA 2

Konsumsi Oksigen per Menit Jangkrik Jantan


(mikro mili)
160
140

120

100

80

60

40

20

0
0,45 gram 0,65 gram 0,92 gram

Berdasarkan grafik percobaan diatas, tampak bahwa berat tubuh jangkrik jantan berperan
sangat penting terhadap konsumsi rata-rata oksigen. Jangkrik yang memiliki berat tubuh
tertinggi yakni 0,92 gram memiliki rata-rata konsumsi oksigen 0,15 ml / menit dalam waktu
total hanya 6 menit. Berbeda dengan sampel lain yang membutuhkan waktu selama 12 menit.
Selain itu perbedaan rata-rata konsumsi tampak pada jangkrik yang memiliki berat 0,65 gram
dengan konsumsi oksigen lebih tinggi dibanding jangkrik dengan berat 0,45 gram.
Analisis Percobaan Kecambah XI IA 2

Konsumsi Oksigen per Menit Kecambah


(mikro mili)
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2 gram (6) 2 gram (5) 2 gram (7) 4 gram (6)

Berdasarkan percobaan kecambah diatas, penulis menggunakan data milik kelompok 6


karena telah melakukan percobaan dengan 2 sampel berbeda. Dari kedua data tersebut
terlihat bahwa berat sampel yang berkaitan dengan banyaknya kecambah akan memengaruhi
rata-rata konsumsi oksigen per menit. Pada berat kecambah 2 gram, rata-rata konsumsi
oksigennya hanya 0,034 ml / menit. Sementara pada berat 4 gram, rata-rata konsumsi
oksigennya mencapai 0,047 ml / menit.

Menurut teori dan hipotesis yang telah penulis buat, seharusnya jika berat sampel sama
maka akan memiliki rata-rata konsumsi oksigen yang sama pula. Namun pada grafik di atas
hasil konsumsi oksigen per menit tidaklah sama. Hal ini bisa dikarenakan tidak terjaganya
variabel kontrol seperti jumlah kristal KOH dan jumlah eosin yang disuntikkan.

i) Simpulan
Berdasarkan analisis data penelitian, berat subjek berbanding lurus dengan rata-rata
konsumsi oksigen per menit. Namun apabila terdapat perbedaan pada variabel kontrol, maka
hasil penelitian menjadi tidak valid.
j) Daftar Pustaka
 Putri Melisa, Aufa Rindu, dkk. 2020. PERBEDAAN LAJU RESPIRASI PADA
BELALANG DAN JANGKRIK. Aceh.
 Nadia, Yopi. 2022. “Respirasi Tumbuhan : Pengertian, Proses, dan Jenis-Jenisnya”,
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/10/073000669/respirasi-tumbuhan--
pengertian-proses-dan-jenis-
jenisnya?page=all#:~:text=Respirasi%20tumbuhan%20adalah%20proses%20penyerapa
n,oksigen%20(O2)%20untuk%20pernafasannya, diakses pada 13 Februari 20.35
 Faviana, Evelyn. 2016. Respirasi Serangga. Lampung
 Alfiananda Puspitasari, Erni Hidhayatur, dkk. 2018. Laporan Biologi Sistem Pernapasan
Jangkrik. Madiun

k) Lampiran

Menimbang berat tabung respirometer dan Menimbang berat tabung respirometer dan
kapas pada percobaan pertama (22,65 gram) kapas pada percobaan kedua (23,55 gram)
Menimbang berat jangkrik bersama tabung Menimbang berat jangkrik bersama tabung
respirometer dan kapas pada percobaan respirometer dan kapas pada percobaan
pertama (23,2 gram) kedua (23,75 gram)

Merapatkan tabung respirometer dengan


Menutup tabung respirometer
plastisin
Menutup ujung tabung respirometer selama 1 Memasukkan eosin menggunakan suntikan
menit dengan stopwatch pada titik 0

Mencatat pengamatan pada tabel sekaligus


Mengamati pergerakan eosin setiap 2 menit
menghitung rata-rata pergerakan eosin per
hingga 12 menit
menit

Anda mungkin juga menyukai