Anda di halaman 1dari 2

Andai Adikku Menyerah

Malam Sabtu sehabis pulang kuliah, adikku yang sangat aku sayangi yaitu Zheyna. Dia mengajakku
agar pergi menemaninya ke taman dekat rumah untuk jalan jalan dan bercerita-cerita, kira-kira jarak
rumah ke taman sekitar 500 meter dari rumah.

“Bang, besok pagi temani Zheyna ke taman ya, mumpung besok abang libur kuliah. Ada hal yang
ingin Zheyna ceritakan”, ucap Zheyna
“Siap, ayo Zhey, mumpung besok Abang gak ada kegiatan”, jawab ku sambil tersenyum.

Keesokan harinya, sehabis mandi aku bersiap-siap untuk pergi ke taman, aku pun segera mengajak
Zheyna agar bersiap-siap untuk berangkat. Setelah selesai sarapan pagi dan bersiap-siap kami pun
Pergi ke taman bersama. Sesampainya di taman, kami berdua mengobrol sambil duduk di kursi taman.

Zheyna: “Bang, sekarang Zhey sudah dimasa jenjang kelas akhir. Nah, abang kan juga udah semester
akhir dan apakah abang sudah mempersiapkan untuk lanjut atau langsung kerja?”
Abang: “Alhamdulillah sudah, bagaimana dengan Zhey?”
Zhey: “Waduh, Zhey masih bingung jawab Zheyna sambil kebingungan”
Abang: “Kenapa emangnya? ”
Zheyna: “Zhey masih bingung antara kuliah atau lanjut pesantren”
Abang: “Kenapa emang Zhey sampai bingung begitu? ”
Zheyna: “Zhey bingung apa harus mengikuti keinginan yaitu kuliah atau ikut perintah Ummi sama
Abi buat lanjut pesantren, disatu sisi Zhey ingin fokus di karir Zhey tapi dibalik itu juga Zhey harus
melihat harapan besar yang Ummi dan Abi inginkan”
Abang: “MaaSyaa Allah, masalah itu rupanya yang kamu bingungkan, abang kira ada apa Zhey”
Sambil tersenyum
Zheyna: “Iya itu masalah yang sangat membingungkan Zhey, apakah abang punya solusinya? “

Sungguh tersentuh hati Abang melihat seorang adik kesayangan yang sedang kebingungan, sambil
memegang sebuah buku novel yang memiliki judul “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah”. Dan
Abang pun mencari sebuah solusi terkait permasalahan yang dialami Zheyna tersebut. Tak lama
kemudian Abang mempunyai jawaban untuk sedikit meringankan kebingungan yang dialami adik
Nya dan ia memberikan solusi kepada Zheyna.

“Begini saja Zhey”, ucap Abang


“Bagaimana ?”, jawab Zheyna
“Zhey harus mengambil salah satu dari itu, ambil yang menurut Zhey itu lebih baik dari yang sudah
Zhey anggap baik. Terus Zhey harus siap menerima konsekuensi terhadap keputusan yang Zhey ambil
dan sebisa mungkin kamu harus mempertimbangkan dengan hati kamu sambil membayangkan wajah
Ummi dan Abi”, jawab Abang
“Bagaimana supaya Zhey mengambil keputusan tanpa harus mengalami penyesalan” tanya Zheyna
sambil kebingungan.
“Pasti suatu hari Zhey akan merasa menyesal terhadap hal yang Zhey ambil. Tips dari abang kamu
bisa melakukan shalat istikharah supaya tidak terlalu menyesal dikemudian hari dan jangan lupa
lakukan amalan sunnah lainnya” jawab Abang sambil tersenyum.
“Terima kasih abang atas masukannya, memang tidak salah Zhey memiliki kakak Abang” ucap
Zheyna sambil memeluk Abangnya.
“Iya sama-sama, ah bisa saja Zhey, semangat terus ya adik nya abang !” ucap abang
Sesudah berbincang, mereka beranjak dari taman tersebut untuk pulang ke rumah bersama. Sebelum
pulang mereka menyempatkan untuk pergi ke toko buku terlebih dahulu, karena Zheyna Ingin
membeli buku novel.

Pesan moral: Dalam hidup memang kita pasti akan menghadapi suatu permasalahan. Tapi, Ingat
bahwa dibalik itu Tuhan memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk kita, dan Ingat “Tuhan tidak akan
memberi suatu permasalahan kecuali permasalahan itu sesuai dengan kadar hambanya masing-
masing.” Jadi, ingat bahwa yang telah diatur Tuhan itu pasti yang terbaik.

Rizky Ramadhan
XI MIPA 6

Anda mungkin juga menyukai