Anda di halaman 1dari 11

PAPER

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Oleh:

Doni Deswandi (2102018111)

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2022
IMPLEMENTASI TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK
MENAIKKAN KINERJA PEGAWAI DI PERKANTORAN

DONI DESWANDI

2102018111

Abstrak

Makna utama pengambilan keputusan dalam menaikkan kinerja adalah

tindakan melepaskan praktis, taktis dan tindakan operasional sebagai tindakan

perencanaan yang akan dilakukan dan dicapai, strategi implementasi dan tujuan

pengambilan keputusan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif deskriptif, adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan teknik

pengambilan keputusan untuk menaikkan kinerja pegawai ternyata memiliki dua

tujuan yang bersifat tunggal dan ganda, tujuan yang bersifat tunggal terjadi apabila

keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali

diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain, sedangkan yang bersifat

ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu

masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah

yang bersifat kontradiktif.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, visi, misi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu

organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau

sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan

tolak ukur yang telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika

tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja

pada seseorang tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur

keberhasilannya.

Permasalahan kinerja pegawai dapat dilihat dari masih adanya

pegawai yang keluar kantor diwaktu jam kerja dengan kepentingan pribadi,

datang terlambat. Rendahnya disiplin pegawai dari hasil pengamatan awal

yang dilakukan di kantor menunjukkan bahwa di Kecamatan Biduk-Biduk

masih masih ada beberapa pegawai tidak tepat waktu, menyebabkan

tertundanya pekerajaan, selain itu ada juga pegawai yang tidak dapat

mengerjakan pekerjaan sesuai target yang telah ditentukan. Ketika seorang

pegawai tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan benar dan


mengandalkan tugas yang dibebankan kepada pegawai lain ini

menunjukkan bahwa kinerja di Kecamatan Biduk-Biduk belum optimal.

Kinerja memiliki kaitan yang sangat erat dengan disiplin kerja

karyawan. Semakin baik disiplin karyawan, maka semakin tinggi pula

prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik,

sulit bagi karyawan mencapai hasil yang optimal.

Oleh karena itu pengambilan keputusan perlu dilakukan oleh para

pegawai dalam rangka menilai kinerja kerja yang dilakukan dikantor.

Dengan melihat kondisi tersebut maka penulis tertarik untuk menulis

“IMPLEMENTASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK

MENAIKKAN KINERJA PEGAWAI DI PERKANTORAN”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka rumusan masalah

yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana fungsi dan tujuan pengambilan keputusan pada kinerja

pegawai di perkantoran?

2. Bagaimana implementasi teknik pengambilan keputusan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pengambilan keputusan pada

kinerja pegawai di perkantoran.

2. Untuk mengetahui implementasi teknik pengambilan keputusan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis dapat memberikan pengayaan pengetahuan

mengenai implementasi teknik pengambilan keputusan untuk

menaikkan kinerja pegawai di perkantoran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman nyata dalam bidang ilmu tentang teknik

pengambilan keputusan.

b. Bagi Pegawai

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan kepada aparat pegawai guna meningkatkan kualitas

kinerja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Bertolak pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu

pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-

fakta dan data. Ada lima esensi fungsi dari pengambilan keputusan sebagai

berikut.

1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara

kebetulan.

2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara “sembarangan”

karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus

didasarkan atas kemampuan organisasi, tenaga kerja yang tersedia, dan

situasi lingkungan.

3. Bahwa sebelum sesuatu masalah data dipecahkan dengan baik, hakikat

dari masalah ini harus dilakukan dengan jelas.

4. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai

alternatif yang ada setelah dianalisa dengan matang.

5. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan mengarang yang

berdasarkan data-data yang telah di dapatkan.

Terkait dengan fungsi tersebut maka tujuan pengambilan keputusan

dapat dibedakan:

1. Tujuan yang bersifat tunggal, tujuan pengambilan keputusan yang

bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya


menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada

kaitannya dengan masalah lain.

2. Tujuan yang bersifat ganda, tujuan pengambilan keputusan bersifat

ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari

satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan

dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif.

Konklusi yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah:

tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali

diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain, kemungkinan

kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda

(multiple objective) dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilanya itu

sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif.

B. Implementasi Teknik Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari

administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada

bagian awal dari fungsi perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan

pertimbangan. Ia memerlukan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan

pengalaman. Urutan-urutan langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: 1)

penentuan masalah, 2) analisa situasi yang ada, 3) pengembangan alternatif-

alternatif, 4) analisa alternatif-alternatif, 5) pilihan alternatif yang paling

baik. Pendapat di atas, menegaskan bahwa sebenarnya proses pengambilan

keputusan adalah proses pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk

mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Bila dilakukan secara nalar,


memang proses ini lebih panjang dan makan waktu, namun kemungkinan

kesalahannya dapat diperkecil.

Keputusan yang diambil akan dapat diasumsikan baik bila telah

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1) keputusan diambil

sebagai pemecahan masalah yang dihadapi; 2) sedapat mungkin cepat dan

tepat; 3) bersifat rasional, artinya dapat diterima akal sehat terutama bagi

para pelaksana yang nantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut;

4) bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan

kemampuan yang ada; 5) berdampak negatif seminim mungkin; 6)

menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah tujuan yang

hendak dicapai; 7) keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa

yang akan datang.

Dengan demikian di dalam mengambil sebuah keputusan, harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) dalam proses pengambilan

keputusan tidak terjadi secara kebetulan; 2) pengambilan keputusan

dilakukan secara sistematik, yaitu: tersedianya sumber-sumber untuk

melaksanakan keputusan yang akan diambil, kualifikasi tenaga kerja yang

tersedia, falsafah yang dianut organisasi, situasi lingkungan internal dan

eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam

organisasi; 3) masalah harus diketahui dengan jelas; 4) pemecahan masalah

harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis; 5)

keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai

alternatif yang telah dianalisa secara matang.


Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal di

atas, akan menimbulkan berbagai masalah: 1) Tidak tepatnya keputusan; 2)

tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan

organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material; 3)

ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi

antara kepentingan organisasi dengan orangorang di dalam organisasi

tersebut; 4) timbulnya penolakan terhadap keputusan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa proses

pengambilan keputusan terdiri dari berbagai tindakan yang memanfaatkan

berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman dalam kehidupan berorganisasi. Oleh karena itu, pengambilan

sebuah keputusan bukanlah sebuah hal yang mudah, Karena sebuah

keputusan adalah permulaan dari sebuah risiko. Benar, setiap keputusan

mengandung sebuah risiko, yang mau tak mau harus dihadapi ke depannya,

terutama oleh sang pengambil keputusan.


BAB III

METODE

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif dengan berusaha melaksanakan pengkajian data deskriktif yang

akan dituangkan dalam bentuk uraian.

Moleong dan Taylor (2003) “Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur

penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan prilaku yang diamati”.

Tujuannya untuk menjelaskan obyek yang relevan dengan fenomena yang

diamati dan menjelaskan karakteristik fenomena masalah yang ada, oleh karena itu

penelitian ini dilakukan dengan menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan

situasi untuk memperoleh pengetahuan.


BAB IV

KESIMPULAN

Implementasi teknik pengambilan keputusan untuk menaikkan kinerja

pegawai ternyata memiliki dua tujuan yang bersifat tunggal dan ganda, tujuan yang

bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu

masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain,

sedangkan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan

menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus

memecahkan dua masalah yang bersifat kontradiktif.

Anda mungkin juga menyukai