Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ilma Dewi Lubis

Nim : 031093671

Prodi : Ilmu Administrasi Negara

UPBJJ : Medan

TUGAS 3

1. Kemukakan perbedaan antara

a. keputusan (a decision)

b. proses pembuatan keputusan (a decision making process)!

2. Sebutkan dan jelaskan 3 kategori keputusan organisasional maksud atau tujuan dari kegiatan
pembuatan keputusan, Robert B. Anthony, seperti yang dikutip oleh Goyal

1. Kategori 1

2. Kategori 2

3. Kategori 3

3. Jelaskan dukungan Sistem Informasi Manajamen pada Proses

1. Perencanaan

2. Pengendalian

JAWABAN

1. A.Pengertian Pengambilan Keputusan (Decision Making) Pengambilan Keputusan atau Decision


making yaitu proses pemikiran dalam pemilihan beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling
sesuai dengan nilainilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atau solusi mengenai prediksi
masa depan.

Menurut Wang dan Ruhe (2007) Pengambilan keputusan merupakan proses yang memilih pilihan atau
tindakan yang disukai dari antara alternatif berdasarkan kriteria atau strategi yang diberikan.

Menurut Suharnan (2005) Pengambilan keputusan adalah proses memilih atau menentukan berbagai
kemungkinan di antara situasi yang tidak pasti.
Menurut Terry (2003) Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua atau lebih
alternatif, tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui pemilihan salah satu alternatif
yang mungkin.

B.Proses Pengambilan Keputusan Menurut Kotler (2000: 223), tahap-tahap proses pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah. Dalam hal ini, diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang ada dalam suatu
situasi.

2. Pengumpulan dan analisa data. Pembuat keputusan diharapkan dapat mengumpulkan dan
menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.

3. Membuat alternatif kebijakan. Setelah masalah ditentukan dengan benar dan diatur dengan baik,
perlu dipikirkan cara untuk menyelesaikannya.

4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik. Pilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk
menyelesaikan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan atau rekomendasi yang cermat.
Dalam memilih alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena ini menentukan alternatif yang digunakan
akan berhasil atau sebaliknya.

5. Implementasi keputusan. Dalam mengimplementasikan suatu keputusan itu berarti bahwa seorang
pembuat keputusan harus dapat menerima dampak positif atau negatif. Ketika menerima dampak
negatif, pemimpin juga harus memiliki alternatif lain.

6. Memantau dan mengevaluasi hasil implementasi. Setelah keputusan dijalankan, seseorang harus bisa
mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.

Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

1. Keputusan Terperogram (Program Decision) Keputusan yang Diprogram atau Program Keputusan
adalah keputusan yang dibuat pada kondisi atau hal-hal yang rutin dan sering terjadi menggunakan
prosedur operasi standar atau biasanya dikenal sebagai SOP (Prosedur Operasi Standar). program
decision cukup efektif dalam menangani masalah sehari-hari di organisasi seperti permintaan cuti
karyawan, permintaan pembelian peralatan kantor, dan permintaan lembur karyawan. Setelah
keputusan dibuat, program menentukan proses atau prosedur yang harus diikuti ketika situasi yang
sama berulang. Aturan, prosedur, dan kebijakan yang dibuat untuk menangani masalah rutin biasanya
ditetapkan sebagai Standar Perusahaan.

2. Keputusan Tidak Terperogram (Non-Programed Decision) Keputusan yang Tidak Diprogram atau Tidak
Diprogram adalah keputusan yang diambil atas masalah yang unik dan belum pernah terjadi
sebelumnya. Keputusan Non-Program tidak terstruktur dan tidak memiliki prosedur standar seperti
dalam Program Keputusan.

Sumber : https://guruakuntansi.co.id/pengambilan-keputusan/
2. Pengorganisasian (Organising) Goyal (2003) mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses
pengidentifikasian keseluruhan pekerjaan organisasi, pembagian pekerjaan ke dalam bentuk tugas-tugas
yang lebih rinci, pengalokasian bidang pekerjaan kepada setiap orang/kelompok serta pendelegasian
wewenang kepada setiap orang agar dapat menjalankan pekerjaan sebagaimana yang telah
direncanakan („Organising is the process of identifying the entire job, dividing the job into convenient
subjects/tasks, allocating subjobs to person/group of persons and delegating authority to each so that
the job is carried out as planned‟).

1. Dalam pengorganisasian, kegiatan manajer adalah mengatur atau menata berbagai kegiatan dalam
organisasi supaya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu antara lain dengan mengadakan
pembagian kerja, penetapan struktur kewenangan dan rantai komando, pembentukan unit-unit kerja
(bagian-bagian dalam organisasi), penempatan pegawai dalam satuan-satuan organisasi, dan
sebagainya.

2. Penempatan Pegawai (Staffing) Penempatan Pegawai (Staffing) menurut Goyal (2003, hal. 6)
merupakan proses menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat („Staffing is the process
of putting the right person at the right job‟). Dalam fungsi ini, kegiatan manajemen antara lain:
merumuskan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap orang untuk melaksanakan satu jenis
pekerjaan, menyeleksi orang-orang yang tepat untuk posisi tertentu serta melakukan pelatihan dan
pengembangan pegawai agar mampu menyelesaikan tugas-tugasnya dengan efektif.

3. Fungsi penempatan pegawai pada dasarnya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan fungsi
pengorganisasian, manakala fungsi pengorganisasian lebih memfokuskan perhatiannya pada struktur
dan proses dari pengalokasian pekerjaan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, sedangkan fungsi
penempatan pegawai lebih menitikberatkan perhatiannya pada orang-orang dalam pekerjaannya. Jadi,
pengorganisasian adalah fungsi yang berorientasi pada pekerjaan (job-oriented), sedangkan
penempatan pegawai (staffing) merupakan fungsi yang berorientasi pada pekerja (worker-oriented).

4. Pengarahan (Directing) Fungsi pengarahan termasuk fungsi manajemen yang penting karena untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, orang-orang dalam organisasi perlu dibimbing, diarahkan, dan
didorong atau digerakkan oleh manajer ke arah pencapaian tujuan organisasi. Menurut pakar filosofi
manajemen modern (Goyal: 2003, hal. 6), fungsi pengarahan mencakup 3 (tiga) kegiatan utama yaitu
komunikasi, motivasi, dan kepemimpinan.

5. Pengawasan (Controlling) Pengawasan atau pengendalian pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dari perencanaan. Kedua fungsi manajemen tersebut seringkali diibaratkan seperti dua sisi dari satu
mata uang. Pengawasan dibutuhkan untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan
sesuai dengan yang telah direncanakan. Walaupun suatu rencana sudah dibuat secara matang belum
tentu dapat menjamin untuk tercapainya tujuan sesuai dengan yang direncanakan tanpa adanya
pengawasan/ pengendalian terhadap pelaksanaan dari rencana tersebut. Dalam fungsi
pengawasan/pengendalian (Kumorotomo dan Margono: 1998, hal. 13), kegiatan manajer adalah
mengadakan evaluasi apakah prestasi yang dicapai organisasi telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, dan apabila terjadi ketidaksesuaian dan penyimpangan akan ditetapkan pula cara-cara untuk
mengatasinya.

A. Kategori 1 Model Matematis : Model pengambilan keputusan dgn menyederhanaan suatu masalah ke
dalam rumusan atau formula matematis.

B. Kategori 2 Model Simulasi Komputer : Model pengambilan keputusan dengan menggunakan


komputer untuk keperluan rancang bangun yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan organisasi.

C. Kategori 3 Model Simulasi Komputer; Model pengambilan keputusan dengan menggunakan komputer
untuk keperluan rancang bangun yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan organisasi.

Sumber : - http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ADPU4442-M1.pdf -
https://shareshareilmu.wordpress.com/2012/04/04/organisasi-manajemen-dan-pengambilan-
keputusan/

3. A. Proses Perencanaan Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu
adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan
penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.

Dukungan SIM pada proses perencanaan:

a. Model perencanaan Dukungan analitik dalam pengembangan struktur dan persamaan model. Data
historis untuk analisis hubungan, perkiraan dan perencanaan. Suatu penggerak model perencanaan
untuk dijalankan pada suatu komputer.

b. Data masukan Data historis ditambah analisis dan manipulasi data untuk membangkitkan data
masukan yang berdasarkan data historis.

c. Manipulasi model Penggunaan komputer untuk menjalankan suatu model. Manipulasi data lainnya
berdasarkan teknik peramalan dan ekstrapolasi.

Kemampuan manipulasi model merupakan hal penting, hal ini akan memungkinkan penggunaan model
dalam suatu simulasi. Dengan simulasi dapat dikemukakan jawabanjawaban untuk berbagai
kemungkinan kondisi variabel masukan yang berubah-ubah. Selanjutnya hasil yang diperoleh dapat
diteliti tingkat keakuratannya. Beberapa teknik analisis data historis yang dapat digunakan untuk proses
perencanaan antara lain:

1. Teknik kecenderungan waktu atau tingkat pertumbuhan

2. Teknik penghalusan data

3. Analisis musiman

4. Analisis korelasi

5. Analisis korelasi secara otomatis


6. Deskripsi data dan analisa penyebaran

Contoh penerapan SIM dalam proses perencanaan adalah misal, penjualan harian sebuah produk
kecantikan sebanyak 100 unit mempunyai standar deviasi 5 unit. Analisa ini berguna untuk memahami
sifat kegiatan penjualan yang perlu direncanakan. Selanjutnya teknik-teknik penciptaan data perlu
dilakukan karena data-data historis hanya menggambarkan keadaan masa lampau. Sedangkan
perencanaan melibatkan masa lampau dan mendatang. Umumnya perkiraan masa mendatang adalah
didasarkan pada analisis data historis dengan menggunakan teknik penciptaan data untuk proses
perencanaan.

B. Proses Pengendalian Pengendalian terdiri atas kegiatan-kegiatan yang memungkinkan kegiatan-


kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk pengendalian diperlukan
suatu ukuran prestasi yang didasarkan pada pengalaman manusia. Prestasi dinyatakan menurut ukuran
sebagai berikut:

1. Unit masukan

2. Kegiatan

3. Keluaran yang dihasilkan Dukungan SIM pada proses pengendalian adalah dimulai dengan model
perencanaan. Dukungan yang diberikan mencakup hal-hal sebagai berikut:

a) Analisis perbedaan prestasi dengan standar prestasi

b) Analisis lain yang membantu dalam pemahaman perbedaan

c) Arah tindakan yang akan memperbaiki prestasi pada masa mendatang

Dukungan lain dari SIM dalam proses pengendalian adalah monitor yang terus menerus dari prestasi,
bukan hanya pelaporan periodik saja. Monitor dapat dilakukan berdasarkan model perencanaan
ditambah konsep batasan pengendalian. Apabila suatu kegiatan berada di luar batas pengendalian,
maka suatu berita segera disampaikan pada unit pengendalian yang tepat.

Contoh penerapan SIM dalam proses pengendalian adalah pada proses registrasi Kartu Rencana Studi
yang umum dilakukan dalam setiap universitas. Di mana prosesnya dikendalikan secara terus-menerus
oleh suatu badan/ pihak yang bertanggung jawab atas keakademikan. Pada prosesnya, pemrosesan
telah diatur oleh komputer dan terus dikendalikan sesuai dengan program yang dibuat.

Sumber : - http://chielratna.blogspot.com/2010/12/dukungan-sistem-informasi-manajemen.html -
http://sisteminformasimanajemensim.blogspot.com/p/kajian-teori.html -
http://wwwicecreamvanilla.blogspot.com/2010/08/peran-sistem-informasimanajemen-dalam.html -
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_manajemen -
https://docs.google.com/presentation/d/1MVYDa39ni4P4Ex4wnhQOqbO4-
Daeb57vy6D3Kftmh9Y/edit#slide=id.i128

Anda mungkin juga menyukai